Aku Mengantuk

"Masuk saja. Bersih-bersihlah. Dan segera istirahat". Ujar bu Eva

Dia membuka pintu kamar yang Khaira yakin kamar Nofri.

Kamar penganten yang rencananya untuk Nofri dan calon istrinya.

Tapi sekarang yang menjadi istri Nofri adalah Khaira.

"Terimakasih bu. Tapi mau ambil bajuku dulu, di kamar rias tadi". Ujar Khaira.

"Di ruang ganti sana dalam lemari ada baju baru buat kamu. Pakai saja". Ujar ibu Eva.

"Baik bu". Ujar kgaira akhirnya.

Diapun sebenarnya sudah capek dan mengantuk. Tapi tidak mungkin dia memakai gaun penganten ini untuk tidur.

Juga riasannya harus di hapus terlebih dahulu.

Khaira masuk kekamar milik Nofri, yang sekarang menjadi suaminya. Dan Nofri tidak ada di dalam kamar ini.

Kamar Nofri yang sudah dirias menjadi kamar penganten. Yang dia kagumi, kamarnya sangat cantik dan. mewah.

"Pasti bang Nofri sangat memimpikan tidur di kamar pengantin ini dengan kak Yulia.

Sunguh diluar pembicaraan yang sudah direncanakan beberapa bulan yang lalu". Gumam Khaira.

Pertama kali dia duduk di kursi yang ada di depan meja rias. Meja yang penuh dengan alat make up bermerek.

Tapi Khaira tidak tertarik untuk menyentuhnya. Dia lebih tertarik untuk menganti pakaian penganten yang masih melekat di tubuhnya.

Pertama kali khaira membuka mahkota yang menempel di atas kepakanya. Lalu membuka jilbab, dengan banyak harun pentul dan pernak-perniknya.

Setelah selesai, barulah membuka gaun penganten yang sangat berat. Banyak bordir dan payetnya.

Setelah berhasil membuka pakaiannya, khaira memakai bath robe yang tersedia di atas meja samping meja rias.

Sebelum memasuki kamar mandi, Khaira mencari lemari pakaian. Untuk mengambil oakaian yang kata bu Eva ada pakaian untuknya.

Tidak ada satupun lemari dalam kamar ini. Kamar luas ini hanya ada tempat tidur besar dan sofa set di dekat jendela.

Terlihat ada dua pintu di samping kiri tempat tidur. Yang salah satunya Khaira yakin pintu kamar mandi.

Khaira membuka pintu yang pertama. Ternyata ruang ganti. Dimana terdapat jejeran lemari di kiri dan depan ruang itu. Sebelah kanan ada kaca besar di depan meja, yang bagian atas dan bawah rak.

Khaira membuka pintu lemari untuk memeriksa dimana baju yang akan dia pakai.

Teryata pajaian wanita yang bisa dia pakai ada di lemari bagian ujung. Banyak pakaian wanita teroajang di sana.

Mulai dari baju pesta hingga vaju tidur.

Khaira memilih baju tidur pakai celana dan berlengan panjang.

Tidak ada hijab instan tersedia. Karena kak yulia calon istri Nofri tidak memakai jilbab.

Hanya ada beberapa jilbab dan pasmina terletak di dekat baju gamis, mungkin rencana untuk acara pengajian.

Khaira mengambil jilbab yang paling sederhana. Untuk dia pakai malam ini.

Tanpa banyak pertimbangan, khaira segera masuk kamar mandi yang ada di samping ruang ganti tadi, untuk segera mandi, karena tubuhnya sudah gerah dan lengket.

Khaira melihat perkengkapan wanita untuk mandi sangat lengkap. Dikamar mandi mewah milik Nofri.

Ada bathtub luas dan mewah berada di sudut kamar mandi. Kamar mandinya pun sangat mewah dan elit.

Maklum. Pak Adrian adalah pengusaha toko dan bahan bangunan.

Agar cepat, khaira mandi tidak lama, cukup menyampoi dan menyabuni saja. Dan memakai pakaian tidurnya.

Sebelum keluar dari kamar mandi terlebih dahulu khaira berwudhu. Dia belum melaksanakan Sholat isya.

Selesai sholat, khaira tidak berniat untuk tidur di atas ranjang penganten milik Nofri.

Dia mengambil sebuah selimut di ruang ganti. Dan tidur di sofa yang ada dekat jendela.

Mau menatikan lampu kamar, khaira juga tidak berani. karena si pemilik kamar tidak terlihat batang hidungnya.

Entah dimana dia sekarang.

Khaira yang kelelahan langsung tertidur. Tidak tahu dengan keadaan sekitarnya lagi. Dia sangat mengantuk.

Sementara itu Nofri sedang berbicara drngan pak Adrian dikamar miliknya.

"Sekarang khaira yang jadi istri kamu. Papa tidak mau kamu menelantarkan dia kedepannya.

Seperti yang kita ketahui, Khaira lah yang menyelamatkan kita dari malu hari ini". Ujar pak Adrian pada putranya.

