Kedatangan Keluarga Ibu Tiri

Setelah kamar set tersusun rapi, kembali Khaira di kejutkan oleh kedatangan dua orang pria. Katanya karyawan toko seprai.

Tidak main-main, mereka membawa seprai penganten dan pernak-perniknya. Tidak lupa karpet juga.

"Bang!"

"Tenang saja. Kan untuk kita". Jawab Nofri santai.

Hanya dua jam, karyawan toko seprai itu menyulap kamar buluk Khaira menjadi kamar pengantin yang indah dan menawan.

Warna seprai dan kelambunya juga sama seperti di rumah Nofri.

Putih gading, kombinasi coklat.

Diluar dugaan Khaira, ayah ternyata minta kamar Khaira di buat kunci. Agar tidak ada yang menganggunya.

Pengalaman tadi siang.

Om dan tante khaira juga setuju dengan usulan ayah Khaira.

"Apa tidak terlalu berlebihan yah?". Tanya khaira.

"Tidak Ra. kamu kan tahu sifat ibu dan adik-adikmu itu. Mereka pasti tidak suka dengan kamarmu yang sekarang". Ujar ayah.

Khaira hanya mengikuti saja.

Selesai mengerjakan kamar. Semua bersiap untuk makan malam.

Kakek khaira juga sudah datang dari menjelang magrib tadi. Ayah khaira mengajak beberapa kerabat di pihak ayah khaira yang ada.

"Silahkan makan". Ujar Ayah khaira sebagai tuan rumah.

Semua masakan di masak oleh tante Istri om khaira bersama tetangga yang di percayakan untuk menyediakan makanan.

Bahkan untuk acara besok lusa juga mereka yang masak.

Besok pagi mereka bertiga yang kepasar, untuk berbelanja keperluan dapur dan perkengkapan menyambut besan.

Untuk tenaga tambahan besok juga akan ada beberapa tetangga yang mau turun tangan untuk membantu.

Baik memasak, juga menghidang untuk jamuan tamu. sikap kebersamaan antar tetangga yang saling bantu.

Selesai makan, khaira dan Nofri berpamitan untuk pulang, karena besok siang mereka akan kembali kesini lagi.

Untuk sekedar bantu-bantu dan tentu juga menginap.

"Jangan lupa kamarnya Di kunci. nanti mereka pulang pasti bikin kekacauan lagi". Ingat tante Khaira.

"Tante saja yang Kunci, dan kuncinya tante pegang". Ujar Khaira.

"Kamu yang kunci, ambil kuncinya satu buatmu, dan satunya lagi tante yang pegang.

Sebab besok kalau kamu datang, yidak mencari tante untuk masuk kekamar. Sebab tante besok sibuk.

Kepasar dan masak". Ujar tante khaira.

"Baik tante". Ujar Khaira.

Dia membagi kunci kamarnya, mengambil satu untuk tantenya.

Belum sampai lima menit Khaira dan Nofri pergi dari rumah orang tuanya. Datanglah satu buah mobil kerumah.

Tanpa mereka melihat, mereka sudah tahu siapa yang datang. Katena terdengar dari suara yang mengherdik dari luar rumah.

"Siapa yang berani melarang anakku pulang kesini. Aku tidak terima dengan penghinaan ini".

Ujar seorang bapak, yang sebaya dengan kakek Khaira.

"Masuk dulu Jun, kita bicara di dalam". Ujar kakek khaira.

"Mana iman. Mengapa dia melarang putriku dan anaknya untuk pulang?. Apa dia mau aku patahkan lehernya".

Bentak orang yang di pangil jun oleh kakek Khaira.

"Bukan melarang untuk pulang pak. Mimi itu tidak mengizinkan aku menyambut mertua Khaira. Katanya buang-buang uang.

Sementara aku ingin menjamu besanku dirumah ini. Mertua dari putriku.

Apa aku salah jika aku menyenangkan hati putriku?". Ujar ayah Khaira.

"Sok kaya kamu mas. Uang untuk uang sekolah anakku saja kamu tidak mau membayar". Sambar ibu tiri khaira.

"Uang sekolah yang mana lagi mi?. Semua kebutuhan anskmu sudah aku tanggung semua.

Bahkan sampai uang les di rumah belajar terkenal sudah aku bayar lunas.

Apa semua kebutuhan anakmu seratus persen aku yang mebanggung?. Mana ayah kandungnya?". Ujar ayah khaira.

"Oo jadi kamu mau perhitungan dengan cucuku?. Demi memeriahkan selamatan anakmu kamu telantarkan cucuku.

Aku tidak terima man!". Ujar mertua ayah khaira.

"Maaf pak. selama lima tahun ini, aku yang menanggung semua biaya mereka pak.

Bahkan untuk hal yang bukan tanggung jawabku sebagai ayah tiri aku tanggung semua.

Hanya untuk acara selamatan atas pernikahan putriku aku dibilang tidak bertanggung jawab pada mereka.

Kalau menurut bapak aku seperti itu, aku minta pada ketiga anaknya mimi untuk tidak tinggal disini.

Karena aku sudah lelah selalu di peras. Bahkan Anakku sendiri yang ingin kuliah tidak diizinkan oleh mimi.

Makanya anakku bekerja setamat sma.

Dan juga, uang gajinya di minta mimi separo untuk bayar sewa kontrakan.

Kurang sabar apalagi aku dan putriku pak?". Ujar ayah khaira melepaskan unek-uneknya.

"Aku tidak terima mas. Jika anak- anakku tidak bisa tinggal bersama denganku, aku juga tidak akan tinggal bersamamu mas!". Ujar ibu tiri khaira narah.

"Itu terserah kamu Mi. Selama ini aku mengikuti semua aturan dari kamu.

Gajiku kamu yang pegang, gaji khaira kamu ambil separo. Aku sudah capek mi". Ujar ayah Khaira.

Semua yang ada hanya diam mendengar. Bahkan ayah mertua pun ikut terdiam, mendengar ucapan menantunya.

"Mas, Aku istri kamu. Tentu harus aku yang menjalankan semua yang ada di rumah ini.

Uang kamu adalah uangku, juga". Ujar ibu tiri

"Mi, bapak paham sekarang. Jadi kamu selama ini membohongi bapak?.

Kata kamu...".

"Kita bicara nanti di rumah pak. Tujuan kita sekarang kesini untuk tetap tinggal disini". Potong ibu tiri Khaira.

"Tidak bisa. Aku menangkap sesuatu yang lain dari laporanmu selama ini". Ujar orang tua ibu tiri khaira.

"Laporan apa pak?". Tanya ayah Khaira.

"Pak, kita hanya..".

"Mimi melapor padaku, kalau kamu selama ini tidak memenuhi nafkah untuknya. Bahkan kamu tidak mau bertanggung jawab pada anak-anaknya.

Hingga setiap bulan dia minta uang padaku untuk biaya rumah tangga. Juga, putrimu katanya bersikap semena-mena padanya.

Tidak mau membantu pekerjaan rumah dan masak". Jelas mertua ayah Khaira.

"Kamu merendahkan diriku mi. Semua uangku kamu yang pegang, semu pekerjaan rumah anakku yang mengerjakan.

Kurang apa lagi aku dan putriku?.

Kalau kamu tidak bisa menerima nya. Silahkan kamu tinggalkan rumah ini.

Aku juga tidak sanggub lagi untuk jadi bulan-bulanan kamu". Ujar ayah khaira tegas.

"Mas. Aku...".

"Kemaren kamu juga membuatku malu, meminta sejumlah uang pada pak Adrian karena menikahkan putriku dengan anaknya". tambah ayah Khaira.

"Apa?!".

Ujar semua serentak.

"Iya. Mimi minta pada pak Adrian uang lima puluh juta untuk uang kaget, karena mendadak menikah kan khaira dengan putrinya.

Makanya sebelum acara akad aku mengusir Mimi dari sana. Agar tidak mengacaukan acara.

Malah Mimi minta uang lima ratus ribu pada pak Adrian, baru dia dan anak-anaknya mau pergi". Terang ayah Khaira.

"Memalukan kamu Mi!". Teriak bapak ibu tiri khaira.

"Pak. Aku bisa...".

"Pak. Mulai malam ini dan seterusnya aku pulangkan putri bapak. Aku tidak bisa memenuhi keinginan bapak dan juga anak bapak". Ujar ayah khaira.

"Tapi man. Kamu sedang sakit, butuh istri mendampingi kamu". Jawab mertua Iman.

"Tidak pak. Selama aku sakitpun putri bapak tidak pernah menjagaku. Dia hanya mau mendekat padaku saat aku gajian. Setelah itu pergi lagi pulang malam". Jawab ayah Khaira.

"Mi!. Apa benar yang dikatakan Iman?". Bentak mertua ayah Khaira.

"Itu pak. Aku keluar untuk pergi kesekolah anak-anak. Aku juga...".

"Kamu bawa anak-anakmu pulang. bapak malu pada Iman. Bapak yang waktu itu meminta padanya menikahi kamu. Karena kamu lutang lantung dengan anak mu, setelah di tinggal kabur suami kamu.

Ternyata kamu malah menyia- nyiakan kebaikan iman, dan menipu kami semua.

Hingga aku salah paham padanya ". Ujar mertua Iman.

"Selesai acara anakmu, kita bahas semua permasalahan ini. Kami akan datang kesini selesai acara selamatan pernikahan putrimu". Tambah mertua Iman.

Iman, ayah Khaira mengangguk saja. Kepalanya sedikit pusing. Karena dari kemaren dia bertengkar dengan istrinya itu.

Bertengkar, selalu masalah uang.

.

.

Episodes
1 Berusaha Menolak
2 Masih Nego
3 Sah
4 Pesta
5 Aku Mengantuk
6 Gagal Besanan
7 Sebelum Sah
8 Istri
9 Sarapan Pagi
10 Berkunjung
11 Tempat tidur baru
12 Kedatangan Keluarga Ibu Tiri
13 Permintaan Yulia
14 Pergi
15 Perawatan
16 Rencana
17 Persiapan
18 Menyelesaikan Kekacauan.
19 Acara Selamatan
20 Di Ceramahi Tetangga
21 Kedatangan Ibu Tiri
22 Bercerita
23 Diam
24 Ayah Bercerita
25 Pilihan Untuk Ibu Tiri
26 Marah
27 Keputusan Ayah
28 Pulang ke Rumah Mertua
29 Tamu tidak Diundang
30 Petuah dari pak Adrian.
31 Bersiap
32 Bulan Madu
33 Memindahkan Barang
34 Jalan Sore
35 Berebut kamar
36 Menikmati Sunset
37 Mencari Makanan
38 Ayah
39 Tidak Bisa Tidur
40 Warung Ayah
41 Akhirnya
42 Gagal Motoran
43 Bukan Sarapan
44 Ambisi Yulia
45 Lagi
46 Kecelakaan
47 Rencana
48 Motoran
49 Pengusiran
50 Yulia Menyusul
51 Belum Berkemas
52 Saat Berkemas
53 Telfon Tengah Malam
54 Operasi
55 Pengakuan.
56 Kedatangan Mertua
57 Ayah Khaira
58 Rencana Pak Adrian
59 Ke Apartemen
60 Cincin
61 Nofri Marah
62 kenapa kamu disini
63 Kosan Ayah
64 Sedih
65 Apa Mungkin
66 Siapa Dia
67 Perdebatan
68 Saling Diam
69 Masih Diam
70 Pulang
71 Dirumah Mertua
72 Minta Izin
73 Pergi
74 Ayah Pindah?
75 Amukan Ibu Tiri
76 Kewarung Ayah
77 Pura-Pura?
78 Rencana Khaira
79 Ayah Setuju
80 Yulia
81 Masih Yulia
82 Kesibukan Baru Khaira
83 Hamil?
84 Minta Pendapat Ayah
85 Rencana Pulang Kampung
86 Bertemu Di Jalan
87 Lihat Ruko Baru
88 Nofri
89 Om Khaira Turun Tangan
90 Pindah
91 Kesibukan
92 Nofri
93 Dirumah Nenek
94 Keterangan Pak Rt
95 Jebakan Yulia
96 Aksi Nofri
97 Perdebatan kakek
98 Kemarahan Kakek
99 Kewarung Khaira
100 Pulang Ke Warung
101 Mulai Membalas
102 Kerumah Khaira
103 Tidak menemukan
104 Apa Wanita Itu Khaira?
105 Cemas
106 Gagal Bertemu.
107 Sedih
108 Kecewa Lagi
109 Sakit Perut
110 Apa?
111 Bertemu
112 Bayi Kembar
113 Jangan Ganggu
114 Tawa Khaira
115 Yulia Lagi
116 Penolakan Nofri
117 Petuah Dari Papa
118 Kejujuran Nofri
119 Yulia Malu
120 Suami Istri
121 Biarkan Saja
122 Berdebat
123 Di Kunjungi Teman
124 Penyesalan Yulia
125 Acara
126 Usilnya Nofri
127 Ambisi Yulia
128 Bertambah Malu
129 Amukan Mama Yulia
130 Bertemu
131 Penyakit Yulia
132 Curhat
133 Tangis Yulia
134 Rencana
135 Hari - Hari Yulia
136 Nofri
137 akhirnya
138 Rutinitas
139 END
140 Extra part 1
141 Extra part 2
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Berusaha Menolak
2
Masih Nego
3
Sah
4
Pesta
5
Aku Mengantuk
6
Gagal Besanan
7
Sebelum Sah
8
Istri
9
Sarapan Pagi
10
Berkunjung
11
Tempat tidur baru
12
Kedatangan Keluarga Ibu Tiri
13
Permintaan Yulia
14
Pergi
15
Perawatan
16
Rencana
17
Persiapan
18
Menyelesaikan Kekacauan.
19
Acara Selamatan
20
Di Ceramahi Tetangga
21
Kedatangan Ibu Tiri
22
Bercerita
23
Diam
24
Ayah Bercerita
25
Pilihan Untuk Ibu Tiri
26
Marah
27
Keputusan Ayah
28
Pulang ke Rumah Mertua
29
Tamu tidak Diundang
30
Petuah dari pak Adrian.
31
Bersiap
32
Bulan Madu
33
Memindahkan Barang
34
Jalan Sore
35
Berebut kamar
36
Menikmati Sunset
37
Mencari Makanan
38
Ayah
39
Tidak Bisa Tidur
40
Warung Ayah
41
Akhirnya
42
Gagal Motoran
43
Bukan Sarapan
44
Ambisi Yulia
45
Lagi
46
Kecelakaan
47
Rencana
48
Motoran
49
Pengusiran
50
Yulia Menyusul
51
Belum Berkemas
52
Saat Berkemas
53
Telfon Tengah Malam
54
Operasi
55
Pengakuan.
56
Kedatangan Mertua
57
Ayah Khaira
58
Rencana Pak Adrian
59
Ke Apartemen
60
Cincin
61
Nofri Marah
62
kenapa kamu disini
63
Kosan Ayah
64
Sedih
65
Apa Mungkin
66
Siapa Dia
67
Perdebatan
68
Saling Diam
69
Masih Diam
70
Pulang
71
Dirumah Mertua
72
Minta Izin
73
Pergi
74
Ayah Pindah?
75
Amukan Ibu Tiri
76
Kewarung Ayah
77
Pura-Pura?
78
Rencana Khaira
79
Ayah Setuju
80
Yulia
81
Masih Yulia
82
Kesibukan Baru Khaira
83
Hamil?
84
Minta Pendapat Ayah
85
Rencana Pulang Kampung
86
Bertemu Di Jalan
87
Lihat Ruko Baru
88
Nofri
89
Om Khaira Turun Tangan
90
Pindah
91
Kesibukan
92
Nofri
93
Dirumah Nenek
94
Keterangan Pak Rt
95
Jebakan Yulia
96
Aksi Nofri
97
Perdebatan kakek
98
Kemarahan Kakek
99
Kewarung Khaira
100
Pulang Ke Warung
101
Mulai Membalas
102
Kerumah Khaira
103
Tidak menemukan
104
Apa Wanita Itu Khaira?
105
Cemas
106
Gagal Bertemu.
107
Sedih
108
Kecewa Lagi
109
Sakit Perut
110
Apa?
111
Bertemu
112
Bayi Kembar
113
Jangan Ganggu
114
Tawa Khaira
115
Yulia Lagi
116
Penolakan Nofri
117
Petuah Dari Papa
118
Kejujuran Nofri
119
Yulia Malu
120
Suami Istri
121
Biarkan Saja
122
Berdebat
123
Di Kunjungi Teman
124
Penyesalan Yulia
125
Acara
126
Usilnya Nofri
127
Ambisi Yulia
128
Bertambah Malu
129
Amukan Mama Yulia
130
Bertemu
131
Penyakit Yulia
132
Curhat
133
Tangis Yulia
134
Rencana
135
Hari - Hari Yulia
136
Nofri
137
akhirnya
138
Rutinitas
139
END
140
Extra part 1
141
Extra part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!