Noah menemui Cecilia dan mengajak dokter cantik utu makan bersama dengan kondisi Senja yang menjadi alasannya. Sebenarnya Noah tak terlalu peduli dengan wanita itu setelah dia ingat jika Senja adalah wanita yang menyebabkan dirinya kehilangan kalung berlian yang dia beli waktu itu.
Akan tetapi jika dapat berdekatan dengan Cecilia, tentu saja Noah tak akan melepaskan kesempatan tersebut.
Menu makanan kali ini terasa istimewa. Noah menikmati soto ayam yang dia pesan, sembari berbincang dengan Cecilia.
"Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?" Cecilia menatap lelaki yang tengah duduk santai di hadapannya. Mereka sudah selesai menikmati makanan masing-masing.
Cecilia sedikit bingung dengan sikap Noah yang tiba-tiba datang ke ruangannya untuk mengajak dirinya makan di kafetaria rumah sakit, padahal ini belum masuk jam makan siang. Hanya untuk menanyakan kondisi gadis yang baru semalam dia selamatkan. Sesuatu yang tak pernah Noah lakukan sebelumnya.
"Maksudnya?" tanya Noah berbasa-basi. Dia tahu kemana arah dan tujuan dari pertanyaan Cecilia padanya. Tapi apa urusannya? Membawa Senja ke rumah sakit dan mengobatinya adalah bentuk tanggung jawab dan belas kasihan yang dia miliki. Lalu kedepannya itu bukan lagi urusannya.
Cecilia mendengkus jengkel. Terkadang gaya sok polos dan cuek Noah membuatnya kesal. Dia tahu lelaki itu cukup pintar untuk mengartikan maksud dari perkataannya.
"Wanita itu. Apa yang akan kamu lakukan padanya selanjutnya?" tanya Cecilia geram. Ingin sekali dia menjambak rambut panjang Noah yang membuat matanya risih.
"Aku? Biarkan saja dirinya pulang, aku sudah mengcover semua biaya rumah sakit sebagai bentuk tanggung jawabku. Lalu apalagi yang harus aku lakukan padanya, menikahinya? Pertanyaanmu konyol sekali," balas Noah dingin. Seakan tak memiliki empati.
"Wanita itu bernama Senja ...," ucap Cecilia memberitahu nama gadis yang semalam Noah tolong. Tak enak saja di telinganya, sejak tadi Noah hanya menyebut dengan nama 'gadis itu' saat mereka membicarakan Senja.
"Oh," jawab Noah singkat lagi-lagi tak peduli. Dia menggunakan nama Senja sebagai alasan untuk dekat dengan Cecilia. Namun mendengar Cecilia terus menerus mengungkit tentang Senja di depannya membuat dia semakin jengkel. Seakan tak ada hal yang mengenai mereka berdua yang dapat mere bahas.
Cecilia pun mendesah pelan. Inilah yang membuat pria di hadapannya ini berbeda dengan saudaranya. Noah memang ceria di luar terlihat humble dan mudah bergaul tetapi lelaki itu tak cukup peka dan terkesan cuek di matanya.
"Aku belum selesai bicara Noah. Aku merasa Senja memiliki banyak rahasia yang tak mau dia ceritakan. Apa ada sesuatu yang buruk terjadi padanya?" jelas Cecilia.
Noah menatap serius. "Aku hanya menemukannya tergeletak di jalan malam itu dan aku tak tahu apa-apa soal dia. Jika dia tak mau bicara, mungkin itu privasi baginya. Jangan terlalu dipikirkan," tegur Noah.
Cecilia wanita yang sangat baik dan penyayang. wanita di hadapannya ini mudah sekali tersentuh akan hal-hal kecil yang melukai hati orang lain. Tapi sayang, Cecilia tak cukup peka atas luka di hati Noah akibat pengabaian darinya. Hal itulah yang terkadang membuat Noah geram.
"Tapi tadi dia sekilas ada cerita kalau dia baru saja keluar dari tempat tinggal sebelumnya. Kasihan dia yang tidak punya rumah."
"Terus ... hubungannya dengan kita apa?" balas Noah semakin cuek. Tangan kekar itu menjangkau gelas di hadapannya. Kembali meminumnya hingga tandas dan tersisa gumpalan es batu yang sebagian telah mencair.
"Setahu aku kamu punya rumah yang baru saja kamu beli kan. Jadi rumah itu saja menjadi tempat tinggalnya sementara waktu, daripada tidak ditempati," saran Cecilia yang cukup membuat mata Noah terbelalak.
Rumah itu baru Noah beli beberapa bulan yang lalu, rumah yang menjadi rumah impiannya. Tempat di mana anak serta istrinya nanti tinggal. Dan satu-satunya wanita yang Noah harapkan adalah wanita yang ada di hadapannya saat ini.
Sayang, wanita cantik di hadapannya ini justru lebih memilih Bryan. Saudaranya yang bahkan tidak memberikan perhatian padanya sedikit pun. Apalagi mencintainya, seakan mengharapkan hujan salju di iklim tropis.
"Nggak! Kenapa harus rumah itu. Biarkan saja dia tinggal di rumah kontrakan atau apartemen jika memang dia tak memiliki rumah untuk pulang. Tinggal kasih uang, maka semua menjadi beres," tolak Noah tegas.
"Ya nggak gitu juga Noah. Senja itu butuh tempat yang bisa membuatnya nyaman. Kasihan dia, hidupnya sungguh malang," ujar Cecilia sedih. Dia baru mengenal Senja, tatapi entah kenapa dia merasa senang dengan gadis itu. Ditambah sikap senja yang ramah dan manis membuatnya terkesan.
Noah menghela napas seraya mengusap wajahnya kasar.
"Kamu itu terlalu baik, Lia. Kita tidak tahu asal-usul wanita itu. Apa yang dikatakannya itu bohong atau benar, kita tidak tahu. Lagi pula. Itu baru asumsimu saja kan? Memangnya wanita itu bilang secara langsung jika dia membutuhkan tempat tinggal," debat Noah semakin geram.
Satu hal lagi yang paling tak Noah sukai dari gadis dihadapannya ini, yaitu; sikap Cecilia yang terlalu mudah berasumsi akan sesuatu berdasarkan pemikirannya sendiri.
Terkadang Noah merasa Cecilia salah mengambil jurusan perkuliahan. Gadis itu lebih cocok mengambil jurusan psikolog agar mampu mengobati jiwa orang lain ketimbang mengambil jurusan dokter umum.
"Aku yakin dia wanita baik-baik. Cuma nasib baik saja yang tak berpihak padanya. Tak ada salahnya menolong orang lain, Noah. Setidaknya demi kemanusiaan, kita tidak tahu mungkin saja suatu saat kita akan bersyukur atas kebaikan yang telah kita lakukan hari ini."
Noah terdiam. Ia meraih gelas yang berisi jus miliknya yang telah habis. Hanya ada sisa es batu yang telah mencair dan tak cukup untuk meredam hatinya yang terbakar kesal. Tak ada gunanya berdebat dengan jelmaan malaikat. Tak akan ada kata lain keluar selain nasehat yang membuat kupingnya panas.
"Dan mungkin saja kita juga dapat menyesali kebaikan yang telah kita lakukan hari ini. Bisa jadi kebaikan itu berbalik menikam diri sendiri seperti bumerang yang menghantam!"
"Ckkk, kamu selalu berpikiran negatif pada orang lain seakan banyak sekali orang jahat di dunia ini. Tak ada yang jahat Noah, hanya terkadang keadaan saja yang mendorong mereka melakukan hal itu," ujar Cecilia menasehati. Noah hanya tersenyum kecut menanggapi kalimat naif yang keluar dari bibir merah buah cherry milik Cecilia.
"Jika kamu nggak mau ya sudah, aku akan hubungi Bryan dan meminta tolong padanya."
Deg!
Noah tersentak. Salah satu tangan Noah terkepal di atas meja. Ada api yang mulai terpantik di hatinya saat Cecilia menyebut nama lelaki yang susah payah Noah hapus dari hati gadis di hadapannya itu.
"Bryan? Memangnya kamu pikir Bryan akan mau mendengarkan semua permintaanmu?"
"Aku yakin Bryan pasti mau, dia itu baik. Dan kamu kenapa sih, sensi banget sama saudara sendiri! Kamu dan Bryan itu beda," ujar Cecilia tak sadar telah menyiram cuka di atas hati lawan bicaranya yang kini telah tercubit dan terluka.
Noah terkekeh menutupi rasa perihnya. Ia sakit hati dan cemburu.
"Sensi? Lebih tepatnya kamu yang terlalu mengharapkan seseorang yang tak pernah sedikit pun menatapmu. Apa tidak capek mencintai seorang diri, hah? Apa sebegitu sempurnanya Bryan di matamu hingga kamu tak bisa menatap lelaki lain? Berhentilah membandingkan aku dengan Bryan, karena kami berbeda. Paham!" ucap Noah marah. Intonasinya mulai meninggi.
Cecilia tersentak kaget. Dia tertegun sembari menggigit bibir bawahnya erat.
Cecilia memandangi Noah yang bangkit dari duduknya. Sebelum pergi Noah tak luka mengeluarkan dua lembar uang berwarna merah yang di letakkan di bawah gelas.
"Noah, maafkan aku. Aku nggak bermaksud menyinggungmu. Noah tunggu!" panggil Cecilia. Dirinya menyesal telah membuat Noah marah.
Dia cukup sadar untuk tidak menaikkan volume suaranya mengingat kafetaria dalam keadaan sedang sedikit ramai saat ini. Lelaki itu berlalu begitu saja dengan langkah kaki tegas tanpa mau membalas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Ulfa Zumaroh
klau Cicilia minta bantuan Brian ketemu saudaranya senja kn adik brian
2023-10-05
0
FiaNasa
padahal waktu dr kecil Noah sangat pengertian Lo orangnya,,kok besarnya jd gitu sih wataknya,,apa karna lama diluar negri ya
2023-08-27
1