SYA 5

Emi yang bersama dengan ayahnya sedang berunding soal novel yang akan di filmkan. Setelah membaca kontrak kerja yang akan didapatkan dia membuat Film. Dimana Emi mendapatkan 40 % dari hasil penjualan tiket film atau hasil dari film. Apa lagi naskah yang sudah jadi hanya menuggu proses selanjutnya dilakukan oleh sutradara film. Setelah malam itu semua ditanda tangani oleh Emi dan kedua orang yang bersangkutan. Proses pembuatan Film akan dilakukan tiga hari lagi setelah memilih pemeran tokohnya.

Ibu Emi juga terlihat senang dengan usaha yang dilakukan oleh Emi. Hari terus berlalu dimana mereka mendapatkan kabar yan tidak terduga. Mira yang bersama dengan Jonet dan Bram datang ke rumah Emi yang tidak dikabari oleh  Mira. Terdengar suara ketukan pintu dimana Emi yang ada di rumah. Emi yang turun dan hendak ingin membuka pintunya sudah melihat ibunya didepan pintu.

Tampak Mira menyapa ibu Emi dan dua orang yang tidak asing bagi Emi.”Kenapa mereka berdua ada disini?,”guman Emi yang melihat ke arah Jonet dan Bram. Tapi disisi lain Ibu Emi yang melihat kedua pemuda yang bersama dengan Mira segera menyapa mereka berdua.”Halo tanta Emi ada di rumah,”ucap Mira.

“Mira ayo masuk Emi ada di rumah.Tapi mereka ini siapa Mira,”kata Ayan.

“Halo tante saya Jonet teman Mira dan ini Bram teman saya. Kita datang untuk bertemu dengan Emi,”kata Jonet dengan sopan.

“Mira,”kata Emi yang berjalan ke arah mereka. Sedangkan Bram yang melihat Emi merasa ada debaran yang tidak terduga. Emi yang sedikit malu tertunduk malu dan datang ke arah Mira.

“Kenapa kalian bisa ada disini,”kata Emi.

“Kami hanya ingin main saja Emi. Tapi maaf ya kami datang tiba-tiba tanpa memberitahu kamu,”kata Jonet.

“Tidak masalah kok. Ayo duduk,”ucap Emi. Dimana ibu Emi pergi ke dapur untuk menyiapkan minuman dan cemilan untuk mereka berempat.

“Sudah lama ya tidak bertemu Emi,”kata Bram.

“Iya sudah lama. Tapi kenapa kalian datang ke sini, tidak mungkin hanya untuk main saja bukan,”kata Emi.

“Itu benar Emi. Kami ke sini datang untuk berbicara dengan kamu,”kata Mira.

“Apa yang ingin kalian bicarakan denganku sampai datang ke rumahku,”kata Emi.

“Bram sana bicara bukan kamu yang ingin bicara dengan Emi,”kata Mira. Bram yang sedikit malu lalu melihat ke arah ibu Emi yang datang dengan membawa minuman dan cemilan untuk mereka berempat.

Bram masih saja diam dan tidak berbicara.”Apa yang ingin kamu bicarakan denganku Bram,”kata Emi yang membuka mulut.

“Itu apa ibu kamu juga bisa ikut mendengarkan Emi,”kata Bram. Ibu Emi yang sedikit mendengar hanya tersenyum.”Baiklah nak Bram apa yang ingin kamu katakna kepada putra saya, sampai kamu ingin saya ikut mendengarkan pembicaraan kamu,”kata Ayan.

“Ini tante saya datang bersama dengan teman saya ini datang mau meminta izin kepada tante,”kata Bram yang kemudian terdiam.

“Minta Izin apa sampai kamu serius itu,”kata Ayan yang melihat sikap Bram memiliki maksud untuk mendapatkan Emi. Tapi Ayan hanya bisa terdiam menuggu Bram membuka mulutnya. Sedangkan Emi yang jantungnya sudah berdebar menuggu Bram berbicara. Bram yang melihat ke arah Emi yang terlihat cantik dimatanya dengan berani membuka mulutnya.

Untuk mengatakan isi hatinya dan maksud kedatangan Bram ke rumah Emi.”Saya minta izin untuk menikah dengan Emi tante jika saya boleh mendapatkan putri tante,”ucap Bram dengan wajah sedikit takut.

