Nayna menghampiri ibunya yang sedang beristirahat di kamar karena waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 malam. Ibunya tersenyum menyambut kedatangan Nayna dan melihat pakaian yang dikenakan putrinya terbilang adalah pakaian yang mahal dan juga sangat bagus dan mewah.
"Nay sebenarnya kamu kerja apa dengan pria itu? Tolong jangan membohongi ibu ya," tanya Bu Widya yang merasa tidak tenang melihat penampilan anaknya.
Nayna yang duduk di tepi ranjang bersama dengan ibunya memberikan sebuah senyuman tipis.
"Nay tidak macam-macam Bu, ini benar-benar berbisnis dengannya. Dia adalah seorang pria yang sangat kaya dan mementingkan penampilan karyawannya. Semua pakaian yang aku gunakan ini adalah pemberiannya dan nanti aku bisa menggantinya lewat gajiku setelah berhasil memasarkan produknya," jawab Nayna berbohong.
Dalam hati ia merututi dirinya sendiri yang sudah pandai berbohong bahkan kepada ibunya setelah terlibat perjanjian kontrak bersama dengan seorang Hero Arkenzie.
Maafin Nay, Bu. Tapi semua ini aku lakukan demi kesembuhan ibu dan juga aku tidak melakukan hal yang melanggar aturan. Semoga ibu tidak marah, gumam Nayna dalam hati.
Bu Widya tersenyum, ia bisa melihat dan merasakan jika Nayna saat ini memang menyembunyikan pekerjaannya akan tetapi terlihat dari keadaan anaknya yang baik-baik saja, tentu Nayna tidak melakukan pekerjaan yang melanggar aturan. Hanya saja ia yang tidak tahu apa yang dilakukan putrinya di luar sana.
Dan satu lagi Bu Widya tidak melihat anaknya ini mengenakan pakaian yang tidak pantas dikenakan, justru baju yang dikenakan Nayna ini sangat terlihat sopan dan feminim.
"Nay kembali ke kamar dulu ya, Bu. Jangan lupa obatnya diminum. Nay belum mandi," pamit Nayna kemudian ia mengecup dahi ibunya sebelum ia kembali ke kamar.
...
Hari kembali berganti dan mentari pagi telah menyambut, begitupun dengan kesibukan yang tiada habisnya kembali akan berlangsung. Tidak bekerja tidak makan dan tidak makan tidak akan bertahan, begitulah prinsip seorang Nayna Putri yang saat ini sedang sibuk melihat stok barang yang ada di kamarnya.
Seharian kemarin ia tidak meng-update produk yang ada padanya dan juga ia tidak menerima orderan karena sangat sibuk dengan pekerjaannya sebagai kekasih kontrak Tuan Hero Arkenzie.
"Apa hari ini aku spill barang-barang juga ya? Sepertinya Hero my hero itu belum membutuhkan tenagaku untuk membantunya," tanya Nayna pada dirinya sendiri.
Pagi-pagi sekali Nayna tadi menyiapkan sarapan untuk dirinya dan ibunya, ia sudah mencuci pakaian dan sudah beres-beres rumah. Ibunya sudah dipastikan minum obat dan kini sedang duduk santai di warung sambil menunggu pembeli yang datang.
Di tengah kesibukannya tersebut dan baru saja ia akan membuka sosial medianya, ponselnya berdering dan di sana tertera nama Hero yang memanggilnya. Dengan cepat Nayna mengangkat panggilan tersebut karena baginya ketika Hero menelponnya, yang ada pasti hanya uang, uang, dan uang. Itulah kenapa Nayna sangat bersemangat, bukan karena dia seorang gadis matre atau gold digger, melainkan karena ia sedang mengumpulkan uang untuk pengobatan ibunya.
"Nay hari ini lu ke rumah karena nenek pengen ngobrol sama lu. Kemarin kalian sibuk masak dan sekarang nenek pengen punya quality time bareng lu. Gue jemput ya nanti siang dan ingat seperti biasa, lu harus bisa membuat keluarga gue terpukau!"
Tanpa menunggu jawaban dari Nayna, Hero langsung menutup panggilan tersebut dan Nayna hanya bisa menghela napas. Ia menatapkan beberapa produk yang ingin ia pasarkan di sosial media, akan tetapi panggilan kerja dengan gaji yang begitu besar dengan pekerjaan yang ringan sudah memanggilnya. Mau tidak mau ia lebih memilih untuk bekerja pada Hero karena saat ini dia benar-benar membutuhkan uang banyak.
Dan seperti yang dijanjikan oleh Hero, dia menjemput Nayna di rumahnya dan kembali ia memberikan setelan pakaian dan juga tas serta sepatu. Nayna menolaknya karena ia sudah memiliki dua sepatu, dua tas dan dua gaun dari Hero, akan tetapi Hero memaksanya karena ia hanya ingin Nayna selalu tampil berbeda setiap kali ke rumahnya.
Sembari menunggu Nayna mengganti pakaiannya, Hero mendatangi Bu Widya dan menanyakan keadaannya hanya sekadar basa-basi karena Hero pun sama sekali tidak mengetahui keadaan sesungguhnya dari ibu Widya. Keduanya terlibat sedikit perbincangan dan Hero menjelaskan tentang apa saja yang dilakukan Nayna selama bersamanya. Tentu saja itu hanyalah sebuah karangan agar Bu Widya tidak curiga pada mereka.
.....
"Nay, biasanya produk apa saja yang kamu pasarkan?" tanya nenek Julia saat keduanya sedang minum teh di samping rumah.
"Ada banyak Nek, mulai dari pakaian, tas, aksesoris dan lain sebagainya dalam bidang fashion. Dan harganya pun mulai dari harga yang merakyat hingga melangit, akan tetapi produk yang paling laku itu adalah produk yang harganya di atas dari kelas menengah ke bawah dan di bawah dari kelas sosialita ..."
Nenek Julia mendengarkan Nayna menceritakan tentang apa-apa saja yang dilakukannya dengan bisnisnya tersebut. Dan hampir saja Nayna mengatakan jika dirinya adalah seorang reseller jika tidak teringat akan Hero yang selalu mewanti-wanti untuk tidak menyebutkan pekerjaan aslinya dan hanya diisyaratkan saja.
Keduanya terlibat perbincangan yang sangat seru sedangkan Helen hanya bisa memperhatikan dari jarak yang cukup jauh karena hatinya masih pada Merlin. Entah mengapa Helen merasa ada sesuatu diantara Nayna dan Hero karena selama ini putranya itu tidak pernah menyinggung soal pasangan dan mendadak ketika ia dijodohkan dengan Merlin, ia memunculkan seorang wanita yang diakuinya sebagai kekasihnya.
Sementara itu di kantor Hero, CEO yang baru saja menyelesaikan rapatnya itu langsung menuju ke ruangannya dan ia terkejut karena di sana sudah ada Merlin yang menantinya.
"Oh, hai nona Merlin. Apa kabar? Setelah pergi dengan membawa kemarahan dan tanpa ikut makan malam, Anda berani coba datang kembali ke kantor saya?" sapa Hero dengan begitu menohok.
Melin tidak peduli, ia kemudian memaksa Hero untuk duduk bersamanya di sofa dan ia akan membicarakan hal serius dengan Hero. Dia tidak ingin kalah dan juga tidak mau mengalah karena yang ia tahu Hero adalah miliknya.
"Hero, aku ingin kita melakukan pendekatan. Aku tahu aku tidak pandai memasak dan aku tahu aku adalah seorang wanita karier. Tapi mengertilah, demi dirimu aku akan mengubah semuanya, aku akan menjadi seorang ibu rumah tangga yang baik untukmu, untuk anak-anak kita dan juga akan berhenti dari perusahaanku yang mungkin akan diteruskan oleh orang kepercayaan daddyku."
"Mengapa kau begitu memaksakan diri? Bukankah aku sudah memperlihatkan kasihku yang sempurna itu? Kau sebenarnya ingin menjadi istriku atau menjadi istri seseorang Hero Arkenzie?"
Pertanyaan Hero tersebut membuat Merlin tertohok, akan tetapi ia harus bisa berusaha mengontrol dirinya dan memperlihatkan kepada Hero jika dirinya akan bersungguh-sungguh menjadi istrinya.
Merlin mengatakan banyak hal dan yang pasti ia menjanjikan diri akan menjadi seorang ibu rumah tangga yang baik dan juga akan melepas pekerjaannya sesuai dengan keinginan Hero Bukan karena apa, ia tidak ingin kehilangan lelaki seperti Hero dan juga pria yang sangat kaya raya ini harus menjadi miliknya agar status sosialnya semakin naik.
"Aku akan mempertimbangkannya, akan tetapi kamu harus sadar posisimu karena aku memiliki Nayna dalam hidupku," ucap Hero final dan ia tidak ingin dibantah lagi oleh Merlin. "Pintu keluarnya ada di samping, silakan pergi karena saya masih banyak urusan!" usir Hero karena ia tidak menyukai ada Merlin yang mengganggu pekerjaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments