"Nay, benar nggak apa aku tinggal?" tanya Hero dengan suara lirih yang nampak jelas sangat khawatir.
Nayna memberikan senyuman manis kepada Hero seolah itu adalah pertanda kalau semua akan baik-baik saja.
"Aku berharap penuh padamu, Nay. Tolong menangkan semuanya dan tunjukkan bahwa pilihanku adalah yang terbaik," ucap Hero dengan suara yang sengaja dikeraskan agar semua mendengar kalau Hero begitu mengharapkan Nayna.
Hanya Nayna yang tahu jika itu adalah bentuk kekhawatiran Hero, bagaimanapun mereka belum akrab dan setelah percobaan menjadi pasangan kekasih, mereka gagal.
Hero pun berpamitan dan ia tak lupa mengecup dahi Nayna seraya berbisik, "Tenang saja, aku tahu hitungan upah mencium di dahi."
Hero kemudian pergi meninggalkan pemandangan yang membuat Helen merasa malu karena putranya bisa juga seromantis itu pada wanita di hadapan banyak orang. Sedangkan Merlin memendam kekesalannya karena ia tidak suka saat Hero menyentuh wanita lain.
'Harusnya aku yang dicium Hero, bukan dia!'
"Oh ya Nay, ini Merlin yang pernah Tante bilang ke kamu. Dia yang dijodohkan dengan Hero dan dia seorang CEO di perusahaan Quinn Jewelry. Sepertinya kamu tahu tentang perusahaan itu karena kamu adalah pengusaha di bidang fashion. Nah Merlin, ini dia Nayna kekasih Hero yang Tante ceritain waktu itu. Kalian kenalan dulu ya," ucap Helen dengan mencoba menempatkan dirinya senetral mungkin.
Helen tidak ingin membuat Nayna merasa tersisih karena bagaimanapun dia yang sudah mampu meluluhkan hati Hero. Ia juga tidak ingin menganakemaskan Merlin, ia akan perlakukan mereka sama saja.
"Halo Nona Merlin, senang sekali bisa berkenalan dan bertemu langsung dengan pengusaha sesukses Anda. Beberapa pelanggan saya pun pernah menceritakan tentang kepuasan mereka terhadap produk Anda," ucap Nayna dengan begitu ramah dan memperlihatkan sikap elegannya. Belajar dari mana? Tentu saja ketika ia belajar ilmu komunikasi serta tata krama saat berkomunikasi dengan orang.
Merlin langsung dibuat tersanjung dengan ucapan Nayna tersebut. Ia merasa bangga karena namanya memang sudah terkenal dimana-mana.
"Wah terima kasih Nona, tapi maaf saya tidak mengenal salah satu desain Anda ataupun produk yang dikeluarkan oleh brand perusahaan Anda," ucap Merlin setengah meremehkan.
Nayna merespon dengan senyuman.
"Itu karena Hero my hero yang terlalu berlebihan mengatakan tentang pekerjaan saya. Saya bukan desainer juga bukan pembuat produk. Saya masih belajar dan mengamati," jawab Nayna yang membuat Helen dan juga Merlin merasa bingung.
"Ini maksudnya gimana?" tanya Helen bingung. Ia berpikir Hero menipunya.
Nayna masih memasang tampang santai, ia kemudian menatap wanita yang waktu itu mengaku sebagai pembantu namun ternyata nyonya rumah ini. Nayna tersenyum padanya dan langsung mengambil tangannya yang baru duduk bersama Helen.
"Maaf untuk kejadian kemarin, Nyonya. Saya benar-benar tidak tahu jika Anda adalah Nenek dari Hero," ucap Nayna tak enak hati.
Nenek Julia mengangguk. "Bukan kesalahan kamu. Itu semua adalah ide saya dan saya suka karena kamu tidak memandang sebelah mata orang-orang yang memiliki kasta rendahm".
Nanya membalas dengan sebuah senyuman manis. Ia kemudian lebih lanjut menjelaskan bahwa dirinya masihlah merintis usaha.
"Saya baru memulai usaha saya dan belum memiliki brand sendiri. Saya menangkap beberapa produk perusahaan untuk saya jual kembali, mulai dari yang harga fantastis sampai yang merakyat. Di sini juga saya tidak ingin menjadi seorang plagiat, saya hanya belajar dari para pengusaha lokal sukses yang mendunia. Semua tidak se-instan itu nona Merlin. Apalagi seperti saya yang baru akan merintis bukan sudah memiliki lalu meneruskan apa yang sudah ada.
