Julian terbangun pukul 05.00 pagi, ia sama sekali tidak bisa tidur semalam. Julian bahkan terbangun lebih cepat, padahal hari ini hari libur dan ia sudah berencana untuk bermalas-malasan.
Kopi hangat dan langit gelap kebiruan, Julian memutuskan untuk menyeduh kopi instan yang sebelumnya ia beli sambil menikmati udara sejuk di balkon apartemennya.
Pandangan Julian tertuju ke suatu arah, balkon kamar Julian yang dapat langsung melihat ke arah kolam renang outdoor membuat ia pun tertarik untuk berenang.
Apartemen yang Julian tinggali termasuk salah satu apartemen dengan kolam renang terbaik di kota. Kolam renang outdoor yang baru saja Julian lihat dari balkon kamarnya adalah kolam khusus anak-anak.
Julian berjalan ke arah kolam semi-indoor yang memang tersedia untuk dewasa. Keheningan menyerangnya, tak ada orang disana karena memang hari masih sangat pagi.
Julian menceburkan dirinya ke air, hangat. Tidak sesuai dengan ekspektasinya, ia berpikir bahwa air kolam ini akan sangat dingin tapi ternyata tidak, airnya hangat dan ia merasa nyaman.
"Ini salah satu kenyamanan yang dirasakan orang-orang kalangan atas. Sangat nyaman," batin Julian menikmati.
[TUGAS KHUSUS!!]
[Sistem telah mengunci target]
[Temukan tanda yang terdapat di tubuh target]
[Hadiah 2500 poin dan Uang tunai sebesar dua ratus juta]
[Klik disini untuk profil target]
[Silahkan selesaikan sebelum 7 hari]
Julian menerima tugas masuk, ia berenang ke samping kolam hendak memeriksa tugas khusus yang baru saja masuk.
[PROFIL TARGET]
[Nama : Audrey Maria]
[Usia : 17 tahun]
[Pekerjaan : siswi]
[Level Privilege : 25]
[Tinggi/Berat Badan : 172/50]
[Status : Single ]
[Lokasi saat ini: Sky Hospital (paviliun anggrek 21)]
Julian mengerutkan dahinya. Bukankah ini seumuran anak SMA, aplikasi ini semakin aneh. Bagaimana bisa ia berlaku tidak senonoh pada anak di bawah umur.
Rumah sakit yang tertera di profil target kali ini adalah salah satu rumah sakit yang cukup terkenal.
"Apa yang dia lakukan disana? Apa dia sakit?" Julian melanjutkan renangnya sambil bertanya-tanya dalam hati.
Suasana kolam sudah terbilang cukup ramai, ada beberapa orang yang baru datang dan ada pula yang hanya duduk santai di samping kolam. Julian pun memutuskan untuk mengakhiri sesi renangnya yang menyenangkan.
...🍀🍀🍀...
Hari libur kali ini benar-benar dimanfaatkan Julian untuk bersantai. Setelah membersihkan apartemennya, ia menghabiskan waktu di depan televisi sambil menonton film yang memang telah lama ia ingin tonton.
Julian terbangun dari tidurnya karena merasa lapar, ia terkejut saat menyadari waktu sudah menunjukkan pukul 09.00 malam. Ternyata sepanjang film Julianlah yang di tonton bukan Julian yang menonton film.
Setelah mengumpulkan segenap nyawanya, Julian pun bangkit dan memutuskan untuk keluar mencari makan.
Julian sengaja memilih cafe yang berlokasi persis tepat di seberang rumah sakit tempat targetnya berada. Tampak bangunan rumah sakit yang menjulang tinggi dan sangat luas.
Makanan yang ia pesan pun telah tersaji di hadapannya. Julian yang merasa sangat lapar segera melahap makanan itu dengan segera, sambil sesekali memikirkan cara bagaimana bisa mendekati targetnya.
Malam semakin larut, Julian memutuskan untuk pulang. Namun, di pertengahan jalan, Julian melihat seorang perempuan yang berdiri di tengah kegelapan sendirian.
Sedikit ragu, Julian akhirnya memutuskan untuk mendekati perempuan itu. Tampak gadis itu terlihat sedikit ketakutan saat Julian mendekat.
"Mau kemana mbak? Di sini ga ada angkutan umum lagi yang lewat, uda malem juga," tanya Julian sambil membuka kaca helmnya.
"Tolong antar saya kak, penting banget!" jawab gadis itu sambil menaiki motor Julian.
Julian yang sedikit kaget pun akhirnya mau tak mau menuruti permintaan gadis itu. Sang gadis meminta Julian untuk mengantarnya ke sebuah alamat yang Julian sama sekali tidak pernah dengar.
"Pertigaan depan belok kiri kak!" teriak si gadis.
Julian tertawa setiap kali sang gadis memberikan instruksi kemana arah yang akan mereka tuju. Udara malam itu cukup dingin, tampak kedua tangan gadis itu memeluk Julian.
"Namanya siapa dek?" tanya Julian setelah menyadari ada gambar kelinci di punggung tangan kanan gadis itu.
"Rahasia kak!" jawabnya Jutek.
Julian menghentikan motornya, ia menegaskan kepada sang gadis jika ia akan menolak untuk mengantar, jika tidak diizinkan mengetahui identitas si penumpang.
"Audrey kak!" lirih Audrey pelan.
"Nah kan enak," lanjut Julian sambil kembali mengendarai motornya.
Tibalah di sebuah rumah yang bisa dibilang cukup besar, tanpa berkata sepatah kata apapun Audrey segera turun dan memasuki pekarangan rumah tersebut.
Julian memarkirkan motornya, ia mengurungkan niatnya untuk mengikuti Audrey masuk. Julian duduk di atas motornya sambil terus mengamati rumah itu.
Kurang dari 5 menit, tampak Audrey keluar dari pekarangan rumah itu. Seorang pria tampak mendorong Audrey dan menutup pintu dengan kasar.
Menyaksikan hal itu, Julian segera turun dari motornya dan mendekati Audrey yang terduduk menangis sambil memeluk kedua lututnya.
"Ayo bangun, aku akan mengantarmu untuk menangis di tempat lain," bisik Julian sambil membantu Audrey bangun.
"Menangis di atas motor lebih baik daripada menangis di depan rumah mantan pacarmu," ucap Julian sambil masangkan helmnya pada Audrey.
Sepanjang perjalanan Audrey menangis tersedu-sedu, bahkan beberapa kali ia menangis sambil berteriak dalam keheningan malam.
"Kenapa tidak bisa?" racau Audrey di sela tangisnya.
"Aku sangat merindukannya walaupun ia memperlakukanku dengan jahat. Aku sangat merindukannya sampai rasanya sulit bernafas," lanjut Audrey.
Julian hanya bisa menggeleng sepanjang perjalanan. Tak terasa, mereka telah sampai di parkiran rumah sakit, Audrey pun telah selesai dengan tangisnya.
Saat helm milik Julian dilepaskan dari kepala Audrey tampak rambut kusut dengan wajah yang basah bercampur air mata dan ingus.
"Bagaimana kau tau harus mengantarku ke sini?" tanya Audrey terkejut.
Julian menunjuk ke arah gelang pasien yang ada di pergelangan tangan Audrey. Sejak tadi lengan Audrey memang menarik perhatian Julian, karena gambar kelinci bersinar yang ia cari terletak di punggung tangan kanan gadis itu.
Audrey akhirnya dengan terpaksa melangkahkan kakinya ke arah paviliun tempat ia dirawat dengan Julian yang mengekor di belakangnya.
Bagaimanapun Julian merasa bertanggung jawab karena telah membawa anak gadis orang yang sedang sakit pergi malam malam.
Di depan sebuah kamar, tampak beberapa orang berdiri, seorang perempuan berjalan ke arah Audrey saat ia datang.
"Anak nakal, dari mana saja kamu?" ujar seorang wanita sambil memeluk Audrey.
Jika dilihat wanita itu tampak berusia hampir 40 tahun. Julian yang saat itu berada di belakangnya mencoba tersenyum menyapa.
Dari belakang sang wanita muncul seorang pria dengan perawakan yang terlihat cukup berwibawa, Julian merasa tidak asing dengan wajah itu. Sambil berpikir Julian mencoba tersenyum dan menyambut uluran tangan sang pria.
"ASTAGA.. BUKANKAH PRIA INI MANTAN WALIKOTA SEBELUMNYA?" Julian terkejut saat menyadari siapa pria yang ada di depannya itu.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
the Amay one
👍🏿👍🏿👍🏿
2023-09-09
2
PASYA VOLDIGOD
MANTAP
2023-09-01
3