Cinta? Kamu pikir aku percaya?

"Aku lapar, bagaimana kalau kita makan di luar. Udara di kantor ini tiba-tiba panas dan membuat sesak," ujar Noah mengalihkan pembicaraan.

Dia tak kuat jika harus terus menghadapi Cecilia dengan wajah yang sedih seperti itu. Dia lelaki lain yang membuat wanita itu sedih, Noah mungkin sudah mendatangi lelaki itu dan menghajarnya hingga tak berkutik. Tetapi lelaki itu adalah Bryan, saudaranya sendiri. Bagaimana bisa dia menyakiti saudaranya sendiri?

"Terus makanan itu?" Cecilia menatap sendu benda yang ada di atas meja. Hatinya masih sedih mengingat bagaimana perjuangannya memesan makanan itu yang harus rela menempuh perjalanan yang cukup jauh kemudian mengantri.

"Makanan itu sudah dingin. Biar nanti OB yang urus itu." Noah berdiri dari duduknya. Dia menarik tangan Cecilia agar ikut bersamanya.

Sebuah restoran yang menyajikan menu makanan sunda yang menjadi pilihannya. Lama tinggal di luar negeri membuat lidah Noah merindukan makanan Indonesia yang kaya akan ciri khas rempah-rempah dan rasa pedasnya.

Noah memilih tempat duduk bersimpuh pada sebuah saung anyaman bambu yang berdiri di atas danau buatan dengan atap rumbia. Airnya yang cukup jernih terdapat kumpulan ikan koi berwarna-warni yang meliuk-liukkan tubuhnya seakan sedang menari.

Tak butuh waktu lama makanan terhidang di atas meja. Aneka makanan khas yang identik pedas serta manis dan juga minuman bersantan, terdapat isian di dalamnya berbentuk panjang berwarna hijau yang terbuat dari tepung beras yang membalut pisang.

Dipadu rasa manis dari gula aren yang kental serta es batu yang membuat tampilan minuman itu sangat menggoda di cuaca yang cukup terik ini. 

"Aku baru tahu kalau ada tempat sebagus ini. Jaraknya juga nggak terlalu jauh dari rumah sakit," ucap Cecilia senang.

Matanya mengitari keadaan sekitar sekilas kemudian memandang makanan yang tersaji dengan begitu semangat.

"Tempat ini baru buka beberapa bulan yang lalu. Aku juga baru ke sini sekali, itu pun karena ketemu dengan klien," jelas Noah.

Mereka berdua mulai menyicipi makanan itu satu persatu. Dari raut wajah cantik dokter muda itu tampak jika dirinya menyukai cita rasa dari masakan tersebut.

"Ayam serundeng ini enak. Mungkin setelah ini aku akan sering mampir ke sini. Aku juga bosan makan siang di kafetaria rumah sakit terus menerus," adu Cecilia di sela makannya.

Noah tersenyum simpul. Mereka berdua memang memiliki selera yang hampir sama soal makanan sejak kecil. Sama-sama menyukai masakan yang dominan pedas dan manis serta berempah.

"Tapi sayang, aku tak bisa mengajak Bryan kesini. Dia kan tidak menyukai makanan seperti ini, apalagi yang ada lalapan begini. Seperti kambing katanya," ujar Cecilia kembali.

Noah terdiam. Lelaki itu menghentikan kegiatan makannya dan menatap ke arah Cecilia.

"Aku yang lama tinggal di luar negeri tetapi kenapa lidahnya yang kebarat-baratan!" cibir Noah tak senang. Dia paling tak suka jika Cecilia mulai menyebut nama sepupunya itu saat mereka sedang berduaan.

"Namanya juga selera. Kamu nggak boleh seperti itu pada saudaramu sendiri. Nggak baik," tegur Cecilia membela.

Wanita cantik berambut panjang itu menyudahi makannya yang tak banyak. Cecilia mencuci tangannya dengan cawan plastik berwarna hijau yang bersebelahan dengan mangkok plastik berwarna serupa yang tersusun di sampingnya.

"Bisa nggak, sekali saja kamu tak membahas tentang Bryan saat kita lagi bersama!" sentak Noah dengan nada suara yang sedikit meninggi.

Cecilia terkejut. Noah membanting kasar tissue yang sudah dia gunakan mengelap tangannya yang basah itu ke atas piring. Selera makannya menguar begitu saja, piring yang dia gunakan juga masih tersisa banyak makanan.

"Kamu kenapa Noah? Hari ini kamu sensitif sekali. Seharusnya aku yang marah-marah karena saudaramu itu mengabaikanku. Tetapi kenapa kamu yang justru marah padaku?" tanya Cecilia heran. Dirinya tak merasa melakukan kesalahan yang membuat Noah harus marah padanya.

Untung saja posisi antara satu saung dengan saung yang lain jaraknya cukup berjauhan hingga Cecilia bisa sedikit tenang, tak ada orang yang akan mendengarkan perbincangan mereka yang mulai terasa tegang.

"Aku tidak marah padamu, aku hanya tak suka kamu selalu menyebut nama Bryan dan Bryan. Apa hanya nama itu yang ada di hatimu?"

"Apa yang ingin kamu bicarakan? Aku tak mengerti?"

Cecilia mulai terasa canggung melihat wajah Noah yang menegang. Dirinya tahu pasti jika saat ini lelaki yang ada di hadapannya saat ini sedang menahan amarah padanya. Tapi kenapa? Dan karena apa? Cecilia tak mengerti atau mungkin dia memang tak mau mengerti.

"Kamu tak mengerti. Heh?" Noah tersenyum sinis. "Memangnya sejak kapan kamu mau mengerti tentangku? Yang ada di dalam pikiranmu hanya Bryan saja seakan duniamu hanya berputar pada."

"Noah, kamu kan tahu dari dulu jika aku menyukai Bryan."

"Tapi Bryan tidak menyukaimu dan bahkan melirik dirimu saja tidak. Ada seseorang yang lebih dulu mengisi hatinya dan wanita itu bukan kamu!" ujar Noah sedikit kasar dan telak melukai hati gadis di hadapannya. Dia hanya berusaha menyadarkan Cecilia dengan kenyataan yang ada.

Cecilia menunduk menyembunyikan bola matanya yang berkaca-kaca. Noah menarik napas panjang, urat di wajahnya yang menegang kini perlahan-lahan mulai mengendur.

Noah yakin gadis yang ada di hadapannya itu sebentar lagi akan meneteskan bulir kristal yang menjadi kelemahannya. Noah tak pernah tahan melihat gadis di hadapannya itu bersedih.

Sepasang bulir kristal yang jatuh di pipinya saja sudah cukup ampuh memadamkan bara api yang menyala di hatinya hingga mengarang hitam kembali.

"Maaf, aku tak bermaksud menyakitimu. Tetapi—" Noah menjeda kalimatnya sesaat. Tangannya meraih salah satu tangan Cecilia yang ada di atas meja dan menggengamnya erat.

Cecilia mendongakkan kepalanya. Pandangan mata mereka bertemu dan saling menatap dalam.

"Berhentilah mengejar seseorang yang tak akan pernah menatapmu. Dan berikan kesempatan orang lain untuk mengisi hatimu itu. Orang yang benar-benar menyayangimu," ujar Noah mulai melembut dengan penuh perasaan. Hatinya berharap jika Cecilia mau menerima apa yang dai sampaikan padanya. Setidaknya memberikan dia harapan.

Cecilia menarik tangannya kembali seraya tersenyum tipis. Dia tak terlalu bodoh untuk mengartikan siapa 'seseorang' yang sedang Noah maksud.

"Sejak kecil aku memang selalu dekat denganmu. Kita kerap pergi berdua dan ya ... aku selalu bergantung padamu dalam segala hal. Aku juga selalu memanfaatkan dirimu agar aku bisa bersama Bryan. Karena Bryan selalu menolak jika aku yang mengajaknya bermain berdua secara langsung sejak dulu," tutur Cecilia sembari terkekeh kecil mengenang masa lalu.

"Aku mencintaimu Lia. Are you that stupid that you can't understand?"

"Cinta?" Cecilia kembali terkekeh. "Lelaki sepertimu bisa mengatakan cinta. Ayolah ... jangan bercanda padaku, Noah. Apa kamu begitu kesepiannya hingga membuat lelucon padaku?" balas Cecilia sambil berseloroh karena tak percaya. Begitu banyak wanita dalam hidup lelaki di hadapannya itu membuat dirinya ragu.

"Jeniffer, Rachel, silvia, dan siapa satu lagi? La ... La, siapa namanya? Aku lupa," ucap Cecilia mengucap satu persatu nama-nama wanita yang terakhir ini mengisi hari-hari Noah dan selalu bergelayut manja padanya.

Kening Cecilia mengerut, dia masih mencoba mengingat satu nama yang terselip di dalam otaknya. Cecilia paham betul sepak terjang lelaki yang duduk di hadapannya. Tak ada jeda bagi lelaki itu dalam hal percintaan.

Putus dari satu wanita Noah sudah memiliki banyak wanita pengganti untuk mengisi kekosongan hatinya. Jadi bagaimana mungkin Cecilia yakin kata 'cinta' yang keluar dari mulutnya bukanlah kalimat candaan belaka.

"A ... aku ingat Rosella!" seru Cecilia riang sambil menjentikkan jarinya ketika bibirnya mampu menyebutkan nama satu orang wanita.

"Jangan sebut nama wanita itu! Kamu membuat kupingku sakit saja," balas Noah jengkel mendengar nama wanita yang terus menghantuinya akhir-akhir ini.

Wajah Noah bertekuk seperti kertas kusut yang membuat Cecilia akhirnya tertawa lepas.

Terpopuler

Comments

FiaNasa

FiaNasa

masak dokter seperti Cecilia gak peka sama prasaan Noah,,gak masuk akal kali.klau pura² gak peka mungkin iya tuh

2023-08-29

0

lihat semua
Episodes
1 Jangan jual aku Papa!
2 Berlari sejauh mungkin.
3 Nasib badan.
4 Bumerang
5 Pertemuan yang tak menyenangkan.
6 15 ribu vs 186 juta!
7 186 juta bukan 186 ribu!
8 Dijual cepat tanpa perantara.
9 Pertemuan kedua.
10 Sebatang kara.
11 Tak bisa berkutik.
12 Rasa yang tersimpan.
13 Sepenggal kisah pilu.
14 Mendadak menjadi hutang.
15 Makan hati
16 Hati yang terasa penat.
17 Kembali ke neraka.
18 Cemburu itu cinta.
19 Cinta? Kamu pikir aku percaya?
20 Hati yang menderita.
21 Tiga saudara beda watak.
22 Firasat Buruk.
23 Mimpi buruk yang terulang.
24 Buntu Akal.
25 Kesepakatan yang terjalin.
26 Akulah Senja.
27 Aku mau putus.
28 Tak rela.
29 Cinta itu menyiksa.
30 Olah raga jantung di pagi hari.
31 Panas tapi bukan api.
32 Nasehat teman.
33 Nenek tua yang ikut campur.
34 Memulai rencana.
35 Jangan sebut namanya di depanku!
36 Jiwa yang terguncang.
37 Kenyataan yang menyakitkan.
38 Maju satu langkah.
39 Cari-cari kesempatan.
40 Butir bening di ujung mata.
41 Menagih janji
42 Sepenggal kisah masa lalu.
43 Misi pertama.
44 Menang sebelum perang.
45 Sebuah lamaran.
46 Cinta yang rumit.
47 Kekhawatiran Senja.
48 Penolakan Jelita
49 Sikap yang mulai berubah.
50 Ungkapan kasih sayang.
51 Protes Yonna akan sikap Jelita.
52 Terbongkarnya Rahasia.
53 Penolakan Bryan.
54 Masalah Baru yang Muncul.
55 Tabir Masa Lalu.
56 Di Mana Dia?
57 Suara Hati Ginela.
58 Ada Apa dengannya?
59 Seandainya!
60 Terima Kasih Luka.
61 Luka Itu Perih.
62 Campur Tangan Jelita.
63 Merubah Haluan Hati.
64 Cinta Itu Luka
65 Sabar dan Tahan!
66 Balada Black Card.
67 Jatuh Dapat Bonus.
68 Penilaian Sebatas Mata.
69 Liontin Kenangan.
70 Planning Orang Tua.
71 Memulai Rencana.
72 Pagi yang Menggemparkan.
73 Tidur Bersama.
74 Sidang Dosa.
75 Jatuh Tertimpa Tangga.
76 Dilema Hati.
77 Pelampiasan Hati.
78 Singa Salah Kandang.
79 Keterkejutan Yonna.
80 Ultimatum Seorang Ibu.
81 Ayo Memulainya dari Awal!
82 Hari Pernikahan.
83 Pengakuan yang Menyesakkan Dada.
84 Menuntut Talak.
85 Hati yang membiru.
86 Mutasi.
87 Duka Nestapa.
88 Hilang sandaran hidup.
89 Ada yang panas.
90 Fakta yang Mengejutkan
91 Kenyataan itu luka.
92 Rumah tangga sakinah.
93 Liburan ke Eropa.
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Jangan jual aku Papa!
2
Berlari sejauh mungkin.
3
Nasib badan.
4
Bumerang
5
Pertemuan yang tak menyenangkan.
6
15 ribu vs 186 juta!
7
186 juta bukan 186 ribu!
8
Dijual cepat tanpa perantara.
9
Pertemuan kedua.
10
Sebatang kara.
11
Tak bisa berkutik.
12
Rasa yang tersimpan.
13
Sepenggal kisah pilu.
14
Mendadak menjadi hutang.
15
Makan hati
16
Hati yang terasa penat.
17
Kembali ke neraka.
18
Cemburu itu cinta.
19
Cinta? Kamu pikir aku percaya?
20
Hati yang menderita.
21
Tiga saudara beda watak.
22
Firasat Buruk.
23
Mimpi buruk yang terulang.
24
Buntu Akal.
25
Kesepakatan yang terjalin.
26
Akulah Senja.
27
Aku mau putus.
28
Tak rela.
29
Cinta itu menyiksa.
30
Olah raga jantung di pagi hari.
31
Panas tapi bukan api.
32
Nasehat teman.
33
Nenek tua yang ikut campur.
34
Memulai rencana.
35
Jangan sebut namanya di depanku!
36
Jiwa yang terguncang.
37
Kenyataan yang menyakitkan.
38
Maju satu langkah.
39
Cari-cari kesempatan.
40
Butir bening di ujung mata.
41
Menagih janji
42
Sepenggal kisah masa lalu.
43
Misi pertama.
44
Menang sebelum perang.
45
Sebuah lamaran.
46
Cinta yang rumit.
47
Kekhawatiran Senja.
48
Penolakan Jelita
49
Sikap yang mulai berubah.
50
Ungkapan kasih sayang.
51
Protes Yonna akan sikap Jelita.
52
Terbongkarnya Rahasia.
53
Penolakan Bryan.
54
Masalah Baru yang Muncul.
55
Tabir Masa Lalu.
56
Di Mana Dia?
57
Suara Hati Ginela.
58
Ada Apa dengannya?
59
Seandainya!
60
Terima Kasih Luka.
61
Luka Itu Perih.
62
Campur Tangan Jelita.
63
Merubah Haluan Hati.
64
Cinta Itu Luka
65
Sabar dan Tahan!
66
Balada Black Card.
67
Jatuh Dapat Bonus.
68
Penilaian Sebatas Mata.
69
Liontin Kenangan.
70
Planning Orang Tua.
71
Memulai Rencana.
72
Pagi yang Menggemparkan.
73
Tidur Bersama.
74
Sidang Dosa.
75
Jatuh Tertimpa Tangga.
76
Dilema Hati.
77
Pelampiasan Hati.
78
Singa Salah Kandang.
79
Keterkejutan Yonna.
80
Ultimatum Seorang Ibu.
81
Ayo Memulainya dari Awal!
82
Hari Pernikahan.
83
Pengakuan yang Menyesakkan Dada.
84
Menuntut Talak.
85
Hati yang membiru.
86
Mutasi.
87
Duka Nestapa.
88
Hilang sandaran hidup.
89
Ada yang panas.
90
Fakta yang Mengejutkan
91
Kenyataan itu luka.
92
Rumah tangga sakinah.
93
Liburan ke Eropa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!