Cemburu itu cinta.

Bryan membayar seseorang yang dapat dia percaya untuk menyelidiki di mana keberadaan wanita yang terus menyiksa dirinya dengan kerinduan. Setelah mendapatkan kabar tentang keberadaan gadisnya, Bryan bergegas beranjak dari kursi kerjanya. Dirinya seakan tak sabar lagi ingin bertemu sang kekasih.

Pintu ruang kerjanya terbuka tepat saat dia hendak membukanya. Menampilkan seorang gadis cantik dengan senyum ramah khas.

"Bryan, kamu mau pergi?" tanya Cecilia bingung. Gadis itu memang tak menghubungi Bryan terlebih dahulu untuk datang. Karena setiap dirinya memberi kabar, Bryan akan selalu menolak bertemu dengannya dengan berbagai alasan. Sibuk kerja atau alasan lainnya.

"Ada urusan sedikit yang harus aku kerjakan. Sorry aku terburu-buru," jawab Bryan seraya berlalu pergi meninggalkan Cecilia yang berusaha memanggilnya. Tangan kanan gadis itu mengangkat tinggi plastik putih dengan logo restoran mahal.

Cecilia menatap punggung Bryan yang menghilang di balik pintu kaca dengan hati yang sakit.

"Tak bisakah kamu memberikan waktu untukku sebentar saja. Padahal aku sudah menyempatkan diri untuk datang serta membawa makanan untukmu," gumam Cecilia dengan perasaan kecewa.

Bertahun-tahun dia berusaha untuk bersikap baik dan manis, memberikan perhatian lebih dengan harapan Bryan dapat membuka hati untuknya. Namun nyatanya saat hati itu terbuka justru bukan namanya yang terukir di dalam sana.

Cecilia merasa semua perjuangannya terasa sia-sia. Tapi bodohnya, tetap saja dia tak ingin menyerah.

Bryan mengendarai mobilnya cukup cepat. Sesekali dia mengumpat saat perjalanannya harus terhenti karena lampu merah yang menyala. Tuhan seakan sedang menguji kesabarannya. Perjalanan yang seharusnya di tempuh selama setengah jam akhirnya menjadi lima puluh menit.

Bryan memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah kecil dan minimalis. Dia turun dari mobil dan melangkah dengan tergesa-gesa. Tangan kekar itu membuka pagar yang tak terkunci tanpa izin. Di depan pintu telunjuknya langsung menekan tombol putih bergambar lonceng yang terpasang.

Bel berbunyi bersahutan membuyarkan lamunan Senja yang sedari tadi terus memikirkan Darsih.

"Siapa yang memencet bel siang-siang begini? Apa Ginela?" gumamnya dengan kening yang terlipat dalam.

Senja beranjak membuka pintu, pandangan mata sendu yang langsung Senja dapati saat pintu itu terbuka.

"Kak Bryan!"

Senja langsung memeluk Bryan, menyalurkan rasa rindu yang telah lama tertahan, begitupun dengan Bryan.

"Kamu kemana saja, kenapa tak ada kabar?" bisik Bryan begitu lembut. Seketika kehidupan yang gersang langsung bertaburan bunga memanjakan mata. Hangatnya pelukan mengantarkan energi ke setiap pembuluh darah hingga sendi-sendi yang lunglai langsung kokoh.

Senja mengurai pelukan mereka, dirinya baru saja sadar jika saat ini mereka ada di depan pintu yang mungkin saja akan menjadi tontonan banyak orang.

"Kita masuk dulu, yuk! Nggak enak dilihat orang, Kak," ajak Senja.

Bryan hanya menganggukkan kepala patuh mengikuti Senja yang menarik tangannya. Mereka duduk bersebelahan di sofa ruang tamu.

Melihat Senja yang tersenyum ceria dalam keadaan baik-baik saja sudah cukup membuat Bryan menarik napas lega. Hatinya kini tenang walau pikirannya masih bertanya-tanya akan keberadaan gadis itu yang sangat sulit dia hubungi selama beberapa hari belakangan.

"Kenapa Kak Bryan tampak kurus sekali? Wajah Kakak juga kusam dan berantakan. Apa Kak Bryan tidak makan dan tidur dengan baik?" tanya Senja khawatir.

Jemari lentiknya mengusap wajah lelaki di sampingnya itu dengan begitu lembut. Dada Bryan tersengat sesaat oleh getaran yang begitu hebat. Cinta? Ya, lelaki itu begitu mencintai Senja.

Bryan tak pernah percaya akan adanya 'cinta pada pandangan pertama' melainkan ketertarikan yang berkembang seiring berjalannya waktu.

