Rencana

"Aku harus bikin acara anak itu berantakan. Aku tidak terima aku di usir mas iman. Mentang- mentang dapat suami kaya.

Akan aku buat pak Adrian tidak menyukai dia.

Awas kalian". Geram ibu tiri khaira.

Rumah orang tuanya tidak terlalu jauh dari rumahnya yang selama ini dia tinggal.

Ayah Khaira mengontrak rumah di perumahan sederhana, sementara rumah orang tua ibu tiri khaira berada di perkampungan masih sekitar perumahan.

"Jangan mentang-mentang kamu dapat besan kaya, kamu sombong sekarang.

Anakmu hanya penganti. Dan penganti itu pasti hanya untuk sementara". Guman ibu tiri khaira.

Dia yang tadi sengaja lewat depan rumah suaminya untuk melihat situasi terkini sebelum besok acara selamatan.

Rumah yang lima tahun dia huni bersama suami, tiga anaknya dan khaira anak tirinya.

Terlihat sudikit kesibukan disana.

Ada beberapa ibu-ibu tetangga sebelah rumah itu sedang sibuk membersihkan rumah dan serta halaman.

"Pakai tenda saja tidak, dasar sok mau mengadakan selamatan". Oceh ibu tiri khaira.

"Pasti makanan juga asal-asalan. Tidak ada yang menarik sedikitpun".

Dia tidak berani mendekat. Karena ada tante khaira yang sedang ikut bantu-bantu.

Dia sangat sakit hati, para tetangga sibuk membantu. Juga terlihat beberapa ibu-ibu yang baru pulang dari pasar. Turun dari angkot yang pasti di sewa untuk mengantar kedalam perumahan.

Banyak bungkusan di turunkan dari angkot. Dan para ibu-ibu itu membawanya kedalam rumah. Pasti akan memasak.

Pemandangan itu bertambah kesal ibu tiri khaira. Tanpa dia sadari, dia menendang-nendang beton tepian got, tempat dia berdiri.

Keberadaan ibu tiri Khaira itu ternyata terlihat oleh ibu-ibu yang baru pulang dari pasar tadi, karena angkot melewatinya.

"Si Mimi kenapa berdiri saja di sana?". Tanya salah seorang ibu yang baru pulang dari pasar.

"Dimana mbak?.". Tanya ibu yang membantu dan berada di rumah.

"Di belokan sana, dekat rumah bu candra". Jawab yang lain.

"Iya. Aku juga lihat tadi. Kok mbak Mimi terlihat seperti memantau keadaan saja.

Padahal ini kan acara syukuran anaknya". Jawab yang lain.

"Tidak usah ngerumpi ibu-ibu.

Maaf ya, si Mimi sedang di marahi mas Iman, makanya dia tidak kesini". Jawab tante khaira meluruskan.

"Kenapa mbak?. Kok dilarang?. Harusnya dia yang sibuk mengurus semua. Bukan melihat dari jauh saja". Tanya salah satu ibu-ibu.

"Kalian pasti belum tahu. Mimi itu tidak mengizinkan mas Iman mengadakan syukuran buat Khaira. Katanya buang-buang uang.

Dan dia di marahi mas Iman karena itu. dan tidak boleh pulang sampai acara syukuran selesai". Jawab salah satu ibu .

Yang dari kemaren ikut sibuk membantu di rumah ayah khaira.

"Ooo..". Jawab mereka.

Mereka bergotong royong membantu mengangkat belanjaan dan menyiapkan yang akan di masak.

Ada sekitar tujuh orang ibu-ibu dan tante khaira.

Mereka memulai memasak menu untuk acara besok.

Bekerja sambil bercanda.

Menyiapkan bumbu, mencuci ayam dan daging. Mereka lakukan .

Pas azan Zuhur mereka sholat zuhur terlebih dahulu.

Khaira dan Nofripun sampai di rumah ayahnya setelah mereka tadi sholat Zuhur di mesjid uang ada di perjalanan menjelang masuk daerah perumahan.

Mereka datang di sambut oleh om, ayah dan sepupu khaira. Mereka sibuk membersihkan halaman rumah ayah khaira yang tidak terlalu besar.

selesai menyalami mereka, Nofri membantu istrinya membawa koper da beberapa tentengan yang tasi mereka bawa, juga ada beberaoa buah tangan yang mereka beli.

Lalu dia kembali bergabung dengan ayah mertuanya di luar. Ingin bantu-bantu.

"Kamu istirahat saja nak, biarlah kami yang bekerja beres-beres". Ucap ayah Khaira.

"Ayah dan om duduk saja. Nanti ada temanku yang bantu-bantu. Kita pasang tenda kecil fua buah.

Katanya dia aksn datang pukul dua lewat". Ujar Nofri.

Mengajak ayah mertua, om dan sepupu istrinya untuk duduk.

"Itu lebih bagus bang. Walau bukan pesta besar. dengan adanya tenda menandakan adanya selamatan kecil-kecilan di sini".ujar salah satu sepupu khaira.

"Tapi kita kan hanya menjamu keluarga besan lalu hanya mengundang tetangga si sekitar saja nak Nofri.

Apa tidak terlalu berlebihan". Ujar ayah Khaira.

"Cuma pasang tenda dan kursi yah. Jika tetangga datang secara bersamaan dan tidak muat di rumah, bisa duduk di luar dulu.

Atau kita sediakan meja prasmanan sekalian di luar, biar yang duduk di dalam tidak terganggu harus buru-buru maka , karena yang datang antri". Ujar Nofri.

"Tetangga yang di undang tidak banyak kok. Dalam perumahan ini saja". Tambah ayah Khaira.

"Betul yah. kan nanti keluarga besarku juga ada beberapa. Jadi untuk bicara sambil santai juga bisa diluar. Tidak menganggu tetangga yang ingin duduk di dalam". Ujar Nofri.

"Benar juga. Kita kan tidak tahu, kalau kedatangan besan dan tetangga bisa bersamaan". Ujar Om Khaira.

Mereka mengangguk. Bisa saja hal yang tidak terfikir malah menghambat acara selamatan.

.

.

