Misi malam pertama.

Sarah dan Andreas berjibaku bahu membahu membahas rencana mereka yang harus balapan liar dengan agenda rencana pertunangan Sarah dan Julian.

Andreas yang sangatlah dewasa itu tidak pernah keberatan atau pun cemburu saat harus menyaksikan kemesraan Sarah bersama Julian.

"Malam ini kita eksekusi si Jimmi itu, sayang," ucap Andreas seolah sudah terbiasa dengan sapaan itu terhadap Sarah. Sedangkan yang disapa?

"Ehm." Sarah sengaja berdehem agar Andreas fokus terhadap dirinya. Namun, yang didehenin ternyata Jaka Sembung alias nggak nyambung.

"Ehm, ehm!"

Kali ini usahanya berhasil Andreas menoleh kepadanya. "Ada apa? Mau minum?" tanyanya seraya menuang air putih dari dalam botol untuk Sarah. Sarah menolak dengan menggelengkan kepalanya.

"Apa?" tanya Andreas lagi dengan meraih tangan gadisnya itu. Mereka tengah menikmati senja di tepian danau di pinggiran kota.

"Aku terharu."

"Untuk?"

"Untuk kesetiaan Bapak."

"Aku hanya menjalani takdir hidupku dengan hati yang bahagia dan gembira. Kamu tahu? Mama dan Papa sudah berpuluh-puluh kali berniat menjodohkan diriku dengan anak rekan bisnisnya. Namun, aku selalu menolak."

"Karena aku?" tanya Sarah penuh percaya diri. Namun, tak ayal pipinya bersemu merah juga kini.

"Tentu saja tidak!" jawab Andreas. Sarah segera menjauhkan letak duduknya tak lagi berdekatan dengan Andreas. Andreas yang melihat hal itu pun tak bisa untuk tidak tertawa karenanya.

"Kenapa? Kamu marah, cemburu?" tanyanya dengan semakin mendekatkan posisi duduknya, Sarah akan kembali menjauh. Namun, Andreas buru-buru mencekal tangannya.

"Biarkan begini! Kita butuh kekuatan dan kenyamanan," ucapnya saat Sarah memberontak ingin melepas genggaman tangan Andreas.

"Aku khawatir orang-orang Black melihat kita, Pak," ucapnya dengan ujung matanya yang bergerilya ke sekeliling tempat itu.

"Mereka tidak akan mencurigai kita. Aku jamin itu."

"Jaminan mutu?"

"Apa rencana kita malam ini, Pak?" tanya Sarah lagi.

"Malam ini tugas sepenuhnya ada atas kendalimu, sayang. Aku hanya mengarahkan. Karena hal yang mustahil jika aku ikut masuk ke kamarmu," jawab Andreas dengan memperhatikan raut wajah Sarah.

"Kamu takut?" tanyanya saat Sarah tidak merespon jawabannya barusan.

"Tentu saja tidak, Pak! Aku bahkan tidak sabar menunggu hari kehancuran si Black itu akan segera tiba."

Malam itu Sarah kembali mendatangi Jimmi yang tengah asyik dengan layar ponselnya. Sarah datang dengan mengenakan piyama kutung dengan panjang di atas paha yang sukses menampilkan tubuh moleknya yang benar-benar menggoda iman. Bahkan Andreas sempat menolak panggilan videonya karena penampilannya itu.

Flashback on.

"Kamu seksi sekali, sayang. Jangan sampai buaya buntung itu menyentuh satu helai saja rambut yang ada di tubuhmu itu." Begitulah ultimatum yang diucapkan Andreas untuk pacar kecilnya itu. Hal yang membuat Sarah tersenyum tersipu mendengarnya. Selain sang ayah, baru kali ini ada pria yang melarangnya seperti yang diucapkan oleh Andreas tadi.

"Siap mengerti, Pak!" ucapnya.

Flashback off.

Jimmi menoleh saat mendengar suara langkah kaki mendekat ke arahnya.

"Nona Sarah. Ada apa menemui saya malam-malam begini?" tanyanya dengan jakun yang naik turun berbanding terbalik dengan harga beras yang nggak turun-turun.

Sarah berjalan santai dengan melenggak lenggokan ayunan langkah kakinya, dan lihatlah! Betapa Jimmi sudah gelojotan umpama cacing yang disiram air garam.

"Aku nggak bisa tidur, Pak. Panas banget deh di kamarku. Makanya aku keluar, eh nggak tahunya Pak Jimmi belum tidur juga rupanya," ucapnya dengan berjalan semakin mendekat kepada Jimmi.

"Tuan besar bisa marah jika melihat Nona ada di sini. Tolong jangan membuat saya bingung, Nona," pintanya dengan mata yang tak pernah berpindah posisi hitam dan juga putihnya. Hitam di tengah dan putih di pinggirnya.

Sarah tidak menjawab ia semakin mendekat dengan menuang segelas minuman beralkohol ke dalam gelas slokinya.

"Lagi nonton apa sih, Pak? Adegan 18 tahun ke samping ya?" tanyanya dengan gerakan cepat merebut ponsel Jimmi. Sarah membelalakkan kedua bola matanya saat melihat apa yang kini berputar di layar ponsel milik Jimmi yang kini tersenyum kikuk menatapnya.

"Kenapa Bapak nggak nikah aja sih? Daripada seperti ini, dosanya gede lho, Pak," ucapnya coba memberi nasihat. Dia lupa seperti apa penampilannya saat ini. Persis wanita penjual jasa yang melambai-lambaikan tangannya di pinggir jalan.

"Ribet Non! Kudu ngurusin ini, inu dan anunya yang nggak abis-abis masa kadaluwarsanya," jawabnya seraya meneguk minuman yang disuguhhkan oleh Sarah.

Semakin sering ia bertanya maka semakin sering pula Jimmi meneguk minuman yang diberikan oleh Sarah. Jimmi masih menjawab pertanyaan dari Sarah dengan baik dan benar.

"Sebelum dia bener-bener mabuk lalu mulai menggerayangi tubuhku, ada baiknya aku segera mulai penyelidikanku ini."

" Bapak tahu siapa itu Jeane Paula Parker?" tanya Sarah dengan suara berat saat menyebutkan nama mendiang ibunya itu.

"Cinta terlarangnya Tuan Black Michael," jawabnya dengan gerakan tangan yang mulai nakal. Andreas merasa geram melihat hal itu dari ruang pengintaiannya yang terhubung dengan ruangan tempat Sarah dan Jimmi saat ini berada.

"Awas saja sampai dia berani menyentuh seujung kuku saja kulit kekasihku. Akan kubuat dia tak mampu menggenggam apapun di dunia ini," ucapnya geram dengan tangan terkepal.

Sementara Sarah sangat terkejut atas jawaban Jimmi tadi. Berarti besar kemungkinan sang ibu adalah benar korban dari cinta buta si Black. Bahkan bisa jadi kecelakaan yang dialami sang ibu juga ada kaitannya dengan cinta terlarang tersebut.

"Cinta terlarang Paman Black?" ucap Sarah dengan terus menjauh saat Jimmi terus saja mepet mendekati dirinya.

"Iya, cinta terlarang yang membuat Tuan Black gelap mata dengan menghabisi nyawa wanita yang dicintainya itu, melalui drama kecelakaan tunggal yang berhasil ia rekayasa," jawab Jimmi lagi yang terus saja bicara dalam pengaruh minuman beralkoholnya.

"Bapak mempunyai buktinya?" tanya Sarah semakin penasaran.

"Ada sebuah surat yang saya temukan dalam gudang penyimpanan Tuan Black di atas...." Belum selesai Jimmi bicara, akan tetapi tubuhnya sudah terhuyung ke lantai dengan mata tertutup.

Sarah segera keluar dari ruangan tersebut. Ia berlari menuju gudang milik Mr. Black. Dengan bermodalkan kunci yang telah lebih dulu ia duplikat, Sarah dengan mudah masuk ke dalam gudang tersebut. Kondisinya masih sama, semua nama dan juga gaun pengantin milik sang ibu masih terpajang di tempat semula.

Langkah kakinya terhenti saat melihat sebuah buku berwarna biru langit yang ada dalam rak lemari kayu yang masih sangat kokoh itu.

"Apakah ini yang dimaksud Jimmi tadi?" ucapnya dengan meraih benda persegi panjang tersebut. Sebuah tulisan tangan yang ditulis dengan rapi.

Jeane Paula Parker.

Jika takdir tidak mengizinkan kita untuk hidup bersama, maka hal itu juga tidak akan berlaku untuk orang lain. Biarkan aku bahagia dengan menyebut namamu dalam deru nafasku tanpa harus melihat senyum manismu yang tercipta bukan untukku. Kamu harus mati bersama cintaku yang tak pernah terbalas ini.

Michael Black.

🍀🍀🍀🍀

Terpopuler

Comments

〈⎳ HIATUS

〈⎳ HIATUS

CUPU KAU BLACKY nggak jentelmen

2023-10-16

0

〈⎳ HIATUS

〈⎳ HIATUS

Kapan pacarannya ente?

2023-10-16

0

〈⎳ HIATUS

〈⎳ HIATUS

batuk Bu Hajjah?

2023-10-16

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!