Bryan menahan tangan Senja agar terus berada di wajahnya. Tatapan matanya menatap mata Senja dalam. Seperyi sedang mengajak berbicara dari hati ke hati.

"Kamu belum jawab pertanyaan Kakak. Kemana saja kamu selama beberapa hari ini? Dan kenapa ponselmu susah untuk dihubungi?"

"Aku hmmm."

Senja mengalihkan pandangannya, dia juga menggigit bibir bawahnya erat. Gadis itu bingung harus memberikan jawaban apa pada Bryan. Haruskah dia jujur dan mengatakan jika dirinya baru saja mengalami malam yang mengerikan.

Bryan melepaskan tangan Senja kemudian beralih menarik dagu gadis itu agar kembali menatap wajahnya.

"Jangan sembunyikan apa pun dariku, Sayang. Katakan padaku kemana saja kamu beberapa hari ini? Apa aku melakukan kesalahan hingga kamu menghindariku?" desak Bryan.

Tak bertemu dengan Senja selama beberapa hari saja sudah cukup membuatnya sedikit frustasi. Senyum manis gadis itu bagai madu yang membuatnya candu. Mata bulat yang terbingkai bulu panjang lentik itu selalu mengusik pikirannya siang dan malam.

"Ada urusan sedikit. Sudahlah, jangan bahas itu lagi. Kakak bagaimana? Kenapa kurus begini? Jangan bilang Kakak nggak makan dengan teratur." Senja mengalihkan pembicaraan.

Senja tak ingin lagi mengungkit-ungkit kisah perih yang ingin dia lupakan. Dia juga tak ingin menjadi beban orang lain termasuk Bryan.

Tangan kekar Bryan langsung mengusap lembut puncak kepala gadis yang tengah bergelayut manja padanya. Terkadang Senja terlihat seperti anak kecil saat bersamanya. Ada perasaan ingin melindungi yang muncul dengan sendirinya.

Bryan sadar jika saat ini ada yang disembunyikan gadis itu darinya. Namun Bryan tak ingin memaksa Senja untuk bercerita jika gadis itu belum mau menceritakan segalanya.

~ ~ ~

Cecilia menemui Noah di kantornya seraya membawa paperbag berisi makanan yang tak sedikit pun dilirik Bryan. Hatinya yang masih diliputi perasaan kecewa membuat moodnya hari ini menjadi kacau. Hari libur yang dia miliki menjadi tak menyenangkan. Jika tahu begini, mungkin Cecilia akan memilih tetap bekerja daripada mengambil jatah cutinya.

"Hay Honey, tumben kamu datang tanpa menelponku lebih dulu?" sapa Noah sumringah. Tentu saja dia menyambut kehadiran Cecilia dengan senang hati. Jarang-jarang gadis berpenampilan anggun itu datang ke kantornya seperti ini.

Noah membawa gadis dengan wajah teduh itu untuk duduk di sofa yang berada tak jauh dari meja kerjanya.

"Ada apa? Apa ada masalah lagi?" tebak Noah.

Apalagi yang dapat membuat wajah cantik Cecilia menjadi ditutupi awan kelabu, jika bukan Bryan penyebabnya. Kenyataan itu membuat hati Noah tercubit nyeri.

"Nih ... ada makanan. Kamu pasti belum makan siang, kan?" Cecilia meletakkan paperbag itu ke atas meja. Dia mengabaikan pertanyaan Bryan padanya.

Noah meraih dan membukanya untuk melirik sekilas. Senyum kecut terbit di bibirnya. Dari aroma masakan yang menguar masuk ke dalam hidung, dia sudah tahu apa isi dari tas kertas itu tanpa harus membukanya.

"Lagi-lagi makanan kesukaan Bryan. Apa dipikirnya aku ini tong sampah!" rutuk Noah di dalam hati. Dia kesal, tetapi dirinya tak mampu untuk meluapkan. Noah meletakkan paperbag itu kembali ke atas meja.

"Hari ini dia mengabaikanku lagi. Apa aku kurang menarik? Kenapa aku tak pernah terlihat di matanya?" ujar Cecilia sendu.

Binar mata yang biasanya terpancar terang kini meredup menyisakan mendung kelam.

"Mungkin Bryan ada urusan penting, makanya dia terburu-buru dan tak sempat memperhatikanmu," balas Noah mencoba menenangkan perasaan Cecilia yang sedang buruk.

"Tak perlu membela saudaramu itu. Ini bukan pertama kali dia bersikap seperti itu padaku."

Noah menghela napas mendengar ucapan gadis di sampingnya tersebut. "Itu sadar, tapi masih saja di kejar. Kenapa wanita ini begitu bodoh," rutuk Noah dalam hatinya.

