Istri

Menjelang pukul sebelas. Nofri memasuki kamarnya. Tadi setelah turun dari pelaminan, dia di panggil papanya

Dan istrinya diantar oleh ibunya menuju kamarnya. Kamar pengantin mereka.

Dia di beri banyak wejangan dan pertuah oleh papa dan kakeknya. Tentang pernikahan yang terjadi di luar dugaan.

Mereka tahu, pasti Nofri dsn Khaira berat untuk menerima. walau dengan sedikit terpaksa menjalani pernikahan yang tidak boleh di permainkan.

'Mana dia?'.

Gumam Nofri saat memasuki kamar pengantinnya.

Dia tidak melihat adanya orang tertidur di atas ranjang yang berhias bungga cantik dan harum.

Nofri mengedarkan pandangan ke

Sekeliling kamar. Pakaian pengantin yang dikenakan istrinya tadi sudah tergantung di hanger dekat dinding.

Juga perlengkapan penganten istrinya sudah terlipat rapi di atas meja rias.

Mata Nofri mengecil saat melihat seongok kain terletak di sofa panjang yang ada di dekat jendela.

Sifa set yang sengaja dia letakan untuk dia santai saat ngopi pagi hari melihat kearah luar jendela.

"Kenapa tidak tidur di kasur sih. Kan bisa capek tubuhnya tidur bergelung di sofa". Gumam Nofri.

Dia tahu, tadi istrinya sempat mengeluh capek. Karena lama berdiri di pelaminan.

Dengan hati-hati Nofri memindahkan khaira ke atas ranjang. Yang terlebih dahulu semua bunga dan pernak pernik dia sinkirkan.

"Tidur saja masih pakai jelbab". Ujarnya.

Tapi dia tidak membukanya. Membiarkan saja.

Setelah menyelimuti istrinya, Nofri pun mandi. Menyegarkan tubuh yang capek seharian berdiri di pelaminan.

Dan dia tidur di kasur luas sebelah istrinya itu.

"Astahfirullah....". Kaget khaira.

Hingga dia terduduk karena kaget.

Dia yang terbangun pas azan subuh, di kejutkan oleh sebuah tangan di atas tubuhnya.

"Apa sih, berisik". Ujar Nofri. Kembali tidur, membelakangi khaira.

Khaira melihat kesekeliling kamar. Kamar pengantin yang dia masuki tadi malam.

"Kok aku tidur di sini?!" gumam khaira.

"Mau dimana lagi. Kamu itu istriku dan harus tidur satu ranjang denganku.

Bukan di sofa sana". Ujar Nofri tanpa terbangun juga tanpa melihat kearah Khaira.

Khaira hanya melihat punggung Nofri yang tertutup selimut.

Dengan malas khaira bangun. Dia masih mengantuk, dan tubuhnya masih terasa capek.

Setelah berdiri, Khaira melakukan beberapa kali peregangan. Hingga terdengar beberapa kali sendi dan tulangnya berbunyi.

Dia memasuki kamar mandi, untuk berwudhu.

Setelah selesai sholat subuh, dia berniat untuk keluar kamar. Karena biasa saat di rumah dia harus memasak untuk semua keluarganya.

"Jangan keluar dulu. Tunggu aku mau sholat dulu". Ujar Nofri.

Khaira yang akan keluar, menghentikan langkahnya. Dan kembali duduk ke sofa.

"Kalau mau sholat tunggu aku". Ujar Nofri sebelum masuk kamar mandi.

Khaira hanya menganguk. Walau tidak terlihat lagi oleh suaminya yang sudah masuk kamar mandi.

Dia mengerti, kalau sudah menikah kalau bisa untuk sholat berjamaah.

Tadi dia sedikit takut mengatakan untuk sholat bersama. Karena dia masih risih.

"Melamun apa?!". Tanya Nofri.

Ternyata dia sudah selesai sholat, dan sedang melipat sajadah dan sarung.

Kita harus bicara dulu. Untuk kelanjutan pernikahan dan rumah tangga kita kedepannya.

Aku tidak mau nanti ada kesalah pahaman dan penyesalan. Karena kita tidam saling tahu pribadi masing-masing.

Walau kita saling kenal". Ujar Nofri.

Khaira mengangguk. Dia paham, pasti Nofri akan membahas tentang pernikahan ini. Cepat atau lambat.

"Aku akan ikut apa yang akan abang rencanakan. Aku mengerti pasti abang keberatan dengan pernikahan ini.

Aku sedikit ragu kalau abang akan mempertahankan dan menerima pernikahan ini". Ujar Khaira.

"Sok tahu kamu. Aku hanya ingin membicarakan kalau kita jangan terlalu pesimis dengan pernikahan ini.

Aku tahu kamu akan berfikir seperti itu, karena pernikahan kita ini sangat tidak direncanakan.

Tapi aku minta, agar kita bertahan dan mau menerima kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri kita dan pasangan.

Terlebih padaku.

Mungkin kamu belum tahu pribadiku yang sebenarnya. Bagaimana sikapku, keegoisanku dan kelemahanku.

Apapun yang kurang kamu sukai atau tidak kamu sukai, tolong langsung kamu tanyakan dan bicarakan padaku.

Jangan kamu mendengar dari orang lain dan melihat sekilas saja.

Aku punya banyak teman, dan juga banyak yang tidak menyukaiku. Makanya kamu harus tangguh mendampingiku". Jelas Nofri panjang lebar.

Dia tahu, khaira yang masih muda tentu mempunyai emosi dan pribadi yang sedikit plin plan.

Ditambah khaira yang hidup tertekan oleh ibu dan saudara tirinya. Padahal dia sudah berusaha membantu dan mengerjakan semua pekerjaan yang di berikan padanya.

Yang Nofri tahu baru tadi malam di ceritakan papanya. Papanya dapat cerita dari adik papanya yang menjemput orang tua khaira kemaren.

Ternyata omnya itu masih bertetanggan dengan orang tua khaira. Dan tahu persis semua yang dihadapi Khaira sehari-hari.

Makanya dengan niat baik dia akan mempertahankan pernikahan ini. Walau ada rasa dihatinya saat ini.

'sekarang dia istriku. Dan aku akan menjaganya. Mengajarkan sikap dewasa dan tegas pada orang yang menindasnya'.

Bathin Nofri.

.

.

Episodes
1 Berusaha Menolak
2 Masih Nego
3 Sah
4 Pesta
5 Aku Mengantuk
6 Gagal Besanan
7 Sebelum Sah
8 Istri
9 Sarapan Pagi
10 Berkunjung
11 Tempat tidur baru
12 Kedatangan Keluarga Ibu Tiri
13 Permintaan Yulia
14 Pergi
15 Perawatan
16 Rencana
17 Persiapan
18 Menyelesaikan Kekacauan.
19 Acara Selamatan
20 Di Ceramahi Tetangga
21 Kedatangan Ibu Tiri
22 Bercerita
23 Diam
24 Ayah Bercerita
25 Pilihan Untuk Ibu Tiri
26 Marah
27 Keputusan Ayah
28 Pulang ke Rumah Mertua
29 Tamu tidak Diundang
30 Petuah dari pak Adrian.
31 Bersiap
32 Bulan Madu
33 Memindahkan Barang
34 Jalan Sore
35 Berebut kamar
36 Menikmati Sunset
37 Mencari Makanan
38 Ayah
39 Tidak Bisa Tidur
40 Warung Ayah
41 Akhirnya
42 Gagal Motoran
43 Bukan Sarapan
44 Ambisi Yulia
45 Lagi
46 Kecelakaan
47 Rencana
48 Motoran
49 Pengusiran
50 Yulia Menyusul
51 Belum Berkemas
52 Saat Berkemas
53 Telfon Tengah Malam
54 Operasi
55 Pengakuan.
56 Kedatangan Mertua
57 Ayah Khaira
58 Rencana Pak Adrian
59 Ke Apartemen
60 Cincin
61 Nofri Marah
62 kenapa kamu disini
63 Kosan Ayah
64 Sedih
65 Apa Mungkin
66 Siapa Dia
67 Perdebatan
68 Saling Diam
69 Masih Diam
70 Pulang
71 Dirumah Mertua
72 Minta Izin
73 Pergi
74 Ayah Pindah?
75 Amukan Ibu Tiri
76 Kewarung Ayah
77 Pura-Pura?
78 Rencana Khaira
79 Ayah Setuju
80 Yulia
81 Masih Yulia
82 Kesibukan Baru Khaira
83 Hamil?
84 Minta Pendapat Ayah
85 Rencana Pulang Kampung
86 Bertemu Di Jalan
87 Lihat Ruko Baru
88 Nofri
89 Om Khaira Turun Tangan
90 Pindah
91 Kesibukan
92 Nofri
93 Dirumah Nenek
94 Keterangan Pak Rt
95 Jebakan Yulia
96 Aksi Nofri
97 Perdebatan kakek
98 Kemarahan Kakek
99 Kewarung Khaira
100 Pulang Ke Warung
101 Mulai Membalas
102 Kerumah Khaira
103 Tidak menemukan
104 Apa Wanita Itu Khaira?
105 Cemas
106 Gagal Bertemu.
107 Sedih
108 Kecewa Lagi
109 Sakit Perut
110 Apa?
111 Bertemu
112 Bayi Kembar
113 Jangan Ganggu
114 Tawa Khaira
115 Yulia Lagi
116 Penolakan Nofri
117 Petuah Dari Papa
118 Kejujuran Nofri
119 Yulia Malu
120 Suami Istri
121 Biarkan Saja
122 Berdebat
123 Di Kunjungi Teman
124 Penyesalan Yulia
125 Acara
126 Usilnya Nofri
127 Ambisi Yulia
128 Bertambah Malu
129 Amukan Mama Yulia
130 Bertemu
131 Penyakit Yulia
132 Curhat
133 Tangis Yulia
134 Rencana
135 Hari - Hari Yulia
136 Nofri
137 akhirnya
138 Rutinitas
139 END
140 Extra part 1
141 Extra part 2
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Berusaha Menolak
2
Masih Nego
3
Sah
4
Pesta
5
Aku Mengantuk
6
Gagal Besanan
7
Sebelum Sah
8
Istri
9
Sarapan Pagi
10
Berkunjung
11
Tempat tidur baru
12
Kedatangan Keluarga Ibu Tiri
13
Permintaan Yulia
14
Pergi
15
Perawatan
16
Rencana
17
Persiapan
18
Menyelesaikan Kekacauan.
19
Acara Selamatan
20
Di Ceramahi Tetangga
21
Kedatangan Ibu Tiri
22
Bercerita
23
Diam
24
Ayah Bercerita
25
Pilihan Untuk Ibu Tiri
26
Marah
27
Keputusan Ayah
28
Pulang ke Rumah Mertua
29
Tamu tidak Diundang
30
Petuah dari pak Adrian.
31
Bersiap
32
Bulan Madu
33
Memindahkan Barang
34
Jalan Sore
35
Berebut kamar
36
Menikmati Sunset
37
Mencari Makanan
38
Ayah
39
Tidak Bisa Tidur
40
Warung Ayah
41
Akhirnya
42
Gagal Motoran
43
Bukan Sarapan
44
Ambisi Yulia
45
Lagi
46
Kecelakaan
47
Rencana
48
Motoran
49
Pengusiran
50
Yulia Menyusul
51
Belum Berkemas
52
Saat Berkemas
53
Telfon Tengah Malam
54
Operasi
55
Pengakuan.
56
Kedatangan Mertua
57
Ayah Khaira
58
Rencana Pak Adrian
59
Ke Apartemen
60
Cincin
61
Nofri Marah
62
kenapa kamu disini
63
Kosan Ayah
64
Sedih
65
Apa Mungkin
66
Siapa Dia
67
Perdebatan
68
Saling Diam
69
Masih Diam
70
Pulang
71
Dirumah Mertua
72
Minta Izin
73
Pergi
74
Ayah Pindah?
75
Amukan Ibu Tiri
76
Kewarung Ayah
77
Pura-Pura?
78
Rencana Khaira
79
Ayah Setuju
80
Yulia
81
Masih Yulia
82
Kesibukan Baru Khaira
83
Hamil?
84
Minta Pendapat Ayah
85
Rencana Pulang Kampung
86
Bertemu Di Jalan
87
Lihat Ruko Baru
88
Nofri
89
Om Khaira Turun Tangan
90
Pindah
91
Kesibukan
92
Nofri
93
Dirumah Nenek
94
Keterangan Pak Rt
95
Jebakan Yulia
96
Aksi Nofri
97
Perdebatan kakek
98
Kemarahan Kakek
99
Kewarung Khaira
100
Pulang Ke Warung
101
Mulai Membalas
102
Kerumah Khaira
103
Tidak menemukan
104
Apa Wanita Itu Khaira?
105
Cemas
106
Gagal Bertemu.
107
Sedih
108
Kecewa Lagi
109
Sakit Perut
110
Apa?
111
Bertemu
112
Bayi Kembar
113
Jangan Ganggu
114
Tawa Khaira
115
Yulia Lagi
116
Penolakan Nofri
117
Petuah Dari Papa
118
Kejujuran Nofri
119
Yulia Malu
120
Suami Istri
121
Biarkan Saja
122
Berdebat
123
Di Kunjungi Teman
124
Penyesalan Yulia
125
Acara
126
Usilnya Nofri
127
Ambisi Yulia
128
Bertambah Malu
129
Amukan Mama Yulia
130
Bertemu
131
Penyakit Yulia
132
Curhat
133
Tangis Yulia
134
Rencana
135
Hari - Hari Yulia
136
Nofri
137
akhirnya
138
Rutinitas
139
END
140
Extra part 1
141
Extra part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!