Leo

Julian bangun pagi-pagi sekali karena harus berangkat ke kantor. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, Julian terpikir untuk berbelanja beberapa alat elektronik untuk mengisi ruangan.

Robot vacuum menjadi salah satu target barang yang harus dibeli nanti, setidaknya alat itu dapat membantunya membersihkan rumah dari debu-debu.

Julian menyeruput kopi instan yang tadi ia buat, roti yang semalam diberi Elena menjadi teman ngopi yang pas untuknya pagi ini.

Bertetangga dengan gadis itu benar-benar suatu kebetulan bagi Julian. Bayangkan saja, dari seluruh tempat bagaimana bisa gadis itu pindah tepat di sebelahnya.

[TUGAS KHUSUS!!]

[Sistem telah mengunci target]

[Temukan tanda yang terdapat di tubuh target] 

[Hadiah 5000 poin dan Uang tunai sebesar tiga ratus juta]

[Klik disini untuk profil target]

[Silahkan selesaikan sebelum 7 hari]

[PROFIL TARGET]

[Nama : Catherine Kim ]

[Usia : 21 tahun]

[Pekerjaan : Mahasiswi]

[Level Privilege : 27]

[Tinggi/Berat Badan : 175/54]

[Status : Single ]

[Lokasi saat ini: Sky Apartemen (Tower red)]

Misi khusus masuk, Julian mencermati data dari target barunya itu. Gadis itu hampir sama tinggi dengan dirinya, bahkan mungkin jika gadis ini memakai heels yang lebih dari 10 cm maka dipastikan gadis ini lebih tinggi

Julian memiliki tinggi 187 cm, sudah cukup tinggi menurutnya, Julian yang dulu selalu makan seadanya memang tampak cukup kurus. Namun, kini ia sudah mulai makan makanan enak dan sekarang beratnya pasti sudah bertambah.

Sky apartemen, Julian belum pernah mendengar nama apartemen itu, dia pun memutuskan akan mencari tau lokasinya nanti sepulang kerja sambil memantau, siapa tau ia bisa bertemu gadis itu tanpa sengaja seperti sebelumnya.

Julian segera bergegas berangkat ke kantor, tak lupa laptop usangnya yang berisi laporan yang sedang digarapnya akan ia bawa ke kantor kali ini.

Julian menutup pintu apartemennya sambil sesekali melirik ke arah pintu tetangga barunya itu. 

"Astaga, apa yang aku lakukan," batin Julian.

...🍀🍀🍀...

Hari-hari Julian di kantor dilalui seperti biasa. Namun, ada satu hal yang sedikit berbeda, Julian dan Malik menjadi lebih dekat.

Mereka pergi makan siang bersama dan bahkan sesekali melempar candaan saat di kantor. Hal ini merupakan sesuatu yang jarang atau bahkan mungkin tidak pernah terjadi selama ini.

Renata pun yang dulunya tak pernah bertegur sapa dengan Julian kini mulai sesekali ikut bergabung dalam diskusi yang dilakukan Julian dan Malik.

Julian pulang sedikit terlambat hari ini karena harus menyelesaikan laporannya, ia bisa saja menyelesaikan laporannya di rumah, tetapi karena memang ia sangat antusias dengan proyek itu, membuat ia menolak untuk pulang sebelum laporannya itu rampung. 

Sudah pukul 05.10 sore, Julian segera membereskan mejanya dan bersiap untuk pulang.

Tak ada seorangpun lagi yang berada di ruangannya, ia segera mematikan lampu dan bergegas pulang.

Julian memeriksa lokasi keberadaan target barunya, lokasi apartemennya cukup jauh dari kediamannya, mungkin sekitar 40 menit.

Setelah melihat-lihat lokasi sekitar, Julian memutuskan untuk pulang. Hari ini kondisi jalanan cukup ramai, kemacetan sore ini membuat Julian kewalahan. 

Tampak dari kejauhan Julian melihat sekelompok pemuda yang berjumlah sekitar 5 orang sedang mengganggu seorang pemuda yang masih mengenakan seragam sekolah.

Awalnya Julian melihat mereka hanya sekedar mendorong, tetapi lama kelamaan para pemuda itu terlihat sangat kasar.

Julian yang awalnya tidak ingin ikut campur lama-kelamaan merasa sangat gerah melihat aksi para pemuda tersebut.

Setelah memarkirkan motornya tak Jauh dari sekelompok pemuda itu, Julian mendekati mereka.

"Ada apa nih?" sapa Julian mengalihkan perhatian para pemuda itu.

"Siapa nih? Bapaknya? Kalo bukan ga usah ikut-ikut!" bentak seorang pemuda yang mengenakan topi merah.

Julian masih mencoba melerai mereka dengan sopan, saat menyadari wajah pemuda tadi telah dipenuhi memar dan terdapat bekas darah di sudut bibirnya.

Salah seorang dari 5 pemuda tadi tampak tak terima, ia melayangkan tinjunya ke arah Julian, tentu saja Julian dengan mudah menghindari itu.

Julian telah siap dengan skill beladiri yang ia dapat dari sistem. Mereka yang awalnya tampak meremehkan Julian kini satu per satu pemuda itu akhirnya berlarian menyelamatkan diri masing-masing.

Pemuda yang semula menjadi objek pengeroyokan beberapa kali mengucapkan terima kasih kepada Julian.

Julian merasa sedikit khawatir, bagaimana jika nanti sekelompok pemuda tadi akan kembali mengganggu anak ini.

"Sekolah dimana? Satu sekolah sama mereka?" tanya Julian sambil menyerahkan plastik berisi obat-obatan untuknya.

"Iya kak, satu sekolah," lirih Leo pelan.

Julian memutuskan untuk mengantar Leo pulang, sekaligus memastikan bocah-bocah tadi tidak mengganggunya lagi.

Leo tinggal sendirian di sebuah rumah yang terbilang cukup kecil tak jauh dari lokasi ia dipukuli tadi, orang tuanya sudah tiada dan karena orang tuanya adalah perantauan, Leo tidak ada sanak saudara di kota ini.

Orang tua Leo meninggal belum sampai satu tahun yang lalu karena kecelakaan motor saat pulang dari bekerja. 

Saat ini Leo memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan berjualan keripik dan kacang goreng yang ia titipkan ke warung-warung.

Julian cukup lama beradabdi rumah Leo, mereka sempatbmakan nasi goreng bersama dan berbincang banyak hal.

Leo tampak seperti anak yang cerdas dan wawasannya juga cukup luas. Julian menanyakan cita-cita Leo dan ia dengan bersemangat menjawab ingin menjadi seorang pendidik.

Sebelum pulang, Julian sempat memberikan nomor ponselnya untuk berjaga-jaga jika suatu saat Leo butuh bantuanya. Julian sempat ingin memberi Leo sedikit uang, tetapi Leo menolaknya secara halus.

Julian sampai ke rumah pukul 09.15 malam, ia merasa sangat lelah dan ingin segera beristirahat.

Setelah membersihkan diri, Julian merebahkan tubuhnya di ranjang empuknya.

Julian sempat teringat akan Leo dan terbayang akan kondisi anak itu, apakah besok para pemuda tadi akan kembali mengganggunya.

Sebenarnya Julian sedikit menyesal, menurutnya memukuli mereka tentu akannmembuat bocah-bocah itu semakin marah, mereka pasti akan membalas Leo akibat perbuatan Julian tadi. jika saja ia bisa menahan emosinya tadi mungkin akan lebih baik.

Leo harus menelan pahit kehidupan diusianya yang masih sangat belia. Julian sempat merasa cukup bersyukur, walaupun dia tidak pernah merasakan kasih sayang orang tuanya, tetapi ia hidup dan dibesarkan oleh kasih sayang penuh sang nenek.

Leo adalah seorang anak yang cukup berprestasi jika mendengar cerita anak itu tadi. Namun, sifatnya yang enggan bergaul dengan teman-temannya membuat ia tidak disukai oleh mereka. 

"Aku benci kemiskinan, karena aku takut tidak bisa membalas budi orang lain. Keluarga kami sudah miskin sejak aku lahir, sehingga hal itu  perlahan membuat aku enggan menghabiskan waktu dengan teman. Maka aku memilih untuk bersikap egois dan seolah tak peduli hal lain." Julian menatap sendu langit-langit kamarnya, ia teringat kata-kata Leo saat mereka sedang berbincang tadi.

Leo adalah sosok yang cukup dewasa untuk anak seusianya, semoga kelak masa depannya bisa lebih baik.

Julian kembali memeluk guling kesayangannya dan menutup mata, ia memutuskan untuk segera berangkat ke pulau mimpi untuk saat ini, rasa lelah di tubuhnya membuat ia ingin segera tidur.

...🍀🍀🍀...

Julian terbangun setelah mendengar ponselnya berdering sedari tadi. Ia merasa jika tidak mungkin ada yang menelponnya di jam segini selain itu rasa kantuk yang amat sangat membuatnya mengira itu adalah mimpi.

Beberapa kali ponselnya berdering sampai akhirnya Julian memutuskan untuk mengangkatnya.

"Halo?" sapa Julian dengan mata yang masih menutup.

"Selamat malam, apakah saudara kerabat dari Leo?" tanya seorang wanita dari seberang telepon.

"oh iya, ada apa?" ucap Julia yang langsung terperanjat dari tempat tidurnya.

Julian dengan segera berlari mencari kunci motornya setelah mendengar penjelasan dari si penelpon. 

Leo ditemukan tak sadarkan diri di pinggir jalan dengan luka yang cukup parah, Julian sangat yakin ini pasti ulang anak-anak tadi siang.

Bersambung..

Terpopuler

Comments

the Amay one

the Amay one

👍🏿👍🏿

2023-09-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!