Mira yang melihat orang yang dikenal semua ada di depan ruang operasi membuat Mira berdebar hatinya. Berharap kalau yang ada di ruang operasi itu bukan orang yang dikenal oleh Mira. Jonet yang datang dibelakangnya merangkulnya.”Ayo kita kesana untuk menayakannya,”kata Jonet. Mereka berdua berjalan bersama dimana sampai disamping mereka Mira bertanya.
“Bram kenapa kamu ada disini dan dimana Emi?,”kata Mira yang berhati-hati. Bram yang mendengarnya melirik ke arah suara tersebut. Tampak Mira dan Jonet di rumah sakit dimana Emi dibawa.
“Kalian berdua sedang bertugas ya hari ini,”ucap Bram yang tidak langsung berkata apa yang terjadi.
“Itu benar, tapi Bram siapa yang kalian tunggu didepan ruang operasi,”ucap Jonet. Bram kembali tertunduk lesu dengan wajah palsunya dia berakting sedih dihadapan semua orang.
Mira yang menuggu tapi tidak ada jawab melihat ke Jem yang dengan wajah sedihnya.”Jem,”ucap Mira. Tapi Jem langsung berdiri dan meninggalkan mereka semua tanpa berkata apa-apa.
“Jem tunggu,”ucap Mira yang mengejarnya. Tapi Mira tidak bisa mengejar Jem yang sudah terlalu jauh dan hanya bisa kembali ke berjalan ke arah Bram. Di depan Bram Mira bertanya lagi,”Bram jawab aku dimana Emi?.”
Dimana wajah Mira yang tidak sabar ingin tahu jawaban dari Bram didepannya. Bram melihat kearah Mira mengatakan kalau Emi ada di ruangan operasi karena kecelakaan kebakaran di rumah orang tuanya. Mira yang mendengarnya lemas dan terjatuh.
Sebelum Mira terjatuh Jonet sudah membantunya dan membawanya ke kursi yang kosong dan menangis di pelukan Jonet yang didepanya. Mira yang menyebut nama Emi. Dimana Mira tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Bram hingga ruang operasi sudah selesai keluar para dokter.
Mira yang langsung melihat ke arah dokter.”Maaf siapa wali dari korban,”ucap dokter. Bram langsung maju dan berkata,”Saya suaminya dok, bagaimana dengan istri saya.”
“Sebelumnya saya minta maaf, pasien sudah tiada saat datang ke tempat ini. Dia mendapatkan tusukan dibagain perut dan mendapatkan luka bakar yang cukup serius. Sehingga sulit untuk di identifikasi. Kami hanya mendapatkan barang ini saja apa ini semua milik istri anda,”kata dokter.
Bram yang menatap satu benda yang dibawa oleh dokter cincin pernikahan dia dengan Emi. Wajah Bram berubah menjadi sedih dan terjatuh lemah sambil memengang cincin Emi. Mira yang melihat barangnya juga sama dengan barang yang dibawa oleh Mira saat bersamanya.
“Itu bukan Emi-kan, itu tidak mungkin Emi,”kata Mira yang tidak percaya. Jonet yang mencoba untuk menenangkan Mira sampai membuat Mira pingsan. Mira yang dibawa ke satu ruang untuk membaringkannya. Semua orang yang menuggu sangat syok dengan kepergian Mira yang sangat tragis. Bram yang dalamnya merasa senang dengan kematian Emi bersama dengan orang tua Bram.
Selesai diobtopsi pemakanan Emi berlangsung dimana Emi dimakankan di tempat yang sama dengan orang tuanya. Sementara di tempat duga teman Emi dan kerabat datang untuk melayat, sampai selesai dimakamkan Mira yang masih didepan makan Emi.
“Sebaiknya kamu bawa istri kamu kembali Jonet dan terima kasih kamu dan istri kamu datang ke sini. Emi beruntung memiliki teman yang baik seperti Mira,”ucap Bram yang dengan suara seraknya.
“Kamu sampai kapan terus berbohong Bram. Kamu tidak bisa membohongiku,”kata Jonet yang tahu kalau semua ini adalah ulah dari Bram.
“Apa yang kamu katakan aku tidak tahu,”ucap Bram yang menyela dan masih menyembunyikannya.
“Bukan semua ini adalah ulah kamu sampai orang tuanya saja kamu bunuh hanya untuk mendapatkan aset perusahaannya dan uang yang dimiliki Emi dan orang tuanya. Kabarnya juga kamu mencoba untuk membunuh adik Emi juga. Sekarang Emi sudah tidak ada apa kamu senang,”kata Jonet dengan suara kecil agar pembicaraan tidak didengarkan oleh Mira.
