Sebelum Sah

*Nofri POV*

Aku sangat kesal dengan cara papa membangunkanku.

Bukannya membangunkanku secara lembut, malah menarikku hingga terduduk dan langsung meninju wajahku. Hingga bibir kiriku berdarah dan rahangku sakit

Aku yang masih belum terbangun langsung terkejut karena ulah papa.

Padahal dia yang menaksaku untuk menerima perjodohan dengan anak salah satu pelanggan toko bangunan milik keluarga kami.

Usaha orang tuaku.

Sebenarnya aku menolak untuk menikah dalam waktu dekat ini. Selain belum siap untuk menikah, umurku masih terbilang muda untuk seorang laki-laki.

Masih dua puluh lima tahun.

Pekerjaankupun juga baru merintis.

Papaku punya toko bangunan yang bisa di bilang besar di kota ini. Aku lulusan tehnik sipil membuka usaha yang tidak jauh dari bahan bangunan.

Membuka usaha tambahan di bidang perancangan rumah dan bangunan. Juga mendesain. Walaupun bukan lulusan arsitek, tapi aku juga bisa melakukan pekerjaan itu.

Setiap pelanggan yang berbelanja juga di beri peluang untuk berkonsultasi tentang rancangan bangunan.

Bahkan tidak sedikit dari pelanggan memberikan proyek untuk merancang sampai membangun sekalian.

Perjodohan yang disepakati oleh kedua orang tua kami dengan lapang hati aku terima. Bukan tidak ada penolakan.

Awalnya aku sempat menolak, perjodohan itu, karena aku juga punya seorang yang bisa di bilang teman dekat walau belum pacaran. Karena aku belum menyatakan perasaanku padanya.

Tapi, saat aku ingin memastikan hubungan kami. Agar bisa menolak perjodohan dari orang tua.

Aku malah melihat wanita idamanku itu sedang bermesraan dengan seorang pria. Yang aku yakin bukan kekasihnya.

Sebab seingatku dia belum punya kekasih. Juga kata teman kami kalau dia itu suka padaku. Menunggu saat aku mengatakan perasaanku.

Maka akupun menerima perjodohan itu, setelah kami di pertemukan dalam sebuah acara makan malam.

Bukan untuk pelarian karena kecewa. Tapi mungkin ini jodoh yang allah berikan melalui orang tua.

Yulia namanya. Wanita energik yang sepeetinya suka bergaul dan myrah senyum.

Terlihat dari caranya berbicara dengan orang tuaku. Juga menyikapiku yang lebih banyak diam, dia sangat cerewet untuk seorang wanita yang baru aku kenal.

Ternyata, dihari pernikahan yang sudah direncanakan. Petaka itu datang.

Ternyata calon istri yang aku anggab jodoh terakhirku. Dia malah sedang hamil anak orang lain.

Bahkan orang tuaku dengan sadis menuduhku menghamili anak gadis orang.

"Aku tidak sebejat itu pah. Walau aku dipaksa menikahinya. Akupun belum tentu bisa langsung menerkamnya saat malam pertama.

Aku belum ada rasa pah. Butuh waktu untuk menyesuaikan diri". Ujarku pagi itu. saat papaku meninju wajahku.

"Terus dia hamil anak siapa, kalau bukan kamu. Sebagai calon suaminya". Ujar papa.

Aku hanya mengedikan bahu, sambil berlalu maauk kekamar mandi.

Masih pukul enam pagi sudah di bangunkan dengan cara yang ekstrim. Di tinju.

Padahal aku baru tidur setelah sholat subuh. Karena semalam kamarku di rias untuk kamar penganten.

Diluar pemikiranku, ternyata aku diminta menikahi karyawan toko papa. Khaira namanya.

Alasan papa memintaku menikahi Khaira karena kami mengenal khaira yang sudah dua tahun ini jadi karyawan toko papa.

Dan juga khaira anak yang rajin dan murah senyum. Walau aku dan dia sering berbeda pendapat.

"Pah, key itu masih kecil pah. Dan dia juga bukan wanita idamanku. Tubuh kecil begitu". Tolakku.

Khaira memang kecil tubuhnya. dan juga kurus.

"Kamu suka yang montok seperti Yulia yang ternyata sedang hamil itu?". Ujar papa.

"Bukan pah. Khaira itu karyawan papa. Bertubuh kecil. Apa kata orang kalau aku menikahi bocah.

Malu pah". Ujar Ku.

"Lagi pula batalkan saja pernikahan ini. Juga kita tidak akan rugi, walau aku tidak jasi menikah". Tambahku.

"Tidak rugi?". Tanya mama.

"Memang kita tidak rugi mendapat menantu yang sudah hamil anak orang lain.

Tapi apa kamu fikir dengan tidak jadinya kamu menikah itu para tamu dan kerabat yang sudah datang itu bisa kamu suruh saja pulang.

