“Bili apa yang terjadi dengan ayah dan ibu, kenapa kamu diam saja. Apa mereka baik-baik saja,”kata Emi yang bertanyak kepada Bili yang masih diam saja. Bili yang masih tidak membuka mulutnya berkata kalau dirinya ingin pergi keluar negeri. Emi yang mendengar itu sedikit terkejut.
“Kamu mau keluar negeri kenapa. Apa ayah dan ibu yang menyuruh kamu,”kata Emi yang berpikir aneh-anah.
“Kakak jangan salah paham. Aku keluar negeri karena mendapatkan beasiswa itu saja ibu dan ayah juga baik-baik saja. Jadi kakak tidak usah khawatir. Tapi dari pada itu bagaimana dengan kakak sendiri apa kakak baik di sini,”kata Bili yang balik bertanya kepada Emi.
Emi yang memalingkan wajahnya tidak bisa berkata yang lain. Tapi Bili melihat kakaknya yang tidak ingin mengatakan apa-apa hanya bisa diam saja.”Kak, aku harus segera pulang. Tapi kakak harus jaga diri kakak ya,”kata Bili yang beranjak pergi dari rumah Emi.
Emi yang melihat saja dari jauh sampai dia tidak melihat Bili. Tapi setelah Bili pergi dari rumah Emi, Bram datang dengan mobilnya. “Kenapa kamu diluar,”ucap Bram yang begitu saja masuk ke dalam rumah.
Emi hanya diam saja dan tidak mengatakan kalau Bili datang ke rumah. Karena Bram dan Bili terlihat tidak akur setelah dirinya menikah dengggan Bram. Emi yang juga tidak tahu kenapa mereka tidak saling suka hanya bisa mencari tahu. Tapi sampai sekarang Emi tidak menemukan hal itu dan menyerah untuk mencari tahu.”Mana makanannya kenapa kamu tidak masak,”ucap Bram yang melihat meja kosong.
“Bahan makanan di rumah sudah habis. Adanya sisa makanan kemarin apa kamu mau,”kata Emi.
“Apa sisa makanan kemarin. Apa kamu tidak bisa belanja, wanita tidak guna apa yang bisa kamu lakukan hanya membuat aku marah saja,”ucap Bram yang kasar.
“Uangnya mana untuk membali sayur. Kamu saja tidak memberikan jatah dua bulan ini, yang kamu katakan saat aku minta tidak ada uang, aku sibuk dan lainnya,”kata Emi.
“Apa kamu minta uang kepadaku. Pakai uang kamu sendiri, bukan kamu memiliki uang. Semua urusan dapur itu tugas kamu termasuk belanja kebutuhan rumah, bukan urusan aku. Aku hanya mencari uang kamu tahu tidak,”kata Bram.
“Karena kamu mencari uang, mana hasil kamu mencari uang. Itu tugas kamu sebagai suamiku untuk menafkahiku Bram. Apa kamu lupa kewajiaban kamu sebagai sumiku,”kata Emi yang mengingatkan Bram.
“Apa kamu menasehatiku. Kamu itu sebagai istri harus nurut sama suami kamu,”kata Bram yang tiba-tiba menampar Emi dengan keras. Emi yang mendapatkan tamparan itu terkerkejut karena pertama kalinya Bram menampar dirinya.
“Kamu menamparku Bram,kenapa aku hanya mengingatkan kamu saja. Tapi kamu,”ucap Emi yang menahan tangisannya. Tapi disaat yang sama Bram langung pergi dengan penuh emosi.
Sementara Emi hanya tertunduk lemas dan menahan air matanya. Tapi tidak tahu kenapa Emi merasakan pusing setelah ditampar oleh Bram. Membuat Emi mencoba berdiri tapi kakinya tidak bisa menompang tubuhnya. Sehingga Emi jatuh pinsan, tapi pada saat yang sama Mira yang ingin menemui Emi datang ke rumah. Mira yang sudah sampai melihat pintu rumah Emi terbuka.
Mira yang hendak memanggil Emi tapi mata Mira melihat Emi sudah ada di lantai. Segera dia berlari ke arah Emi dan menolongnya membawanya ke rumah sakit. Mira yang merasa gelisah mencoba menghubungi Bram untuk mengabarinya. Tapi tidak ada jawaban sehingga Mira menghubungi Jordan suaminya untuk menayakan dimana Bram saat itu.
“Sayang kamu tahu dimana Bram sekarang,”kata Mira.
‘Mira kenapa kamu mencari Bram. Apa yang terjadi dengan kamu kenapa kemu terlihat gelisah seperti itu,”kata Jordan yang mendengar dari suaranya Mira yang tidak baik dan tergesah.
“Jawab saja aku sedang menuju rumah sakit ini. Emi pinsan dan aku mencoba menghubungi Bram tapi tidak ada jawaban. Makanya aku tanya kamu yang sebagai temannya,”kata Mira. Dimana mobil yang melaju kencang menuju rumah sakit. Satu jam perjalanan sudah sampai di depan gedung rumah sakit. Mira yang meminta bantuan kepada petugas untuk membawa Emi ke dalam untuk di periksa.
Emi yang sedang diperiksa di dalam sementara Mira yang menuggu di luar melihat Jordan yang datang. Tapi Mira tidak melihat Bram disampingnya.”Kamu datang sendirian,”ucap Mira yang berdiri dari kursinya.
“Iya,”kata Jordan yang sedikit memalingkan wajahnya.
“Jordan dimana Bram kenapa kamu sendiran,”kata Mira.
“Aku sudah datang ke kantornya, kalau Bram pergi keluar negeri bersama dengan sekertarisnya. Karena kontrak kerja dengan perusahan di luar negeri,”kata Jordan.
“Apa di luar negeri, kapan dia berangkat,”kata Mira.
“Dia berangkat pagi ini aku juga sudah menyusul ke bandara. Tapi Bram lebih penting dengan pekerjaannya,”kata Jordan yang sedikit menyembunyikan rahasia dari Mira.
“Apa Bram tidak perduli dengan Emi,”ucap Mira yang sedikit menatap tajam dan ingin sekali memukul Bram. Jika Bram ada didepan matanya.
“Aku tahu kalau kamu marah sekarang Tapi dari pada itu bagaimana dengan Emi apa dia baik-baik saja,”kata Jordan mengganti topik pembicaraannya.
“Aku tidak tahu karena dokter belum keluar dari ruangan,”kata Mira. Jordan dan Mira yang menuggu diluar. Tapi disela mereka berdua menuggu.”Apa kamu sudah memberitahukan orang tua Emi,”kata Jordan yang masih belum tahu kondisi orang tua Emi.
“Kamu belum tahu kalau orang tua Emi keduanya mengalami kecelakaan,”kata Mira.
“Apa yang kamu katakan orang tua Emi mengalami kecelakan. Apa Emi tahu tentang ini semua, lalu bagaimana dengan kondisi mereka berdua,”kata Jordan yang tidak percaya.
“Bili berpesan kepadaku untuk tidak mengatakan apa yang sudah terjadi oleh ayah dan ibunya. Karena semua itu bukanlah kecelakaan tapi ada yang menyabotases mobilnya,”kata Mira.
“Menyabotase, tapi kondisi orang tua Emi sendiri bagaimana?,”kata Jordan.
Mira hanya terdiam saja tapi melihat sikap Miar yang diam dengan wajah tertunduk kalau ornag tuanya Emi sudah tiada karena kecelakaan. Tapi di waktu yang sama juga dokter datang.”Maaf dimana wali dari pasien,”ucap dokter.
“Saya dok walinya. Bagaimana dengan Emi dok. Apa dia baik-baik saja,”kata Mira.
“Pasien hanya kecapean saja karena dia sedang mengandung selama satu bulan. Di tambah lagi pasien terdapat luka di bagian tubuhnya,”kata Dokter.
“Emi hamil dok dan ada luka di tubuhnya,”ucap Mira.
“Itu banar. Ini resep dan adiminitrasinya yang harus di urus,”kata dokter yang memberikan kepada Mira.
“Aku akan masuk ke dalam Jordan bisa tolong kamu urus ini semua,”kata Mira yang hendak berjalan masuk.
“Baiklah, tapi jika ada apa-apa kamu hubungi aku ya,”kata Jordan yang pergi ke petugas administrasi untuk membayar biaya rumah sakit. Mira yang sudah ada didalam ruangan Emi yang masih saja belum sadarkan diri. Tapi di saat yang sama Mira mencoba melihat tubuh Emi yang penuh dengan memar dan tubuh Emi yang kurus.
Dalam hati Mira bertanya,”Apa yang sudah terjadi dengan kamu Emi. Apa semua ini Bram yang melakukannya.” Mira yang masih melihta ke arah Emi yang belum sadarkan diri. Tapi melihat itu semua Mira tidak bisa bertahan lagi. Di tambah lagi orang tua mereka yang sudah meninggal karena kecelakaan. “Bili,”ucap Mira yang mencoba menghubungi Bili. Tapi Bili mengangkat telepon itu dan bagaimana Emi tidak tahu soal kecelakaan orang tuanya?.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments