Part 2

"Jadi, lo ngobrol apa aja sama si Rais" ? tanya Billi menginterogasi Cinthia di dalam mobil dalam perjalanan mereka pulang ke kediaman mereka, kediaman Wisesas family.

"Ya, ngobrol biasa aja. Emang kenapa sih? Lo kok nanyanya serem amat? Kayak interogasi maling?" tanya Cinthia balik ke kakaknya. Billi menarik nafas panjang perlahan.

"Nggak pa-pa kok. Gimana menurut lo si Rais ?" tanya Billi.

"Ya, lumayan."

"Lo naksir dia?"

"Naksir? Belum segitunya kali! Kenapa? Lo naksir dia? Dia gebetan lo di kampus, ya? Atau jangan-jangan lo takut tersaingi oleh adik lo yang cantik ini?" kata Cinthia dengan ekspresi bertanya yang kecentilan sambil memainkan rambutnya.

"Gaya lo!" jawab Billi sambil ketawa dan mengacak rambut Billi dengan tangan kirinya. Cinthia cuma bisa mengaduh tanda kesal dengan sikap kakaknya yang sengaja mengacak-acak rambutnya. Billi tersenyum puas melihat adiknya kesal gara-gara tingkahnya.

Sesampainya di rumah, jam sudah menunjukkan pukul sekitar jam setengah sebelas malam. Nggak jam setengah sebelas pas sih...masih ada beberapa menit tersisa sebelum jam setengah sebelas pas. Perut kedua kakak beradik itu keroncongan. Ketika mereka masuk ke rumah, papa mereka, papa Wisesa sedang menonton TV dengan mesra bersama mama mereka, mama Wisesa.

Mereka berdua langsung menyerbu kedua orang tua mereka tersebut. Mereka memeluk dan mencium papa dan mama Wisesa yang sedang asyik berduaan. Papa dan mama Wisesa sangat sengang dengan perhatian dan kasih sayang yang diberikan anak-anak mereka. Tapi, papa Wisesa pura-pura menutupinya dengan memberikan gerutuan kesal untuk mereka.

"Aduh! Ganggu aja nih! Sana ada nasi goreng tuh di meja."ujar papa Wisesa pura-pura kesal. Tapi, gerutuan kesal dari papa tidak memberikan efek samping terhadap kedua putrinya tersebut. Malahan, mereka berdua semakin ribut mendengar nasi goreng disebut-sebut oleh papa Wisesa.

" Makasih ya Pa! Ma!"seru mereka berdua sambil menyerbu orangtua mereka kembali yang sedang seru-serunya menonton. Mereka menghujani papa mama Wisesa dengan masing-masing satu ciuman di pipi. Nggak perlu hiperbola untuk menyebutnya sejuta ciuman.

Kedua orang perempuan yang notabene adalah kakak adik ini segera berlari ke arah meja makan dan membuka tudung saji. Mereka melihat dua bungkus kertas warna coklat. Entah karena perut mereka berdua perut karet yang tidak mengenal rasa lapar, mereka membuka bungkusan berwarna coklat itu dan mendapati isinya nasi goreng lengkap dengan sayur dan acar serta kepulan-kepulan asap yang menandakan nasi goreng itu masih hangat. Langsung saja masing-masing dari mereka mengambil sendok dan duduk manis memakan nasi goreng.

Mereka nggak peduli sama papa mama yang memandangi mereka sambil geleng-geleng kepala. Yang penting untuk saat itu adalah mengisi perut dengan nasi goreng. Nggak peduli soal kegemukkan! Toh mereka bisa dibilang kekurusan kok! Kecuali Cinthia, yang sebenernya sedikit agak berisi.

Selesai makan malam dengan nasi goreng, kepenatan dan kekenyangan mulai terasa di tubuh Billi dan Cinthia. Pundak terasa pegal-pegal. Betis sudah nggak kuat untuk berdiri lama-lama. Apalagi telapak kaki, mau ambruk rasanya menopang berat badan mereka yang baru saja bertambah setelah perut mereka di isi oleh sebungkus nasi goreng. Kedua kakak beradik tersebut berjalan perlahan. Menaiki tangga perlahan-lahan, membuka pintu kamar pun perlahan-lahan. Semua serba perlahan saking lelah dan kenyangnya mereka berdua.

Cinthia meletakkan tas yang digunakannya ke tempat asalnya, yaitu lemari. Setelah mengosongkan isi tas tersebut, Cinthia mengganti bajunya dengan baju handuk. Baju kotor yang tadi ia kenakan dilempar ke dalam keranjang baju kotor. Supaya Bi Anti bisa mengambil baju kotor tersebut dengan mudah untuk dicuci. Cinthia masuk ke dalam kamar mandi dan memutar keran shower. Air yang dingin dan segar mengenai tubuhnya. Walaupun kata orang tua tidak baik mandi malem-malem, tapi tubuh Cinthia udah lengket banget! Gerah banget! Hanya butuh lima menit lebih untuk menyegarkan tubuh dengan guyuran air dingin dari shower.

Setelah mandi, Cinthia merasa lebih segar. Cinthia menguap pertanda dia sudah mengantuk. Setelah mengganti bajunya dengan celana pendek dan kaos belel, Cinthia langsung melayang ke tempat tidur dan hilanglah sudah kesadarannya sampai pagi menjelang.

Di sela-sela tidurnya, terdengar suara hp berbunyi. Cinthia sempat membuka mata sebentar. Tapi, karena sangat mengantuk Cinthia membiarkan hp tersebut berbunyi.

Sementara, yang menghubungi Cinthia kelihatannya sedikit kesal dan kecewa karena teleponnya tidak mendapatkan tanggapan positif dari Cinthia.

...****************...

Pagi hari di rumah yang lumayan besar itu, terdengar sangaaaat berisik. Bi Anti yang berada di belakang, sudah tutup kuping mendengar majikan mudanya teriak-teriak kebingungan. Tapi, mau tidak mau terpaksa dibuka lagi kupingnya gara-gara namanya disebut-sebut.

Lain lagi dengan si Kardi, supir keluarga Wisesa. Dari tadi dia sudah siap menunggu Pak Wisesa untuk segera berangkat ke kantor. Nggak lama, Pak Wisesa keluar dan segera berangkat karena nggak tahan dengan suara kedua anak gadisnya. Biarlah isterinya yang membereskan kedua anak gadisnya tersebut. Dengan senang hati, Kardi siap menyetir untuk Pak Wisesa. Kesempatan yang sangat bagus untuk menghindar dari kerusuhan yang ada.

Billi sang kakak sibuk make up, pakai bedak, sedikit eye shadow dan maskara di mata, lalu mengoleskan lipstik tipis di bibir, terakhir menyisir rambutnya. Walaupun sudah telat, penampilan nggak boleh ketinggalan. Biasanya, kalau nggak terlambat, Billi bermake up dengan santai. Tapi karena telat, make upnya nggak ada yang beres. Mencong sana mencong sini. Makanya, dia ngomel-ngomel sendiri. Akhirnya, dia masukkin semua peralatan make upnya ke dalam tas. Billi menyerah untuk make up di rumah.

Billi turun untuk sarapan dan meminta tolong Bi Anti untuk menyiapkan sepatunya yang berwarna hitan. Tetapi, seketika dia menepuk keningnya. Dia segera meletakkan kertas-kertas dan tasnya di meja makan. Sambil tetap menggigit roti dia naik lagi ke atas untuk mengambil dompet dan hpnya yang ketinggalan di meja rias! Oh,no! Dia lupa kalau semalam barang-barang itu dikeluarin dari tasnya yang ia gunakan ke acara ulang tahun Zia, temannya itu.

Setelah mendapatkan kedua barang tersebut, Billi segera turun ke bawah dengan kecepatan penuh. Dia segera memasukkan hp dan dompetnya ke tas dan mengambil kertas-kertasnya dari atas meja makan. Setelah itu di mencium pipi mamanya yang sedang duduk tenang di depan meja makan sambil sarapan dengan tampang yang tenang seakan-akan dunia-begitu-indah-di-saat-semua-orang-ribut. Wow! Amazing!

"Ma, Billi berangkat!" pamit Billi kepada mamanya yang tenang itu.

Billi segera keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobilnya. Tapi, setelah masuk mobil dia cecelingukkan ngeliatin ke bawah ke arah kakinya. Lagi-lagi sambil mendecakkan lidah, Billi keluar lagi dari mobil dan mengambil sepatu yang sudah disiapkan oleh Bi Anti di depan pintu.

"Ma, pergi lagi!" pamitnya sekali lagi pada mama.

"Iya." jawab mamanya kalem.

Setelah terasa tidak ada yang lagi ketinggalan. Billi langsung tancap gas, mobilnya keluar dari garasi rumah dan melaju dengan kecepatan 100 km/jam.

Sedangkan adiknya, Cinthia menyambar buku pelajaran apa saja yang ada di rak bukunya. Setelah itu mengambil sepatu yang ada di dekatnya. Cinthia turun dengan terburu-buru sambil menenteng buku, tas, dan sepatu. Maksud hati ingin memasukkan buku ke dalam tas karena terlalu terburu-buru bukannya masuk malah sepatunya jatuh dan bukunya berserakkan di bawah. Belum lagi Cinthia tersandung sepatunya dan jatuh dari tangga melewati tiga buah anak tangga.

Cinthia bergelindingan jatuh ke bawah. Belum selesai penderitaan Cinthia karena di depannya ada tembok. Kepala Cinthia kejedot dinding. Betapa sialnya.

Cinthia segera bagkit sambil mengusap-usap kepalanya yang kejedot sambil membereskan buku-buku yang berserakkan dan memasukkannya ke dalam tas. Setelah semuanya masuk, Cinthia langsung menyandang tasnya dan menenteng sepatunya.

"Bi, masukkin sarapanku ke tempat bekel donk, tolong!" teriaknya.

Bi Anti pun segera memasukkan sarapan pagi itu ke kotak bekal Cinthia. Cinthiapun segera mengambilnya dan memasukkannya ke dalam tas.

"Kak Billi udah duluan ya, Ma?" tanyanya pada mamanya yang tenang.

"Iya." jawab mama Wisesa singkat menjawab pertanyaan putri bungsunya itu.

"Ah, Kak Billi ninggalin!" serunya kesal.

Tiba-tiba, mamanya menyodorkan selembar uang lima ribu rupiah.

"Nih, ongkos kamu. Hati-hati ya, sayang." kata mamanya sambil tersenyum.

"Wah, mama hebat! Baru aku mau minta! Ya, udah Cinthia berangkat ya!" pamit Cinthia yang kagum sama indera keenam mama Wisesa yang bisa tahu isi kepala Cinthia tanpa harus Cinthia katakan lagi.

Cinthia buru-buru memakai sepatunya dan berangkat ke sekolah. Cinthia berjalan dengan langkah lebar dan cepat. Sesekali dia melihat jam hijau yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Sesekali juga ia berlari-lari kecil. Tapi, ia langsung berlari kencang saat melihat bis menuju sekolahnya melintas di depan mata.

"Woi, Bang! Tunggu!" teriak Cinthia nggak sanati sambil berlari penuh nafsu mengejar bis kota tersebut.

Untung bagi Cinthia, dia masih sempat menyusul bis. Cinthia langsung naik dengan nafas tersengal-sengal dan mencari tempat duduk yang masih kosong. Wah, beruntung lagi! Ada bangku kosong di sebelah cowok yang sedang menekuni kertas-kertas di depannya.

Cinthia duduk di samping cowok itu. Sambil sesekali mengintip kertas-kertas yang dipegang cowok itu. Rasa ingin tahu Cinthia memang besar, apalagi soal orang. Bukannya Cinthia ingin tahu urusan orang lain, cuma Cinthia punya rasa ketertarikkan yang sangat besar sama sesuatu yang ada sekelilingnya apalagi orang.

Cinthia melihat kertas yang sedang dibaca cowok itu. Cinthia melihat nama universitas yang tertulis di kertas tersebut. Sama kayak kampus Kak Billi, pikir Cinthia. Dengan rasa penasaran, dia langsung cecelingukkan melihat muka cowok itu. Eiittss, bukannya Cinthia cewek genit, dia hanya memastikah jangan-jangan cowok itu adalah salah satu teman Billi yang dia kenal. Kan lumayan ada temen selama perjalanan. Jadinya, bisa ngobrol-ngobrol bareng deh!

Dahi Cinthia berkerut-kerut. Cinthia sedang memikirkan sesuatu. Nih, orang pernah gue lihat belum ya? Gue kenal sama nih orang nggak ya? pikirnya. Akhirnya, otak Cinthia mendapatkan pencerahan. Dia menemukan memori tentang cowok itu di dalam otaknya.

"Rais bukan,ya?" tanya Cinthia ragu sambil menatap muka cowok itu. Cowok yang sedang menekuni bacaannya itu menoleh kepada Cinthia dengan raut wajah mau-apa-lo-nanya-nanya!? Tapi dengan cepat berubah menjadi untung-lo-tanya-gue!

"Cinthia?! Hai! Apa kabar? Wah untung banget kita ketemu di sini!" kata Rais dengan cepatnya sampai bikin Cinthia sedikit terkejut. Tapi dia hanya bisa menjawab dengan cengiran termanis yang mampu dia berikan.

"Biasanya lo bareng Billikan? Kenapa naik bis?" tanya Rais memulai percakapan.

"Kita berdua telat bangun, eh...dia ninggalin gue. Terpaksa deh gue naik bis." ujar Cinthia menjelaskan bagaimana dirinya memulai pagi hari ini.

"Oh, gitu, buru-buru banget donk tadi pagi? Eh, ngomong-ngomong semalem gue nelfon ke hp lo." kata Rais mengubah topik pembicaraan.

"Oh,ya? Bentar gue cek dulu." jawab Cinthia dengan ekspresi terkejut. Dia langsung mencari hpnya di dalam tas. Tapi, dua menit dia mencari hp, barang tersebut nggak ketemu juga. Cinthia mulai panik. Cinthia juga menyadari kalau dompetnya juga raib nggak ada di dalam tas.

"Dompet sama hp gue nggak ada. Gimana donk?" tanya Cinthia panik.

"Coba lo inget-inget lagi terakhir di tarok di mana?" kata Rais mencoba menenangkan Cinthia yang panik dan sedikit ribut di dalam bis sampai-sampai beberapa orang menoleh memperhatikan mereka.

"Nggak mungkin. Pasti di colong! Pasti di colong! Gimana donk Rais ?!" kepanikkan Cinthia mulai bertambah setelah memastikan kembali handphone dan dompetnya nggak ada di dalam tas.

"Lo ada ongkos nggak?" tanya Rais lagi.

"Ada dikasih...ma...ma..." Cinthia menjawab dengan pandangan menerawang. Rais yang bingung ngeliatin kelakuan Cinthia mencoba mengibaskan tangannya di depan wajah Cinthia. Sayangnya, cara itu nggak berhasil. Rais coba mengguncang-guncangkan tubuh Cinthia secara bertahap. Pelan, agak sedang, sedang, agak keras, sampai keras, takut jangan-jangan Cinthia kesambet setan yang lagi numpang lewat di dalem bis. Tiba-tiba Cinthia meninju telapak tangan kirinya sendiri dan nyengir aneh ke arah Rais yang bikin jantung Rais hampir copot dan hampir yakin kalau Cinthia beneran kesambet setan.

"Mmm...sorry ya Rais bikin lo panik. Gue baru inget kalau dompet sama hp gue ketinggalan di atas meja belajar gue. Sorry, ya Rais ." kata Cinthia dengan wajah yang mengharapkan untuk diberi maaf dan perasaan tidak enak karena udah membuat dia ribet karena kelakuan Cinthia.

Rais cuma bisa nyengir lebar dan nggak jelas. Ternyata kakak adek pikunnya sama. Pikun stadium empat! Parah banget! kata Rais dalam hati.

"Cin, ntar pulang gue jemput ya?" kata Rais tiba-tiba setalah kembali sadar dari pikirannya.

"Jemput gimana? Lokan nggak bawa kendaraan?" tanya Cinthia heran.

"Motor gue lagi di rumah temen. Nanti mau gue ambil. Tunggu gue ya jangan kemana-mana." kata Rais mengingatkan Cinthia.

"Tapi..." Cinthia mencoba menolak ajakan Rais karena dia nggak mau ngerepotin Rais untuk yang kedua kalinya. Lagian mereka berduakan baru ketemu dan kenalan kemarin.

"Ntar gue bilang ke Billi. Udah, ya gue turun dulu. Sampe ketemu ntar siang!" kata Rais yang nggak memberikan kesempatan Cinthia untuk menolak ajakkan dia.

Cinthia berdiri dari tempat duduknya supaya Rais bisa keluar. Rais melambai singkat ke arah Cinthia yang dibalas dengan lambaian singkat dan senyuman dari Cinthia. Setelah itu, Cinthiapun duduk kembali sambil memikirkan ajakkan Rais tadi yang ternyata Cinthia inginkan juga. Lumayan sih sebenernya,tebengan gratis. Pas banget gue lagi nggak punya uang, pikir Cinthia..

Terpopuler

Comments

Nanapple

Nanapple

ygga (yang gratis gratis aja)😭😭😭

2023-09-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!