Sebuah pengakuan.

"Maafkan saya, Non." Begitulah kalimat sakti yang meluncur bebas tanpa tersendat dan tergagap dari bibir seorang Jimmi Jaiden, pria yang masih betah melajang di usia kepala empatnya itu. Pria yang pernah menjadi sopir pribadi mendiang ayahnya dan kini memilih menjadi pengikut Mr. Black.

Sarah melihat dengan seksama wajah sang sopir yang kini tertunduk dengan rasa yang entah Sarah pun belum bisa menyimpulkannya, hanya dari kata maaf saja, tentu masih bayak rahasia yang terkandung dalam kalimat yang cenderung sangat berat untuk diucapkan itu.

"Bapak kenapa? Kenapa meminta maaf kepadaku?" tanya Sarah heran.

"Saya telah berkhianat terhadap Tuan Alan Parker," ucapnya lagi.

Sarah masih diam untuk melihat lebih jauh hal apa yang akan dikatakan oleh Jimmi Jaiden.

"Bapak menyembunyikan sesuatu dariku. Bapak tahu siapa aku sebenarnya?" tanya Sarah berusaha untuk tetap tenang menghadapi hal yang diluar dugaan dan perkiraannya.

Orang yang akan dia korek informasi tentang kematian ayahnya itu, ternyata memilih untuk berkata hal yang sebenarnya terhadap dirinya, tanpa dia harus meminta, merayu, apalagi menggoda.

Orang yang telah ia kelabuhi dengan gaun seksi dan minuman neraka malam itu, ternyata mantan orang kepercayaan ayahnya. Dia pengkhianat! Dia salah satu orang yang pernah disebutkan oleh Andreas waktu itu. Orang yang bisa dibeli dengan uang dan kekuasaan.

"Ya, saya tahu siapa Nona sebenarnya," ucapnya terjeda, ia nampak mengatur nafas dan berkali-kali menelan salivanya.

"Anda mengkhianati kepercayaan ayahku?" tanyanya menuntut jawab secepatnya.

"Maafkan saya, Non. Saya terpaksa."

"Apakah semuanya demi uang?"

Jimmi Jaiden mendongak, ingin dia mengulang kembali hari kelam itu. Saat dia menerima tawaran Mr. Black untuk menyabotase fungsi rem pada kendaraan milik Alan Aaron Parker dengan imbalan yang sangat fantasis dan jaminan bahwa kejahatannya itu tidak akan terbongkar sampai dirinya meninggal sekalipun.Namun, apa yang dilakukannya hari ini? Dia yang meminta jaminan, namun dia juga yang meruntuhkannya. Mungkinkah rasa bersalahnya sudah tak mampu lagi untuk menutupi kebohongan dan pengkhianatan yang ia lakukan?

Sementara Sarah, dia masih cukup terkejut dengan pengakuan Jimmi ini, haruskah dia bertanya tentang kematian ayahnya sekarang juga?

"Apa yang membuat Bapak mengakui semua ini di hadapanku? Bukankah itu sama saja artinnya Bapak berkhianat terhadap Paman Black? Anda mengulangi kesalahan yang sama."

"Tidak dengan orang yang sama, Non. Tuan Alan orang yang sangat baik. Saya menyesal. Namun, penyesalan ini apakah masih ada manfaatnya?" ucapnya dengan rasa bersalah yang semakin membuncah.

"Apakah Anda mengetahui sesuatu tentang kecelakaan yang dialami ayahku? Apakah semua itu adalah suatu kesengajaan dari pihak yang menginginkan kematiannya?" tanya Sarah dengan suara berat, sungguh dia ingin melupakan kejadian itu. Namun, semuanya adalah hal yang saling berkaitan tidak akan mungkin untuk dipisahkan.

Jimmi kembali tertunduk diam.

"Jangan katakan maaf lagi, Pak! Aku sudah memaafkan untuk semua kesalahan yang bahkan belum Bapak ungkapkan," ucap Sarah dengan tetap terus menatap Jimmi yang kini tengah menatapnya dengan mata yang mulai memerah.

"Sayalah pelakunya, Non," jawabnya dengan suara berat dan air mata yang masih menggenang di pelupuk matanya.

Terkadang Tuhan menciptakan kesusahan dengan cara yang begitu indah. Dan tak jarang pula Dia menghadirkan kebahagiaan yang diawali dengan air mata. Seperti yang dialami oleh Sarah Parker hari ini. Dirinya bersama Andreas berjibaku, bahu membahu, tak jarang pula mereka bertengkar karena ide yang tidak sejalan. Namun, semua itu akhirnya berguna untuk saling menguatkan.

Dan hari ini Sarah memetik apa yang baru saja ia semai, bahkan ia belum sempat merawatnya hanya sesekali ia siramkan air pada apa yang sedang mereka usahakan. Ternyata benar apa yang orang-orang katakan bahwa tidak ada hasil yang mengkhianati usaha.

Sarah sudah mempersiapkan semuanya, dia sudah merekam semua ucapan Jimmi melalui alat kecil yang terpasang di tubuhnya.

"Bapak yang mencelakai ayahku? Atas perintah siapa?" tanya Sarah, karena dari awal Jimmi sudah mengatakan bahwa ia terpaksa melakukan pengkhianatan ini karena imbalan uang yang sangat fantastis. Sudah pasti ada orang yang membayar jasanya.

"Apakah Nona tahu dengan siapa Nona saat ini tinggal?" tanya Jimmi menatap Sarah sekilas sebelum kembali menundukkan wajahnya.

"Tentu! Aku tinggal dan dibesarkan oleh Paman Black Michael," jawab Sarah lantang.

"Nona sungguh-sungguh tidak mengetahuinya?" tanyanya lagi saat mendengar Jawaban dari Sarah.

Sarah mengangguk berpura-pura tidak tahu saja, maka semua akan berjalan sesuai rencana.

"Nona tinggal bersama musuh besar Tuan Alan Parker."

"Musuh besar ayahku? Maksud Bapak siapa?" tanyanya berpura-pura terkejut atas pengakuan Jimmi Jaiden. Jimmi menganggukan kepalanya menjawab tanya Sarah.

"Tuan Black Michael," jawab Jimmi.

Sarah menutup mulut dengan satu tangannya. Sungguhpun, ia telah mengetahui jika Mr. Black adalah orang yang memiliki andil besar atas kematian ibunya, namun, untuk kecelakaan yang merenggut nyawa sang ayah, sungguh Sarah hanya pernah mengiranya saja. Dan saat perkiraannya itu ternyata benar, sungguh hatinya benar-benar kecewa. Kecewa karena ia ternyata dibesarkan oleh orang yang tidak dengan tulus menyayangi dirinya, bahkan menginginkan kehancuran keluarganya. Kecewa karena hal yang ingin disangkalnya ternyata malah menunjukkan kebenarannya tanpa harus ia minta.

Mungkin Sarah terlalu lugu atau Black Michael yang terlalu lihai dalam bersandiwara, hingga kebusukannya menjadi hal yang membuat Sarah kecewa dan marah pastinya.

"Nona benar! Dan sayalah yang melakukannya," ucap Jimmi dengan air mata yang mulai berderai. Ia lelaki, pantang baginya untuk menangis. Namun, saat ia merasa dosa-dosanya sudah tak mampu lagi ia tebus dengan apa pun selain kata maaf dan juga pengakuannya, maka dengan air mata ia ikut bicara, betapa penyesalannya sudah berujung pasrah.

"Saya serahkan hidup dan mati saya kepada Nona. Saya rela menebus semuanya, asalkan Nona sudi memaafkan kesalahan saya yang sangatlah besar itu," ucapnya lagi.

"Aku harus tahu apa alasan Bapak mengatakan hal ini kepadaku? Apakah masih dengan alasan yang sama, uang dan kekuasaan, lalu siapa yang akan menjaminkan hal itu?"

"Ada dosa yang tidak dapat kutebus dengan itu semua, Nona. Ada rasa bersalah yang terus saja mengikuti setiap jejak langkah kakiku. Dan semua itu tak kudapat penawarnya kecuali hal ini."

"Bapak sadar dengan apa yang sudah Bapak ucapkan. Resiko apa yang akan Bapak Terima jika sampai Paman Black Michael akhirnya mengetahui jika Bapak berkhianat terhadapnya?"

"Bahkan jika Nona menginginkan nyawa saya sekalipun, maka akan kuserahkan!"

"Aku bukan Tuhan yang berhak atas hidup setiap hambaNya. Aku juga sama sepertimu, sama-sama pendosa," ucap Sarah dengan sesak di dada yang sudah tak mampu lagi ia tolak.

HAPPY READING.

🌿🌿☘️☘️☘️

Terpopuler

Comments

〈⎳ HIATUS

〈⎳ HIATUS

Aku tanam bunga aja ya mbak bukan tanam saham

2023-10-20

1

〈⎳ HIATUS

〈⎳ HIATUS

Nggak butuh kata maaf soalnya dengan kata maaf Pak Alan juga nggak bakal balik

2023-10-20

1

〈⎳ HIATUS

〈⎳ HIATUS

nggak pernah bersyukur kau Jimmi

2023-10-20

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!