Nofri dari tadi hanya mendengar ucapan papanya. Dia juga tidak tahu harus berbuat apa. Mau membantahpun dia merasa tidak sanggub.

Apalagi tadi pagi melihat papa dan mamanya sangat terpukul saat mendapat kabar kalau calon menantu yang mereka jodohkan dengan anak sulungnya ternyata sedang hamil. Hamil anak orang lain.

"Papa minta maaf pada kamu. Memaksa kamu menerima perjodohan dengannya.

Dan mungkin ini cara allah menunjukan kalau kalian tidak berjodoh.

Dan membuka mata kita kalau jodoh kamu itu khaira". tambah pak Adrian.

"Mama juga minta maaf. Ternyata ucapan salah satu teman mama waktu itu jadi kenyataan". Ujar bu Eva.

Beliau baru saja masuk kamar setelah mengantar Khaira ke kamar milik putra sulungnya.

"Apa yang teman mama katakan?". Tanya pak Adrian.

Nofripun juga ingin tahu, apa yang di bilang teman mamanya.

"Itu. Yulia itu waktu kuliah kota d jadi wanita liar. Ibu Maya yang bilang.

Suami ibu maya kan anggota dewan, dan sering kunjungan ke kota d.

Dan waktu itu bu maya ikut suami nya yang sedang kesana. Bu Maya melihat Yulia juga menginap di hotel yang sama dengan mereka.

Yulia memasuki hotel bersama bapak-bapak.

Yang membuat bu maya berfikiran begitu karena melihat pakaian yang di gunakan yulia Sangat terbuka.

Dan...". Bu eva menghentikan ucapannya.

Pak Adrian dan Nofri menunggu ucapan bu Eva, mendengar kelanjutan ceritanya.

"Ternyata kamar tempat mereka menginap berhadapan. Dan selama tiga hari bu maya menginap disana, Yulia juga menginap bersama bapak-bapak itu". Jelas bu Eva.

"Kenapa mama tidak pernah membicarakannya?". Tanya pak Adrian.

"Karena mama tidak percaya. Mama mengira kalau bu Maya itu iri kalau kita dapat menantu cantik seperti Yulia.

Sebab dia pernah bilang juga mau mencari menantu buat anaknya juga. Dan mama fikir dia juga tertaril pada Yulia". Ujar bu Eva.

Mereka bertiga termenung. Menyesali kalau ternyata mereka tertipu.

Hanya menandang cantik dan ingin membalas kebaikan dari orang tua yulia. Yang pernah membantu mereka.

.

.

.