"Aku sudah capek-capek dandan dan meengambil cuti. Rencananya aku ingin mengajak pergi jalan dan makan siang berdua. Tapi boro-boro menerima ajakanku. Dia saja langsung pergi saat aku baru sampai. Tadi aku sempat tanya sama sekretarisnya dan wanita itu bilang, Bryan ingin bertemu dengan seseorang yang dia rindukan akhir-akhir ini. Itu pasti seorang wanita. Dia mencintai wanita lain," ujar Cecilia panjang lebar. Matanya mulai memanas dengan rasa sesak yang menekan dada.

"Kalau sudah tahu kenapa masih saja mengejarnya! Memangnya apa lebihnya Bryan hingga kamu rela terluka seperti ini?" geram Noah. Bahkan Noah tak habis pikir wanita cerdas seperyi Cecilia bisa menjadi sangat bodoh dalam perihal cinta. Menempatkan terlalu dalam nama seorang pria yang sejak kecil tak menyukainya.

Wajah Cecilia yang sedikit tertunduk kini terangkat ke atas menatap rahang tegas yang membingkai wajah tampan Noah.

"Aku ingin mundur dan berpaling pada orang lain. Tapi tak bisa karen aku mencintainya. Kamu tak mengerti! Lagian bagaimana mungkin lelaki yang terlihat tak pernah jatuh hati pada wanita bisa mengerti tentang perasaanku kini," balas Cecilia tanpa sadar jika ujung kalimatnya seperti belati yang menghunus hati Noah hingga begitu perih.

"Aku tak mengerti?" Noah menatap tajam Cecilia. "Lalu untuk apa kamu datang pada orang yang tak mengerti seperti diriku!" lanjut Noah penuh dengan penekanan.

Cecilia tersentak mendengarnya. Dia mengangkat wajahnya dan kini pandangan mata mereka berdua saling menatap satu sama lain.

"Kamu mengusirku, Noah?" Mata Cecilia semakin berkaca-kaca.

"Tidak, aku hanya ... ah sudahlah! Anggap saja aku tadi tak mengatakan apa pun," tandas Noah akhirnya.

Api cemburu yang membara langsung padam seketika mengarang hitam. Amarah yang bergemuruh di dada mereda begitu saja saat Noah melihat sepasang mata itu mulai mengalirkan sepasang bulir bening di pipi putihnya.

Terpopuler

Comments

Unhy Anwar

Unhy Anwar

kenapa cecilia mencintai kakanya sppuhnya..kan papanya sodaraan dngan papanya bryan..dan bryan psti sungguh menyesal mncintai adiknya sndri

