Bab 20

Sampai di lokasi tujuan mereka pun Hero masih memikirkan tentang Nayna begitupun dengan Merlin. Ia sibuk memikirkan cara bagaimana Nayna bisa dijauhkan dari Hero. Ia akan meminta tolong Valerry untuk membantunya menyingkirkan Nayna. Jika perlu ia akan meminta orang yang sangat bisabia andalkan. Akan tetapi, ia belum bisa melakukannya dalam waktu dekat ini karena Hero pasti akan selalu menjaga Nayna dengan baik.

"Ayo turun," ajak Hero.

Merlin menatap tak berkedip pada Hero yang sudah turun lebih dulu. Apa yang salah? Tentu saja yang salah itu adalah Merlin sedari tadi menanti Hero akan membukakan pintu mobil untuknya namun sayang sekali harapannya itu tidak terkabulkan dan Hero sudah meninggalkannya di dalam mobil.

Apakah dia tidak bisa bersikap romantis sedikit? Hari ini adalah kencan kami walau bukan pasangan kekasih. Tapi setidaknya dia memperlakukanku dengan sangat baik. Inilah kebodohanku, aku suka pada orang yang tidak suka padaku, gerutu Merlin dalam hati, ia kemudian turun dan menyusul Hero. Khawatir pria tampan itu akan disenggol oleh wanita lain.

Merlin menyusul Hero, ia melihat pria yang digadang-gadangkan akan menjadi suaminya itu memang sangatlah tampan dan mempesona. Good looking dan good rekening, tidak ada lagi yang bisa membuatnya tidak sempurna di mata Merlin kecuali pria ini yang memang selalu bermulut pedas padanya. Hal itu juga yang membuat Merlin semakin merasa tertantang untuk mendapatkan hati Hero.

"Hero, ayo kita ke arah sana," ajak Merlin dan Hero hanya mengangguk saja.

Bayangan tentang mereka yang akan menyusuri pantai dengan bermain ombak di tepi, saling berpegangan tangan dan mereka akan saling kejar-kejaran dan akhirnya Hero menangkapnya lalu menggendongnya dan berputar-putar di udara, semua hanyalah angan dan khayalan Merlin semata.

Bahkan sampai ia merasa bosan di pantai karena Hero terus mengikuti langkahnya. Jika duduk maka Hero akan duduk, jika ia berjalan maka Hero akan berjalan. Tidak ada niatan sama sekali untuk menggenggam tangannya dan mengajaknya beromantisan ria seperti beberapa pasangan yang terlihat di bibir pantai. Semua tidak terjadi dan hanya angan saja. Merlin merasa seakan ia sedang berjalan bersama robot.

"Apakah tidak bisa bersikap romantis sedikit?" tanya Merlin yang akhirnya mengeluarkan pertanyaan tersebut.

Sejak tadi Merlin sudah menanti Hero akan bersikap romantis padanya. Sejak sore bahkan hingga kini mereka tengah menantikan matahari akan terbenam ia berharap setidaknya Hero alam menggenggam tangannya atau memeluknya atau mengecup dahinya ataupun bibirnya.

Hero menatap Merlin kemudian ia memasukkan kedua tangannya di dalam saku celana pendek yang ia kenakan.

"Jangan lupa aku ini memiliki kekasih. Sangat tidak mungkin melakukan hal romantis bersamamu, aku hanya memenuhi keinginanmu untuk melakukan quality time, bukan berarti kita akan bermesraan. Aku adalah pria setia, mohon maaf saja," jawab Hero, ia tidak peduli apakah ucapannya itu menyinggung perasaan Merlin atau tidak karena itu adalah kenyataan yang diketahui oleh mereka semua.

Merlin sekali lagi menelan pil pahit, rupanya memang ia selalu mendapatkan penolakan dari pria ini akan tetapi ini bukan saatnya untuk meratapi nasibnya. Perjalanan masih panjang dan Nayna pun belum tentu akan menjadi istri Hero. Dia harus memikirkan cara lain lagi untuk bisa menaklukkan Hero.

....

Nayna sudah pulang dari mengantar banyak pesanan, hari sudah semakin sore dan ia baru saja sampai di rumah. Pekerjaan sesungguhnya sangat menguras tenaga dan juga emosi. Akan tetapi Nayna lebih menghargai dan mensyukuri pendapatannya dari hasil berlelah dan berkeringat di jalanan.

"Lelahnya ..." Nayna membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Tadi ibunya sudah menyuruhnya untuk mandi akan tetapi Nayna justru lupa dan malah tertidur.

Hampir satu jam Nayna tertidur hingga akhirnya ia terbangun karena mendengar ponselnya berdering dan itu panggilan dari Hero yang mengajaknya bertemu.

"Gue tunggu lu sekarang di kafe yang ada di jalan besar tak jauh dari perumahan kalian," ucap Hero.

"Apakah bisa nanti, saya belum—"

"Sekarang Nayna!"

panggilan terputus dan Nayna bingung harus bagaimana. Ia sempat merutuki dirinya sendiri yang tidak langsung mandi malah tertidur dengan keadaan kotor dan bau. Ia hanya bisa mencuci mukanya saja dan tak sempat mengganti pakaiannya. Ia tidak bisa membuat Hero menunggu, mungkin saja Hero akan memberikannya job dan nanti saja memikirkan masalah pakaian. Nayna harus segera menemui Hero.

Dengan sangat buru-buru Nayna pergi tanpa mempedulikan tubuhnya yang sudah berbau aneh karena seharian di jalanan. Nayna merasa bahwa tiap kali bertemu dengan Hero maka akan ada lembaran-lembaran rupiah yang akan ia dapatkan. Ia memang membutuhkannya karena tadi pagi ia sudah membawa ibunya ke rumah sakit dan membelikan obat terbaik serta melakukan sedikit konsultasi serta perawatan walau tidak rawat inap.

Tak lama kemudian Nayna menghentikan motornya di depan kafe yang dimaksud oleh Hero. Rambutnya cukup berantakan dan Nayna langsung mengikatnya asal-asalan. Ia bergegas masuk dan mencari Hero di meja yang sudah pria itu sebutkan dalam pesan.

Hero menatap Nayna dengan sengit dan juga ia memperhatikan penampilan kucel dan juga aroma kurang sedap dari tubuh Nayna, sedangkan mereka saat ini sedang berada di kafe yang pengunjungnya cukup ramai.

"Lu? Apakah tidak tahu mandi? Penampilan lu bikin gue sakit mata dan belum lagi aroma tubuh lu bikin gue pengen muntah tahu nggak!" hardik Hero yang membuat Nayna hampir meneteskan air mata. Hero benar-benar membuat hatinya merasa terhina dan juga perasaannya terluka. Hero tidak seharusnya berkata sekasar itu padanya.

"Semua karena Anda yang meminta saya untuk segera datang, Tuan," ucap Nayna yang kembali lagi memakai mode formalnya. Padahal beberapa hari ini ia merasa bisa bersikap santai pada Hero, namun kembali ia tertampar kenyataan kalau Hero itu adalah bosnya dan ia hanyalah kacung.

"Lupakan itu, sekarang gue mau bilang kalau lu mulai sekarang harus berhenti menjadi penjual online dan juga kurir. Gue nggak mau keluarga gue sampai tak sengaja melihat lu di jalan dengan tampilan seburuk ini," ucap Hero penuh penekanan.

Nayna belum duduk dan ia masih berdiri sambil memegang kursi. "Itu tentu tidak bisa, Tuan. Saya tidak bisa meninggalkan pekerjaan saya karena kontrak kerja sama dengan Anda besok lusa akan berakhir dan itu artinya saya tidak akan mendapatkan uang lagi. Mencari pekerjaan itu sangat sulit, Tuan!" bantah Nayna.

Hero merasa kesal karena gadis ini hanya memikirkan perkara uang, uang dan uang saja. "Bukankah nominal yang gue berikan sama lu itu jumlahnya sangat besar. Lu kemanain?" tanya Hero menyelidik.

"Sudah habis!"

"What?!"

Hero seakan tidak percaya Nayna bisa menghabiskan uang tersebut dalam waktu yang singkat. Ia benar-benar tidak bisa lagi menahan Nayna sebagai kekasihnya.

"Dasar gadis matre! Mulai besok lu berhenti jadi kekasih kontrak gue. Gue pecat lu dan sekarang lu harus hapus nomor kontak gue, nggak sudi gue dikenal orang seperti lu!" ucap sarkas Hero yang membuat air mata Nayna akhirnya menetes.

"Baik, akan sangat baik dan saya sangat bersyukur. Lihat, saya akan langsung memblokir nomor Anda dan menghapusnya. Lakukan hal yang sama karena saya juga tidak sudi dikenali oleh orang seperti Anda, permisi!" ucap Nayna dengan begitu marah, ia lalu meninggalkan Hero di kafe tersebut.

Terpopuler

Comments

wiemay

wiemay

ntar bang hero nyesel deh

2023-09-17

0

Chiisan kasih

Chiisan kasih

😭 jangan dong, lanjut pokok

2023-09-16

0

Chiisan kasih

Chiisan kasih

mak jleeeep, good hero😁

2023-09-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!