Apa keluarga kita ini tidak akan malu?". tambah mama.

"Tapi tidak dengan menikahi dia pa". Tolakku.

"Kita kenal betul siapa khaira. Juga kita tahu rumah dan keluarganya.

Apa lagi yang kamu fikirkan". Tambah papa.

"Kan kasihan aku dan Khaira pa jika kami menikah. Kami tidak saling memahami. pernikahan tidak untuk main-main". Aku berusaha menolak.

"Cinta akan tumbuh dengan sendirinya. Jika kalian sudah hidup bersama pasti kalian akan saling mengerti". Potong mama.

"Jalani pernikahan ini dengan baik dan ikhlas. Kami sebagai orang tua mendo'akan kalian". Tambah papa.

"Saat ini om kamu menjemput orang tua khaira, dan tepat pukul sepuluh akad nikah dilaksanakan". Ujar papa.

Dia duduk tersandar di kursi. Memijit kepalanya.

"Pa....".

"Ikuti keinginan kami nak. Hanya kamu dan khaira yang bisa menyelamatkan wajah kami hari ini.

Papa capek". Ujarnya.

"Mama juga percaya. kamu pasti bisa bahagia dengan Khaira. Dia wanita baik.

Pakailah jas kamu". Perintah mama.

Aku dengan malas memakai jas yang serasi dengan baju yang dibelikan untuk peenikahanku dengan Yulia.

Setelah aku selesai berpakaian. Masuklah Khaira, wanita yang akan menjadi istriku. Mendadak.

Walau aku kenal dengan dia, tapi aku tidak oernah ada rasa atau bermimpi menikah dengannya.

Terjadi penolakan juga dari khaira, tapi tidak merubah keputusan dari kedua orang tuaku.

Hingga kata sah dari para saksi bergema di dalam mesjid tempat kami akad.

Aku menjadi suami bagi Khaira, wanita yang jauh dari anganku untuk menjadi pendampingku.

Nofri pov end..

