Dunia yang tak lagi sama.

Dunia ini hanya sebuah persinggahan, maka singgahlah dengan meninggalkan kesan yang indah. Hidup hanya tentang meninggalkan dan ditinggalkan, jika sekarang dirimu tengah merasakan sedihnya ditinggalkan, maka suatu saat pada waktunya nanti kamu akan mengalami apa yang sekarang kamu tangisi.

Alan Parker telah singgah sementara di dunia yang fana ini, dia telah menyelesaikan satu fase kehidupannya dan akan menjalani fase kehidupan selanjutnya di alam yang berbeda. Nyawanya tak dapat diselamatkan akibat kecelakaan tragis yang dialaminya.

Langit di atas kediaman mewahnya sudah tak lagi menampakan rona birunya, perlahan dan pasti, mendung itu mulai mendominasi hingga rintik hujan mulai membasahi.

Di tempat lain. Andreas, sopir sekaligus pengawal yang dipilih Alan untuk menjaga putrinya itu masih berkutat dengan pikirannya. Bagaimana caranya menyampaikan berita duka kepada gadis cantik di depannya ini.

Sarah bahkan masih dengan leluasa menampilkan senyum manis dan cerianya. Kalimat rayuannya untuk menjamin jika ayahnya tidak akan pernah mengetahui tentang apa yang terjadi hari ini sungguh tertepati.Bukan hanya hari ini, akan tetapi selamanya.

"Ayolah Nona, Ayah Nona meminta saya untuk membawa Nona kembali sekarang juga," ucapnya lagi masih belum menemukan kalimat yang tepat.

"Baiklah, aku akan pulang! Dan aku akan memintanya lagi esok hari," jawab Sarah dengan melangkah mendahului sang sopir.

Andreas mengangguk,lalu membuka pintu mobilnya.

Hujan gerimis menyapa mereka ketika melewati jalanan menuju komplek perumahan.

"Ada apa di depan Pak? Kenapa ramai sekali?"

Andreas menoleh sekilas. Ia sudah menduga jika pertanyaan itu akan meluncur dari bibir mungil Sarah.

"Saya akan menemani Nona. Jangan berjalan sendiri!" Sarah menautkan kedua alisnya saat mendengar titah Andreas.

"Maksudnya apa?" tanyanya bingung hingga mereka sudah tiba di depan gerbang rumah Alan Parker.

"Pak Andre?" Sarah segera melepas sabuk pengamannya dengan cepat, ia akan membuka pintu mobilnya juga. Namun, Andreas belum membukanya.

"Buka Pak, buka!" pintanya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Saya akan temani Nona Sarah. Ikutlah bersama saya!" Andreas membuka pintunya.

Sarah Adelio Parker, kakinya seakan tak lagi berpijak di atas bumi yang mulai basah ini, saat ia melihat kerumunan orang-orang dengan pakaian dan juga kacamata hitam tampak lalu lalang, keluar masuk,silih berganti dari dalam kediamannya.

"Ayah!"

Sarah berlari kencang masuk kedalam rumahnya. Andreas segera saja mengikuti langkah cepat nona mudanya itu.

Tak ada kata yang mampu ia ucapkan, saat melihat peti mati sang ayah. Dunianya benar-benar akan berubah setelah ini.

Siapa lagi orang yang akan peduli dengan dirinya? Ayahnya adalah satu-satunya, tak ada ibu, nenek dan juga kakek. Semua keluarga menjauh setelah kematian ibunya. Lalu, apakah setelah kepergian sang ayah, Sarah benar-benar akan hidup sendiri di dunia ini?

Airmatanya masih saja mengalir menemani tanah yang basah di atas pusara ayahnya. Satu jam yang lalu ia masih membicarakan ayahnya bersama sang sopir. Akan tetapi lihatlah apa yang terjadi saat ini, ayahnya ada di sini, namun di dunia yang tak lagi sama.

Semua orang sudah pulang ke rumahnya masing-masing. Sarah masih terdiam di dalam mobilnya yang dikemudikan oleh Andreas.

Brakkk!

Andreas melihat dari kaca spionnya saat mendengar suara tabrakan dari arah belakang kendaraannya.

"Tetap diam di sini Nona! Kali ini saya mohon Nona jangan dulu membantah," ucap Andreas sebelum keluar dari dalam mobilnya.

Sarah menutup kedua matanya saat beberapa orang di belakang mobilnya tampak berbicara bahkan akan bertindak kasar terhadap Andreas. Namun, Andreas bukanlah sopir biasa, ia merangkap sebagai penjaga untuk Sarah Adelio Parker.

Beberapa kali pukulan para pria itu berhasil ia patahkan. Namun, tampaknya pertemuannya hari ini bersama Sarah akan menjadi pertemuan terakhir bagi mereka. Saat ia tengah bergelut hebat dengan para pria berbadan tegap sama seperti dirinya itu, seorang pria dengan stelan kasual terlihat berjalan pelan masuk kedalam kendaraannya.

Sarah terkejut saat kedua mata dan bibirnya tiba-tiba saja ditutup oleh pria tersebut.

Berubah, dunianya benar-benar telah berubah. Belum lagi hilang rasa sedih atas kepergian sang ayah, kini ia harus dihadapkan pada kenyataan hidup yang lainnya.

"Lepaskan! Aku tidak ingin ikut bersamamu. Kamu orang jahat!" ucapnya saat sang pria membawanya masuk kedalam rumah yang tak kalah mewah dari kediamannya.

