SYA 17

Jem yang menuggu dan mengawasi di luar gerbang. Sementara Emi yang  ada di rumah berkeliling dan melihat suasana rumah yang dulu dia tinggali. Dulu sangat hangat di sini, tapi sekarang suasana sudah sunyi dan sepi tanpa ada orang tua Emi dan Bili. Tapi di saat yang sama Emi mendengar langkah kaki dan pintu terbuka.

Emi yang tahu siapa yang datang hanya berjalan ke kamarnya. Dimana dia mengambil beberapa barang yang dia simpan. Emi yang melihat keluar jendela yang dimana malam itu tidak ada bintang dan langit juga tidak cerah.”Kamu disini ternyata,”ucap tentara bayaran.

Emi yang menoleh dan tersenyum.”Kalian datang ke sini atas perintah suamiku bukan,”ucap Emi santai. Karena Emi seperti sudah tahu apa yang akan dia lakukan setelahnya.

“Ternyata kamu bukan wanita bodoh, kamu tahu maksud kedatangan kami. Tapi apa gunanyanya jika kamu tahu semuanya,”ucap tentara bayaran yang berjalan ke arahnya.

“Bukan kalian hanya ingin uangnya saja. Kalian juga malas-malasan untuk datang ke sini jika bukan karena uang bukan,”kata Emi yang duduk di kasur.

“Kamu memang pintar itu benar kami ingin uangnya. Apa kamu mencoba untuk bernegoisasi denganku,”kata tentara bayaran.

Emi hanya tersenyum saja sampai akhirnya Emi membuka mulutnya.”Itu mudah kok, kalian hanya perlu penggantiku saja dan buat rekayasa kalau tugas kalian membunuhku sudah selesai, bukan itu sangat mudah bukan.Kalian tidak usah khawatit denganku karena aku akan  pergi. Kalian tenang saja aku akan membayar kalian dua kali lipat dari suamiku, uang sudah ada di kasur. Kalian bisa periksa sendiri, jika tidak percaya,”ucap Emi. Tentara bayaran menyuruh anak buahnya untuk memeriksa.

Setelah anak buahnya memerika dia berkata kalau uangnya sama dengan apa yang dikatakan Emi.”Tapi itu tidak mudah,”ucap tentara bayaran yang duduk disampingnya.

“Bakar saja rumah ini, bukan mudah untuk menghilangkan bukti,”kata Emi. Tentara bayaran terdiam untuk berpikir sejenak.

“Baiklah akan aku lakukan, kalian cari seorang wanita yang hamil tinggi dan postur sama dengan target kita,”kata pimpinan tentara bayaran.

“Aku juga ada permintaan lain. Setelah api menyala bawa aku bersama kalian ke lokasi yang sudah aku berikan kepada kalian,”kata Emi.

“Itu tidak masalah,”ucap Tentara bayaran. Malam yang gelap bawahan dari tentara bayaran datang membawa wanita yang sama dengan Emi. Dimana wanita itu sudah dibunuh. Emi yang melihat memberikan cincin pernikahan dari Bram dan beberapa bukti lain. Untuk membuktikan kalau orang yang palsu itu adalah Emi.

“Apa ini semua sudah cukup,”ucap Emi. Tentara bayaran hanya terdiam dan mereka mulai menyebarkan minyak keseluruh rumah yang akan dibakar. Emi yang melihatnya mulai menyamar menjadi orang lain dengan pakaian yang sudah disiapkan. Emi yang keluar dulu bersama dengan tentara bayaran masuk ke dalam mobil.

Nyala api mulai terlihat di dalam rumah tepat dikamar Emi dan berlanjut menyebar keseluruh bangunan yang ada didalamnya. Anak buah tentara bayaran juga menyebarkan minyak diluar banguan dan dengan satu korek api yang dilemparkan api menyala besar. Dimana rumah orang tua Emi sudah dimakan oleh api besar. Emi yang bersama dengan tentara bayaran pergi melalui jalan belakang. Dimana Jem yang ada didepan gerbang masuk tidak tahu kalau Emi sudah pergi dari rumah itu bersama dengan tentara bayaran.”Setelah ini kamu akan pergi kemana?,”ucap tentara bayaran.

“Pergi jauh dari sini, untuk apa tetap di sini jika suamiku saja ingin membunuhku,”kata Emi yang sudah membawa semua barangnyya.

“Apa suami kamu tahu kalau kamu akan melakukan semua ini,”kata tentara bayaran. Emi hanya tersenyum saja.”Apa yang dia tahu hanya mengambil milik orang lain dan membunuh orang yang didekat istrinya tanpa ampun hanya untuk amisinya saja. Menurut kamu bagaimana jika kamu memiliki pasangan berkhianat kepada kamu selama 3 tahun bersama dengan orang lain,”kata Emi yang dingin.

Tentara bayaran yang tidak mengatakan apa-apa hanya ada kesunyian di dalam mobil. Sementara di tempat lain Jem sedang melihat ke arah tempat tinggal Emi. Terlihat asap yang menculang dan ada cahaya yang berwarna merah.”Emi,”ucap Jem yang segera naik ke dalam mobil. Dimana Jem pergi ke tempat Emi tinggal, sampai di depan rumah.  Hanya ada kobaran api dimana semua penduduk kompleks yang melihat mencoba mempadamkan apinya.

Tapi api masih menyambar menghanguskan rumah sampai mobil kepadam kebakaran datang untuk memadamkan apinya. Jem yang menatap tidak percaya hanya menyebut nama Emi. Sementara tim pemadan kebakaran yang telah selesai memadamkan apinya mencari seorang yang ada didalam. Dimana mereka menemukan satu jazat yang sudah terbakar hangus.

Jem yang datang ke arah jazat yang hangus itu dan menyembut nama Emi. Para tim kebakaran bertanya kepada Jem apa dia mengenalnya. Jem hanya berkata kepada tim kebakaran di depannya kalau dia mengantarkan Emi pulang

Karena dia ingin tinggal di rumah orang tuanya yang sudah tidak ada. Setelah itu Jem pergi, katanya dia juga sedang dikejar. Aku tidak tahu kalau sampai seperti ini aku menuggu didepan gerbang untuk berjaga-jaga. “Bagaimana orang itu bisa masuk ke komplek rumah ini,”kata Jem yang tidak tahu harus berkata apa-apa.

Karena Jem sangat sedih dengan apa yang dia lihat. Hingga salah satau orang berkata,”Mungkin mereka melewati pintu belakang,”ucap salah salah satu penduduk komplek.

“Apa yang kamu katakan pintu belakang,”kata Jem yang tidak tahu soal pintu belakang. Karena yang Jem tahu hanya ada satu pintu saja di komplek tempat tinggal rumah Emi dulu.

“Pintu belakang ini baru ada lima bulan lalu,”ucap penduduk komplek.

“Maaf apa anda tahu wali dari korban ini,”kata petugas kebakaran.

“Ada suaminya,”ucap Jem. Setelah mendapatkan kabar itu Jem ikut dengan Emi menuju rumah sakit. Tapi disaat itu Mira yang juga sedang sibuk dengan korban kecelakan melihat Jem yang mengikuti korban yang berbaring dikasur dorong pasien.

“Jem,”ucap Mira. Jonet yang datang menghampiri Mira,”Apa yang kamu lamunkan sayang?.”

“Sayang aku tadi melihat temanku yang bernama Jem ada di rumah sakit ini. Kurasa dia datang dengan satu pasien kebakaran. Tapi kenapa aku merasa resah ya,”kata Mira. Jonet yang mendengarnya memeluk Mira untuk menenangkannya.

“Mungkin kamu terlalu lelah. Jadi kamu bisa istirahat dulu,”kata Jonet.

“Kurasa iya aku terlalu lelah. Aku juga mau menghubungi Emi apa dia sudah sampai rumah belum,”kata Mira yang meninggalkan tempatnya menuju ruang terbuka. Karena pasien kecelakaan mobil yang sudah selesai ditangani dan di obati. Mira ada kesempatan untuk bersantai menyembatkan dirinya untuk menghubungi Emi karena dia merasa gelisah. Tapi saat Mira menhubungi Emi tidak ada sambungan membuat Mira tampah khawatir lagi. “Kenapa tidak tersambung terus,”ucap Mira yang melihat ke arah lain.

Dimana Mira melihat Bram bersama dengan orang tuanya datang ke rumah sakit.”Bukan itu Bram kenapa dia datang ke rumah sakit. Apa dia mencoba menjengkuk pasien di sini,”kata Mira sambil berpikir.

“Tapi kenapa Emi tidak bersamanya,”batin Mira. Di saat itulah Mira mencoba menghubungi Emi lagi berharap untuk satu panggilan ini bisa tersambung. Tapi ternyata tidak tersambung yang membuat Mira merasa gelisah dan segera dia berjalan pelan lalu dia berjalan cepat menuju tempat Bram berada.

“Emi, aku tidak ingin terjadi kepada kamu,”ucap Mira yang berharap Emi baik-baik saja. Dengan wajah yang terlihat pucat. Mira melihat ke rumunan di depan ruang operasi termasuk Jem ada disana dengan wajah terpukul sedih, apa yang sedang terjadi disana dan bagaimana Mira nanti?.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!