Hari dinanti telah tiba dimana mereka berdua akan bertemu dalam pertemuan antara dua keluarga. Emi bersama dengan keluarga yang akan menyambut keluarga Bram. Emi di temani oleh Mira yang juga ikut dalam acara penyambutan itu.
“Emi apa kamu di dalam,”kata Mira yang datang ke kamarnya.
“Mira kamu sudah datang,”kata Emi yang melihat ke arah Mira.
“Emi kamu sangat cantik, pasti Bram akan terkejut dengan penampilan kamu. Dia pasti penasaran dengan jawaban kamu, aku saja juga penasaran,”kata Mira yang tidak sabar.
“Kenapa malah kamu yang tidak sabaran. Aku yang sedang berdebar ini,”kata Emi. Mira hanya tersenyum dan merangkul Emi. Di tempat lain Bram dan keluarganya yang sedang dalam perjalanan menuju rumah Emi. Jordan yang ikut serta dalam rombongan Bram sebagai temannya. Perjalanan tidak terlalu lama sampai mereka didepan rumah mereka disambut oleh orang tua Emi.
Bram yang menyapa keluarga Bram. Tapi orang tua Emi yang tidak merasakan ada hal yang aneh di keluarga Bram mengizinkan mereka masuk ke dalam. Dimana mereka saling berbincang satu sama lain tapi mata Bram yang melihat sekelilingnya.
“Kamu mencari Emi dia ada di atas. Dia akan turun setelah acara dimulai,”kata Azam ayah dari Emi.
Jantung Bram yang berdetak kencang menuggu Emi datang karena dia ingin melihat wajah pujaan hatinya itu. Di tempat Emi yang bersama dengan Mira diatas menuggu waktu untuk turun menyambut mereka semua.”Emi kurasa mereka sudah datang. Kita harus turun sekarang,”ucap Mira. Emi hanya menganggu saja sampai dimana keduanya keluar kamar.
Bili yang saat itu hendak memanggil kakaknya sudah melihat mereka turun tangga.”Bili kenapa kamu di situ saja panggil kakak kamu,”kata Ayan ibu Emi.
“Kakak sudah mau turun ibu. Jadi untuk apa aku ke atas,”kata Bili yang menuggu di dekat tangga saja. Emi yang berjalan bersama dengan Mira menuruni anak tangga. Bram yang dengan gelisah menuggu Emi dengan hati yang berdebar.
Perasaan yang tidak sabar melihat Emi dan memeluknya. Tapi Bram harus menuggu mereka halal untuk bisa bersentuhan. Bram yang melihat ke arah tangga dimana muncul Mira dan disampingnya muncul sesosok wanita cantik yang membuat Bram bergetar hatinya.
“Emi,”suara pelan Bram saat terpesona melihat Emi yang terlihat berbeda.
Emi yang berpakaian biru dengan sifon tipis bagain luar dengan baju putih kebiruan di dalam yang berbahan katun dengan hiasan menyelimuti tubuh yang di pakai oleh Emi. Bram yang melihatnya terlihat terpanah dan tidak bisa berpaling ke arah lain sampai Jordan menepuk punggung Bram.
“Hai Bram sadar,”kata Jordan. Bram melirik ke arah Jordan dan tersenyum. Tapi hati Bram masih bergejola sampai akhirnya mereka semua duduk dan saling memandang. Emi yang sedikit malu tertunduk melihat ke bawah. Smapai Bram berkata inti kedatangannya untuk melapar Emi.
Emi yang melihat keseriusan itu tanpa berkata dia hanya menganggu setuju dan kedua keluarga saling senang.Tapi tidak tahu kenapa Bili yang melihat keluarga Bram terlihat ada hal yang aneh. Tapi Bili hanya diam saja sampai Mira datang kepada Bili.
“Bili apa yang kamu pikirkan apa kamu tidak rela kakak kamu diambil orang lain ya,”ucap Mira yang menggoda.
“Aku tidak berpikir seperti itu ya kak.Tapi jika kakak bahagia kami sekeluarga akan bahagia juga. Tapi kakak aku boleh tanya tidak,”kata Bili kepada Mira.
“Apa yang ingin kamu tanyakan kepadaku Bili,”ucap Mira.
“Apa itu benar orang tua kak Bram,”kata Bili. Karena merasa ada hal yang aneh dari mereka berdua di balik senyum mereka.
“Itu baner orang tua kandung Bram. Kenapa kamu bertanya seperti itu kepada kakak ipar kamu Bili-kan,”ucap Jordan yang datang ke arah mereka.
“Aku hanya tanya saja.Tapi kakak ini siapa?,”ucap Bili yang melihat ke arah Jordan.
“Dia tunangan aku Bili. Namanya Jordan dan teman dari Bram,”kata Mira sedikit menjelaskan.
“Halo kakak aku tidak tahu kalau kak Mira sudah bertunangan dengan kak Jordan. Tapi kapan?,”kata Bili yang baru saja tahu tentang itu semua.
“Kamu sama dengan kakak kamu ya,”kata Mira.
“Emangnya kenapa. Tapi aku senang kalau kakak sudah ada yang memilikinya,”kata Bili. Tapi dalam hati Bili masih sedikit ragu dengan Bram dan keluarganya.Tapi dia tidak memiliki bukti tentang keluarga Bram.
Tapi Bram masih berdoa kalau kakaknya bisa hidup bahagia dengan kak Bram. Di sisi lain Bram mengatakan maksud kedatangannya mereka saling bertukar cincin dan menentukan tanggal pernikahan mereka. Karena Bram ingin segera memiliki Emi dan bisa memeluknya mereka menentukan tanggal yang dimana tanggal sudah dipilih pada bulan Desember tahun dimana mereka bertunangan.
Ayah dan Ibu Bram yang hanya tersenyum saja melihat mereka saling berbahagia. Tapi dalam hati Ibu dan ayah Bram berkata,”Kenapa anak ini memilih wanita yang lemah ini, tidak guna.Tapi untungnya orang tuanya orang yang memiliki uang. Jadi bisa mendapatkan untung untuk mendapatkan hasil yang bagus.”
Tapi semua itu tidak tahu kalau apa yang dipikirkan oleh orang tua Bram. Setelah tukar cincin Bram dan Emi saling berbincang satu sama lain. Dimana mereka saling mengenal satu sama lain, tapi di saat pembicaraan itu Emi juga tidak mengatakan tentang dia yang seorang penulis dimana karya dia sudah menjadi terkenal dan di filmkan.
Karena hati Emi masih belum bisa mengatakan semuanya kapada Bram. Bram juga tidak bisa mengatakan kalau dia hanya berakting saja menyukai Emi. Mereka berdua yang saling menyembunyikan sebuah rahasia. Sampai kedua melangsungkan pernikahan yang sudah di tetapkan oleh kedua keluarga.
Mereka menyembunyikan rahasia. Tapi seiringan berjalan waktu mereka yang saling bersama dan tinggal bersama. Emi ingin membuka hatinya, tapi hal lain tidak terduga. Sifat asli dari Bram muncul dimana dia marah dan melakukan hal yang kasar kepada Emi.
Emi yang tadi sangat senang bisa bersama dengan Bram. Mereka hubungan mereka ada perubahan,”Apa ini yang dinamakan pernikahan?.”
Emi yang tidak tahu akan itu semua hanya bisa memedam semuanya. Karena inilah pernikahan dimana ada masalah dalan menjalankan urusan rumah tangga. “Emi mana makanannya kenapa belum siap aku sudah lapar ini,”ucap keras Bram.
“Tunggulah sebentar,”kata Emi menjawab. Emi yang telah selesai memasak segera dia menyajikannya di meja makan.”Kenapa kamu lama sekali hanya makanan ini saja lama, tidak guna,”ucap Bram.
Emi yang mendengarnya hanya bisa terdiam dan tetep menyajikan makanannya. Emi yang sudah menaruh semua lauk di atas meja. Mereka makan bersama tapi lagi-lagi Bram membuat kekacauan lagi dengan menumpahkan semua makanannya.”Kenapa makanan tidak enak, kamu itu bisa masak atau tidak sih. Aku tidak mau makan di rumah aku akan makan diluar. Habiskan itu semua,”ucap Bram yang bersikap dingin.
Emi yang melihat semua makanan telah jatuh dilantai hanya bisa diam dan menghela nafas. Dengan hati dia berkata harus kuat harus bisa. Emi yang mencoba tersenyum mengambil makanan yang ada di lantai yang bisa di makan. Apa lagi makanan yang dibuat oleh Emi adalah makanan terakhir yang masih tersisa.
“Besok mau makan apa ya,”ucap kecil Emi yang kemudian dia meneteskan air matanya. Karena selama satu tahun mereka menikah Bram tidak pernah memberikan uang untuk makan sehari-hari. uang yang dia dapatkan dari mahar dia gunakan untuk keseharian dan membayar pajak. Emi yang sedang bingung dan sedih hanya bisa memungkut semua makanan yang ada di lantai yang memungkinkan bisa Emi makan. Walaupun tidak layak karena sudah jatuh Emi tetap memungutnya untuk mengisi perutnya yang lapar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments