Olivia

"Hai, aku Olivia," Sapa Olivia sambil mengulurkan tangan.

"Oh.. Iya. Julian," Ucap Julian sambil menyambut tangan sang gadis tanpa mengalihkan tatapannya.

[TUGAS !]

[Kunci target, buat target tertarik dengan anda]

[Hadiah 500 poin dan Uang tunai sebesar lima belas juta]

[Ya/Tidak]

[Tugas diterima, Silahkan selesaikan sebelum 6 jam]

Julian terpaku menatap hologram yang ada di hadapannya, ia yang memang sebelumnya adalah tipikal orang yang tidak begitu percaya diri. Namun, sepertinya semakin hari tugas yang bisa dapat terus memacu dirinya agar lebih berani.

***

"Tolong periksa dasbornya, aku mau ganti baju," Teriak Olivia dari bangku belakang.

"Hanya aktif kamera depan, saya akan keluar sebentar" Jawab Julian.

"Tidak usah, Aku sudah selesai," Ledek Olivia sambil pindah ke kursi di samping Julian.

Julian terkejut bukan main melihat pakaian yang dipakai Olivia. Sebelumnya saat berpamitan dengan ayahnya ia mengenakan gaun berwarna hitam yang sangat elegan, tapi sekarang digantikan dengan sejenis kemben dan hotpants denim yang ukuranya serupa dalaman.

Olivia meminta Julian menemaninya bermain di tempat hiburan malam yang cukup terkenal tak jauh dari hotel. Sepanjang perjalanan ia terus menceritakan besarnya rasa penasaran akan dunia malam.

Seumur hidup Julian sama sekali belum pernah menginjakkan kaki ke tempat hiburan malam. Julian sempat menanyakan apakah Mr Andrei mengetahui kemana mereka akan pergi malam ini. Namun Olivia hanya tertawa dan meminta Julian untuk tidak menghiraukan itu.

Julian dengan tiba-tiba membanting setir ke arah yang berbeda, setelah pergulatan antara batin dan hatinya akhirnya Julian memutuskan untuk membawa Olivia ke tempat lain.

Sepanjang jalan Olivia terus berteriak kesal pada Julian karena ia dibawa ke arah yang berlawanan dari tempat yang semula ingin ia tuju.

"Pakai kembali pakaianmu, aku akan menunggu diluar," Ujar Julian seraya keluar dari mobil.

Olivia yang sedang kesal tidak memperdulikan perkataan Julian, sengaja ia keluar dari mobil dengan masih menggunakan pakaian minim yang ia gunakan sebelumnya.

Kehabisan kata-kata, itulah yang dirasakan Julian saat melihat Olivia berjalan mendahuluinya dengan muka yang tidak bisa dibilang sangat berbeda dengan saat pertama mereka bertatap di awal perkenalan. 

Tingkah lucu Olivia membuat Julian tertawa geli, ia berjalan mendahului seolah-olah tau akan dibawa kemana. 

Julian menggenggam tangan Olivia dan menuntunnya ke arah yang ingin dituju. Olivia sedikit kaget, dengan berat hati ia mengikuti kemana Julian akan membawanya tanpa sedikit pun perlawanan.

Tibalah mereka di sebuah restoran mewah yang cukup terkenal di kota ini. Restoran indoor outdoor dengan pemandangan indah ibukota di malam hari. 

Mereka berdua diarahkan ke meja yang masih tersedia di outdoor karena memang hanya itu tersisa. Olivia tampak tak terusik sedikitpun saat semua mata tertuju padanya, mungkin karena pakaian yang ia kenakan terlalu terbuka.

"Jika kamu ingin ditemani ke tempat seperti itu, pastikan bahwa itu sudah seizin ayahmu!" Tegas Julian tanpa mengalihkan pandangannya dari menu.

Sambil menunggu makanannya datang, sesekali Julia mencuri padang pada gadis cantik di depannya itu. sungguh gadis yang ada di depannya itu sangat berbeda berkali-kali lipat dari sosok Olivia yang ia jabat tangannya sebelumnya.

Olivia yang sebelumnya mengenakan gaun hitam yang anggun berubah menjadi Olivia yang hanya menggunakan pakaian yang serupa dengan dalaman. 

"Dingin, pakai ini!" Julian melepaskan Jas yang ia pakai dan memasangkannya di tubuh Olivia.

