Prang!
Suara pecahan piring terdengar begitu nyaring di telinga. Pecahannya yang jatuh pun berhamburan di lantai dan hampir saja mengenai tubuh tua nan ringkih tersebut. Darsih berdiri terpaku sembari memegang pipinya yang panas. Tak kalah panas dengan hatinya saat ini.
Mata Santoso memancarkan kilat amarah. Lelaki itu baru saja memukuli istrinya tanpa ampun sebelum akhirnya mendorong semua yang ada di atas meja hingga pecah berhamburan ke lantai.
"Dasar wanita tidak berguna. Seharusnya kamu tangkap anak kurang ajar itu, bukan malah menyuruhnya untuk pergi. Dasar anjing!" maki Santoso pada istrinya.
Darsih hanya diam tak menjawab. Tak pernah terbayangkan dalam mimpi sekalipun dirinya akan menjalani hidup menyedihkan seperti ini.
Terlahir dari keluarga yang cukup berada menjadikan Darsih memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi. Dia sempat bekerja disebuah perusahaan bonafit hingga akhirnya bertemu dengan Santoso yang merupakan anak dari pemilik perusahaan tersebut.
Sikap lemah lembut dan penyayang yang Santoso tunjukkan membuat wanita yang memiliki nama lengkap Aprilia Winarsih itu jatuh hati dan menerima pinangan Santoso.
Mempertahankan tak semudah mendapatkan adalah kata bijak yang sangat cocok untuk menggambarkan kehidupan mereka. Santoso mendapatkan seluruh harta keluarga saat kedua orang tuanya tiada. Namun naasnya, dia yang terlalu mudah percaya pada orang lain justru tertipu hingga menyebabkan harta yang mereka miliki sedikit demi sedikit habis tak berbekas.
Pemandangan langit yang telah kemerahan di ufuk barat, matahari yang tak lagi tampak memang sangat indah dan memanjakan mata. Suasana tersebut menjadi waktu favorit bagi sebagian orang. Berbagi kehangatan dan bertukar cerita dengan canda dan tawa sambil menunggu jam makan malam tiba.
Di ruang tengah tanpa cahaya penerangan sedikit pun, Santoso menatap istrinya yang tak merespon dengan pandangan kebencian.
Hatinya yang semakin kesal mendorong dirinya untuk meraih kembali benda apa saja yang ada di atas meja, kemudian melemparnya kembali ke arah istrinya tersebut.
Gelas kaca itu pun pecah saat menghantam dinding. Serpihannya yang tajam menggores lengan Darsih hingga berdarah. Wanita tua itu pun meringis seraya memegang lengannya yang terluka. Santoso tersenyum puas.
Hidup Darsih saat ini sudah seperti di dalam neraka, hinaan dan makian yang tak berkesudahan membuat hatinya kian mati rasa.
"Cukup Mas. Cukup sudah kamu membuat hidupku sengsara seperti ini. Sekarang aku mau kamu keluar dari rumah ini dan talak aku segera!" ujar Darsih lantang.
Tak ada air mata yang menghiasi wajahnya, hanya ada sakit hati dan amarah yang selama ini dia pendam kini mulai naik ke permukaan.
Santoso melotot. Dia seakan tak percaya mendengar kalimat yang terlontar dari mulut istrinya. Istri yang selama puluhan tahun selalu patuh serta menurut padanya kini sudah berani mengusirnya.
Santoso berjalan mendekat dengan rahang yang mengetat. Tangan keriput penuh urat yang menonjol itu menekan kedua rahang Darsih dengan erat, memberikan rasa nyeri pada wanita paruh baya tersebut.
"Kamu berani mengusirku Darsih. Berani kamu melawan pada suamimu sendiri! Apa kamu lupa siapa yang sudah membuatmu masih bisa menghembuskan nafas hingga saat ini, hah!" teriak Santoso memekakkan telinga.
Darsih menepis tangan suaminya tak kalah kerasnya hingga cengkeraman tangan di wajahnya terlepas. Tatapan mata Darsih tak kalah tajam dan menantang.
"Suami katamu, Mas? Pantaskah kamu disebut suami setelah apa yang kamu lakukan padaku selama ini! Dan ya, aku berhutang nyawa padamu. Tapi jika aku boleh memilih, lebih baik aku mati saat itu dari pada hidup dalam neraka bersamamu!" teriak Darsih penuh dengan emosi.
"Selama ini aku diam karena menghargaimu dengan harapan suatu saat nanti kamu akan berubah. Namun nyatanya apa? Tingkahmu justru semakin menjadi-jadi membuat keluarga kita hancur berantakan!" lanjut Darsih menumpahkan segala sesak yang ada di hatinya.
"Memangnya apa yang sudah aku lakukan? Aku rasa tak ada yang salah dari apa yang sudah aku lakukan. Anak itu kita besarkan dengan susah payah, sudah seharusnya dia berhutang budi pada kita. Tetapi apa yang kamu perbuat? Kamu justru membiarkannya pergi begitu saja. Kamu tahu Darsih, jika aku tak bisa membawa kembali Senja pada juragan Dirga, bisa-bisa aku yang akan mati ditangannya. Mana kemarin putri kesayanganmu itu hampir membunuhnya!" balas Santoso frustasi.
Masih terasa di sekujur tubuhnya bekas pukulan keras dari anak buah lelaki tua itu. Senja yang melarikan diri pada malam itu tak hanya membuat Santoso gagal mendapatkan uang, tetapi juga hampir mati oleh anak buah juragan Dirga karena merasa telah dibohongi dan ditipu, juga membuat juragan Dirga hampir celaka.
"Salah besar jika kamu berpikir aku akan membiarkan putriku itu kamu jadikan pemuas naf-su binatang pria ba-jingan itu, Mas! Aku membesarkannya untuk aku sayangi, bukan untuk dijual seperti barang seperti yang kamu lakukan. Dan sekarang aku tak mau mendengar perkataan apa pun dari mulut lelaki ba-jingan sepertimu. Sekarang lebih baik kamu pergi dari rumah ini sekarang juga, pergi!" usir Darsih dengan intonasi suara yang semakin meninggi.
Dia seakan habis akal untuk menghadapi suaminya. Dia juga sudah muak dengan segala keributan yang tercipta di dalam rumah tangga mereka.
"Kamu mau cerai. Baiklah aku akan kabulkan permintaanmu itu dengan senang hati. Dan aku juga akan pergi dari sini tapi setelah ...," ucapan Santoso terhenti. Sudut bibir sebelah kirinya terangkat tinggi membentuk seringai licik.
"Setelah apa maksudmu, Mas?" tanya Darsih curiga. Santoso tak menggubris pertanyaan dari istrinya. Lelaki bertubuh kurus itu langsung berbalik berjalan menuju kamar.
Darsih spontan langsung mengikuti suaminya dari belakang. Dia sangat mengerti arti senyuman licik dan culas itu.
"Mas, apa yang mau kamu lakukan?" Darsih mengikuti langkah kaki suaminya dari belakang, menuju kamar mereka berdua.
Santoso membuka lemari, tangannya menggeledah satu persatu ruang di dalam lemari itu. Matanya begitu awas mencari hingga senyumnya terkembang saat mendapati sebuah map hijau yang terselip di bawah pakaian pada rak nomer tiga.
Darsih kaget. Dia tak pernah menyangka suaminya akan mengincar surat beharga miliknya. Satu-satunya peninggalan orang tuanya.
"Mas, untuk apa kamu mengambil sertifikat rumah ini?" tanya Darsih. Jantungnya berdetak dengan kencang. Dia merasakan firasat tak enak saat suaminya mulai menggenggam surat itu dengan wajah yang ceria.
"Mas, kembalikan padaku! Ini rumah peninggalan orang tuaku."
Darsih mencoba meraih map di tangan Santoso, namun dengan sigap Santoso mendorong tubuh Darsih hingga jatuh terjerembab ke lantai.
"Cerewet! Dengan surat ini aku bisa membayar sebagian hutang-hutangku. Lagi pula orang tuamu itu sudah mati. Jadi mereka juga tak akan bisa marah jika rumah ini aku gadaikan," jawab Santoso dengan santainya.
Di dalam kepalanya saat ini sudah terbayang sejumlah uang yang akan dia dapatkan setelah menggadaikan surat tersebut pada rentenir yang dia kenal. Dia juga tak perlu lagi bersembunyi saat beberapa orang depcolektor mencarinya.
Darsih langsung berdiri. Dia kembali berusaha merebut surat beharga miliknya. Tetapi dia kalah dari suaminya yang begitu gesit menghindar.
"Kembalikan surat itu, Mas. Itu harta kita satu-satunya. Kalau kamu menjual rumah ini, lalu kita akan tinggal di mana?"
"Berisik! Aku tidak menjualnya. Aku hanya menggadaikannya saja!" sentak pria kurus itu sembari kembali mendorong tubuh Darsih keras.
Akibat dorongan tangan Santoso yang begitu kuat membuat Darsih tak hanya terhuyung ke belakang. Tetapi kepalanya tak sengaja terbentur sudut meja hingga tak sadarkan diri di lantai.
"Ckkk ... menyusahkan saja!" Santoso hanya menatap istrinya sejenak setelah itu pergi begitu saja tanpa memastikan apakah istrinya masih bernapas atau tidak seakan tak punya perasaan sedikit pun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Widyanti Ningsih
wanita goblok. lapor polisi biar di penjara lakik mu
2023-12-04
0
Unhy Anwar
bryan dan senja kan kakak adik jgn buat mereka pcran thor,sebelum perasaan bryand semakin dalam tolong biar senja sama Noah sja..dan cecilia sama bryan sja kan kasian cecilia dri kecil suka sama bryan
2023-09-05
0
FiaNasa
bencinya sama darsih ini,bodoh banget..knp gak laporkan saja sama polisi.gregetaan aq
2023-08-29
0