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Rose Magdalena Kasambow

Rose Magdalena Kasambow

bagus ceritanya

2023-10-05

1

lihat semua
Episodes
1 Berusaha Menolak
2 Masih Nego
3 Sah
4 Pesta
5 Aku Mengantuk
6 Gagal Besanan
7 Sebelum Sah
8 Istri
9 Sarapan Pagi
10 Berkunjung
11 Tempat tidur baru
12 Kedatangan Keluarga Ibu Tiri
13 Permintaan Yulia
14 Pergi
15 Perawatan
16 Rencana
17 Persiapan
18 Menyelesaikan Kekacauan.
19 Acara Selamatan
20 Di Ceramahi Tetangga
21 Kedatangan Ibu Tiri
22 Bercerita
23 Diam
24 Ayah Bercerita
25 Pilihan Untuk Ibu Tiri
26 Marah
27 Keputusan Ayah
28 Pulang ke Rumah Mertua
29 Tamu tidak Diundang
30 Petuah dari pak Adrian.
31 Bersiap
32 Bulan Madu
33 Memindahkan Barang
34 Jalan Sore
35 Berebut kamar
36 Menikmati Sunset
37 Mencari Makanan
38 Ayah
39 Tidak Bisa Tidur
40 Warung Ayah
41 Akhirnya
42 Gagal Motoran
43 Bukan Sarapan
44 Ambisi Yulia
45 Lagi
46 Kecelakaan
47 Rencana
48 Motoran
49 Pengusiran
50 Yulia Menyusul
51 Belum Berkemas
52 Saat Berkemas
53 Telfon Tengah Malam
54 Operasi
55 Pengakuan.
56 Kedatangan Mertua
57 Ayah Khaira
58 Rencana Pak Adrian
59 Ke Apartemen
60 Cincin
61 Nofri Marah
62 kenapa kamu disini
63 Kosan Ayah
64 Sedih
65 Apa Mungkin
66 Siapa Dia
67 Perdebatan
68 Saling Diam
69 Masih Diam
70 Pulang
71 Dirumah Mertua
72 Minta Izin
73 Pergi
74 Ayah Pindah?
75 Amukan Ibu Tiri
76 Kewarung Ayah
77 Pura-Pura?
78 Rencana Khaira
79 Ayah Setuju
80 Yulia
81 Masih Yulia
82 Kesibukan Baru Khaira
83 Hamil?
84 Minta Pendapat Ayah
85 Rencana Pulang Kampung
86 Bertemu Di Jalan
87 Lihat Ruko Baru
88 Nofri
89 Om Khaira Turun Tangan
90 Pindah
91 Kesibukan
92 Nofri
93 Dirumah Nenek
94 Keterangan Pak Rt
95 Jebakan Yulia
96 Aksi Nofri
97 Perdebatan kakek
98 Kemarahan Kakek
99 Kewarung Khaira
100 Pulang Ke Warung
101 Mulai Membalas
102 Kerumah Khaira
103 Tidak menemukan
104 Apa Wanita Itu Khaira?
105 Cemas
106 Gagal Bertemu.
107 Sedih
108 Kecewa Lagi
109 Sakit Perut
110 Apa?
111 Bertemu
112 Bayi Kembar
113 Jangan Ganggu
114 Tawa Khaira
115 Yulia Lagi
116 Penolakan Nofri
117 Petuah Dari Papa
118 Kejujuran Nofri
119 Yulia Malu
120 Suami Istri
121 Biarkan Saja
122 Berdebat
123 Di Kunjungi Teman
124 Penyesalan Yulia
125 Acara
126 Usilnya Nofri
127 Ambisi Yulia
128 Bertambah Malu
129 Amukan Mama Yulia
130 Bertemu
131 Penyakit Yulia
132 Curhat
133 Tangis Yulia
134 Rencana
135 Hari - Hari Yulia
136 Nofri
137 akhirnya
138 Rutinitas
139 END
140 Extra part 1
141 Extra part 2
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Berusaha Menolak
2
Masih Nego
3
Sah
4
Pesta
5
Aku Mengantuk
6
Gagal Besanan
7
Sebelum Sah
8
Istri
9
Sarapan Pagi
10
Berkunjung
11
Tempat tidur baru
12
Kedatangan Keluarga Ibu Tiri
13
Permintaan Yulia
14
Pergi
15
Perawatan
16
Rencana
17
Persiapan
18
Menyelesaikan Kekacauan.
19
Acara Selamatan
20
Di Ceramahi Tetangga
21
Kedatangan Ibu Tiri
22
Bercerita
23
Diam
24
Ayah Bercerita
25
Pilihan Untuk Ibu Tiri
26
Marah
27
Keputusan Ayah
28
Pulang ke Rumah Mertua
29
Tamu tidak Diundang
30
Petuah dari pak Adrian.
31
Bersiap
32
Bulan Madu
33
Memindahkan Barang
34
Jalan Sore
35
Berebut kamar
36
Menikmati Sunset
37
Mencari Makanan
38
Ayah
39
Tidak Bisa Tidur
40
Warung Ayah
41
Akhirnya
42
Gagal Motoran
43
Bukan Sarapan
44
Ambisi Yulia
45
Lagi
46
Kecelakaan
47
Rencana
48
Motoran
49
Pengusiran
50
Yulia Menyusul
51
Belum Berkemas
52
Saat Berkemas
53
Telfon Tengah Malam
54
Operasi
55
Pengakuan.
56
Kedatangan Mertua
57
Ayah Khaira
58
Rencana Pak Adrian
59
Ke Apartemen
60
Cincin
61
Nofri Marah
62
kenapa kamu disini
63
Kosan Ayah
64
Sedih
65
Apa Mungkin
66
Siapa Dia
67
Perdebatan
68
Saling Diam
69
Masih Diam
70
Pulang
71
Dirumah Mertua
72
Minta Izin
73
Pergi
74
Ayah Pindah?
75
Amukan Ibu Tiri
76
Kewarung Ayah
77
Pura-Pura?
78
Rencana Khaira
79
Ayah Setuju
80
Yulia
81
Masih Yulia
82
Kesibukan Baru Khaira
83
Hamil?
84
Minta Pendapat Ayah
85
Rencana Pulang Kampung
86
Bertemu Di Jalan
87
Lihat Ruko Baru
88
Nofri
89
Om Khaira Turun Tangan
90
Pindah
91
Kesibukan
92
Nofri
93
Dirumah Nenek
94
Keterangan Pak Rt
95
Jebakan Yulia
96
Aksi Nofri
97
Perdebatan kakek
98
Kemarahan Kakek
99
Kewarung Khaira
100
Pulang Ke Warung
101
Mulai Membalas
102
Kerumah Khaira
103
Tidak menemukan
104
Apa Wanita Itu Khaira?
105
Cemas
106
Gagal Bertemu.
107
Sedih
108
Kecewa Lagi
109
Sakit Perut
110
Apa?
111
Bertemu
112
Bayi Kembar
113
Jangan Ganggu
114
Tawa Khaira
115
Yulia Lagi
116
Penolakan Nofri
117
Petuah Dari Papa
118
Kejujuran Nofri
119
Yulia Malu
120
Suami Istri
121
Biarkan Saja
122
Berdebat
123
Di Kunjungi Teman
124
Penyesalan Yulia
125
Acara
126
Usilnya Nofri
127
Ambisi Yulia
128
Bertambah Malu
129
Amukan Mama Yulia
130
Bertemu
131
Penyakit Yulia
132
Curhat
133
Tangis Yulia
134
Rencana
135
Hari - Hari Yulia
136
Nofri
137
akhirnya
138
Rutinitas
139
END
140
Extra part 1
141
Extra part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!