“Kamu ingin menikah dengan putri saya,”kata Ayan.

“Iya tante,”ucap Bram yang dengan perasaan gelisah menuggu Ayan membuka mulutnya.

“Jika kamu ingin menjalin keseriusan dengan putri saya. Ajak orang tua kamu datang menemui kami, mintalah baik-baik dihadapan saya dan suami saya untuk mendapatkan putri kami. Tapi keputusan ada di tangan putri saya apa dia bersedia menikah dengan kamu atau tidak,”kata Ayan.

Bram melihat ke arah Emi yang menundukan wajahnya. Dimana dia memegang tangan Mira disampingnya.”Emi apa kamu mau menikah dengan nak Bram,”kata Ayan.

Emi yang tidka tahu harus menjawab apa hanya bisa terdiam saja sampai ibunya mendekat ke Emi.”Emi ibu tidak akan memaksa kamu. Ikuti perasaan hati kamu saja, apa kamu benar menerima atau tidak,”kata Ayan.

“Ibu aku tidak tahu, tolong berikan aku waktu,”ucap Emi yang berdiri dan segera dia berjalan menuju kamarnya. Ibunya yang melihat hanya bisa diam saja sementara itu Bram tertunduk terdiam melihat Emi pergi.

“Nak Bram maafkan putri saya ya. Dia anak yang pemalu. Tapi kalau jawban ibu saya setuju saja asalkan anak saya bahagia. Tapi keputusan semua ini ada ditangan putri saya,”kata Ayan.

“Saya mengerti tante saya akan tunggu Emi. Tidak harus sekarang dia menjawab, mungkin dia butuh waktu. Karena saya juga datang dengan tiba-tiba,”kata Bram yang menerima semua apa jawaban dari hati Emi.

Setelah Bram dan yang lain pergi ibu Emi dan Mira yang masih duduk di ruang tamu.”Kamu temui Emi saja sana Mira,”kata Ayan. Mira yang segera berdiri pergi ke kamar Emi. Sementara Jonet dan Bram yang sudah pergi dari rumah Emi. Ibu Emi hanya mengantarkan mereka berdua pergi.

Mira yang sudah sampai didepan kamar Emi mengetuk pintu.”Emi ini aku Mira apa aku boleh masuk,”ucap Mira.

Emi yang membuka pintunya mempersilakan Mira masuk ke dalam kamarnya. Emi yang berjalan ke arah jendela melihat Bram dan Jonet pergi.”Emi apa kamu baik-baik saja,”ucap Mira.

“Aku baik saja Mira. Tapi apa kamus udah tahu kalau Bram akan datang ke sini untuk melamarku,”kata Emi yang melirik ke arah Mira.

“Aku sama sekali tidak tahu kalau Bram akan mengatakan itu saat pertama datang ke sini. Yang aku tahu dari Jonet adalah Bram ingin bertemu dengan kamu dan ingin mengatakan perasannya kepada kamu. Itu saja yang aku ketahui,”kata Mira sambil mengingat.

Setelah Baram pergi bersama dengan Jonet masuk ke dalam mobil. Emi tidak melihat mereka lagi. Tapi pada saat yang sama ibu Emi datang ke kamar Emi.”Emi ibu masuk ya,”ucap Ayan.

“Ibu,”ucap Emi yang masih berdiri didekat jendela.

“Emi ibu mau bicara dengan kamu,”kata Ayan.

“Apa itu ibu,”kata Emi yang tidak tahu apa yang akan dibicarakan dengan ibunya. Sementara Mira masih ada di dalam kamar Emi.

“Kamu kenal dengan Bram dimana,”kata Ayan dengan sopan.

“Aku bertemu dengan dia saat acara perpisahan dia teman Mira,”kata Emi yang berkata jujur.

“Mira,”ucap Ayan yang melihat ke arahnya. Mira yang tahu apa maksud dari perkataan dari Ibu Emi hanya mengatakan apa yang dia ketahui dari Bram dari Jonet temannya. Tapi setelah ini apa yang akan dilakukan oleh Bram untuk mendapatakan persetujuan Emi itu?. Tapi apa Bram serius untuk menikah dengan Emi?.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!