Pergi

"Mama. Kok kamar kak khaira pakai horden cantik?".

Tanya adik tiri khaira.

Ketiga adik tiri khaira tadi saat sampai langsung masuk kekamar mereka. Karena mereka takut kena marah oleh ayah tiri mereka.

Karena kemaren malam mamanya mengajak mereka mengacak-acak kamar khaira, sampai seperti kapal pecah. Tak berbentuk lagi.

Makanya tadi pagi langsung dibawa mamanya pergi kerumah kakek mereka. Selain takut kena marah, ibu tiri khaira juga mau melapor pada bapaknya tentang perbuatan suaminya.

Hingga selepas magrib mereka pulang kerumah, sambil membawa bapaknya untuk memarahi suaminya yang dia angab boros. Mengadakan selamatan. putri tirinya.

Tapi malah dia yang kena marah oleh bapaknya, dan di suruh pulang bersama ketiga anaknya.

"Kamu membelikan kelambu untuk Khaira mas?. Kamarnya saja...".

"Iya. Kamarnya kamu berantakan kan?. Kasurnya juga kamu sobek hingga busanya bertebaran. Semua baju khaira kamu keluarkan dari dalam lemari.

Hingga kamarnya seperti di masuki orang gila". Potong ayah Khaira.

"Mimi... Benar yang di katakan iman?. Kamu membuat kamar putri sambungmu berantakan?!". Bentak mertua ayah khaira.

"Itu pak, aku sedang mencari...".

"Mencari uang simpanan khaira?. Atau ...".potong ayah khaira.

"Sungguh memalukan. Kamu sangat tidak beradab Mi!. Cepat bawa anakmu pulang.

Atau bapak seret kalian semua". Ujar bapak mertua iman.

"Kalian bertiga cepat naik ke mobil, kakek tidak menerima penolakan". Ujarnya saat salah satu cucunya mau berbicara.

"Cepat.

Mi, bawa anakmu cepat". Teriak kakek itu lagi.

"Awas kamu mas. Kamu akan sendirian tinggal setelah anakmu keluar dari rumah ini.

Aku tidak mau pulang sebelum kamu minta maaf dan menjemputku". Ujar Mimi. Ibu tiri Khaira.

Ayah Khaira tidak menanggapinya dan hanya diam saja.

Tidak perlu membela atau berdebat. Biarlah bapak mertua saja yang menyelesaikannya nanti.

"Kami pulang dulu. Akan kita bicarakan setelah semua tenang". Ujar bapak mertua ayah khaira.

Ayah khaira mengangguk pada mertuanya itu.

Kalau bukan masih ada kekerabatan dengan keluarga istrinya itu. Mungkin sudah lama ayah Khaira menyerah, dan minta berpisah.

Hanya karena masih menghargai mereka, ayah khaira masih tetap bertahan.

Tapi, semua kesabarannya tidak bisa di tahan lagi. Hanya ingin membahagiakan putri yang selama lima tahun belakangan tertindas oleh sikap istri dan anak tirinya.

Malah membuatnya ingin mekepas semua.

Bukan tidak bersyukur punya istri untuk tempat pulang saat lelah. Tapi istri tempat pulang malah serasa tempat setor saja.

Setor uang dan setor kebutuhan biologis. Selebihnya tidak.

Semua pekerjaan rumah dan memasak malah putrinya yang mengerjakan.

.

Selesai sarapan pagi Khaira minta izin untuk pulang kerumah ayahnya. Selain untuk melihat persiapan, juga ingin bantu- bantu yang bisa dia kerkajan. Walau mungkin saja tidak di izinkan oleh tante atau tetangga yang membantu di rumah ayah.

"Nanti aku antar pukul sebelas. Kita akan pergi ke suatu tempat dulu". Ujar Nofri.

"Kemana bang?". Tanya Khaira.

"Ikut saja. Kamu pasti suka". Ujar Nofri.

"Pakaian untuk kita menginap sudah kamu siapkan kan?. Kita bisa saja menginap dua hari atau lebih.

Tidak mungkin kita langsung pulang setelah acara selesai". Ujar Nofri.

"Baju abang aku bawa cuma dua stel, satu baju rumahan dan satu baju resmi". jawab Khaira.

"Lebihkan saja bawa bajunya. Kamu juga bawa baju untuk persediaan. kan semua pakaian kamu masih ada di loundry.

walaupun cuma dua malam di rumah ayah kita tidak mungkin pakai baju itu terus selama di sana". ujar Nofri.

Nofri mengajak khaira untuk mengemas pakaian mereka. Beberapa stel yang mereka bawa. satu koper kecil berdua.

Maka dengan mengendarai mobil Nofri mengajak Khaira ke suatu tempat.

"Kenapa kesini bang?". Tanya khaira.

Saat mobil yang di kendarai Nkfri berhenti di depan sebuah ruko.

Tepatnya sebuah salon.

"Kamu haru perawaran dulu. Biar rileks. Kamu besok harus tampil segar". Jawab Nofri.

"Tidak penting bang. Lagian besok kan cuma acara syukuran dengan keluarga dan tetangga". tilak Khaira.

"Karena itu kamu harus tampil segar, biar keluarga dan tetangga tidak menganggab kamu itu menikah terpaksa.

Karena berita kamu sebagai penganten penganti sudah menyebar.

Kamu Tidak maukan, kalau mereka bilang kamu kucel?". Ujar Nofri.

"Mana ada aku kucel. Walaupun aku tidak pernah perawatan. Kulitku dan wajahku masih segar kok.

Dan juga kemaren aku tidak masalah saat pakai pakaian penganten". Ujar khaira menolak.

"Itu beda key.

kemaren kamu pakai riasan penganten, pasti bedakmu tebal.

Sementara kamu besok memakai kebaya. Tidak memakai riasan tebal". Ujar Nofri.

"Tapi....".

"Lakukan saja untuk kali ini. Aku tidak ingin kamu nanti jadi bahan gunjingan". jawab Nofri.

sambil keluar dari mobil terlebih dahulu. Khaira hanya bisa mengomel dalam hati

'Memangnya aku kucel, hingga dia malu. Walaupun hanya karyawan toko. Aku selalu merawat kulitku dua kali seminggu dirumah. walau hanya memakai bahan alami'. Ujar Khaira dalam hati.

"Cepatlah, nanti kuta lama sampai di rumah ayah". Ujar Nofri memanggil Khaira.

Khaira pun turun dari mobil, dan mengikuti suaminya memasuki salon yang masih sepi. Karena masih pukul delapan pagi.

"Lusi, bantu istriku perawatan lengkap ya. Seperti yang aku wa tadi". Ujar Nofri pada karyawan salon.

Atau mungkin pemilik salon ini.

"Baik Nof. Akan aku bikin istrimu tambah cantik. Tinggal poles sedikit saja kok.

Kulit dan wajah istrimu sudah cukup terawat kok". Jawab yang di panggil lusi oleh Nofri.

"Ok. Aku tunggu hasilnya.

Tapi aku pergi dulu sebentar. Satu jam an aku balik lagi". Ujar Nofri.

"Bang...".

"Kamu tunggu saja sebentar ya. Perawatan kamu itu bisa dua jam lebih.

Aku ada yang perlu aku jemput. satu jam kok ". Potong Nofri.

Khaira hanya mengangguk saja. Tidak bisa menolak lagi.

.

.

.

Episodes
1 Berusaha Menolak
2 Masih Nego
3 Sah
4 Pesta
5 Aku Mengantuk
6 Gagal Besanan
7 Sebelum Sah
8 Istri
9 Sarapan Pagi
10 Berkunjung
11 Tempat tidur baru
12 Kedatangan Keluarga Ibu Tiri
13 Permintaan Yulia
14 Pergi
15 Perawatan
16 Rencana
17 Persiapan
18 Menyelesaikan Kekacauan.
19 Acara Selamatan
20 Di Ceramahi Tetangga
21 Kedatangan Ibu Tiri
22 Bercerita
23 Diam
24 Ayah Bercerita
25 Pilihan Untuk Ibu Tiri
26 Marah
27 Keputusan Ayah
28 Pulang ke Rumah Mertua
29 Tamu tidak Diundang
30 Petuah dari pak Adrian.
31 Bersiap
32 Bulan Madu
33 Memindahkan Barang
34 Jalan Sore
35 Berebut kamar
36 Menikmati Sunset
37 Mencari Makanan
38 Ayah
39 Tidak Bisa Tidur
40 Warung Ayah
41 Akhirnya
42 Gagal Motoran
43 Bukan Sarapan
44 Ambisi Yulia
45 Lagi
46 Kecelakaan
47 Rencana
48 Motoran
49 Pengusiran
50 Yulia Menyusul
51 Belum Berkemas
52 Saat Berkemas
53 Telfon Tengah Malam
54 Operasi
55 Pengakuan.
56 Kedatangan Mertua
57 Ayah Khaira
58 Rencana Pak Adrian
59 Ke Apartemen
60 Cincin
61 Nofri Marah
62 kenapa kamu disini
63 Kosan Ayah
64 Sedih
65 Apa Mungkin
66 Siapa Dia
67 Perdebatan
68 Saling Diam
69 Masih Diam
70 Pulang
71 Dirumah Mertua
72 Minta Izin
73 Pergi
74 Ayah Pindah?
75 Amukan Ibu Tiri
76 Kewarung Ayah
77 Pura-Pura?
78 Rencana Khaira
79 Ayah Setuju
80 Yulia
81 Masih Yulia
82 Kesibukan Baru Khaira
83 Hamil?
84 Minta Pendapat Ayah
85 Rencana Pulang Kampung
86 Bertemu Di Jalan
87 Lihat Ruko Baru
88 Nofri
89 Om Khaira Turun Tangan
90 Pindah
91 Kesibukan
92 Nofri
93 Dirumah Nenek
94 Keterangan Pak Rt
95 Jebakan Yulia
96 Aksi Nofri
97 Perdebatan kakek
98 Kemarahan Kakek
99 Kewarung Khaira
100 Pulang Ke Warung
101 Mulai Membalas
102 Kerumah Khaira
103 Tidak menemukan
104 Apa Wanita Itu Khaira?
105 Cemas
106 Gagal Bertemu.
107 Sedih
108 Kecewa Lagi
109 Sakit Perut
110 Apa?
111 Bertemu
112 Bayi Kembar
113 Jangan Ganggu
114 Tawa Khaira
115 Yulia Lagi
116 Penolakan Nofri
117 Petuah Dari Papa
118 Kejujuran Nofri
119 Yulia Malu
120 Suami Istri
121 Biarkan Saja
122 Berdebat
123 Di Kunjungi Teman
124 Penyesalan Yulia
125 Acara
126 Usilnya Nofri
127 Ambisi Yulia
128 Bertambah Malu
129 Amukan Mama Yulia
130 Bertemu
131 Penyakit Yulia
132 Curhat
133 Tangis Yulia
134 Rencana
135 Hari - Hari Yulia
136 Nofri
137 akhirnya
138 Rutinitas
139 END
140 Extra part 1
141 Extra part 2
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Berusaha Menolak
2
Masih Nego
3
Sah
4
Pesta
5
Aku Mengantuk
6
Gagal Besanan
7
Sebelum Sah
8
Istri
9
Sarapan Pagi
10
Berkunjung
11
Tempat tidur baru
12
Kedatangan Keluarga Ibu Tiri
13
Permintaan Yulia
14
Pergi
15
Perawatan
16
Rencana
17
Persiapan
18
Menyelesaikan Kekacauan.
19
Acara Selamatan
20
Di Ceramahi Tetangga
21
Kedatangan Ibu Tiri
22
Bercerita
23
Diam
24
Ayah Bercerita
25
Pilihan Untuk Ibu Tiri
26
Marah
27
Keputusan Ayah
28
Pulang ke Rumah Mertua
29
Tamu tidak Diundang
30
Petuah dari pak Adrian.
31
Bersiap
32
Bulan Madu
33
Memindahkan Barang
34
Jalan Sore
35
Berebut kamar
36
Menikmati Sunset
37
Mencari Makanan
38
Ayah
39
Tidak Bisa Tidur
40
Warung Ayah
41
Akhirnya
42
Gagal Motoran
43
Bukan Sarapan
44
Ambisi Yulia
45
Lagi
46
Kecelakaan
47
Rencana
48
Motoran
49
Pengusiran
50
Yulia Menyusul
51
Belum Berkemas
52
Saat Berkemas
53
Telfon Tengah Malam
54
Operasi
55
Pengakuan.
56
Kedatangan Mertua
57
Ayah Khaira
58
Rencana Pak Adrian
59
Ke Apartemen
60
Cincin
61
Nofri Marah
62
kenapa kamu disini
63
Kosan Ayah
64
Sedih
65
Apa Mungkin
66
Siapa Dia
67
Perdebatan
68
Saling Diam
69
Masih Diam
70
Pulang
71
Dirumah Mertua
72
Minta Izin
73
Pergi
74
Ayah Pindah?
75
Amukan Ibu Tiri
76
Kewarung Ayah
77
Pura-Pura?
78
Rencana Khaira
79
Ayah Setuju
80
Yulia
81
Masih Yulia
82
Kesibukan Baru Khaira
83
Hamil?
84
Minta Pendapat Ayah
85
Rencana Pulang Kampung
86
Bertemu Di Jalan
87
Lihat Ruko Baru
88
Nofri
89
Om Khaira Turun Tangan
90
Pindah
91
Kesibukan
92
Nofri
93
Dirumah Nenek
94
Keterangan Pak Rt
95
Jebakan Yulia
96
Aksi Nofri
97
Perdebatan kakek
98
Kemarahan Kakek
99
Kewarung Khaira
100
Pulang Ke Warung
101
Mulai Membalas
102
Kerumah Khaira
103
Tidak menemukan
104
Apa Wanita Itu Khaira?
105
Cemas
106
Gagal Bertemu.
107
Sedih
108
Kecewa Lagi
109
Sakit Perut
110
Apa?
111
Bertemu
112
Bayi Kembar
113
Jangan Ganggu
114
Tawa Khaira
115
Yulia Lagi
116
Penolakan Nofri
117
Petuah Dari Papa
118
Kejujuran Nofri
119
Yulia Malu
120
Suami Istri
121
Biarkan Saja
122
Berdebat
123
Di Kunjungi Teman
124
Penyesalan Yulia
125
Acara
126
Usilnya Nofri
127
Ambisi Yulia
128
Bertambah Malu
129
Amukan Mama Yulia
130
Bertemu
131
Penyakit Yulia
132
Curhat
133
Tangis Yulia
134
Rencana
135
Hari - Hari Yulia
136
Nofri
137
akhirnya
138
Rutinitas
139
END
140
Extra part 1
141
Extra part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!