Episodes
1 Berusaha Menolak
2 Masih Nego
3 Sah
4 Pesta
5 Aku Mengantuk
6 Gagal Besanan
7 Sebelum Sah
8 Istri
9 Sarapan Pagi
10 Berkunjung
11 Tempat tidur baru
12 Kedatangan Keluarga Ibu Tiri
13 Permintaan Yulia
14 Pergi
15 Perawatan
16 Rencana
17 Persiapan
18 Menyelesaikan Kekacauan.
19 Acara Selamatan
20 Di Ceramahi Tetangga
21 Kedatangan Ibu Tiri
22 Bercerita
23 Diam
24 Ayah Bercerita
25 Pilihan Untuk Ibu Tiri
26 Marah
27 Keputusan Ayah
28 Pulang ke Rumah Mertua
29 Tamu tidak Diundang
30 Petuah dari pak Adrian.
31 Bersiap
32 Bulan Madu
33 Memindahkan Barang
34 Jalan Sore
35 Berebut kamar
36 Menikmati Sunset
37 Mencari Makanan
38 Ayah
39 Tidak Bisa Tidur
40 Warung Ayah
41 Akhirnya
42 Gagal Motoran
43 Bukan Sarapan
44 Ambisi Yulia
45 Lagi
46 Kecelakaan
47 Rencana
48 Motoran
49 Pengusiran
50 Yulia Menyusul
51 Belum Berkemas
52 Saat Berkemas
53 Telfon Tengah Malam
54 Operasi
55 Pengakuan.
56 Kedatangan Mertua
57 Ayah Khaira
58 Rencana Pak Adrian
59 Ke Apartemen
60 Cincin
61 Nofri Marah
62 kenapa kamu disini
63 Kosan Ayah
64 Sedih
65 Apa Mungkin
66 Siapa Dia
67 Perdebatan
68 Saling Diam
69 Masih Diam
70 Pulang
71 Dirumah Mertua
72 Minta Izin
73 Pergi
74 Ayah Pindah?
75 Amukan Ibu Tiri
76 Kewarung Ayah
77 Pura-Pura?
78 Rencana Khaira
79 Ayah Setuju
80 Yulia
81 Masih Yulia
82 Kesibukan Baru Khaira
83 Hamil?
84 Minta Pendapat Ayah
85 Rencana Pulang Kampung
86 Bertemu Di Jalan
87 Lihat Ruko Baru
88 Nofri
89 Om Khaira Turun Tangan
90 Pindah
91 Kesibukan
92 Nofri
93 Dirumah Nenek
94 Keterangan Pak Rt
95 Jebakan Yulia
96 Aksi Nofri
97 Perdebatan kakek
98 Kemarahan Kakek
99 Kewarung Khaira
100 Pulang Ke Warung
101 Mulai Membalas
102 Kerumah Khaira
103 Tidak menemukan
104 Apa Wanita Itu Khaira?
105 Cemas
106 Gagal Bertemu.
107 Sedih
108 Kecewa Lagi
109 Sakit Perut
110 Apa?
111 Bertemu
112 Bayi Kembar
113 Jangan Ganggu
114 Tawa Khaira
115 Yulia Lagi
116 Penolakan Nofri
117 Petuah Dari Papa
118 Kejujuran Nofri
119 Yulia Malu
120 Suami Istri
121 Biarkan Saja
122 Berdebat
123 Di Kunjungi Teman
124 Penyesalan Yulia
125 Acara
126 Usilnya Nofri
127 Ambisi Yulia
128 Bertambah Malu
129 Amukan Mama Yulia
130 Bertemu
131 Penyakit Yulia
132 Curhat
133 Tangis Yulia
134 Rencana
135 Hari - Hari Yulia
136 Nofri
137 akhirnya
138 Rutinitas
139 END
140 Extra part 1
141 Extra part 2
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Berusaha Menolak
2
Masih Nego
3
Sah
4
Pesta
5
Aku Mengantuk
6
Gagal Besanan
7
Sebelum Sah
8
Istri
9
Sarapan Pagi
10
Berkunjung
11
Tempat tidur baru
12
Kedatangan Keluarga Ibu Tiri
13
Permintaan Yulia
14
Pergi
15
Perawatan
16
Rencana
17
Persiapan
18
Menyelesaikan Kekacauan.
19
Acara Selamatan
20
Di Ceramahi Tetangga
21
Kedatangan Ibu Tiri
22
Bercerita
23
Diam
24
Ayah Bercerita
25
Pilihan Untuk Ibu Tiri
26
Marah
27
Keputusan Ayah
28
Pulang ke Rumah Mertua
29
Tamu tidak Diundang
30
Petuah dari pak Adrian.
31
Bersiap
32
Bulan Madu
33
Memindahkan Barang
34
Jalan Sore
35
Berebut kamar
36
Menikmati Sunset
37
Mencari Makanan
38
Ayah
39
Tidak Bisa Tidur
40
Warung Ayah
41
Akhirnya
42
Gagal Motoran
43
Bukan Sarapan
44
Ambisi Yulia
45
Lagi
46
Kecelakaan
47
Rencana
48
Motoran
49
Pengusiran
50
Yulia Menyusul
51
Belum Berkemas
52
Saat Berkemas
53
Telfon Tengah Malam
54
Operasi
55
Pengakuan.
56
Kedatangan Mertua
57
Ayah Khaira
58
Rencana Pak Adrian
59
Ke Apartemen
60
Cincin
61
Nofri Marah
62
kenapa kamu disini
63
Kosan Ayah
64
Sedih
65
Apa Mungkin
66
Siapa Dia
67
Perdebatan
68
Saling Diam
69
Masih Diam
70
Pulang
71
Dirumah Mertua
72
Minta Izin
73
Pergi
74
Ayah Pindah?
75
Amukan Ibu Tiri
76
Kewarung Ayah
77
Pura-Pura?
78
Rencana Khaira
79
Ayah Setuju
80
Yulia
81
Masih Yulia
82
Kesibukan Baru Khaira
83
Hamil?
84
Minta Pendapat Ayah
85
Rencana Pulang Kampung
86
Bertemu Di Jalan
87
Lihat Ruko Baru
88
Nofri
89
Om Khaira Turun Tangan
90
Pindah
91
Kesibukan
92
Nofri
93
Dirumah Nenek
94
Keterangan Pak Rt
95
Jebakan Yulia
96
Aksi Nofri
97
Perdebatan kakek
98
Kemarahan Kakek
99
Kewarung Khaira
100
Pulang Ke Warung
101
Mulai Membalas
102
Kerumah Khaira
103
Tidak menemukan
104
Apa Wanita Itu Khaira?
105
Cemas
106
Gagal Bertemu.
107
Sedih
108
Kecewa Lagi
109
Sakit Perut
110
Apa?
111
Bertemu
112
Bayi Kembar
113
Jangan Ganggu
114
Tawa Khaira
115
Yulia Lagi
116
Penolakan Nofri
117
Petuah Dari Papa
118
Kejujuran Nofri
119
Yulia Malu
120
Suami Istri
121
Biarkan Saja
122
Berdebat
123
Di Kunjungi Teman
124
Penyesalan Yulia
125
Acara
126
Usilnya Nofri
127
Ambisi Yulia
128
Bertambah Malu
129
Amukan Mama Yulia
130
Bertemu
131
Penyakit Yulia
132
Curhat
133
Tangis Yulia
134
Rencana
135
Hari - Hari Yulia
136
Nofri
137
akhirnya
138
Rutinitas
139
END
140
Extra part 1
141
Extra part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!