"Aku bukan orang jahat sayang. Hidupmu akan terjamin bersamaku, bahkan akan lebih baik daripada kehidupanmu yang sebelumnya."

Sarah bergeming. Lelah, sungguh ia lelah, tenaganya terkuras untuk seluruh air mata yang tertumpah hari ini. Lalu, mengapa air mata kembali hadir untuk masalah hidup yang lebih berat lagi?

Sarah menangis seorang diri di dalam kamarnya.

"Pak Andre, kamu di mana? Kenapa tega membiarkanku pergi bersama orang yang sama sekali tidak kukenal?" ucapnya dengan memeluk tubuhnya sendiri.

Sarah terisak dalam tangisnya. Kini dia benar-benar hidup sendiri.

Sementara itu di tempat berbeda.

Andreas berhasil mengalahkan ketiga pria yang saat ini sudah lari tunggang langgang meninggalkannya. Ia pikir semua sudah berhasil ia kendalikan. Namun, darahnya seakan berhenti mengalir saat mendapati pintu mobilnya sudah terbuka.

Hal yang sesuai dengan terkaannya itu akhirnya menjadi nyata.

"Nona Sarah!" teriaknya dengan membanting pintu kendaraannya kuat- kuat.

"Maafkan saya Tuan, saya gagal menjaga amanahmu. Nona Sarah terlepas dari pengawasanku. Hal yang kujaga dengan segenap jiwa raga. Namun, terlepas di waktu yang sama."

*

*

*

"Bagaimana dengan Metrocorp? Apakah sudah ada berita tentang perusahaan peninggalan Alan Parker itu?" seseorang tampak berbicara melalui panggilan suara di ponselnya.

Ia terlihat memijit pelipisnya berulang-ulang saat suara teriakan Sarah yang terdengar dari dalam kamarnya.

"Aku harus memastikan anak cerdas itu tumbuh besar dalam pengaruhku. Aku adalah jiwa terkuat yang akan menurunkan semua sikap tangguh dalam dirinya. Bukan menjadi wanita lemah dan cengeng," ucapnya, lalu berjalan masuk ke dalam kamar Sarah.

"Sayang, bolehkah Uncle masuk?" ucapnya dari balik daun pintu yang masih terkunci dari luar.

Tentu saja ia tak butuh persetujuan Sarah untuk bisa masuk ke dalam kamar anak musuhnya itu. Tak ada jawaban atau tanda- tanda pergerakan dari dalam, hingga dia memutuskan untuk masuk perlahan.

"Selamat pagi anak cerdas," ucapnya seraya berjalan menghampiri gadis cantik yang belum beranjak dewasa itu.

Sarah menatap tajam dengan ujung retinanya. Sudah lebih dari satu bulan ia tinggal di dalam rumah besar ini. Namun, belum satu patah kata pun yang terucap dari bibir mungilnya.

"Kita pergi ke taman hari ini sayang, apakah kamu menginginkannya?" tanya sang pria dengan tak lelahnya selalu tersenyum manis terhadap Sarah.

Ternyata senyuman dan kalimat ajakannya mendapat reaksi cukup baik dari Sarah. Gadis itu menoleh walau masih dengan raut wajah tak bersahabatnya.

"Aku tahu senyumanmu sangatlah tak ternilai anak pintar. Bahkan seluruh harta kekayaanku ini saja belum mampu menghadirkan senyuman di bibir manismu itu untukku. Baiklah! Kamu tetap cantik dan akan selamanya cantik walau tanpa senyumanmu," ucapnya merasa bahagia dengan respon yang diperlihatkan oleh Sarah.

"Boleh aku berkunjung ke makam kedua orang tuaku,Paman?"

Mr. Black Michael segera saja meletakan ponselnya saat mendengar permintaan Sarah. Bukan, bukan permintaannya, akan tetapi perubahan signifikan yang ditunjukan oleh gadis itu.

"Kamu memanggilku,sayang? Paman?" ucapnya seolah tak percaya atas apa yang baru saja didengarnya.

"Iya." Sarah mengangguk mengiyakan. Dia sudah pasrah dengan apa yang telah menjadi garis hidupnya. Tak ada lagi yang bisa diharapkannya, hingga ia memilih untuk menerima Mr. Black Michael sebagai pengganti ayahnya dan juga Andreas sang sopir yang merangkap menjadi pengawal untuknya yang tak kunjung menampakan batang hidungnya.

Ikhlas itu memang tidak mudah. Namun, saat kita tidak memiliki pilihan yang lainnya, maka kita akan menyadari bahwa tidak ada apa pun yang dapat kita lakukan kecuali hal itu.

Happy reading. ☘️

Terpopuler

Comments

Akari

Akari

kata-kata yang bagus

2023-09-11

1

☠ᵏᵋᶜᶟ🥀⃟ʙʟͤᴀͬᴄᷠᴋͥʀᴏsᴇ

☠ᵏᵋᶜᶟ🥀⃟ʙʟͤᴀͬᴄᷠᴋͥʀᴏsᴇ

setuju thor

2023-09-11

2

💕NARA༄𝑓𝑠𝑝⍟

💕NARA༄𝑓𝑠𝑝⍟

semoga pak alan tenang disana buat sarah km yang sabar ya jadilah gadis yang kuat

2023-09-11

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!