***

Suasana hati Olivia sudah kembali membaik, ia sudah tidak lagi mengomel dengan wajah kesal melainkan sudah mulai bercerita panjang lebar tentang dirinya dan ayahnya.

Olivia masih berusia 17 tahun, ia hanya tinggal dengan ayahnya karena ibunya sudah tiada sejak 7 tahun lalu. Ayahnya sangat protektif padanya, padahal di usianya yang sekarang ia sedang ingin merasakan seperti apa yang teman-temannya lakukan.

Party, berpesta hampir setiap weekend, berpacaran atau bahkan sekedar menginap dirumah teman, ayahnya tidak mengizinkannya.

Julian memahami maksud Olivia. Ia pun pernah merasakan perasaan seperti itu, dimana ia ingin merasakan kebebasan seperti anak-anak lain atau bahkan sekedar mencicipi makanan yang sedang viral, tetapi karena keterbatasan ia tidak bisa melakukanya.

"Aku akan membawamu kemanapun, asal itu semua sepengetahuan ayahmu," Tegas Julian.

Jika ingin mengikuti egonya bisa saja ia membawa Olivia ke tempat seperti itu. Namun, di sisi lain rasa tanggung jawabnya karena telah dititipi anak gadis orang dipertaruhkan.

Julian sudah memarkirkan mobilnya, ia meminta Olivia mengganti pakaiannya terlebih dahulu sebelum kembali ke kamar. 

Mereka telah tiba di depan kamar Olivia. Julian ingin memastikan bahwa sang bocah telah benar-benar sampai dan tidak kabur kemanapun lagi.

"Apa kamu punya pacar?" Tanya Olivia sebelum memasuki kamarnya.

Julian terdiam sambil menatap Olivia dengan wajah aneh.

"Baiklah, jadilah pacarku selama aku di sini. Ini perintah dan aku tidak menerima penolakan!" Ucapnya cepat sambil menempelkan bibirnya di pipi Julian secepat kilat kemudian menghilang di balik pintu.

Julian yang masih terkejut mematung tak bergerak, ia tersadar saat hologram bermunculan di hadapannya menandakan tugasnya berhasil.

Tampak dari kejauhan ada sesosok pria sedang memperhatikannya. Julian yang saat itu terfokus pada hologram tidak menyadari bahwa ada seseorang yang mengintainya.

Setibanya di kost Julian segera bergegas membersihkan tubuhnya karena sudah tak tahan ingin merebahkan tubuhnya yang lelah.

Waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari, Julian baru saja selesai membalas satu persatu pesan yang ada di kontak masuknya.

Ia tertawa memandangi daftar kontak masuknya yang sudah seperti kost putri itu. Ada Thisa yang mengucapkan selamat malam, ada Jeni yang mengingatkanya untuk menjaga kesehatan dan banyak lagi.

[Nama : Julian Ferdinand]

[Usia : 22 tahun]

[Pekerjaan : Karyawan]

[Level Privilege : 6 ]

[Soft Skill : 50/100]

[Hard Skill : 10/100]

[Stamina : 10%]

[Poin : 1550]

[Saldo Rekening : 105.000.000]

Julian menatap data dirinya yang ada di hologram, level privilegenya sudah berada di level 6 dan skillnya pun sudah bertambah. 

Uang yang ia miliki sudah cukup banyak walau sudah ada yang ia ambil dan gunakan untuk makan di restoran mewah bersama Olivia tadi.

Saat sedang asik memilih skill yang ingin ia tukarkan tiba-tiba Julian dikejutkan dengan panggilan masuk dari nomor asing.

[+7-22735342424 Calling]

"Hallo," Sapa Julian.

"Ini Olivia, Terima kasih untuk hari ini. Selamat malam!" Ucap Olivia yang langsung memutuskan sambungan telepon.

Julian menyadari bahwa Olivia masih sangat kecil, bisa bahaya kalau gadis ini jatuh ke tangan orang yang salah pikirnya. 

Kantuk sudah menyerangnya, Julian pun mulai memejamkan matanya sambil memeluk guling kesayangannya. Besok adalah hari Sabtu dan ia libur jika tidak ada panggilan mendadak.

"Aku harus melaporkan yang terjadi hari ini pada Mr Andrei agar tidak ada kesalah pahaman," Batin Julian 

Bersambung…

Terpopuler

Comments

Ayi Hadi

Ayi Hadi

👍

2023-10-12

0

the Amay one

the Amay one

👍🏿👍🏿👍🏿

2023-09-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!