Julian membaringkan Elena di tempat tidur, ia menyelimuti gadis itu, menutupi tubuhnya yang terekspos karena pakaiannya yang terbuka.
Sempat terpikir oleh Julian untuk mencuri kesempatan. Namun, ia mengurungkannya. Bayangkan saja, gambar kelinci itu berada tepat di depan matanya, tetapi hati kecil Julian merasa bahwa itu adalah sesuatu yang tidak benar.
Hukum tabur tuai merupakan salah satu hukum yang masih dipegang oleh Julian. Ia yakin akan ada hari esok untuk melancarkan aksinya tanpa merusak moralnya.
"Gadis ini sangat cantik." Julian memandangi Elena yang tengah tertidur lelap.
Julian yang kala itu sedang menatap Elena yang tertidur lelap, dikejutkan oleh Elena yang tiba-tiba terbangun. Gadis itu menatap Julian cukup lama, lalu tersenyum kemudian melanjutkan kembali tidurnya.
Julian mengambil ponsel miliki Elena dan mengambil nomornya. Ia berencana mengejutkan gadis itu besok agar mereka dapat bertemu lagi.
Julian melangkah pergi meninggalkan Elena yang telah lelap, ia harus pulang karena besok ia masih harus bekerja. Julian mengendarai motornya menembus dinginnya malam.
"Aku lupa mengambil Jaketku." Julian merasakan dinginnya malam menusuk tulang-tulangnya, ia teringat jaketnya yang ia gunakan untuk menutupi gadis itu tadi.
...🍀🍀🍀...
"Makan siang bareng yuk!" ujar Malik yang tiba-tiba berdiri di belakang Julian.
"Oh gak, duluan aja. Aku tadi ada beli sandwich jadi mau makan itu aja," tegas Julian menolak.
"Udah jangan terlalu rajin, kita makan dulu aja!" paksa Malik sambil menarik Julian berdiri.
Julian yang merasa tidak enak pun akhirnya membereskan mejanya dengan cepat dan memilih ikut. Makan siang kali ini tidak seperti biasanya, biasanya Julian akan pergi makan sendiri atau bahkan hanya beristirahat di kantor.
Bukan tidak punya teman, tapi memang karena uang yang dimiliki Julian setelah ia akumulasikan tidak akan cukup jika ia pergi makan di luar. Beruntung sekarang si rabbit bisa membantunya meringankan beban keuangannya.
Malik ternyata orang yang sangat ramah dan enak diajak bertukar pikiran. Julian dan Malik mengobrol tentang banyak hal, Malik ternyata menguasai 4 bahasa asing, tetapi bahasa Rusia memang belum pernah ia jajak sama sekali.
Julian telah menukar banyak skill bahasa asing, ia bahkan sampai lupa bahasa apa saja yang sudah ia kuasai. Beberapa kali Malik mengajaknya berbahasa asing, beberapa bahasa yang memang Malik kuasai, hebatnya Julian bisa dengan cepat menyambarnya.
Sesampainya di kantor, beberapa pegawai lain bertepuk tangan saat melihat kedatangan kedua pria magang ini. Tidak banyak interaksi antara mereka berdua sebelumnya, sehingga menimbulkan sedikit kehebohan.
Tak terasa waktu pulang pun telah tiba, Julian telah berjanji akan mengunjungi Michelle hari ini. Atasannya, bu Susi pun secara resmi mengundang Julian untuk makan malam di rumahnya.
Julian segera bergegas pulang, ia membersihkan diri dan memilih setelan santai namun tetap sopan untuk jamuan hari ini. Di perjalanan, Julian menyempatkan diri membeli beberapa buah dan bunga untuk si tuan rumah.
Sejauh mata memandang, Julian benar-benar terpana dengan deretan rumah-rumah mewah yang ia lintasi. Komplek perumahan yang dialamatkan atasanya itu ternyata perumahan elit yang diisi oleh orang-orang kaya.
"Terima kasih bunganya!" sorak Michelle kegirangan.
Julian tersenyum senang, Michelle tampak 10 kali lebih baik dari sebelumnya. Mungkin karena kali ini Nial sudah benar-benar ditahan, jadi gadis ini merasa aman.
"Michelle akan ikut orang tua kami tinggal di New Zealand," ujar Susi memecah keheningan.
"Benarkah?" Julian mengalihkan pandangannya ke arah Michelle.
"Iya!" Michelle mengangguk dan tersenyum senang.
Julian mengangguk setuju, mungkin itu yang terbaik untuk gadis ini. Makan malam pun berlangsung dengan hangat, mereka berbincang banyak hal dan membuat waktu berlalu dengan cepat.
Waktu menunjukkan pukul 10.00 malam, Julian pun berpamitan. Michelle mengingatkan bahwa ia akan berangkat minggu depan dan Julian harus mengantarnya.
Julian mengangguk setuju, ia pun melajukan motornya meninggalkan rumah besar yang baru saja ia datangi itu.
Julian memeriksa aplikasinya, Ia penasaran dimana gadis cantik yang ia temui semalam berada.
[PROFIL TARGET]
[Nama : Elena Morris]
[Usia : 25 tahun]
[Level Privilege : 21]
[Tinggi/Berat Badan : 170/52]
[Status : Single ]
[Lokasi saat ini: The Mars (Luxury Club & KTV)]
Gadis itu ternyata ada di club semalam, Julian pun melajukan motornya ke arah club tempat gadis itu berada.
...🍀🍀🍀...
"May thai ya!" ujar Julian kepada seorang bartender.
Kali ini Julian sudah tau minuman mana yang ia mau minum. Julian mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru, tetapi ia tidak menemukan sosok yang ia cari.
Satu jam berlalu, tetapi sang gadis masih tak terlihat. Julian pun akhirnya memutuskan untuk pulang, saat hendak berdiri tiba-tiba seorang gadis yang entah dari mana menjatuhkan dirinya tepat di samping Julian.
Julian yang sedang keheranan pun tampak sedikit bingung, tidak ada satupun orang yang memperdulikan mereka. Julian melirik si bartender, tapi si bartender hanya tersenyum dan melanjutkan pekerjaanya.
Julian mencoba melihat wajah si gadis, ternyata matanya terbuka lebar lalu ia tertawa dan bangun pergi meninggalkan Julian yang kebingungan.
"Aku pikir kamu akan membawanya ke hotel juga," ketus Elena yang ternyata berdiri di belakang Julian.
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
ADRIAN
naif taik
2023-09-10
2
the Amay one
👍🏿👍🏿👍🏿
2023-09-09
2
Gu Changge
MC naif gitu cokkkk
2023-09-07
3