2023-09-05

0

lihat semua
Episodes
1 Jangan jual aku Papa!
2 Berlari sejauh mungkin.
3 Nasib badan.
4 Bumerang
5 Pertemuan yang tak menyenangkan.
6 15 ribu vs 186 juta!
7 186 juta bukan 186 ribu!
8 Dijual cepat tanpa perantara.
9 Pertemuan kedua.
10 Sebatang kara.
11 Tak bisa berkutik.
12 Rasa yang tersimpan.
13 Sepenggal kisah pilu.
14 Mendadak menjadi hutang.
15 Makan hati
16 Hati yang terasa penat.
17 Kembali ke neraka.
18 Cemburu itu cinta.
19 Cinta? Kamu pikir aku percaya?
20 Hati yang menderita.
21 Tiga saudara beda watak.
22 Firasat Buruk.
23 Mimpi buruk yang terulang.
24 Buntu Akal.
25 Kesepakatan yang terjalin.
26 Akulah Senja.
27 Aku mau putus.
28 Tak rela.
29 Cinta itu menyiksa.
30 Olah raga jantung di pagi hari.
31 Panas tapi bukan api.
32 Nasehat teman.
33 Nenek tua yang ikut campur.
34 Memulai rencana.
35 Jangan sebut namanya di depanku!
36 Jiwa yang terguncang.
37 Kenyataan yang menyakitkan.
38 Maju satu langkah.
39 Cari-cari kesempatan.
40 Butir bening di ujung mata.
41 Menagih janji
42 Sepenggal kisah masa lalu.
43 Misi pertama.
44 Menang sebelum perang.
45 Sebuah lamaran.
46 Cinta yang rumit.
47 Kekhawatiran Senja.
48 Penolakan Jelita
49 Sikap yang mulai berubah.
50 Ungkapan kasih sayang.
51 Protes Yonna akan sikap Jelita.
52 Terbongkarnya Rahasia.
53 Penolakan Bryan.
54 Masalah Baru yang Muncul.
55 Tabir Masa Lalu.
56 Di Mana Dia?
57 Suara Hati Ginela.
58 Ada Apa dengannya?
59 Seandainya!
60 Terima Kasih Luka.
61 Luka Itu Perih.
62 Campur Tangan Jelita.
63 Merubah Haluan Hati.
64 Cinta Itu Luka
65 Sabar dan Tahan!
66 Balada Black Card.
67 Jatuh Dapat Bonus.
68 Penilaian Sebatas Mata.
69 Liontin Kenangan.
70 Planning Orang Tua.
71 Memulai Rencana.
72 Pagi yang Menggemparkan.
73 Tidur Bersama.
74 Sidang Dosa.
75 Jatuh Tertimpa Tangga.
76 Dilema Hati.
77 Pelampiasan Hati.
78 Singa Salah Kandang.
79 Keterkejutan Yonna.
80 Ultimatum Seorang Ibu.
81 Ayo Memulainya dari Awal!
82 Hari Pernikahan.
83 Pengakuan yang Menyesakkan Dada.
84 Menuntut Talak.
85 Hati yang membiru.
86 Mutasi.
87 Duka Nestapa.
88 Hilang sandaran hidup.
89 Ada yang panas.
90 Fakta yang Mengejutkan
91 Kenyataan itu luka.
92 Rumah tangga sakinah.
93 Liburan ke Eropa.
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Jangan jual aku Papa!
2
Berlari sejauh mungkin.
3
Nasib badan.
4
Bumerang
5
Pertemuan yang tak menyenangkan.
6
15 ribu vs 186 juta!
7
186 juta bukan 186 ribu!
8
Dijual cepat tanpa perantara.
9
Pertemuan kedua.
10
Sebatang kara.
11
Tak bisa berkutik.
12
Rasa yang tersimpan.
13
Sepenggal kisah pilu.
14
Mendadak menjadi hutang.
15
Makan hati
16
Hati yang terasa penat.
17
Kembali ke neraka.
18
Cemburu itu cinta.
19
Cinta? Kamu pikir aku percaya?
20
Hati yang menderita.
21
Tiga saudara beda watak.
22
Firasat Buruk.
23
Mimpi buruk yang terulang.
24
Buntu Akal.
25
Kesepakatan yang terjalin.
26
Akulah Senja.
27
Aku mau putus.
28
Tak rela.
29
Cinta itu menyiksa.
30
Olah raga jantung di pagi hari.
31
Panas tapi bukan api.
32
Nasehat teman.
33
Nenek tua yang ikut campur.
34
Memulai rencana.
35
Jangan sebut namanya di depanku!
36
Jiwa yang terguncang.
37
Kenyataan yang menyakitkan.
38
Maju satu langkah.
39
Cari-cari kesempatan.
40
Butir bening di ujung mata.
41
Menagih janji
42
Sepenggal kisah masa lalu.
43
Misi pertama.
44
Menang sebelum perang.
45
Sebuah lamaran.
46
Cinta yang rumit.
47
Kekhawatiran Senja.
48
Penolakan Jelita
49
Sikap yang mulai berubah.
50
Ungkapan kasih sayang.
51
Protes Yonna akan sikap Jelita.
52
Terbongkarnya Rahasia.
53
Penolakan Bryan.
54
Masalah Baru yang Muncul.
55
Tabir Masa Lalu.
56
Di Mana Dia?
57
Suara Hati Ginela.
58
Ada Apa dengannya?
59
Seandainya!
60
Terima Kasih Luka.
61
Luka Itu Perih.
62
Campur Tangan Jelita.
63
Merubah Haluan Hati.
64
Cinta Itu Luka
65
Sabar dan Tahan!
66
Balada Black Card.
67
Jatuh Dapat Bonus.
68
Penilaian Sebatas Mata.
69
Liontin Kenangan.
70
Planning Orang Tua.
71
Memulai Rencana.
72
Pagi yang Menggemparkan.
73
Tidur Bersama.
74
Sidang Dosa.
75
Jatuh Tertimpa Tangga.
76
Dilema Hati.
77
Pelampiasan Hati.
78
Singa Salah Kandang.
79
Keterkejutan Yonna.
80
Ultimatum Seorang Ibu.
81
Ayo Memulainya dari Awal!
82
Hari Pernikahan.
83
Pengakuan yang Menyesakkan Dada.
84
Menuntut Talak.
85
Hati yang membiru.
86
Mutasi.
87
Duka Nestapa.
88
Hilang sandaran hidup.
89
Ada yang panas.
90
Fakta yang Mengejutkan
91
Kenyataan itu luka.
92
Rumah tangga sakinah.
93
Liburan ke Eropa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!