Episodes
1 Berusaha Menolak
2 Masih Nego
3 Sah
4 Pesta
5 Aku Mengantuk
6 Gagal Besanan
7 Sebelum Sah
8 Istri
9 Sarapan Pagi
10 Berkunjung
11 Tempat tidur baru
12 Kedatangan Keluarga Ibu Tiri
13 Permintaan Yulia
14 Pergi
15 Perawatan
16 Rencana
17 Persiapan
18 Menyelesaikan Kekacauan.
19 Acara Selamatan
20 Di Ceramahi Tetangga
21 Kedatangan Ibu Tiri
22 Bercerita
23 Diam
24 Ayah Bercerita
25 Pilihan Untuk Ibu Tiri
26 Marah
27 Keputusan Ayah
28 Pulang ke Rumah Mertua
29 Tamu tidak Diundang
30 Petuah dari pak Adrian.
31 Bersiap
32 Bulan Madu
33 Memindahkan Barang
34 Jalan Sore
35 Berebut kamar
36 Menikmati Sunset
37 Mencari Makanan
38 Ayah
39 Tidak Bisa Tidur
40 Warung Ayah
41 Akhirnya
42 Gagal Motoran
43 Bukan Sarapan
44 Ambisi Yulia
45 Lagi
46 Kecelakaan
47 Rencana
48 Motoran
49 Pengusiran
50 Yulia Menyusul
51 Belum Berkemas
52 Saat Berkemas
53 Telfon Tengah Malam
54 Operasi
55 Pengakuan.
56 Kedatangan Mertua
57 Ayah Khaira
58 Rencana Pak Adrian
59 Ke Apartemen
60 Cincin
61 Nofri Marah
62 kenapa kamu disini
63 Kosan Ayah
64 Sedih
65 Apa Mungkin
66 Siapa Dia
67 Perdebatan
68 Saling Diam
69 Masih Diam
70 Pulang
71 Dirumah Mertua
72 Minta Izin
73 Pergi
74 Ayah Pindah?
75 Amukan Ibu Tiri
76 Kewarung Ayah
77 Pura-Pura?
78 Rencana Khaira
79 Ayah Setuju
80 Yulia
81 Masih Yulia
82 Kesibukan Baru Khaira
83 Hamil?
84 Minta Pendapat Ayah
85 Rencana Pulang Kampung
86 Bertemu Di Jalan
87 Lihat Ruko Baru
88 Nofri
89 Om Khaira Turun Tangan
90 Pindah
91 Kesibukan
92 Nofri
93 Dirumah Nenek
94 Keterangan Pak Rt
95 Jebakan Yulia
96 Aksi Nofri
97 Perdebatan kakek
98 Kemarahan Kakek
99 Kewarung Khaira
100 Pulang Ke Warung
101 Mulai Membalas
102 Kerumah Khaira
103 Tidak menemukan
104 Apa Wanita Itu Khaira?
105 Cemas
106 Gagal Bertemu.
107 Sedih
108 Kecewa Lagi
109 Sakit Perut
110 Apa?
111 Bertemu
112 Bayi Kembar
113 Jangan Ganggu
114 Tawa Khaira
115 Yulia Lagi
116 Penolakan Nofri
117 Petuah Dari Papa
118 Kejujuran Nofri
119 Yulia Malu
120 Suami Istri
121 Biarkan Saja
122 Berdebat
123 Di Kunjungi Teman
124 Penyesalan Yulia
125 Acara
126 Usilnya Nofri
127 Ambisi Yulia
128 Bertambah Malu
129 Amukan Mama Yulia
130 Bertemu
131 Penyakit Yulia
132 Curhat
133 Tangis Yulia
134 Rencana
135 Hari - Hari Yulia
136 Nofri
137 akhirnya
138 Rutinitas
139 END
140 Extra part 1
141 Extra part 2
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Berusaha Menolak
2
Masih Nego
3
Sah
4
Pesta
5
Aku Mengantuk
6
Gagal Besanan
7
Sebelum Sah
8
Istri
9
Sarapan Pagi
10
Berkunjung
11
Tempat tidur baru
12
Kedatangan Keluarga Ibu Tiri
13
Permintaan Yulia
14
Pergi
15
Perawatan
16
Rencana
17
Persiapan
18
Menyelesaikan Kekacauan.
19
Acara Selamatan
20
Di Ceramahi Tetangga
21
Kedatangan Ibu Tiri
22
Bercerita
23
Diam
24
Ayah Bercerita
25
Pilihan Untuk Ibu Tiri
26
Marah
27
Keputusan Ayah
28
Pulang ke Rumah Mertua
29
Tamu tidak Diundang
30
Petuah dari pak Adrian.
31
Bersiap
32
Bulan Madu
33
Memindahkan Barang
34
Jalan Sore
35
Berebut kamar
36
Menikmati Sunset
37
Mencari Makanan
38
Ayah
39
Tidak Bisa Tidur
40
Warung Ayah
41
Akhirnya
42
Gagal Motoran
43
Bukan Sarapan
44
Ambisi Yulia
45
Lagi
46
Kecelakaan
47
Rencana
48
Motoran
49
Pengusiran
50
Yulia Menyusul
51
Belum Berkemas
52
Saat Berkemas
53
Telfon Tengah Malam
54
Operasi
55
Pengakuan.
56
Kedatangan Mertua
57
Ayah Khaira
58
Rencana Pak Adrian
59
Ke Apartemen
60
Cincin
61
Nofri Marah
62
kenapa kamu disini
63
Kosan Ayah
64
Sedih
65
Apa Mungkin
66
Siapa Dia
67
Perdebatan
68
Saling Diam
69
Masih Diam
70
Pulang
71
Dirumah Mertua
72
Minta Izin
73
Pergi
74
Ayah Pindah?
75
Amukan Ibu Tiri
76
Kewarung Ayah
77
Pura-Pura?
78
Rencana Khaira
79
Ayah Setuju
80
Yulia
81
Masih Yulia
82
Kesibukan Baru Khaira
83
Hamil?
84
Minta Pendapat Ayah
85
Rencana Pulang Kampung
86
Bertemu Di Jalan
87
Lihat Ruko Baru
88
Nofri
89
Om Khaira Turun Tangan
90
Pindah
91
Kesibukan
92
Nofri
93
Dirumah Nenek
94
Keterangan Pak Rt
95
Jebakan Yulia
96
Aksi Nofri
97
Perdebatan kakek
98
Kemarahan Kakek
99
Kewarung Khaira
100
Pulang Ke Warung
101
Mulai Membalas
102
Kerumah Khaira
103
Tidak menemukan
104
Apa Wanita Itu Khaira?
105
Cemas
106
Gagal Bertemu.
107
Sedih
108
Kecewa Lagi
109
Sakit Perut
110
Apa?
111
Bertemu
112
Bayi Kembar
113
Jangan Ganggu
114
Tawa Khaira
115
Yulia Lagi
116
Penolakan Nofri
117
Petuah Dari Papa
118
Kejujuran Nofri
119
Yulia Malu
120
Suami Istri
121
Biarkan Saja
122
Berdebat
123
Di Kunjungi Teman
124
Penyesalan Yulia
125
Acara
126
Usilnya Nofri
127
Ambisi Yulia
128
Bertambah Malu
129
Amukan Mama Yulia
130
Bertemu
131
Penyakit Yulia
132
Curhat
133
Tangis Yulia
134
Rencana
135
Hari - Hari Yulia
136
Nofri
137
akhirnya
138
Rutinitas
139
END
140
Extra part 1
141
Extra part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!