Semua Akan Indah Pada Waktunya (SAIPW)

Semua Akan Indah Pada Waktunya (SAIPW)

Part 1

Malam itu seperti biasa, udara terasa dingin, walaupun tidak sedingin di kutub selatan. Tapi, cukup untuk membuat Cinthia mendekam di balik bed cover hijaunya yang tercinta. Maklum saja, hujan sedang ganas-ganasnya mendera wilayah Jakarta Timur.

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Tapi, Cinthia masih tetap membelalakkan mata di balik bed cover sambil ber-line ria. Biasalah, anak muda karena teknologi smatphone yang semakin canggih kapanpun dimanapun, lagi banyak pulsa atau nggak ada pulsa tetap keep in touch dengan teman-temannya. Kira-kira beginilah isi chatnya.

Dy, kra2 bsk si Mamet msk g? 10.05

Sambil menunggu chatnya di read oleh temannya, Cinthia tidur meringkuk di balik bed covernya.

Duh dingin banget! Mana remot AC lupa gue tarok mana. Ck Cinthia mendecakkan lidah sambil menggerutu sendiri. Lima menit kemudian (tapi sebenernya nggak nyampe sih) hp tersebut bergetar di atas kasur. Cinthia dengan cepat meraih handphonenya tersebut. Segera ia buka dan membaca chat ia yakini dari Gaudy temannya.

Adh, ngapain sih lo mlm2! 10.09

Gw udh tidur nih! 10.09

Tau ah! 10.09

Setelah membaca balesan dari Gaudy, Cinthia melempar hp tersebut ke bantalnya. Pluk! Mendarat dengan baik di atas bantal empuk Cinthia. Cinthia membanting tubuh ke kasur dan merapatkan kembali bed cover ke tubuhnya. Dingin amat sih ni kamar! pikir Cinthia sambil memainkan hp dan mengecek social media miliknya.

Seketika, secara tiba-tiba, Cinthia mendengar pintunya berderak perlahan, sangat pelaaan sekali. Jujur saja Cinthia bukanlah orang yang pemberani. Apa lagi dengan hal-hal yang berhubungan dengan makhluk halus dari dunia lain, makhluk kasar dari dunia asli saja, Cinthia ketakutan. Salah satu contohnya adalah kecoak hitam nan buruk rupa. Jika ada orang yang ngerjain Cinthia dengan pura-pura bilang kalau ada kecoak di depan dia, pasti, yakin 100 % Cinthia akan jejeritan lompat-lompat nggak karuan.

Dengan refleks yang cukup bagus, Cinthia menyembunyikan hpnya di bawah bantal dan pura-pura tidur. Suara pintu berderit mulai terdengar jelas di telinga Cinthia. Cinthia mulai menegang. Bulu kuduk berdiri, bulu tengkukpun ikut berdiri. Wow keren semuanya ikut berdiri! Namun, kurang dari satu menit...

"Cinthiaaa..."

"Ampun! Ampun! Mbak hantu jangan ganggu saya! Saya jugakan nggak ganggu Mbak hantu, jadi kita hidup rukun aja ya! Satu sama lain!" kata Cinthia nyerocos tiada henti.

"Eh! Jelek! Ini gue!"

"He,elo! Dasar lo ya kurang ajar! Gue pikir setan beneran.Ah! Jelek lo!" kata Cinthia sambil memukul orang yang tak lain adalah kakaknya dengan bantal yang ada di belakangnya.

"Sorry deh! Tapi, lo belum tidur ya? Hayo lho! Ntar gue bilangin ke mama lho!"

"Apaan sih Kak Billi. Lo sendiri juga belum tidur." ujar Cinthia membela diri.

"Iya,iya. Aduh jangan cemberut donk adikku sayang. Ntar tambah jelek. Ntar nggak ada yang naksir lo lagi." kata Billi yang bernama lengkap Billina Tanzia Wisesa itu sambil mencubit dagu Cinthia.

"Aduh! Sakit tahu! Ngapain lo malem-malem ke kamar gue?" tanya Cinthia.

"Nih, buku lo." kata Billi sambil memberikan buku bergambar pemandangan bertuliskan Kimia dan sebuah nama Cinthia Lazuli Wisesa.

"Oh, makasih ya Kak Bil."

"Iya sama-sama."

Cinthia langsung kembali ke posisi tidur seperti tadi. Tapi, tidak lama Cinthia terbangun dari posisi tidurnya dan menatap Billi bingung.

"Udahkan?"

"Apanya?" Billi malah balik nanya.

"Kak Billi udah balikkin bukukukan? Sebagai adek yang baik, saya ucapkan terima kasih. Sebagai kakak yang baik juga, kenapa lo belum balik ke kamar lo?" tanya Cinthia heran menanyakan maksud kakaknya masih ada di dalam kamarnya.

