SYA 6

Setelah hari itu Emi dalam sujudnya berdoa kepada Allah untuk memberikan petunjuk apa yang harus dia lakukan. Karena dalam hatinya yang masih resah Emi masih meminta petunjuk kepada Sang Pencipta. Hari telah berlalu di sela Emi memikirkan apa jawaban untuk Bram. Dia juga sibuk dengan aktivitas menjahitnya karena sudah hampir pada tanggal dimana dia melakukan lelang online.

Mira yang kadang datang bermain sambil menanyakan keputusan dari Emi soal Bram. Tapi masih saja tidak ada jawaban untuk Bram. Dimana hari lelang online berlangsung Emi dengan pakaian yang sudah dia buat dia jual dengan penonton yang datang berkunjung di websitenya. Pagi hingga malam Emi masih sibuk dengan online lelangnya yang dia lakukan.

Sore datang dimana pakaian terakhir telah terjual dengan harga yang lumayan banyak. Emi yang dengan sudah selesai dengan lelang online mulai mengemas semua pakaian yang sudah terjual. Dimana Emi disaat itu juga pergi  untuk mengantarkan pakaian kepada pelanggan. Emi yang sudah kembali dari mengantar pakaian dia ke kamar. Tapi pada saat itu juga dia melihat ke arah jendela kamarnya. Melihat mobil yang tidak asing sedang terparkir didekat rumahnya.

“Mobil itu seperti tidak asing bagiku,”ucap Emi. Melihat mobil itu Emi mendapatkan pesan dari Mira yang menanyakan apa Bram datang ke rumahnya. Emi yang menjawab tidak sementara di tempat lain Mira yang sudah mendapatkan jawaban sedikit tidak percaya.

Mira kembali bertanya kepada Emi.”Apa benar Bram tidak berkunjung di rumah kamu Emi. Katanya Jonet kalau Bram ingin datang ke rumah kamu,”pesan yang diberikan oleh Mira. Emi yang membaca itu sedikit curiga dengan mobil yang terparkir di depan rumahnya.

“Apa itu mobil Bram?,”kata Emi yang mengambil gambarnya dan bertanya kepada Mira. Untuk menyalakan mobil yang dia ambil gambarnya apa itu mobil Bram. Mira yang tidak tahu mobil itu juga bertanya kepada Jonet. Tidak membutuhkan waktu yang lama Emi mendapatkan balasan kalau itu benar mobil Bram.

“Tapi kenapa dia tidak keluar. Apa yang sedang terjadi,”ucap Emi yang tidak tahu mau bagaimana lagi. Tapi melihat sikap Bram yang serius menuggu dirinya hanya bisa terdiam untuk sesaat. Emi dengan berani meminta nomer ponsel Bram dari Mira.

Mira yang mendapatkan pesan itu sedikit tidak percaya.Tapi Mira tetap memberikan nomer Bram kepada Emi. Emi yang sudah mendapatkan nomer Bram mencoba menghubungi Bram yang dimana dia ada didalam mobil.

“Nomer siapa ini,”ucap Bram. Tapi melihat nomer ini hati Bram sedikit berdekat. Bram mengangkat telpon yang masuk ke ponselnya.”Asalamualikum,”ucap Emi setelah menyambung ke nomer Bram.

Bram yang mendengar suara lembut ini sedikit tidak asing. Bram menjawab salam dari  Emi.”Wa’alaikum salam Emi,”ucap Bram dengan lembut.

“Kenapa kamu tidak masuk ke dalam rumah.Tapi masih di dalam mobil. Apa yang kamu tunggu Bram,”kata Emi sambil melihat ke arah mobil Bram yang terparkir di depan rumahnya.

“Bagaimana kamu bisa tahu kalau aku ada didepan rumah kamu,”kata Bram yang melihat sekitarnya. Tapi tidak melihat Emi, hingga dia melihat ke arah atas. Bram yang menduga kalau Emi melihat dia dalam kamarnya.Tapi Bram tidak tahu kamar Emi hanya menduga saja. Bram melihat sosok yang dari balik jendela kamar lantai dua.

“Apa kamu ada di rumah Emi,”kata Bram.

“Iya aku ada di kamar. Tapi kenapa kamu tidak masuk ke dalam. Apa tidak kedinginan kamu,”kata Emi.

“Aku tidak kedinginan.Tapi Emi kenapa kamu belum tidur, ini sudah malam,”kata Bram.

“Aku baru saja pulang.Tapi kenapa kamu datang ke rumahku. Apa ada hal yang ingin kamu bicarakan kepadaku,”kata Emi.

“Aku memang ingin bertemu dengan kamu,tapi aku takut jika melihat kamu aku tidak bisa berkata lain,”kata Bram.

