Sarah meremas kertas putih yang berisi tulisan tangan Mr. Black itu kuat-kuat. Rasa kesal, kecewa dan bencinya benar-benar menggunung kini. Ternyata benar dugaannya, sang ibu meninggal akibat cinta buta seorang Black Michael.
Hidup bertahun-tahun dalam misi membalaskan dendam sang paman, orang yang ia anggap sebagai yang sangat berjasa dalam hidupnya sepeninggal sang ayah, nyatanya adalah duri dalam dagingnya, api dalam sekam, musuh dalam selimut dan masih banyak lagi perumpamaan yang memang pantas ia sematkan untuk seorang Black Michael. Ia diharuskan menghancurkan perusahaan miliknya sendiri.
Sarah tersadar akan sesuatu. Ia buru-buru membuka kembali lembaran kertas yang sudah tak beraturan bentuknya itu. Ia rapikan kembali, walau tak mungkin kembali ke bentuk semula, akan tetapi, setidaknya itu bisa menjadi bukti yang kuat untuk Membuktikan keterlibatan Black Michael atas kecelakaan yang dialami ibunya.
Sarah bergegas meninggalkan gudang tersebut. Terlalu lama di tempat itu, maka orang-orang kepercayaan Mr. Black bisa saja memergoki dirinya, dan hal itu sangatlah merugikan bagi dia dan juga Andreas yang kini masih memantau melalui layar ponselnya yang terhubung dengan Sarah.
"Aku menemukan bukti keterlibatan Black dengan kecelakaan yang menimpa ibuku, Pak," ucapnya melalui panggilan suaranya dengan Andreas.
"Awal yang bagus. Kita akan kembali menyelidiki tentang kematian ayahmu, besok malam."
"Aku agak ngeri sih Pak kalau melakukan adegan kayak tadi, takut juga kalau si ular kadut itu bakalan nyosor kayak soang," ucap Sarah yang malah membuat Andreas tertawa.
"Kok ketawa? Bapak nggak kesel gitu kalau dia pegang-pegang aku?" ucap Sarah dengan memberengutkan wajahnya.
Andreas mengubah panggilan suaranya menjadi panggilan video. Tampak jelas di layar ponselnya wajah sang nona kecilnya yang kini malah menjadi kekasihnya itu menatap jengah kepadanya.
"Cantik dan manis," ucap Andreas dengan tersenyum di seberang sana.
"Dasar buaya muara!" umpat Sarah dengan mengetuk layar ponsel menggunakan jari telunjuknya.
"Nggak apa-apa jadi buaya muara, itu lebih baik daripada buaya buntung. Udah buntung, buaya lagi," ucap Andreas menimpali umpatan Sarah.
Pagi hari Sarah bersikap biasa saja saat kini tengah menikmati sarapan paginya bersama Mr. Black Michael.
"Sayang, apa Paman boleh minta bantuanmu?" ucap Mr. Black menatap sekilas kepada Sarah.
"Bantuan apa, Paman?"
"Paman butuh kamu untuk menyelidiki kasus yang menimpa Metrocorp tentang bahan baku mereka yang ternyata tidak teruji kehalalannya."
Sarah terperanjat. Menyelidiki kasus yang pernah ia selesaikan di Metrocorp, sebenarnya apa yang diinginkan oleh seorang Black Michael? Menyelidiki siapa orang yang telah membantu Metrocorp menyelesaikan masalah itu atau mencari tahu informasi lainnya tentang Metrocorp?
"Untuk apa, Paman? Bukankah hal itu sudah lama ditutup kasusnya oleh kedua belah pihak. Lalu kenapa Paman ingin mengetahuinya?" tanyanya heran dan juga lebih waspada. Apakah si Black ini mulai mencurigai dirinya dan juga Andreas atau ada orang lain yang memengaruhinya?
"Paman hanya ingin melihat perkembangannya saja. Sepertinya kamu juga belum terlalu jauh masuk ke Metrocorp. Kenapa? Apakah kamu sudah jatuh cinta pada tikus dekil si Julian Parker itu?"
"Cuih!" Sarah membuang pandangannya ke samping, ekspresi orang buang ludah.
"Aku lebih baik jadi perawan tua, daripada bersuamikan pria seperti dia, Paman. Turun derajat dong!" ucapnya tak terima atas tuduhan Black itu.
"Kamu nggak takut jadi perawan tua?" tanya Mr. Black.
"Kalau aku kembalikan pertanyaan itu untuk Paman. Bagaimana?" ucap Sarah coba memancing Mr. Black tentang cinta terlarangnya terhadap sang ibu. Sesungguhnya dia ingin sekali menancapkan belati di leher pria di depannya ini. Namun, menuruti emosi dan hawa nafsu tidak akan mendatangkan kebaikan apa pun. Semua hanya akan menyusahkan diri kita sendiri dan bahkan orang lain juga. Jadi berpikir sebelum bertindak itu adalah bijaksana.
"Paman hanya pernah satu kali jatuh cinta, sayang. Dan Paman berjanji cinta Paman hanya untuk dia seorang."
"Wah! Beruntung sekali pasti wanita yang Paman cintai itu ya?" ucapnya dengan dada yang bergemuruh menahan amarah di dalam hatinya. Bahkan ibunya harus meregang nyawa karena cinta bodohnya seorang Black Michael.
Mr. Black menoleh lalu tersenyum lagi.
"Hanya dia yang selalu ada dalam hati Paman hingga detik ini."
Degh! Sarah terhenyak. Rupanya sang paman betul-betul seperti ini. Cintanya tidak berlandaskan kemanusiaan. Ia sudah menodai kesucian cinta dengan melenyapkan nyawa si wanita.
"Lalu, kenapa Paman tidak menikahinya? Apa dia masih kecil seperti aku?" tunjuknya pada dirinya sendiri. Ah, si Andreas biasa-biasa aja jalan bareng dia, malahan kelewatan percaya dirinya, padahal perbedaan usia mereka berdua bukan setahun dua tahun, melainkan puluhan tahun. Selain itu, Sarah juga bermaksud mengalihkan pembicaraan Mr. Black tentang permintaannya tadi. Semoga segera teralihkan.
"Jodoh kita bukan di dunia, sayang?" jawab Mr. Black santai dengan terus melanjutkan sarapannya.
Sarah menghelap tak percaya. "Bisa-bisanya dia bicara seperti itu. Padahal kelakuannya udah kayak dajjal itu, cinta buta berujung petaka. Iya petaka untuk si wanita yang tak lain adalah ibuku sendiri," monolognya dalam hati.
"Tunggu sampai kutemukan lagi bukti-bukti yang lainnya Black, maka tidak ada alasan untuk dirimu tidak mendekam dalam dinginnya jeruji besi, seumur hidupmu. Seharusnya kamu ikut mati bersama cintamu yang salah kaprah itu!" umpatnya lagi, namun wajahnya tetap tersenyum walaupun hatinya bergemuruh menahan panasnya amarah.
"Bagaimana, bisa nggak bantu Paman?" ucap Mr. Black kembali bertanya.
"Maaf, Paman. Aku sangat sibuk dengan Metrocorp dan juga rencana pertunanganku dengan Julian. Paman tahu, aku harus memerankan sandiwara ini dengan amat sangat sempurna, agar mereka tidak mencurigaiku. Jika aku membantu Paman, maka kemungkinan besar rahasiaku bisa terbongkar sebelum rencana kita menemui titik terangnya. Dan lagi, untuk apa semua itu Paman lakukan? Bukankah setelah Metrocorp hancur, maka tidak akan ada lagi pengaruh perusahaan itu untuk Paman?" ucapnya coba memberikan alasannya yang paling masuk akal dan argumen-argumen yang memang menjadi dasar pertimbangan untuk Mr. Black.
"Kamu benar, sayang. Seharusnya Paman bisa berpikir jernih seperti dirimu. Kamu memang hebat sayang," ucap Mr. Black seraya mengelus puncak kepala Sarah pelan. Entah apa yang dipikirkan oleh Sarah. Namun, pada kenyataannya dia merasa aneh dengan sikap yang ditunjukkan oleh si Black ini. Mencintai ibunya, memusuhi ayahnya, lalu sekarang seolah-olah sangat menyayangi dirinya. Apakah cinta dan benci memang setipis itu perbedaannya? Apakah keserakahan bisa membuat seseorang berubah-ubah menjadi apa yang mereka inginkan?
"Bukan aku yang hebat! Akan tetapi Paman yang belum bisa berpikir tenang, terlalu lama hidup melajang, pola pikir Paman pun akan sulit untuk berkembang. Jangan bertumpu pada satu tujuan yang malah membuat kita lalai dari tujuan utama kita, Paman," ucapnya coba memberi pengertian kepada Mr. Black. Sejujurnya dia malas sekali mengatakan hal itu terhadap Mr. Black. Namun, semua itu ia lakukan demi tujuan utamanya juga, yaitu mengungkap rahasia besar kematian kedua orang tuanya dan merebut kembali Metrocorp.
Happy reading.
🌿🌿🌿🌿🌿🌿
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
〈⎳ HIATUS
Lempar pake Guci Sarah Lempar!!!
2023-10-19
1
〈⎳ HIATUS
Lempar pake Guci Sarah Lempar!!!
2023-10-19
0
〈⎳ HIATUS
Nggak buaya darat sist?
2023-10-19
0