Emi yang sudah selesai menemukan semua informasinya merasa sangat terpukul. Kalau suaminya yang dia hormati ternyata adalah seorang yang sudah membunuh orang tuanya.”Bram kenapa kamu melakukan ini semua”ucap Emi yang tidak tahu dia harus bertahan atau tidak setelah mengetahui semuanya.
Emi yang mengembalikan semuanya ke tempatnya berjalan keluar ruangan dimana Emi kembali ke kamarnya. Emi yang berbaring menangis dan menyebut nama orang tuanya. Tapi di saat yang sama Emi mendapatkan telepon dari Bram.
“Bram,”ucap Emi yang mencoba menghela nafas panjang. Emi mengakat teleponnya dan menuggu Bram membuka mulutnya.”Kenapa kamu lama sekali angkatnya,”kata Bram yang berteriak di telepon.
“Maaf sayang aku sedang ada di kamar mandi. Tapi kamu ada dimana kenapa tidak pulang ke rumah,”ucap Emi yang menahan rasa sakitnya.
“Aku ada diluar negeri ada bisnis yang aku jalani. Jadi aku tidak pulang ke rumah. Tapi bagaimana kabar kamu?,”kata Bram yang kembali lembut menayakan kabar dirinya.
“Aku baik saja. Tapi Bram aku ada kabar baik untuk kamu,”kata Emi yang ingin memberitahukan kepada Bram. Tapi belum sempat selesai ada seorang wanita yang memanggil Bram. Yang membuat Bram menutup teleponya, sambungan terputus.
Emi yang juga mendengar suara wanita yang sama dengan wanita yang mengakat telepon Bram. Berpikir kalau dia adalah selingkuhan dari Bram yang bernama Jesi, tapi Emi masih tetep tabah dan sabar untuk menjalankan hidupnya.”Apa dia sekertaris yang dikatakan Jordan. Jadi mereka pergi liburan bersama disaat aku sedang hamil. Laki-laki yang setia. Aku saja setelah menikah tidak pernah diajak keluar negeri oleh Bram,”kata Emi yang meneteskan air mata.
“Sayang jangan seperti ayah kamu yang jahat ya,”kata Emi mengelus perutnya.
Emi yang selama ini percaya kalau Bram tidak akan menyakitinya. Tapi tidak disangka kalau semua ini adalah kebohongan yang dibuat. Emi yang merasa rumah tangganya tidak bisa bertahan lagi hanya melihat album fotonya bersama dengan Bram.
Waktu sudah berlalu satu bulan dimana Bram sudah kembali. Bram yang masuk ke rumah dengan kondisi rumah sudah bersih mencari Emi. Tapi dia tidak menemukan Emi hingga dia pergi ke dapur melihat Emi. Bram berjalan mendekat dan memeluk Emi dari belakang. Tapi Bram merasa perut Emi sedikit berbeda.”Sayang kenapa perut kamu terlihat membesar,”kata Bram.
“Bram kamu sudah pulang. Ohhh soal itu aku hamil anak kamu Bram. Waktu itu aku ingin memberitahu kamu. Tapi kamu sedang sibuk, jadi aku tidak mau mengganggu kamu,”kata Emi yang biasa saja dengan sikap Bram.
“Apa yang kamu katakan itu benar. Kamu sedang hamil anakku,”kata Bram yang berpura-pura senang.
“Tapi kenapa kamu tidak memberitahuku lebih awal. Jika kamu memberitahuku lebih awal aku mungkin akan menyelesaikan pekerjaanku lebih awal di luar negeri,”kata Bram.
“Maafkan aku Bram tidak memberitahu kamu. Apa lagi kamu sedang sibuk. TapI Bram siapa wanita di belakang kamu itu,”kata Emi yang biasa saja. Karena sudah tahu kalau wanita dibelakangnya itu adalah Jesi kekasih yang disukai oleh Bram sejak awal.
“Halo nyonya Emi. Saya Jesi teman kecil Bram dan sekarang saja juga bekerja di perusahaan Bram,”kata Jesi yang ingin memberitahukan posisinya.
“Jesi senang bertemu dengan kamu,”kata Emi.
“Ohh iya sayang Jesi akan menginap di rumah kita untuk beberapa hari apa tidak masalah,”kata Bram. Emi yang mendengarnya merasa petir menyambar jantungnya. Tapi Emi hanya bisa terdiam dan tidak berkata apa-apa tapi dalam hatinya yang sakit dia tidak melepaskan emosinya kepada Bram dan Jesi.
“Tentu saja boleh. Tapi rumah kami ini sederhana apa nona Jesi tidak keberatan untuk tinggal disini,”kata Emi.
“Iya tidak masalah untuk saya. Saya merasa senang jika di izinkan tinggal di rumah nyonya Emi dan tuan Bram,”kata Jesi.
“Emi aku akan mengantar Jesi ke kamar dulu ya. Tolong buatkan kami makanan hari ini ya,”kata Bram yang seperti memperlakukan Emi seperti pembantu. Emi yang masih sabar dengan sikap Bram kepadanya. Emi yang kembali mulai menyiapkan makanan untuk mereka.
Selesai memasak Emi menaruh di meja makan dan hendak untuk memanggil mereka berdua. Emi yang pergi ke kamar tapi tidak melihat Bram ada dikamar. “Kemana Bram pergi,”ucap Emi yang saat itu dia tidak sadar. Kalau Bram sedang bersama dengan Jesi dikamarnya sedang bermesraan.
Emi yang kembali turun pergi ke kamar tamu dimana Jesi berada. Saat didepan pintu Emi hendak mengetuk pintu tapi dia mendengar gerangan Jesi. Emi juga mendengar suara Bram yang dengan lembut memanggil Jesi.
Emi yang didepan pintu mengurungkan untuk menetuk pintu pada saat waktu yang sama. Emi yang menghela nafas dan menghapus air matanya. Kembali Emi dengan berani mengetuk pintu dan memanggil nama Jesi.
“Jesi ayo kita makan,”kata Emi dengan santai.
Di dalam kamar Jesi Bram yang terlihat santai saja dengan Emi yang datang mengetuk pintu seperti ingin memberitahukan kalau dirinya sudah tidak ada gunanya lagi.”Iya nyonya Emi saya akan ke sana setelah berganti pakaian,”kata Jesi. Tapi disaat yang sama Bram masih memeluk Jesi.
“Ayo kita pergi nanti ketahuan oleh istri kamu, bukan dia sedang hamil,”kata Jesi.
“itu benar. Tapi aku tidak percaya kalau anak yang dia kandung itu adalah anakku sendiri. Bukan selama ini aku bersama kamu,”kata Bram yang seperti tidak perduli dengan Emi yang sedang hamil anaknya.
“Tapi kamu tidak bisa berkata seperti itu. Ayo kita pergi makan, aku ingin mencoba masauak istri kamu itu,”kata Jesi yang berdiri. Jesi yang melepaskan pakaian dihadapan Bram membuat Bram tergiur membuat dia merasa terangsang.
Bram datang mendekat dan menarik Jesi ke dalam kamar mandi dan menyalakan shower. Dimana air yang bersuara di dalamnya Bram menyentuh Jesi di rumahnya disaat Emi juga ada di rumah. Emi yang duduk menuggu sudah lapar.”Kapan mereka keluar, perutku suah lapar,”kata Emi.
Emi yang tidak bisa menuggu lebih lama mengambil makanan lebih dulu dan menikmatinya. Selesai Emi makan dan membereskan semua perlengkapan yang sudah di gunakan Emi. Kembali menata ulang agar Bram dan Jesi tidak sadar kalau dirinya makan lebih dulu.
Emi yang berjalan ke dapur mengambil air putih dan kembali melihat mereka yang sudah duduk bersama.”Nyonya Emi dari mana saja kami sudah menuggu. Tapi kata Bram untuk makan lebih dulu. Jadi kami makan lebih dulu, maaf ya Nyonya saya tidak sopan,”kata Jesi yang merasa bersalah.
“Untuk apa kamu meminta maaf. Kita yang sudah lapar untuk apa menuggu Emi yang lama didapurnya,”kata Bram yang membela Jesi.
“Iya tidak apa-apa,”kata Emi yang duduk didekat Bram.
“Kamu mau apa duduk disana,”kata Bram.
“Aku ingin makan juga dengan kalian kenapa kamu marah Bram,”kata Emi yang melihat ke arah Bram.
“Kamu makan saja didapur buat aku tidak nafsu makan saja,”kata Bram.
“Tapi Bram aku ini istri kamu, tidak enak dilihat oleh Jesi,”kata Emi.
“Itu pasti karena saya ya, saya minta maaf Emi. Ayo kita makan bersama bairkan saja Bram begitu,”kata Jesi datang mendekat dan menyuruh Emi duduk. Emi yang merasa kalau sikap mereka seperti jelas sekali meremehkan Emi sebagai istrinya. Tapi pada saat yang sama telepon rumah berbunyi membuat Emi berdiri dan ingin mengakatnya.
Dimana Mira memberitahukan kalau dia ingin datang ke rumah. “Bram, Mira mau datang ke rumah menjemputku. Apa aku boleh pergi bersama dengan Mira,”kata Emi.
“Mau pergi kemana kamu. Kamu sedang hamil jangan terlalu capek,”kata Bram yang sedikit kasar dan perhatian.
“Tapi aku juga butuh hiburan Bram, bukan hanya kamu saja,”kata Emi yang tadi biasa kembali mengecil. Dimana Emi merasa muak tinggal di rumah sampai dimana mata mereka saling melihat satu sama lain.
Bram yang menghela nafas mengizinkan Emi untuk pergi bersama dengan Mira. Tapi dibalik izin yang diperbolehkan Bram menyembunyikan niat jahatnya. Apa itu?.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments