Emi yang bersama dengan Mira pergi ke tempat yang sudah dijanjikan oleh Jonet. Di perjalanan menuju lokasi Emi tidak bertanya kepada Mira kemana mereka pergi hanya melihat lalu lalang mobil dan pohon yang sudah mereka lewati. Mira yang melihat Emi yang terdiam saja hanya bisa membuka mulutnya untuk mengisi waktu perjalanannya.
“Apa yang membuat kamu terdiam Emi,”kata Mira.
“Tidak ada Mira haya saja kemana kita akan pergi kemana kita belum sampai di tempat tujuan,”kata Emi.
“Nanti kaMu juga akan tahu, tapi Emi bagaimana dengan kamu Emi setelah ini apa yang ingin kamu lakukan,”kata Mira yang mengganti topik.
“Kamu tidak usah khawatir dengan diriku, mungkin saja aku akan menjadi penulis saja Mira. Jika kamu sempat kamu bisa datang ke situs yang aku kirimkan itu,”kata Emi yang tersenyum.
“Jadi kamu akan menjadi penulis terkenal ini ya Emi. Tapi jangan lupa untuk traktir ya nanti jika kamu sukses besar,”kata Mira.
“Tentu saja Mira, kamukan adalah sahabatku yang baik dan selalu ada untuk aku,”kata Emi. Tidak lama kemudian Mira memarkirkan mobilnya dimana mereka sudah sampai di tempat tujuan.
“Apa kita sudah sampai Mira,”kata Emi yang melihat sekelilingnya
“Iya tapi Emi ada hal yang harus aku bicarakan dengan kamu sebelum kamu turun,”kata Mira.
“Apa itu kenapa kamu serius itu. Apa ada hal yang mendesak sampai kamu berwajah seperti itu,”kata Emi. Mira yang terdiam untuk sesaat sampai dia melihat ke arah Emi yang menuggu dirinya untuk memberitahukan apa yang sedang terjadi.”Sebenarnya kita datang ke sini tidak berdua saja aku mengajak temanku untuk ikut datang ke sini,”kata Mira yang berhati-hati dalam bicara.
“Lalu apa masalahnya sampai kamu ketakutan itu.Apa kamu kira aku akan takut dan marah kepada kamu Mira,”ucap Emi.
“Itu dia yang aku takutkan Emi. Karena aku mengajaka Jonet dan temannya Bram untuk makan malam bersama kita. Itu juga kalau kamu tidak keberatan,”kata Mira.
“Apa,”kata Emi yang sedikit terkejut saat mendengar nama Bram. Mira yang melihat wajah gelisah Emi sedkit menyesal.”Emi maafkan aku tidak memberitahukan kamu lebih awal ya. Tapi kamu tidak masalah bukan. Tapi aku lihat kamu gelisah karena Bram ya,”kata Mira yang sedikit menggoda Emi.
“Siapa sih yang gelisah, tidak ya. kMau salah paham Mira,”kata Emi yang memalingkan wajahnya.
“Kamu jangan bohong Emi sudah terlihat jelas kali,”kata Mira.
Setelah didalam mobil membicarakan tentang apa yang disembunyikan oleh Mira mereka keluar. Dimana mereka bertemu dengan Jonet dan Bram yang sudah menuggu mereka.”Maaf yang Jonet kami lama,”kata Mira yang dimana mereka berdua duduk saling berhadapan. Emi yang berhadapan dengan Bram dan Jonet berhadapan dengan Mira didepannya.
Jonet yang berbincang dengan Mira. Tapi diposisi lain Emi yang tidak tahu apa yang ingin dibicarakan hanya mendengarkan saja. Sementara itu Bram yang mencuri pandangan dari Emi yang ada didepannya.”Hai Bram apa yang kamu lihat sampai tidak bergedip,”kata Emi.
“Ohhh mungkin saja dia melihar wajah bidadari yang turun dari langit mungkin,”kata Jonet. Bram yang mendengar itu dari Jonet langsung mencubitnya sampai terdengar suara sakit dari Jonet.”Kenapa kamu mencubitku apa salahku,”kata Jonet.
“Diamlah kamu,”kata Bram.
Emi yang melihat sedikit tersenyum. Tapi Bram yang masih mencuri pandang melirik ke arah Emi yang tersneyum yang membuat hati Bram luluh. “Emi..ada .. yang ... ingin aku tanyakan...apa ...boleh,”kata Bram yang terbata-bata.
Tapi temannya Jonet malah langsung berkata.”Hai Emi apa kamu sudah punya pasangan belum. Jika belum Bram mau daftar jadi pasangan kamu. Jika kamu mau,”kata Jonet yang langsung membuka intinya. Mira yang mendengarnya malah membantu Jonet dengan membantu Emi menjawab.
“Dia belum memiliki pasangan,”kata Mira. Emi yang mendengar perkataan dari Mira sedkit tertunduk. Sementara Bram yang sedikit lega mendengar itu tersenyum dalam hatinya.”Apa itu benar Emi kami belum memiliki pasangan,”kata Bram yang menyambung pembicaraan Jonet yang membantunya.
“Itu benar. Tapi kenapa kalian malah membahas pasangan. Apa yang sebenarnya kalian ingin bicarakan. Aku tidak mengerti,”kata Emi yang sedkit malu tapi mau.
Mira yang melihat tingkah laku Emi hanya bisa membantu sedikit saja untuk mengubah suasana yang ada.”Kita pesan dulu saja baru kita lanjutkan bagaimana?,”kata MiRA.
“Itu juga boleh,”kata Jonet yang mendukung Mira. Tapi di posisi lain Bram yang masih menatap Emi dengan penuh kasih sayang membuat Emi salah tingkah dan merasa tidak nyaman. Setelah Emi memesan makanan dia meminta izin untuk pergi ke toilet untuk menenangkan dirinya. Mira yang melihat itu mengikui Emi yang pergi ke toilet.
“Emi,”kata Mira dari belakang.
“Mira kenapa kamu ada disini,”kata Emi yang menoleh ke belakang.
“Aku khawatir dengan kamu. Kenapa kamu pergi apa kamu merasa tidak nyaman,”kata Mira.
“Bukan kamu sudah tahu kenapa aku ke sini bukan. Aku ingin menenangkan diriku saja. Tapi Mira apa benar dia suka denganku dia terus melihatku aku merasa tidak nyaman walaupun aku juga suka dengan dia. Tapi ada yang membuat aku resah,”kata Emi.
“Jadi kamu itu suka dengan dia atau tidak. Hati kamu yang bisa menjawab bukan Emi,”kata Mira yang sedikit memberikan nasehat cinta kecil.
Emi yang masih terdiam mencuci mukanya dengan air untuk menyegarkan pikirkannya.”Emi tapi jika kamu tidak suka dengan sikapnya itu kamu bisa mengatakannya. Tapi aku lihat sih Bram benar suka dengan kamu karena dari tadi dia melihat kamu terus,”kata Mira.
“Aku tahu tapi aku tidak tahu dirinya itu seperti apa dan kamu juga tahu kalau aku tidak bisa pacaran bukan,”kata Emi.
“jIka begitu aku bisa bantu kamu untuk mengenal dia dari Jonet bagaimana agar kamu bisa kenal dia dengan baik. untung-untung ta’aruf begitu,”kata Mira.
“Baiklah. Tapi perlahan saja ya Mira,”kata Emi.
“Ok aku akan bantu kamu sampai kalian berdua cocok dan menikah,”kata Mira yang mendukung mereka berdua. Karena dari tatapan mereka yang saling suka tapi tidak bisa mereka katakan satu sama lain, hanya bisa membantu dengan bantuan orang lain.
Selesai mereka kembali ke meja dimana Bram dan Jonet yang menuggu mereka.”Kalian lama makanan sudah datang dari tadi,”kata Jonet.
“Maaf ya kalian menuggu lama. Ayo kita makan dulu,”ucap Emi. Dimana mereka menikmati makan malam mereka saling berbincang dengan topik yang berbeda. Sampai mereka selesai mereka keluar dari restoran dimana makanan mereka sudah dibayar oleh Bram. Sebelum mereka berpisah Bram meminta nomer ponsel Emi. Tapi Emi dengan sopan menolak karena dia tidak bisa. Tapi jika ada apa-apa dia bisa menghubungi melalui Mira sahabatnya.
Bram yang tahu kalau sikap polos Emi membuat Bram tambah suka dan menerima perkataan Emi dengan santai. Tanpa dia berkata hal yang tidak baik. “Lain kali kita makan bersama lagi bagaimana?,”ucap Bram. Mereka yang ada didepan Bram setuju menganggu sampai Emi dan Mira sudah naik mobil dan meninggalkan mereka berdua. Tapi bagaimana kelanjutan kisa mereka berdua?.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments