Sarah tersenyum mendengar pertanyaan sang paman yang ditambah dengan raut wajah sedihnya. Seolah-olah dia benar-benar takut ditinggalkan oleh anak dari musuhnya yang sudah berbeda dunia itu. Ah! Pandai sekali Anda berkamuflase Mr. Black, Anda lebih ahli dari seorang peneliti. Anda lebih suhu dari para master.
"Aku bukan kacang yang lupa akan kulitnya Paman. Aku juga bukan malin kundang yang durhaka terhadap ibunya. Dan Paman adalah pengganti kedua orang tuaku. Maka sudah selayaknyalah aku berbakti kepada Paman. Namun, untuk kehidupanku di masa yang akan datang semoga aku tidak akan pernah membuat Paman kecewa." Sarah memeluk pamannya itu untuk waktu yang cukup lama.
Saat tengah memeluk Mr. Black itulah ia melihat sebuah benda kecil yang kini melingkar di jari manis sang paman.
"Paman mengenakan cincin pernikahan? Jadi sebenarnya Paman masih memiliki keluarga?" tanya Sarah bertubi-tubi, lalu melepas pelukannya.
Mr. Black tampak terkejut mendengar pertanyaan dari Sarah, ia segera melepas cincin yang lupa ia lepas tadi.
"Hanya cincin biasa sayang. Ini juga bukan cincin pernikahan. Sudah Paman katakan Paman tidak membutuhkan kehadiran seorang wanita dalam hidup Paman," ucapnya mengakhiri perbincangannya dengan Sarah.
"Kenapa Paman tidak berkata jujur kepadaku? Maaf aku mulai mencurigaimu Paman," bathinnya, lalu masuk ke dalam kamarnya.
Malam hari, Sarah masih bergelut dengan semua rasa keingintahuannya, ia tak dapat memejamkan matanya walau sebentar saja. Akhirnya ia melancarkan aksinya, yaitu menggeledah gudang milik Mr. Black.
Sarah berhasil menemukan kunci gudang penyimpanan milik Mr. Black. Namun, kunci itu tidak hanya satu, hingga Sarah harus berpikir keras untuk menemukan kunci yang cocok dengan pintu tersebut.
Sarah bukanlah tipe wanita yang mengerjakan sesuatu dengan banyaknya pertimbangan, timbang sana, timbang sini. Satu keyakinannya maka itu yang akan ditelusurinya.
"Aku yakin Paman Black menyembunyikan sesuatu dari diriku." Setelah mencoba beberapa kunci, akhirnya ia menemukan kunci yang cocok dengan pintu gudang penyimpanan milik sang paman.
Sarah langsung mengunci pintu tersebut dari dalam, agar dia lebih leluasa.
"Gaun milik siapa ini?" tanyanya saat melihat sebuah gaun pengantin berwarna putih yang terpajang dalam sebuah lemari kaca.
Sarah mendekat untuk lebih jelas melihat gaun yang sepertinya gaun pengantin tersebut.
"Jeane Paula Parker?" Sarah hampir saja jatuh terduduk saat membaca nama yang mirip dengan nama ibunya itu ada di balik gaun panjang itu.
"Bukankah itu adalah nama dari istri Alan Aaron Parker pamannya Julian? Lalu untuk apa Paman Black menyimpan gaun milik istri orang, Paman termasuk pria yang mengidolakan istri tetangga?" ucapnya, lalu berdiri coba menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terhubung pada dirinya.
"Sangat aneh, aku yakin banyak hal yang akan aku temukan di sini." Sarah kembali berjalan menuju sebuah tumpukan kertas yang tersusun rapi di atas sebuah meja rias.
"Alan Aaron Parker, Jeane Paula Parker, Sarah Adelio Parker." Sarah membaca ketiga nama tersebut yang terpajang di dinding ruangan ini. masing-masing dengan lukisan wajahnya.
Kedua orang yang bisa Sarah sebut mereka adalah Tuan dan Nyonya Parker, di dalam lukisan wajah keduanya terdapat anak panah yang tepat menusuk di bagian dadanya, lalu gadis kecil berambut emas itu tampak terbingkai dalam gambar hati berwarna hitam pekat.
"Gambar yang mengerikan. Apakah orang- orang di dalam lukisan itu masih hidup ataukah mereka sudah meninggal dunia?" ucap Sarah berjalan mendekat kepada lukisan tersebut.
Sarah kembali menemukan daftar nama yang ditulis dengan tinta merah dan tebal.
Masih nama yang sama dan terakhir terdapat nama Kevin Andreas. Sebuah nama yang menggetarkan relung hatinya. Ia tiba-tiba teringat akan sosok sopir dan pengawal pribadinya itu. Namun, ia berusaha mengenyahkannya lagi, namun rasa rindu itu malah semakin datang dan tak mau pergi.
"Pak Andre, di mana kamu sekarang, Pak? Kenapa tidak pernah mencari keberadaanku?" ucapnya dengan air mata yang menggenang di ujung retinanya. Sarah buru-buru menyeka air matanya itu.
Ia teruskan penyelidikannya malam ini, sebuah map jepit berwarna hijau menjadi perhatiannya kini.
"Sarah Adelio Michael anak dari Alan Aaron Michael," ucapnya lirih, ia masih biasa saja saat membaca keterangan tersebut. Namun, detik berikutnya, Sarah benar-benar tidak mampu lagi menahan gejolak emosinya, saat membaca bagian akhir dari surat keterangan tersebut.
"Pergantian nama menjadi Sarah Adelio Michael." Sarah benar-benar terhuyung dan jatuh terduduk di atas lantai yang dingin ruangan itu. Tangannya bergetar menggenggam lembaran dokumen yang ia yakini jika itu adalah tentang dirinya.
"Jadi Paman sengaja mengganti nama belakangku dengan namanya? Jadi aku benar anak seorang Alan Aaron Parker?" tanyanya pada dirinya sendiri dengan air mata yang sudah jatuh berderai.
"Paman benar-benar sudah membohongiku. Untuk apa?" ucapnya tertahan.
Sarah masih menangis tertahan merenungi nasibnya.
"Ternyata selama ini aku dibesarkan oleh seorang pembohong kelas kakap, aku dibesarkan oleh musuh ayahku sendiri," ujarnya dengan tangan terkepal menahan amarahnya.
"Paman memanfaatkanku untuk menghancurkan Metrocorp. Lalu siapa Metrocorp dengan diriku? Ah, Julian, ternyata aku terlarang untukmu," ucapnya coba menopang tubuhnya yang masih lemas atas apa yang baru saja dilihatnya.
Sarah buru-buru menyembunyikan tubuhnya saat mendengar kasak- kusuk para pengawal di rumah ini tampak berkeliling mengitari seisi rumah.
"Sebenarnya gudang itu isinya apa sih, Jim?" tanya seorang pria dengan tato di sebagian tubuhnya.
"Aku saja belum pernah masuk ke dalam gudang itu," jawab sang teman.
"Rahasia besar sepertinya yang di sembunyikan Mr. Black dalam ruangan itu," ucap seorang lelaki menimpali jawaban Jimi.
Sarah sebisa mungkin berusaha agar tidak menimbulkan kecurigaan kedua orang tersebut.
"Paman Black benar-benar hanya memanfaatkan diriku," bathinnya masih pada tempat persembunyiannya.
Satu hal yang kini menjadi keyakinannya, tidak ada orang lain yang benar-benar peduli selain diri kita sendiri.
Setelah suara para pengawal Mr. Black itu sudah tak terdengar lagi, Sarah keluar dari persembunyiannya.
"Hah." Sarah menghembuskan nafasnya lega.
"Aku harus bermain cantik dengan berpura-pura belum mengetahui rahasia besar ini," ucapnya, lalu mengunci pintu kamarnya dari dalam.
Pagi hari, Sarah datang menghampiri Mr. Black yang tengah menikmati udara pagi yang sedikit berkabut di balkon rumahnya.
"Paman," ucapnya, lalu mengambil posisi untuk duduk di seberang sang paman.
"Hei! Semangat sekali pagi ini sayang. Hal apa kiranya yang membuat keponakanku ini terlihat amat sangat bahagia pagi ini?" Mr. Black menggeser duduknya agar Sarah bisa duduk di sampingnya.
"Tentu aku sangat bersemangat Paman. Sebesar ambisimu untuk menghancurkan Metrocorp perusahaan milik keluargaku sendiri. Ternyata dirimu lebih buruk dari pada serigala yang berbulu domba Paman."
🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
🍒⃞⃟🦅🥑⃟uyulᵂᴬᴸᴵᴰ𝐕⃝⃟🏴☠️
dpt ttik trang 😌
2023-09-23
2
🔴ᴳᴿ🐅⍣⃝ꉣꉣ𝕬ⁿᶦᵗᵃ🤎𓄂ˢᵐᴾ࿐
sekarang km dah tahu siapa dirimu Sarah tp km jg masih hrs menyelidiki hubungan Metrocorp dengan dirimu
bermain cantik lah Sarah, km pasti nt kaget kanan kiri ok musuh ortu mu
2023-09-13
2
🔥⃞⃟ˢᶠᶻ𖤍ᴹᴿˢ᭄𝓐𝔂⃝❥AyJinda❀∂я
betul Sarah kau harus bisa menyembunyikan kebenaran tentang dirimu biar si Item itu kagak curiga
2023-09-11
1