"Ini rasanya sangat luar biasa. Hebat Nay, masakan kamu sangat lezat!" puji Galang kemudian ia kembali memasukkan suapan demi suapan bahkan hampir menghabiskan makanan di piringnya jika saja Helen tidak memintanya untuk menilai masakan Merlin juga.
Nayna tampak begitu senang dan bersyukur karena di detik terakhir dia bisa mengubah takdirnya. Jika saja dia memasukkan semua masakan itu ke atas piring saji, mungkin dia ia akan gagal malam ini dan akan membuat Hero marah padanya.
Tadi, sekembalinya Nayna dari toilet, dia tidak menemukan Merlin di sana dan hanya mendengar samar-samar suara wanita itu sedang berbicara di telepon.
Ada dorongan yang kuat untuknya kembali mencicipi makanan yang sudah tersaji di piring.
Benar saja, rasa masakannya sangat aneh dan untung saja dia memiliki stok yang banyak di wajan. Dengan cepat dia membuang makanan tersebut ke dalam kantung plastik dan menggantinya agar nanti dia tidak akan kalah dalam tantangan kali ini.
Nayna merasa senang karena dia bisa mengubah alur ceritanya di akhir. Benar-benar berguna membaca novel 'Kekasih Kontrakku Mata Duitan' itu, pikirnya.
"Hueekk ..."
Hero membesarkan suaranya ketika dia mencicipi masakan Merlin. Dengan cepat dia mengambil air minum agar rasa makanan itu hilang dari lidahnya.
"Masakan jenis apa ini? Mengapa rasanya buruk sekali? Penampilannya saja yang cantik, tapi rasanya sangat buruk!" protes Hero.
Merlin menggigit bibirnya, dia merasa sangat terhina dengan perkataan Hero. Namun dia bisa apa karena dirinya memang tidak tahu menahu soal memasak.
"Itu karena aku tidak pandai memasak. Ini bukan salahku karena selama ini aku dimanjakan orang tuaku, semua serba ada dan aku hanya tinggal menikmati saja. Ini juga pertama kalinya aku belajar membuat masakan dan semua ini demi kamu, tetapi kamu dengan tidak berperasaan menghina masakanmu!" pekik Merlin kemudian dia berlalu pergi dari rumah itu.
Nayna merasa tidak enak hati, begitupun dengan Helen. Dia berusaha untuk mengejar Merlin akan tetapi suaminya menahannya untuk tetap berada di meja makan dan mengancamnya jika ia pergi maka suaminya tidak akan makan malam kali ini.
Setelah acara makan malam tersebut berakhir, Hero pun berpamitan untuk mengantarkan Nayna kembali ke rumahnya. Nenek Julia berpesan agar Hero sering-sering membawa Nayna datang ke rumah ini agar mereka lebih mengakrabkan diri.
"Terima kasih untuk makan malam kali ini, Nay. Besok-besok jangan lupa memasak lagi di sini, masakan kamu sungguh lezat dan membuat kami kekenyangan. Lihat saja, bahkan tidak tersisa lagi di meja makan semua yang dimasak olehmu tadi. Hero pasti akan gemuk jika kalian menikah nanti," puji Galang.
Helen hanya menimpali dengan beberapa kata karena sesungguhnya dia merasa bersalah kepada Merlin. Akan tetapi rasa masakan Nayna membuatnya melupakan calon menantu favoritnya yang pulang dengan membawa kesedihan dan juga kekecewaan yang besar.
****
Merlin tidak kembali ke rumahnya melainkan dia pulang ke apartemennya. Dia tidak ingin dilihat oleh kedua orang tuanya jika saat ini dirinya mengalami kekalahan melawan saingan yang ternyata bukanlah berasal dari orang kaya seperti dirinya.
Kekalahan pertama Merlin membuatnya mendendam kepada Nayna. Selanjutnya dia akan melakukan cara lain untuk menyingkirkan saingannya tersebut. Dia sudah cukup malu dan memilih pulang lebih dulu sedangkan hari ini Nayna menjadi pemenang.
"Awas saja kamu Nayna, aku pasti akan membalasmu. Nikmatilah kesenanganmu untuk beberapa saat karena aku—Merlin Queen tidak akan pernah menerima kekalahan dan tidak akan pernah kalah. Aku bisa mendapatkan semuanya dengan mudah dan kau sebagai batu sandungan bagiku pasti akan aku singkirkan dari jalanku," ucap Merlin bertekad.
.....
Di dalam mobil, Nayna dan Hero terdiam. Nayna sedang mengingat bagaimana kondisi ibunya selama dia tinggalkan berjam-jam, apalagi setelah tahu ibunya mengidap penyakit yang cukup serius bahkan sangat serius. Dia sangat ingin menghubungi ibunya dari kediaman Hero akan tetapi dia tidak enak karena memegang ponsel saat keluarga Hero sedang berbicara dengannya.
"Bagaimana bisa kamu merebut hati keluargaku sampai segitunya? Bahkan baru dua kali pertemuan kamu sudah membuat Nenek dan Papi menyukaimu. Mami juga sebenarnya kelihatan kok kalau dia pilih kamu. Dia cuma nggak enak sama sahabatnya si Tante Jovanka — mommynya si Merlin. Ceritakan padaku apa saja yang terjadi tadi di rumah," pinta Hero begitu penasaran.
Nayna menoleh ke arah Hero kemudian dia tersenyum manis dan sialnya senyuman itu membuat Hero terpana untuk beberapa saat.
Hero tidak bisa mengontrol debaran jantungnya. Dia juga menyadari dalam beberapa hari dekat dengan Nayna ada rasa berbeda di hatinya, sebuah desiran aneh yang terasa saat dia tak sengaja melihat senyuman Nayna.
'Apa yang terjadi padaku? Mengapa aku sering kali berdebar-debar saat menatap Nayna seperti ini? Apa aku mulai menyukainya? Tetapi mengapa harus menyukainya? Dia adalah seorang perempuan yang lumayan materialistis. Dia sama sekali buka tipeku,' keluh Hero dalam hati.
Hero berusaha membuang semua pemikirannya tersebut. Dia harus tetap fokus menyetir dan berusaha untuk tidak menatap Nayna. Dia tidak ingin konsentrasinya teralihkan oleh senyuman Nanya.
Nayna pun menceritakan apa yang terjadi di rumah ketika Hero sudah pergi. Akan tetapi dia tidak menceritakan bagaimana masakannya sempat gagal padahal makanan di wajan rasanya sangat enak dan jauh berbeda dengan makanan yang sudah dia sajikan di atas meja dapur.
Nayna mencurigai Merlin, akan tetapi jika tidak memiliki bukti dia tidak ingin berkoar-koar sembarang. Lagi pula masalah masak-memasak sudah berakhir. Dia telah mendapatkan kemenangan sehingga Nayna tidak ingin mengungkitnya lagi.
Mendengar cerita Nayna membuat Hero merasa semakin senang. Dia menepikan mobil sejenak dan langsung mentransfer uang kepada Nayna dua kali lipat dari yang dia janjikan.
Nayna berteriak kegirangan bahkan tak sengaja dan tanpa sadar dia memeluk Hero saking senangnya. Jika Hero mengira Nayna begitu senang mendapatkan uang sebanyak itu, berbeda halnya dengan Nayna yang saat ini sedang merasa begitu bahagia karena bisa membantu perawatan ibunya walaupun masih rawat jalan.
"Terima kasih Hero my hero, lain kali berikan aku tugas dan aku pasti akan menjalankannya dengan baik agar rekeningku semakin gemuk. Aku menyukai pekerjaan seperti ini tapi jangan mengira aku hanya menyukai uangmu ya, semua ini setimpal dengan dosa yang kutanggung karenamu."
Hero menatap Nayna kemudian gadis itu tersadar jika saat ini dia sedang memeluk lengan Hero. Keduanya saling menatap untuk sesaat hingga akhirnya Nayna tersadar dan langsung melepaskan pelukannya. Dia memalingkan wajahnya ke arah luar jendela.
'Aduh Nay, mengapa kamu begitu memalukan?' pekiknya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Chiisan kasih
good girl kau
2023-09-15
0
Chiisan kasih
syukurlah, tapi kok bisa? kan di tambah gula dan garam ma mak lemper
2023-09-15
0