"Oh, iya gue lupa! Gini Cin, besokkan papa mama mau pergi sampai malem. Nah, daripada lo sendirian, mau nggak lo nemenin kakak lo yang cantik ini ke pesta ulang tahun temennya?" tanya Billi.

"Ya elah...cantik dari Jombang?!" ledek Cinthia yang langsung mendapat hantaman bantal dari Billi.

"Mau nggak lo?!" tanya Billi sekali lagi sedikit kesal karena diledek oleh Cinthia

"Iya...iya...gitu aja ngambek... " goda Cinthia lagi.

"Besok jam 4 lo udah harus siap. Met malem Cin. Daaagghh..." Billi melambaikan tangannya ke arah Cinthia sambil keluar dari kamarnya. Sepeninggal Billi, Cinthia merasakan serangan kantuk yang luar biasa. Karena serangan kantuknya sangat tak tertahankan, langsung saja tanpa aba-aba Cinthia tertidur dengan suksesnya. Yeah!!!

...****************...

"PR! PR! PR! Mana PR lo Dy! Gue pinjem!" cerocos Cintihia ketika baru masuk kelas. Kebiasaan buruk Cinthia yang selalu tidur malam-malam karena bingung harus mengerjakan apa padahal, seharusnya Cinthia mengerjakan PR yang biasanya baru teringat ketika sampai di sekolah. Makanya, setiap pagi Cinthia selalu sibuk setengah mati mencari orang yang sudah mengerjakan PR dan biasanya, jarang ada orang yang sudah selesai mengerjakan PR dari Mamet, salah satu guru killer di sekolah Cinthia.

"Santai Mbak! Gue juga lagi ngerjain juga nih. Tuh, tanya Yama, deh. Udah selesai apa belum dia!" kata Gaudy sambil mengarahkan dagunya ke arah Yama yang lagi duduk yang kelihatannya ssedang mengerjakan PR dari Mamet juga.

"Ck...lo sih semalem gue tanyain ada PR dari Mamet atau nggak eh, malah tidur!"

"Enak aja! Lo nge-line nanyain si Mamet masuk apa nggak, ya!" seru Gaudy membela diri.

"Gitu,ya? Maaf deh! Yama!" kata Cinthia tanpa rasa bersalah dan langsung berlari ke arah Yama.

"Ma,udah ngerjain belum?" tanya Cinthia begitu ia mendarat dengan mulus tanpa lecet di meja Yama.

"Ini lagi ngerjain. Sini nyontek bareng-bareng punya si Urdha. Tau sendirikan si Urdha yang paling rajin diantara kita." kata Yama sambil tetap asyik menyalin PR Urdha yang pemilik aslinya tidak diketahui di mana keberadaannya. Sedangkan Cinthia, udah asyik ikut-ikutan menyalin PR milik Urdha sebelum Pak Mamet yang menyeramkan itu menginjakkan kaki di kelas mereka.

...****************...

Sementara itu di sebuah kampus Universitas A Fakultas A di wilayah Jakarta. Kakaknya Cinthia si Billi sedang menikmati salah satu surga dunia yang sangat hot! Apalagi kalau bukan makan bakso siang-siang di kantin! Billi makan bakso ditemani secangkir es teh dingin. Mantaapp! Lagi asyik-asyiknya menyantap surga dunia, Billi dipanggil oleh temannya. Langsung saja setelah menelan sebutir bakso, Billi menoleh ke arah si pemilik suara yang berteriak memanggilnya.

"Eh,Bil! Dateng nggak ke acaranya si Zia?" tanya si pemilik suara yang memanggil tadi.

"Jadi. Emang kenapa?" tanya Billi sambil menghadap ke pemilik suara.

"Nggak. Nanya doank! Eh, sorry." kata si pemilik suara sambil memungut dompet Billi yang jatuh tersenggol tangannya. Tanpa sengaja, dompet milik Billi jatuh dan terbuka. Foto narsis Billi dan Cinthiapun terlihat. Si pemilik suara yang bernama Rais Johar alias Rais bertanya kepada Billi.

"Siapa nih? Cantik." kata Rais sambil terus memperhatikan foto yang ada di dalam dompet Billi.

"Makasih." jawab Billi sambil memasang tampang imut.

"Apaan! Bukan lo! Ini yang satu lagi!" kata Rais sambil nunjuk foto orang yang ada di sebelah Billi.

"Oh, Cinthia, adek gue. Napa?" tanya Billi sambil menyendokkan mie dan bakso ke mulutnya.

"Nggak...cantik." Rais berkata sambil tetap terpana menatap foto. Billi yang melihat tampang mupeng Rais langsung mengambil dompetnya dari tangan Rais .

"Ntar gue kenalin. Nanti dia ikut nemenin gue. Tapi awas lo jangan macem-macem sama adek gue!" ancam Billi dengan garpu.

"Tenang! Percaya ama gue. Udah berapa lama sih kita temenan? Daagghh!!! Selamat makan. Gue traktir deh nih!" kata Rais sambil meletakkan selembar uang sebesar lima ribu rupiah dan berjalan pergi meninggalkan Billi.

Billi mengambil uang yang ada di meja dan melihat ke arah Rais yang pergi menjauh sambil geleng-geleng kepala dengan ekspresi sedikit terkejut. Kok cuma lima ribu? Mana cukup? pikir Billi sambil melihat antara selembar duit lima ribu dan Rais yang berjalan menjauh saling bergantian.

...****************...

Di dalam kamar yang serba hijau dan penuh dengan poster Harry Potter, Cinthia berdiri di depan cermin. Cinthia sedang memilih-milih baju untuk digunakan ke acara pesta ulang tahun teman kakaknya. Beberapa baju bertebaran di atas kasurnya yang berbed cover hijau.

"Yang ini, mmm.... jangan ah keresmian! Ntar gue disangka mau magang lagi. Yang ini, udah buluk ah! Ah! Yang ini aja! Tapi..."

Bluk!

Cinthia menoleh ke arah pintu karena pintu kamarnya di buka tiba-tiba oleh kakaknya. Langsung saja dia menanyakan pendapat kakaknya tentang baju yang akan dikenakannya.

"Eh, Kak Billi, Bagusan yang mana? Yang ini cocok nggak? tanyanya sambil menunjukkan dua buah baju yang ia pegang ke Billi.

"Alah yang mana aja."

"Ah, Kak Billi."kata Cinthia sedikit kecewa dan langsung menghadap kembali ke depan cermin.

"Eh..."

"Kenapa?" tanya Cinthia tanpa menoleh ke arah Billi.

"Nggak...nggak pa-pa. Cepetan! Gue mandi dulu". Billi keluar dari kamar Cinthia dan menutup pintu kamarnya. Billi teringat percakapannya tadi siang dengan Rais, temannya. Hampir saja Billi cerita tentang apa yang dikatakan Rais tentang Cinthia tadi siang. Bisa kegeeran nanti Cinthia di bilang cantik sama cowok.

Setengah jam kemudian kakak beradik Billi dan Cinthia sudah siap di ruang depan. Mereka siap untuk berpesta malam ini. Yuuhuu!!! Mungkin ini adalah pesta yang mengawali segalanya bagi Cinthia.

Billi dan Cinthia tiba di tempat acara agak terlambat. Biasa, Jakarta macet. Keajaiban kalau tiba-tiba dalam sehari saja Jakarta nggak macet, kecuali di saat lebaran. Setelah mematikan AC dan mesin mobil, mereka keluar dari mobil. Cinthia agak merasa asing, karena nggak ada yang dia kenal di sana. Kecuali beberapa teman dekat Billi yang sering main ke rumah mereka. Billi segera menggandeng tangan adiknya yang ia yakini merasa canggung bearada di tengah keramaian orang-orang yang tidak ia kenal. Mereka berdua berjalan masuk ke dalam rumah, ke tempat di mana pesta berlangsung.

Di dalam, Billi langsung mencari dan mengucapkan selamat ulang tahun ke Zia dan memberikan hadiah untuknya. Karena ditanya oleh Zia, Billi mengenalkan Cinthia kepada Zia selaku Cinthia adalah adiknya.

Kata Billi di mobil sih, ia akan menemani Cinthia karena dia orang asing di pesta itu. Tapi, pada kenyataannya, sekarang Cinthia duduk sendiri sambil minum segelas coke. Sedangkan Billi, ketika bertemu dengan teman-temannya yang lain, langsung hilang entah ke mana. Cinthia celingak-celinguk nggak jelas mencoba mencari Billi. Nengok kanan-kiri. Ternyata, percuma mencari Billi, nggak akan ketemu-ketemu. Daripada nyasar di tempat yang ia nggak kenal, lebih baik duduk-duduk nggak jelas sambil menikmati makanan dan minuman yang ada.

Cinthia mencari alternatif lain untuk menghibur dirinya. Dia mencoba menghubungi Gaudy. Lima menit menunggu, belum ada balasan. Cinthia mencoba untuk sabar menunggu. Dilihatnya report dihpnya untuk mengecek kembali. Pesan yang dikirim Cinthia sudah terkirim, hanya belum diread oleh Gaudy. Sepuluh menit, Cinthia sudah nggak tahan. Sepertinya si Gaudy tidak berada dekat dengan hpnya.

Cinthia mencoba menghubungi si Urdha, siapa tahu hpnya berada dekat dengan pemiliknya. Cinthia mengetik pesan dan langsung di read. Nggak sampe sepuluh menit kayak Gaudy, Urdha membalas pesan dari Cinthia.

Sorry, lagi les. 18.47

Ternyata percuma saja, walaupun hpnya Urdha dekat dengan pemiliknya, ternyata si pemiliknya nggak bisa diajak ngobrol. Biasalah si Urdha Perdana ini hobinya leeesss terus tiap hari! Dari pagi sampai malem! Nggak berhenti-berhenti! Heran, nggak meledak-meledak kepalanya?!

Cinthia belum putus asa. Di mulai mengetik pesan ke Yama. Semoga Yama memberinya harapan untuk menghilangkan rasa jenuhnya. Cinthia sudah mengirimkan pesan. Tetapi lagi-lagi saudara, Yama lebih parah. Lima belas menit Cinthia menunggu, pesan Cinthia nggak delivered-delivered dari tadi. Pendiiinnggg terus.

Cinthia cuma bisa melengos di tempat duduknya. Bokongnya sudah mati rasa saking lamanya dia duduk di sana. Lima gelas coke kosong tepat berada di bawah kursinya. Percuma pada punya smartphone nggak bisa digunakan dengan maksimal! pikir Cinthia. Lagi bete-betenya meratapi nasib karena kesepian, tiba-tiba ada seseorang yang sok kenal menyapa Cinthia.

"Cinthia, ya?" tanya seseorang kepada Cinthia.

Cinthia menoleh ketika namanya dipanggil.

"Iya?" jawab Cinthia. Ternyata yang menyapanya itu adalah seorang pria yang putih, tinggi dan berkacamata. Ia menggunakan kemeja berwarna merah maroon dan celana hitam. Tangannya di gulung sampai siku. Lumayanlah! Sambil tersenyum manis (sebenernya sih sok manis) kepada Cinthia. Cinthiapun mau nggak mau membalas senyuk cowok itu dengan sedikit canggung dan tentunya dengan senyuman sok manis juga. Biasalah sedikit jaim.

"Kenalin gue Rais Johar.Panggil aja Rais. Gue temennya Billi. Tanya aja Billi, dia pasti tahu gue kok!" katanya meyakinkan Cinthia. Cinthia cuma manggut-manggut . Dia percaya-percaya saja dengan ucapan Rais . Inikan pesta temannya Billi, jadi sebagian besar undangan adalah teman kakaknya juga.

Sementara itu dipikiran Rais . Wah, ternyata aslinya lumayan juga, walaupun cakepan di foto daripada aslinya. Tapi, nggak papalah. Nggak nyesel gue dari tadi muter-muter nyariin Billi buat nanyain di mana adeknya dan ternyata gue harus muter-muter lagi buat nyariin adeknya. Kayaknya kakak adek ini suka banget buat orang muter-muter deh!

"Kenapa? Kok bengong?" tanya Cinthia sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan muka Rais .

"Ah! Nggak...nggak pa-pa kok." jawab Rais sedikit kaget dan gugup.

Akhirnya, Cinthia punya kegiatan untuk melepaskan kejenuhannya. Lumayan jugalah ni cowok, pikirnya. Tidak terasa, Cinthia dan Rais ngobrol banyak tentang diri mereka, bergosip tentang Billi (sampe-sampe di tempat lain Billi jadi bersin-bersin nggak jelas) dan nggak lupa untuk tuker-tukeran nomor hp.

"Eh, di sini ya! Pulang yuk! Udah jam sembilan nih! Eh, lo di sini juga Rais ?" kata Billi yang datang untuk mengajak Cinthia pulang.

"Wah, lo sama adek lo udah mau pulang ya? Ya,udah deh. Gue cabut dari sini." ujar Rais mencoba menarik diri.

"Jadi, lo sama Cinthia ngobrol terus dari tadi?" tanya Billi sedikit menginvestigasi Cinthia dan Rais

"Iya! Adek lo asik juga. Cin, jangan lupa ya! Yuk, Bil! Sampai ketemu besok." kata Rais sambil melambaikan tangan ke Cinthia dan iseng mukul Billi pelan sambil beranjak pergi meninggalkan kedua bersaudara tersebut.

Billi berteriak sakit dan langsung balas memukul Rais tapi sayang...nggak kena. Sedangkan Cinthia tertawa sambil membalas lambaian tangan Rais .

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!