"Saya bukanlah anak dari pejabat tinggi ataupun pengusaha sukses. Saya membangun semuanya sejak saya mengenyam pendidikan dan menetapkan keteguhan hati karena hanya itu yang saya punya untuk menjadi sukses. Tidak se-instan memasak mie, saya belajar dari seorang bayi yang belajar merangkak lalu berjalan tertatih hingga jatuh berkali-kali dan akhirnya bisa berlari."
Ucapan Nayna seakan menohok Merlin. Ia yang merupakan anak orang kaya, semua sudah ada sejak ia masih dalam kandungan. Namun itu bukan salahnya karena ia memang ditakdirkan lahir dari rahim orang kaya, pikir Merlin.
Nenek Julia menyukai ucapan Nayna tesebut, ia teringat akan almarhum suaminya yang juga pernah berkata demikian saat mereka masih menjadi perintis usaha. Nayna sama persis seperti suaminya dengan semangat dan keteguhan hati.
"Benar, kakek Hero juga dulunya seperti itu. Kami bukanlah yang datang dari keluarga kaya, berbekal keteguhan hati dan semangat untuk terus berdiri di kaki sendiri mengantarkan kami menjadi seperti sekarang ini. Semoga Tuhan menyertai keinginanmu, Nak. Teruslah berusaha dan semua pasti ada jalannya. Hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha," ucap nenek Julia.
Helen pun sama, sikap Nayna sama persis seperti dirinya. Dia bukanlah dari keluarga miskin juga bukan dari keluarga kaya. Mertuanya menerima dirinya apa adanya dan karena dia pekerja keras, akhirnya Galang menjadikannya istri dan siap melepas segalanya.
"Lalu Nona Nayna, bagaimana nanti dengan usahamu jika kamu menikah dengan Hero? Bukannya kamu akan melepas semuanya?" tanya Merlin berusaha menjebak.
Nayna tetap santai, satu langkah sudah ia lewati. Dia tidak berbohong karena memang itu adalah pekerjaannya — menjual kembali produk milik perusahaan lain alias reseller.
"Melepaskan? Tentu tidak Nona Merlin. Jangan keliru menanggapi keinginan Hero itu. Dia memang menginginkan pendamping berada di rumah saja, tetapi bukan berarti apa yang sudah kita genggam bisa kita lepaskan begitu saja hanya untuk seorang pria. Tidak Nona Merlin. Konsepnya tidak begitu," sahut Nayna.
Nenek Julia, Helen dan Merlin justru merasa bingung dan juga kaget karena Nayna tidak akan melepaskan pekerjaannya padahal kata Hero sebaliknya.
"Dalam berbisnis tentu kita memiliki orang-orang yang membantu kita yang bisa kita percaya. Apa yang sudah kita bangun biarkan mereka yang melanjutkan. Jika saya berhenti dan menutup usaha itu, bagaimana dengan orang-orang yang mengharapkan makan dari bekerja kepada saya? Saya hanya akan menjadi pemantau saja dan fokus pada rumah tangga, selebihnya mereka yang mengerjakan.
"Kita juga tidak akan tahu apakah jodoh itu selamanya atau tidak. Jika wanita tidak punya pegangan juga dan ketika suaminya bosan atau tergoda pada wanita lain, setidaknya kita masih bisa menopang hidup kita sendiri."
Ucapan panjang lebar Nayna benar-benar menampar Merlin yang memiliki niat terselubung. Entah Nayna hanya pandai membuat siasat agar disukai keluarga Arkenzie atau memang begitu adanya.
"Ya sudah, kalian berdua adalah wanita hebat dan akan menjadi calon cucu menantu yang terbaik. Tetapi kalian harus tahu dulu, mengenyangkan perut suami itu juga akan membuatnya betah selain dandanan kalian. Jadi hari ini kalian ditantang untuk memasak, siapa yang mendapatkan masakan terbaik maka dia memenangkan tantangan pertama ini," ucap nenek Julia.
Seketika wajah Merlin tegang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Chiisan kasih
aku di team nayna✋
2023-09-15
0