"Tolong.. Tolong!" Julian mendengar teriakan perempuan dari samping gedung apartemen.
Julian dengan segera berlarian ke arah suara itu dan mendapati seorang pria yang sedang mengacungkan sebuah pisau ke arah perempuan yang ada di depannya.
Beruntung Julian sempat menukar skill bela diri beberapa waktu lalu, dengan cepat Julian melumpuhkan si pria dan mengambil alih pisaunya. Tak lama datanglah dua orang security dan segera mengamankan si pria.
"Terima kasih sudah membantu, apa kamu terluka?" tanya Michelle sambil berjalan ke arah Julian.
"Oh gak, semuanya aman," balas Julian sambil tersenyum.
"Bisa ikut aku ke kantor polisi? Aku mau buat laporan," lirih Michelle tampak sedih.
Julian pun menemani Michelle ke kantor polisi, karena Michelle masih terlihat sedikit syok Julian akhirnya menawarkan diri untuk membawa mobil Michelle.
Sepanjang perjalanan menuju ke kantor polisi, kedua sejoli ini diiringi oleh kesunyian. Julian tampak segan untuk bertanya tentang kejadian yang baru saja terjadi.
Setibanya di kantor polisi, Julian menjadi saksi terkait aksi penyerangan yang dilakukan pria tadi. Ternyata pria itu adalah mantan kekasih Michelle yang tidak terima diputuskan.
Di perjalanan pulang, Michelle sudah tampak lebih baik dari sebelumnya. Ia mulai bercerita terkait tindakan si pria yang bernama Nial itu sampai berani mengancamnya .
Setibanya di parkiran apartemen Michelle tampak takut keluar dari mobil, Julian meyakinkan bahwa Nial sudah tidak ada karena telah diamankan security dan polisi pun akan segera menangkapnya.
Michelle berjalan dengan raut wajah yang tampak sangat cemas sambil melihat ke segala arah, Julian yang menyadari itu segera meraih tangan Michelle dan menuntunnya ke arah lift.
"Ini kamarku," ucap Michelle sambil membuka kamarnya.
"Baiklah kalau begitu, aku pamit dulu." Julian mempersilahkan Michele masuk.
"Bisa temani aku malam ini?" lirih Michelle ragu-ragu.
Julian menatapnya terkejut, bagaimana bisa ia satu kamar berdua dengan gadis yang baru ia kenal tadi. Julian memberikan nomor ponselnya dan meyakinkan Michelle bahwa semua baik-baik saja
Julian menegaskan apabila ada sesuatu yang mengusiknya ia bisa menghubungi Julian kapan pun.
"Dia punya akses ke kamar ini," bisik Michelle sedih.
Julian akhirnya menyetujui permintaan Michelle. Julian memasuki apartemen milik gadis itu, semuanya tampak rapi kecuali dapur. Sebelumnya, gadis itu bertengkar dengan kekasihnya saat sedang masak, jadi mungkin ia belum sempat membenahi dapurnya.
Julian duduk di sofa ruang tamu sementara Michelle di kamarnya. Michelle keluar dari kamar dengan hanya mengenakan tanktop dan celana pendek membuat Julian menelan salivanya berulang kali.
Tatapan Julian tiba-tiba tertuju pada suatu titik, di pundak Michelle terdapat gambar kelinci yang sedikit bersinar. Julian menyadari mungkin karena tadi tertutup baju makanya gambar itu tidak terlihat.
"Bagaimana cara mencium punggungnya?" pikir Julian sambil menatap langit-langit dalam keheningan malam.
...🍀🍀🍀...
Pukul 04.00 dini hari Julian telah bangun, ia harus pulang karena hari ini dia bekerja, Ia menduga Michelle masih tidur karena pintu kamarnya tertutup.
Julian mengetuk beberapa kali namun tidak ada suara dari dalam, sedikit penasaran tetapi Julian mencoba menahan rasa ingin taunya itu. Ia mengetuk beberapa kali dengan keras, masih tidak ada jawaban.
Akhirnya ia berinisiatif untuk membuka paksa pintu kamar Michelle, betapa terkejutnya Julian mendapati Michelle yang terbaring di atas ranjangnya dengan mulut dipenuhi busa.
Julian merasakan denyut nadi Michelle masih terasa, dengan segera ia menggendong Michelle dan membawanya ke rumah sakit.
Jalanan masih sangat sepi, Julian dengan kecepatan maksimal melaju menembus kesunyian malam. Ia tidak tau apakah tindakan yang ia pilih ini benar atau tidak, ia tidak mengerti.
Haruskah ia menelpon ambulan, atau haruskah ia melapor pada security entahlah. Menyadari Michelle yang masih bernafas Julian dengan segera mengangkatnya dan membawanya ke rumah sakit.
Setibanya di rumah sakit paramedis segera memeriksa kondisi Michelle, Julian dengan nafas terengah-engah menunggu di sudut ruangan karena ia tidak diperbolehkan masuk.
...🍀🍀🍀...
"Bagaimana adik saya dok?" Seorang perempuan tampak berlarian memburu dokter yang baru saja keluar.
"Syukurlah ia baik-baik saja. Untungnya segera dibawa kesinj kalau tidak bisa bahaya," jelas sang dokter.
Perempuan itu menatap Julian, mereka saling bertatapan. Julian tampak tak asing dengan perempuan ini sampai beberapa saat akhirnya ia menyadari bahwa itu adalah atasannya di kantor, Bu Susi.
Julian menceritakan semua kejadian yang terjadi kemarin tanpa satu pun terlewati. ia menatap atasannya yang kini berada di sampingnya itu, sungguh sangat berbeda dengan penampilan yang biasa ia temui saat ke kantor.
Michelle pun sadar, saat mengetahui kehadiran sang kakak raut wajah Michelle berubah dingin. Ia sama sekali tidak menjawab apa pun yang ditanyakan oleh kakaknya.
Julian tampak kikuk, ia memutuskan untuk berpamitan pulang karena wali dari Michelle juga sudah ada di sini.
"Kamu ga usah ke kantor, saya minta tolong jaga adik saya di sini karena masih ada yang harus saya urus di kantor," ucap Susi datar.
Setelah mengatakan itu, ia segera meninggalkan ruangan tempat Michelle di rawat. Julian terdiam menatap kejadian yang baru saja terjadi, dengan jelas Julian bisa merasakan kesedihan dari getar suara atasannya itu.
Setelah pintu tertutup, tangis Michelle pecah, ia menangis sejadi-jadinya. Julian benar-benar kelimpungan kali ini, ada apa dengan kakak beradik yang ada di hadapannya ini.
Masih dengan kecanggungannya, Julian memberanikan diri memeluk Michelle, ia berinisiatif untuk menenangkan gadis itu. Julian memeluknya sambil mengelus lembut punggung gadis itu. Tangis Michelle makin menjadi, tubuhnya bergetar hebat di dalam pelukan Julian.
"Harusnya kamu biarkan saja aku mati brengsek!" bisik Michelle saat tangisnya mereda.
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Sak. Lim
trus sblum nya knpa triak minta tolong klaw ingin mati dasar idiot
2023-09-19
0
the Amay one
👍🏿👍🏿👍🏿
2023-09-09
0
Abdul Muntholib Suwarto
lanjutkan
2023-08-26
3