Bram hanya tersenyum saja dan berjalan mendekat disamping Jonet dan berbisik.”Sebaiknya kamu tutup mulut jika kamu ingin selamat. Aku juga bisa membunuh kamu kapan saja. Jika kamu melaporkannya kepada polisi, tidak itu tidak mungkin bukan,”bisik Bram yang kemudian dia segera pergi meninggalkan Jonet.
Mira yang masih menangis mencoba menghubungi Bili. Tapi tidak ada jawaban sama sekali malah ponselnya tidak terhubung.”Bili dimana kamu, kakak kamu sudah tidak ada,”ucap Mira. Jonet yang melihat Mira yang sangat terpukul dengan kepergian Emi hanya bisa berjalan dan memeluknya dari belakang.
“Mira lepaskan sahabat kamu itu. Dia sudah tenang di sana. Dia juga tidakan merasa sakit lagi di sini,”kata Jonet. Mira yang mengabaikan semua ucapan dari Jonet dan hanya menatap ke arah nau nisan Emi. Tapi Mira yang masih menuggu mendengar langkah kaki membuat dia terahlikan pandanganya.
“Jem,”ucap Mira yang menatapnya.
“Untuk apa kamu masih di sini Mira,”kata Jem yang memberikan buket bunga didepan nusan Emi.Mira yang langsung berdiri menghampirinya dan langsung menarik krah baju Jem.
“Aku tahu kalau kamu sudah tahu semuanya. Tapi kenapa kamu tidak bilang kepadaku. Jem kamu tahukan Emi itu sahabat dan temanku yang baik, kenapa dia harus meninggal seperti ini. Ini tidak layak untuk dia,”ucap Mira yang tertunduk didepan Jem.
“Sudah untuk apa kamu menangis semua sudah terjadi bukan,”kata Jem yang tidak bisa berkata apa-apa.
“Dimana dia mengalami kecelakaan kebakaran itu. Lalu apa yang dia minta dari kamu tempo hari,”kata Mira.
“Bukan kamu juga tahu semuanya Mira. Dia meninggal di rumah orang tuanya dengan kobaran api yang besar sampai tim penyelamat hanya bisa menuggu kobaran itu mereda baru bisa masuk ke dalam rumah,”kata Jem.
“Kenapa Emi datang ke rumah orang tuanya bukan langsung pulang ke rumah,”kata Mira yang menatapnya.
Mira yang masih menatap ke arah Jem.”Bukan dengan sikap kamu seperti ini kamu bisa menebak sendiri bukan. Kenapa Emi tidak kembali bukan kalian temenan,”ucap Jem yang segera ingin pergi. “Tapi kenapa kamu tidak bertanya kepada suami kamu itu. Mungkin saja dia tahu apa yang dilakukan oleh temannya itu kepada Emi selama ini,”kata Jem yang melepaskan tangan Mira dari bajunya.
Segera dia pergi dari makan itu dimana dia pergi ke tempat lain. Untuk mencari tentara bayaran yang sudah membunuh Emi bersama dengan rekan satu markasnya. Sementara itu Mira melihat ke arah Jonet yang ada dibelakangnya. Tapi Mira juga sudah tahu semua dari pembicaraan di rumah sakit sehingga dia tidak bertanya kepada Jonet.”Jika kamu ingin tahu aku bisa mengatakanya,”ucap Jonet yang juga merasa bersalah.
“Ayo kita kembali, tadi juga aku menghubungi Bili juga tidak terhubung. Dimana sebenarnya Bili pergi,”kata Mira yang mengganti topik pembicaraan. Jonet yang merasa kalau Mira menyembunyikan sesuatu hanya mengikutinya dari belakang. Di dalam pikirkan Jonet hanya bertanya,”Kenapa Mira tidak bertanya kepadanya, apa dia sudah tahu semuanya?.”
Jonet yang tidak tahu hanya bisa berjalan sampai didalam mobil mereka meninggalkan tempat pemakanan. Mira yang masih melihat dibalik jendela mobi. “Apa kau yakin sudah menghubungi bIli dengan benar. Jika tidak mugkin dia sedang sibuk belajar,”ucap Jonet untuk mengubah suasana. Apa yang terjadi dengan Bili dan dimana Emi sekarang?.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments