Rumah Azilla

" Yang kau katakan memang benar, dan tampaknya anak magang ini lebih cocok dengan Pak Ardi." ucap salah seorang karyawan.

" Kalian sedang membicarakan apa?" tanya Fahmi yang tiba-tiba saja mengagetkan mereka.

" Eh rupanya ada Pak Fahmi, ini Pak kami sedang membicarakan…" ucap karyawan itu yang tiba-tiba saja ditutup mulutnya oleh temannya.

" Kami sedang membicarakan urusan pekerjaan Pak." jawab temannya kemudian membawa karyawan itu pergi.

" Mereka berdua tampak aneh." ucap Fahmi yang kemudian memperhatikan ke arah pandangan mereka tadi.

" Pantas saja mereka tampak gugup, ternyata mereka sedang memperhatikan tuan muda Deni dan juga Azilla." tambahnya.

" Tapi tunggu, aku tidak sedang salah lihat kan." ucapnya kembali dengan mengucek kedua bola matanya.

" Sudah berkali-kali aku menguceknya tetapi pandanganku tetap sama, aku harus memfotonya dan mengirimkannya kepada Pak Ardi." ucapnya kemudian langsung memfoto kedekatan Deni dan juga Azilla.

Tiba-tiba saja telepon Ardi berdering, ia pun segera mengajak apa yang membuat handphonenya berdering. Alangkah kagetnya ia ketika melihat foto yang dikirimkan Fahmi, ia tidak menyangka kalau gadis kecil itu bisa meluluhkan hati dari keponakan kesayangannya.

" Aku tidak menyangka, ternyata dia dapat meluluhkan hati Deni. Sepertinya hatiku telah jatuh ke orang yang tepat, tetapi aku tidak bisa mengatakan yang sejujurnya kepadanya. Dan sepertinya aku harus menggunakan Deni, karena ia telah bisa dekat dengannya." batin Ardi dengan tersenyum.

" Bapak senang dengan foto yang saya kirimkan?" tanya Fahmi yang baru saja tiba.

" Menurut saya biasa aja." jawabnya datar.

" Nggak enak banget dengar suara mu, keponakanmu yang satu itu sama seperti dirimu. Dia aja bisa luluh, aku yakin sebentar lagi kau juga kan dulu." ucap Fahmi yang kesal.

" Saat ini kita sedang ada di kantor, jaga sopan santun mu." ucap Ardi dengan tatapan sinis.

" Maafkan saya Pak Ardi, saya tidak akan mengulanginya lagi." ucapnya dengan terpaksa.

" Sudahlah tidak usah banyak omong, sekarang kita segera pergi. Kita sudah ditunggu oleh klien." ucap Ardi dan Fahmi pun hanya mengangguk saja.

" Punya teman begini amat, nasib pun nggak enak banget. Gara-gara dia jomblo aku terpaksa juga ikut jomblo, ya Allah pertemukan Ardi dengan jodohnya agar aku juga bisa bertemu dengan jodohku." batin Fahmi.

" Kau sedang melamunkan apa, ayo cepat jalan." ucap Ardi yang membuat Fahmi menjadi kesal.

" Baik Tuan bos Ardi." jawabnya kemudian mobil pun langsung berjalan.

...----------------...

" Sepertinya sekarang aku sudah malas ke kantin, bagaimana kalau kita pergi ke rumahku." ucap Deni dan membuat Azilla terkejut.

" Maaf Tuan muda, bagiamana kalau kita makan di luar aja. Saya tidak enak kalau harus ke rumah Tuan muda." ucapnya dengan sesopan mungkin.

" Tapi aku mau masakan rumah." ucapnya.

" Bagaimana kalau ke rumah saya saja, kebetulan Ibu saya juga buka warung." Azilla menawarkan.

" Sepertinya apa yang kakak katakan membuat aku penasaran, kalau begitu ayo kita ke rumah kakak." ucap Deni dengan tersenyum.

Kini keduanya pun segera pergi ke rumah Azilla, Deni sangat kaget melihat penampilan rumah Azilla. Ia tidak menyangka kakak cantik dan baik hatinya itu tinggal di rumah yang seperti gubuk, ia pun tanpa sadar meneteskan air mata. Ia biasanya selalu menghina dan membuat apa yang tidak ia sukai, tetapi kini ia menyaksikan hal yang sangat tidak terduga.

" Ini rumah kakak?" tanyanya untuk memastikan.

" Iya, nah kebetulan ada Bunda kakak juga." ucapnya kemudian langsung membawa Deni kehadapan Bundanya.

" Siapa dia sayang?" tanya Bunda yang penasaran.

" Ini namanya Deni Bunda, dia itu…" ucap Azilla yang terhenti.

" Keponakan temannya kak Azilla." jawabnya dan membuat Azilla kaget.

" Benar itu sayang?" tanya Bunda dengan langsung membawa Deni.

" Kenapa Tuan muda Deni berkata seperti itu, tetapi ya sudahlah. Lebih baik sekarang aku ikut masuk, dan memastikannya dari pada nanti aku langsung di suruh pulang dan nggak boleh magang." batin Azilla kemudian langsung masuk ke dalam rumah.

" Deni duduk di sini dulu ya, Nenek mau ambil makanan dulu." ucap Bunda.

" Kak Azilla, ternyata Bundanya kakak sangat baik ya." ucapnya dengan tersenyum.

" Ini masakan Nenek, Deni coba ya!" ucap Bunda kemudian langsung menghidangkannya di hadapan Deni.

" Ini semua masakan apa ya, aku nggak pernah lihat." batin Deni.

" Kenapa nggak dimakan, atau Deni mau Nenek suapin?" ucap Bunda Azilla dan Deni pun mengangguk, karena ia memang tidak tau cara memakan makanan yang ada di hadapannya.

Kini Bunda Azilla pun langsung menyuapi Deni, mulailah masuk suapan pertama. Deni pun tersenyum, ia tidak menyangka makanan yang tampak sangat aneh ternyata memiliki rasa yang sangat enak.

" Gimana, enak kan?" tanya Bunda.

" Enak Nek, ini namanya apa?" tanya Deni yang antusias.

" Ini namanya gulai daun singkong, lalu yang ini sartika." jelas Bunda.

" Sartika, Sartika itu apa Nek?" tanya Deni yang memang tidak mengetahuinya, dan keduanya pun tertawa mendengar perkataan Deni.

" Sartika itu (Sambal Teri Tempat Kacang)." jelasnya.

" Oh, jadi itu namanya. Namanya sangat asing dan Deni nggak tau, nanti lain kali Deni main kesini Nenek suapin lagi ya!" ucapnya dengan tersenyum.

" Siap Tuan muda, hehehe." ucap Bunda sambil tertawa.

" Apa Nenek uda tau ya?" batinnya dengan melihat Azilla.

" Bunda ini, kalau ngomong jangan asal kenapa." ucap Azilla untuk menjawab pertanyaan Deni yang membisu.

" Adu, Tuan putri kesayangan Bunda meri ni. Masa meri sama anak kecil si, Bunda itu ngelihat Deni jadi pengen cepet-cepet punya cucu." ucapnya dan Azilla pun diam membisu.

" Jangan ngomong gitu dong Bunda." ucapnya yang kesal.

" Makannya cepat cari pacar, Bunda juga ingin melihat kau bahagia sayang." ucap Bunda.

" Sepertinya Nenek sedang menyembunyikan sesuatu, dan Kak Azilla juga sudah ingin menangis." batin Deni dengan menatap keduanya bergantian.

" Nek, Kakek dimana ya?" tanya Deni yang niatnya ingin memecah keheningannya, tetapi hal tersebut justru memancing tangis.

" Nenek kenapa?" tambahnya yang penasa.

" Sudahlah Deni, Ayah Kakak sudah meninggal. Bisa di katakan pergi meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya." jelas Azilla dengan perlahan dan berharap Deni mengerti dengan apa yang ia katakan.

" Oh gitu ya, jadi Kakek sama kayak Mama Deni dong." ucapnya dan membuat keduanya terkejut.

" Nenek jangan nangis, kata Papa kalau orang yang sudah pergi itu selalu melihat kita dari langit. Jadi Nenek nggak boleh sedih, nanti Kakek juga ikut sedih." ucapnya kemudian langsung menghapus air mata di pipi Bunda Azilla.

" Nenek nggak nangis kok, Nenek cuma kelilipan aja. Sekarang Deni lanjut makan lagi ya!" ucap Bunda Azilla.

" Tak kusangka, ternyata Mamanya Deni sudah meninggal." batin Azilla dengan melihat Deni yang makan sangat lahap.

# Ikuti terus kelanjutannya dan jangan lupa like, share, komen serta selalu dukung nafras ya teman-teman. Dan baca juga karya-karya nafas yang lain.

1. Naura Abyasya

2. Rela Walau Sesak

3. Derai Yang Tak Terbendung

4. Sepahit Sembilu

Terpopuler

Comments

Ita Xiaomi

Ita Xiaomi

Cantik namanya sesuai dgn rasanya. Lauk favorit aku 😁. Ijin ya kk nama Sartikanya ku pakai utk jualan lauk nya.

2024-09-12

1

lihat semua
Episodes
1 Hilang
2 Pemecatan Azilla
3 Mencari Tempat Magang
4 Hari Pertama Magang
5 Pertemuan Dengan Deni
6 Rumah Azilla
7 Kisah Hidup Deni
8 Permintaan Maaf
9 Deni Gambek
10 Seperti Anak-Anak
11 11
12 Malapetaka
13 Kemarahan Arman
14 Kedatangan Riko
15 Riko Jadi CEO
16 Ruby Sang Asisten
17 Pertemuan Kembali
18 18
19 Sikat Gigi
20 Kamu Siapa?
21 Aku Bukan Orang Miskin
22 Aku Setuju Ayah
23 Aku Rindu
24 Terima Kasih Mas
25 Tito Sedih
26 Tetangga Baru
27 pengumuman 1
28 Penghianatan
29 Masalalu
30 Tingkah aneh
31 Apa Iya?
32 33
33 Penasaran
34 Pura-pura
35 Bimbang
36 Kemarahan Ardi
37 Pasrah
38 Murka
39 Bahagia
40 Jangan ngambek
41 Mengerikan
42 Sedih
43 Kakak Tau
44 Terima kasih kak
45 Bestie
46 aku.
47 bertemu
48 uui
49 kebohongan dan pernyataan
50 Yang benar?
51 Eyang Arman
52 Rencana
53 Kakak Adik Kompak
54 Siapa Dia?
55 Afni
56 Ternyata Kau
57 Panggil Ayah
58 Bertemu Cinta
59 Minta Cucu
60 Aku Lelah
61 Disiplin
62 pilu
63 Apa ini
64 Tidak Mungkin
65 Bagaimana
66 Curiga
67 Maaf
68 Tidak Mungkin
69 Apa kabar?
70 Mengapa mirip?
71 Jadi begitu
72 Mana Deni
73 kau pasti sudah sangat menderita
74 Enak
75 Tengahnya dia
76 Takdir tidak ada yang tau
77 Jadi Harus Sendiri-Sendiri?
78 Lalu Apa?
79 Apa Maksudmu?
80 Itu tidak penting
81 Kita sama-sama berjuang
82 Enak tidak?
83 Yang benar?
84 Kau Harus Cepat
85 Melodi terindah
86 Bahaya
87 Apa...
88 Rencana
89 Sungguh
90 Maaf Ma
91 Semengerihkan itu?
92 Aku Ingin Bertemu
93 Sudah Siap
94 Kuat Ya Cinta
95 Tenang ya
96 Eyang
97 Bagaimana bisa?
98 Rencana yang bagus
99 Aku sungguh tidak menyangka
100 Sudahlah
101 Belangnya
102 Istighfar
103 Terimakasih
104 Bagaimana?
105 Apa Iya?
106 siapa dia
107 Gejolak
108 Sulit
109 Pengumuman
110 Pilihan yang sulit
111 Kau merebutnya
112 Benarkah Seperti itu?
113 Awas aja dia
114 tak menyangka mereka berdua ternyata...
115 Berharap
116 Tak ku sangka
117 Apa...Yang bener aja
118 Jangan Gitu Dong
119 Menyebalkan
120 Tentunya
121 Mencurigakan
122 Rencana dimulai
123 Ada Apa Sebenarnya?
124 Sungguh Menyenangkan
125 lucunya
126 Pertunangan
127 Terkuat
128 Maaf Bos
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Hilang
2
Pemecatan Azilla
3
Mencari Tempat Magang
4
Hari Pertama Magang
5
Pertemuan Dengan Deni
6
Rumah Azilla
7
Kisah Hidup Deni
8
Permintaan Maaf
9
Deni Gambek
10
Seperti Anak-Anak
11
11
12
Malapetaka
13
Kemarahan Arman
14
Kedatangan Riko
15
Riko Jadi CEO
16
Ruby Sang Asisten
17
Pertemuan Kembali
18
18
19
Sikat Gigi
20
Kamu Siapa?
21
Aku Bukan Orang Miskin
22
Aku Setuju Ayah
23
Aku Rindu
24
Terima Kasih Mas
25
Tito Sedih
26
Tetangga Baru
27
pengumuman 1
28
Penghianatan
29
Masalalu
30
Tingkah aneh
31
Apa Iya?
32
33
33
Penasaran
34
Pura-pura
35
Bimbang
36
Kemarahan Ardi
37
Pasrah
38
Murka
39
Bahagia
40
Jangan ngambek
41
Mengerikan
42
Sedih
43
Kakak Tau
44
Terima kasih kak
45
Bestie
46
aku.
47
bertemu
48
uui
49
kebohongan dan pernyataan
50
Yang benar?
51
Eyang Arman
52
Rencana
53
Kakak Adik Kompak
54
Siapa Dia?
55
Afni
56
Ternyata Kau
57
Panggil Ayah
58
Bertemu Cinta
59
Minta Cucu
60
Aku Lelah
61
Disiplin
62
pilu
63
Apa ini
64
Tidak Mungkin
65
Bagaimana
66
Curiga
67
Maaf
68
Tidak Mungkin
69
Apa kabar?
70
Mengapa mirip?
71
Jadi begitu
72
Mana Deni
73
kau pasti sudah sangat menderita
74
Enak
75
Tengahnya dia
76
Takdir tidak ada yang tau
77
Jadi Harus Sendiri-Sendiri?
78
Lalu Apa?
79
Apa Maksudmu?
80
Itu tidak penting
81
Kita sama-sama berjuang
82
Enak tidak?
83
Yang benar?
84
Kau Harus Cepat
85
Melodi terindah
86
Bahaya
87
Apa...
88
Rencana
89
Sungguh
90
Maaf Ma
91
Semengerihkan itu?
92
Aku Ingin Bertemu
93
Sudah Siap
94
Kuat Ya Cinta
95
Tenang ya
96
Eyang
97
Bagaimana bisa?
98
Rencana yang bagus
99
Aku sungguh tidak menyangka
100
Sudahlah
101
Belangnya
102
Istighfar
103
Terimakasih
104
Bagaimana?
105
Apa Iya?
106
siapa dia
107
Gejolak
108
Sulit
109
Pengumuman
110
Pilihan yang sulit
111
Kau merebutnya
112
Benarkah Seperti itu?
113
Awas aja dia
114
tak menyangka mereka berdua ternyata...
115
Berharap
116
Tak ku sangka
117
Apa...Yang bener aja
118
Jangan Gitu Dong
119
Menyebalkan
120
Tentunya
121
Mencurigakan
122
Rencana dimulai
123
Ada Apa Sebenarnya?
124
Sungguh Menyenangkan
125
lucunya
126
Pertunangan
127
Terkuat
128
Maaf Bos

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!