“Apa yang kamu takutkan?,”kata Emi.

“Aku takut jika membuat kamu tertekan saat aku datang bertemu dengan kamu. Aku tidak ingin membuat kamu sakit karena kedatanganku. Aku tidak ingin memaksa atau mendesak kamu,”ucap Bram.

“Bram datanglah bersama orang tua kamu. Aku akan memberikan jawaban yang kamu inginkan,”kata Emi. Tiba-tiba Emi memutuskan teleponnya sedangkan Bram yang mendengar perkataan itu melihat ke arah atas di lantai dua.

“Apa jawaban kamu kenapa kamu memutuskan teleponnya Emi,”ucap Bram yang saat itu merasakan kalau kabar yang dikatakan oleh Emi adalah kabar baik. Bram yang segera pergi dari depan rumah Emi. Dimana Bram bertemu dengan orang tuanya untuk bertemu dengan calon suaminya.

Orang tuanya yang sedikit tidak suka karena orang tua Bram sudah memilih calon untuk Bram.Tapi karena suatu hal orang tuanya yang melihat Bram yang antusias hanya bisa menuruti keinginan dari Bram.

Ibu Emi yang saat itu sedang ada didepan pintu mendengar pembicaraan mereka berdua. Ibu Emi tidak jadi masuk ke dalam dan bertemu dengan Azam ayah Emi. Dimana Ayan mengatakan kepada Azam kalau putrinya sudah dewasa dan dia akan dilamar oleh seorang pemuda yang baik. Azam yang tidak tahu siapa itu hanya bisa bertanya kepada Ayan siapa calon yang di inginkan oleh Emi.

Ayan yang mengatakan kalau calon itu bernama Bram seorang pemuda yang baik dan jujur dari kelurga yang baik-baik. Azam yang mendengar itu hanya bisa menuggu saja calon dari Emi. Tapi disela itu Azam juga bertanya kepada Ayan apa Emi benar ingin menikah dengan pemuda yang bernama Bram tersebut.

Ayan hanya tersenyum saja dan dia mengatakan apa yang dia dengar tadi saat hendak ke kamar Emi. Azam yang mendengar itu hanya bisa tersenyum saja.”Enaknya masa muda,”ucap Azam

“Bukan kita dulu juga sama seperti putri kita ya sayang,”kata Ayan. Setelah pembicaraan malam itu mereka kembali beristirahat. Sedangkan Emi yang mendapatkan telepon dari Mira.

“Hai Emi apa kamu sudah memutuskan jawaban kamu untuk Bram,”kata tergesa dari Mira.

“Kenapa kamu bertanya seperti itu,”kata Emi.

“Jawab saja aku diberitahukan kepada Jonet kalau kamu sudah mau memberikan keputusan untuk Bram,”kata Mira.

“Jonet tahu dari siapa... apa itu Bram yang mengatakannya,”kata Emi.

“Tentu saja mereka kan kawanan tentu saja apa yang terjadi mereka pasti akan tahu. Jadi jawaban kamu itu apa Emi,”kata Mira yang tidak sabaran.

“Aku akan kasih tahu jika Bram dan keluarganya datang ke rumah,”kata Emi.

“Ayolah kasih tahu aku. Aku juga ingin tahu, tapi dari sikap kamu ini apa jawaban kamu iya,”kata Mira yang menebak. Tapi di tempat Emi yang mendengar itu tidak merespon apa yang dikatakan oleh Mira. “Jadi benar ya. Selamat ya Emi kamu pasti akan bahagia bersama dengan Bram,”kata Mira yang tahu dari sikap diam Emi di telepon.

“Selamat apa sih yang kamu katakan. Kita belum menikah ya Mira.Tapi dari pada itu kamu bagaimana dengan Jonet,”kata Emi yang mengganti topik.

“Aku dengan Jonet ya sudah bertunangan kali,”kata Mira dengan suara bahagia.

“Apa sejak kapan kalian bertunangan.Aku kenapa tidak tahu,”kata Emi yang juag senang dengan kabar dari Mira.

“Itu terjadi setelah dua hari Bram datang ke tempat kamu bersama dengan aku dan Jonet. Setelah itu Jonet dan orang tuanya datang ke rumah. Aku juga tidak menyangka waktu itu,”kata Mira.

“Selamat ya Mira.Jadi kapan kamu akan menikah,”kata Emi. Mira hanya terdiam saja sampai waktu menunjukan setengah malam mereka mengakhiri teleponnya. Karena sudah malam dimana Emi dan Mira beristirahat.Tapi apa jawaban dari Emi untuk Bram?.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!