Jadi Penganti

Jadi Penganti

Berusaha Menolak

"Tidak mau pak. Aku sudah punya pacar. dan juga tidak mungkin aku menikah dengan putra bapak". Tolak Khaira pada bosnya.

Ya.

Khaira yang saat ini bersama rekan-rekan kerjanya menjadi seksi sibuk di rumah bosnya itu.

Rumah bos yang akan mengadakan pesta. pesta pernikahan putra sulungnya.

Semua karyawan yang wanita di beri seragam untuk menyambut tamu.

Karena tamu yang diundang pasti kebanyakan adalah para pelanggan toko, dimana para karyawanlah yang banyak dikenal oleh pelanggan.

"Kemana calon menantu bapak?. Kenapa malah minta aku mengantikannya?!". Tanya Khaira.

Khaira melihat semua yang di ruangan itu hanya terdiam. Tanpa suara.

Ada pak Adrian sang bos. Ada bu Eva istri bos. Juga bang Nofri sang penganten pria.

Mereka duduk diam sambil memijit kepala mereka.

Pak Adrian yang tadi berbicara, meminta Khaira untuk menjadi menantunya , mengantikan calon mempelai wanita dan menjadi istri dari bang Nofri.

Padahal bang Nofri akan menikahi kak yulia. wanita yang mereka jodohkan dengan putra sulung mereka.

Tapi kenapa saat acara akad yang akan didakan sebentar lagi, malah minta Khaira untuk mengantikan sang pengantin wanita.

"Keadaan berubah Key. bapak tidak tahu akan begini jadinya". Jawab pak Adrian memijit kepalanya.

"Tapi bukan berarti aku yang harus menikah dengan bang Nofri pak.

Selain aku sudah punya pacar, aku juga tidak mau...".

"Orang tuamu sedang menuju kesini. Kamu harus menikah dengan Nofri.

Apapun yang akan terjadi. Kamu akan menjadi menantuku". potong lak Adrian.

"Tapi..".

Ucapanku dan bang Nofri bersamaan. Hingga kami saling berhenti berbicara.

Bang Nofri mempersilahkan aku bicara duluan.

"Aku tidak bisa pak. Untuk apa bapak menjemput orang tuaku. Mereka pun tidak bisa memaksaku menikah". Tolak Khaira.

Dia tidak akan mau menikah dengan bang Nofri. Mereka sering sering berselisih paham jika sedang bekerja di toko.

"Kamu harus mau key. bapak tidak tahu lagi siapa yang bisa bapak jadikan menantu.

Hanya kamu yang bisa bapak percaya untuk menjadi istri Nofri". Jawab pak Adrian.

"Memangnya kemana kak Yulia pak. Kan perjodohan ini sudah di sepakati oleh mereka berdua". Ujar Khaira.

Dia tahu proses perjodohan anak bosnya itu. Mulai dari awalnya penolakan dari kedua belah pihak. Hingga mereka setuju untuk menikah.

Dan saat ini mereka akan menikah di depan penghulu.

Hfff

Terdengar tarikan nafas dari mereka bertiga. Pak Adrian, bu Eva, juga bang Nofri.

"Yulia ternyata tidak sebaik yang kami kira. Waktu itu kami menerima perjodohan itu karena masih ada kekerabatan dari saudara ibu Nofri.

Tapi...". Pak Adrian terdiam sebentar.

hhff

"Yulia hamil. tadi pagi dia pingsan mendadak. Dan saat di periksa dokter, ternyata dia hamil.

Kami mengira itu ulah Nofri yang mendahului mencicipi calon istrinya. Nofri bilang belu pernah menyentuh Yulia.

Makanya kami yang membatalkan pernikahan ini. Agar kami tidak terikat dengan mereka, juga kami tidak mau menerima anak yang bukan bagian dari kami". Jelas pak Adrian.

Khaira melirik Nofri yang sedang termenung. Tidak tahu apa yang di fikirkannya.

"Kenapa tidak menikahkan dengan pacar bang Nofri saja pak?. kan bang Nofri punya pacar". Ujar Khaira.

"Aku tidak suka pacarnya itu". Potong bu eva.

"Iya. Pacar Nofri juga bukan wanita baik-baik.

Dia....

Ah sudahlah. Pokoknya kamu harus mau menikah dengan Nofri.

Orang tua kamu pasti sudah sampai". Ujar pak Adrian.

"Bu. Suruh mua mendandani key. Biar akadnya tepat waktu". Ujar pak Adrian pada istrinya.

Lalu mereka berdua keluar dari kamar itu. Kamar yang Khaira tahu itu adalah kamar tamu yang ada di rumah bosnya itu.

Khaira yang baru dua tahun bekerja di toko milik pak adrian memang sudah beberapa kali memasuki rumah pribadi milim bosnya itu.

Rumah yang berada di lantai dua ruko tempat Khaira bekerja.

Walaupun khaira dan rekan lain bekerja di lantai bawah. Tapi untum jerumah tempat tinggal bosnya sangat jarang.

Hanya saat lebaran atau dipanggil saja mereka bisa memasuki lantai dua ini.

Semua keperluan karyawan dan alat toko semua berada di lantai bawah. Dapur, musholla dan tempat istirahat karyawan berada di lantai bawah semua.

Hingga halaman belakang ruko yang luas menjadi tempat barang material.

"Kanapa abang diam saja. Tidak ikut menolaknya?". Tanya Khaira pada anak sulung bosnya itu.

Saat bos dan istrinya keluar kamar tamu itu.

"Aku sudah menolaknya sebelum kamu datang.

Tapi mereka tidak mendengarkan aku". Jawab Nofri.

Terlihat wajah kesal dan frustasinya.

"Aku tidak mau menikah dengan abang. Aku..".

"Aku juga tidak mau. Bocah cerewet sepertimu tidak cocok untukku". Potong Nofri.

"Iya. Aku masih bocah. Bukan seperti pria tua yang ada di dekatku sekarang". Jawab Khaira kesal.

Karena menikah bukanlah hal untuk di permainkan. Untuk seumur hidup.

"Aku tidak mau menikah dengan abang. Aku sudah punya...".

"Ini yang akan di rias mbak. pakaiannya akan sampai sebentar lagi". Ujar bu eva. Istri bos Adrian.

Mereka tiba-tiba masuk dengan dua orang yang Khaira yakini mua.

"Buk. Aku..".

"Jangan terlalu lama ya mbak. Kita acara akadnya pukul sepuluh masih ada waktu satu jam lagi". Ujar Bu eva tidak mendengarkan ucapan Khaira.

"Bisa panggilkan orang tuaku sebentar bu". Ujar Khaira.

"Orang tua kamu sebentar lagi kesini. Selesaikan dulu riasannya". Perintah bu eva.

Bu eva yang biasa tegas dan judes memperlihatkan ketegasannya pada Khaira.

"Tapi...".

"Tidak ada tapi-tapian. Kamu di rias dan menikah.

Pukul sepuluh garus sudah selesai meriasnya". Ujarnya tanpa di bantah.

Lalu dia kelyar dari kamar itu.

Hfff

Khaira tidak bisa berkata-kata.

Dia malah melotot pada Nofri, yang juga hanya bisa terdiam. Tidak bisa menolak usulan kedua orang tuanya tadi.

Bahkan dia sampai diancam oleh orang tuanya itu jika tidak mau menikahi Khaira.

"Ayo mbak, kita mulai merrias". Ujar mua itu.

"Bantu aku kabur bang. Aku tidak mau menikah dengan abang". Ujar khaira tanpa memperdulikan ucapan mua.

"Aku tidak mau di cincang oleh orang tuaku". jawab Nofri.

"Lemah". ujar Khaira kecewa.

Tidak ada yang bisa membantu.

Bahkan kedua mua itu memaksa Khaira untuk duduk di kursi rias.

"Aku mau tidur, jika sudah selesai bangunkan saja". Ujarnya.

Membuka jas dan kemejanya, lalu menganti dengan baju kaos. Dia tidak keluar dari janar ramu tempat Khaira dirias.

Mungkin dia takut oleh ancanan orang tuanya.

"Sebaiknya tiduran saja memakai make upnya". Ujar salah satu mua.

"Aku mau bertemu orang tuaku dulu mbak". ujar khaira.

Berusaha memperlambat waktu.

"Nanti saja mbak. Orang tua mbak sebentar lagi juga kesini". Ujar salah satu mua itu.

"Tapi...".

"Berisik". Ujar Nofri yang membelakangi Khaira dan kedua mua.

Dengan sedikit mendorong Khaira ke arah tempat tidur.

Lalu mereka menyuruh khaira untuk tiduran di kasur, di samping Nofri. dengan kepala ke sisi bagian bawah tempat tidur.

Sementara Nofri kepalanya kearah kepala tempat tidur.

Seorang mua duduk di sisi kiri Khaira. Dan satu kagi bagian kepala Khaira.

Mereka mulai mengoleskan apa yang perlu di pakaikan untuk merias wajah.

.

.

Karya baru ottor ya teman. Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membacanya.

Like dan coment 🙏

Episodes
1 Berusaha Menolak
2 Masih Nego
3 Sah
4 Pesta
5 Aku Mengantuk
6 Gagal Besanan
7 Sebelum Sah
8 Istri
9 Sarapan Pagi
10 Berkunjung
11 Tempat tidur baru
12 Kedatangan Keluarga Ibu Tiri
13 Permintaan Yulia
14 Pergi
15 Perawatan
16 Rencana
17 Persiapan
18 Menyelesaikan Kekacauan.
19 Acara Selamatan
20 Di Ceramahi Tetangga
21 Kedatangan Ibu Tiri
22 Bercerita
23 Diam
24 Ayah Bercerita
25 Pilihan Untuk Ibu Tiri
26 Marah
27 Keputusan Ayah
28 Pulang ke Rumah Mertua
29 Tamu tidak Diundang
30 Petuah dari pak Adrian.
31 Bersiap
32 Bulan Madu
33 Memindahkan Barang
34 Jalan Sore
35 Berebut kamar
36 Menikmati Sunset
37 Mencari Makanan
38 Ayah
39 Tidak Bisa Tidur
40 Warung Ayah
41 Akhirnya
42 Gagal Motoran
43 Bukan Sarapan
44 Ambisi Yulia
45 Lagi
46 Kecelakaan
47 Rencana
48 Motoran
49 Pengusiran
50 Yulia Menyusul
51 Belum Berkemas
52 Saat Berkemas
53 Telfon Tengah Malam
54 Operasi
55 Pengakuan.
56 Kedatangan Mertua
57 Ayah Khaira
58 Rencana Pak Adrian
59 Ke Apartemen
60 Cincin
61 Nofri Marah
62 kenapa kamu disini
63 Kosan Ayah
64 Sedih
65 Apa Mungkin
66 Siapa Dia
67 Perdebatan
68 Saling Diam
69 Masih Diam
70 Pulang
71 Dirumah Mertua
72 Minta Izin
73 Pergi
74 Ayah Pindah?
75 Amukan Ibu Tiri
76 Kewarung Ayah
77 Pura-Pura?
78 Rencana Khaira
79 Ayah Setuju
80 Yulia
81 Masih Yulia
82 Kesibukan Baru Khaira
83 Hamil?
84 Minta Pendapat Ayah
85 Rencana Pulang Kampung
86 Bertemu Di Jalan
87 Lihat Ruko Baru
88 Nofri
89 Om Khaira Turun Tangan
90 Pindah
91 Kesibukan
92 Nofri
93 Dirumah Nenek
94 Keterangan Pak Rt
95 Jebakan Yulia
96 Aksi Nofri
97 Perdebatan kakek
98 Kemarahan Kakek
99 Kewarung Khaira
100 Pulang Ke Warung
101 Mulai Membalas
102 Kerumah Khaira
103 Tidak menemukan
104 Apa Wanita Itu Khaira?
105 Cemas
106 Gagal Bertemu.
107 Sedih
108 Kecewa Lagi
109 Sakit Perut
110 Apa?
111 Bertemu
112 Bayi Kembar
113 Jangan Ganggu
114 Tawa Khaira
115 Yulia Lagi
116 Penolakan Nofri
117 Petuah Dari Papa
118 Kejujuran Nofri
119 Yulia Malu
120 Suami Istri
121 Biarkan Saja
122 Berdebat
123 Di Kunjungi Teman
124 Penyesalan Yulia
125 Acara
126 Usilnya Nofri
127 Ambisi Yulia
128 Bertambah Malu
129 Amukan Mama Yulia
130 Bertemu
131 Penyakit Yulia
132 Curhat
133 Tangis Yulia
134 Rencana
135 Hari - Hari Yulia
136 Nofri
137 akhirnya
138 Rutinitas
139 END
140 Extra part 1
141 Extra part 2
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Berusaha Menolak
2
Masih Nego
3
Sah
4
Pesta
5
Aku Mengantuk
6
Gagal Besanan
7
Sebelum Sah
8
Istri
9
Sarapan Pagi
10
Berkunjung
11
Tempat tidur baru
12
Kedatangan Keluarga Ibu Tiri
13
Permintaan Yulia
14
Pergi
15
Perawatan
16
Rencana
17
Persiapan
18
Menyelesaikan Kekacauan.
19
Acara Selamatan
20
Di Ceramahi Tetangga
21
Kedatangan Ibu Tiri
22
Bercerita
23
Diam
24
Ayah Bercerita
25
Pilihan Untuk Ibu Tiri
26
Marah
27
Keputusan Ayah
28
Pulang ke Rumah Mertua
29
Tamu tidak Diundang
30
Petuah dari pak Adrian.
31
Bersiap
32
Bulan Madu
33
Memindahkan Barang
34
Jalan Sore
35
Berebut kamar
36
Menikmati Sunset
37
Mencari Makanan
38
Ayah
39
Tidak Bisa Tidur
40
Warung Ayah
41
Akhirnya
42
Gagal Motoran
43
Bukan Sarapan
44
Ambisi Yulia
45
Lagi
46
Kecelakaan
47
Rencana
48
Motoran
49
Pengusiran
50
Yulia Menyusul
51
Belum Berkemas
52
Saat Berkemas
53
Telfon Tengah Malam
54
Operasi
55
Pengakuan.
56
Kedatangan Mertua
57
Ayah Khaira
58
Rencana Pak Adrian
59
Ke Apartemen
60
Cincin
61
Nofri Marah
62
kenapa kamu disini
63
Kosan Ayah
64
Sedih
65
Apa Mungkin
66
Siapa Dia
67
Perdebatan
68
Saling Diam
69
Masih Diam
70
Pulang
71
Dirumah Mertua
72
Minta Izin
73
Pergi
74
Ayah Pindah?
75
Amukan Ibu Tiri
76
Kewarung Ayah
77
Pura-Pura?
78
Rencana Khaira
79
Ayah Setuju
80
Yulia
81
Masih Yulia
82
Kesibukan Baru Khaira
83
Hamil?
84
Minta Pendapat Ayah
85
Rencana Pulang Kampung
86
Bertemu Di Jalan
87
Lihat Ruko Baru
88
Nofri
89
Om Khaira Turun Tangan
90
Pindah
91
Kesibukan
92
Nofri
93
Dirumah Nenek
94
Keterangan Pak Rt
95
Jebakan Yulia
96
Aksi Nofri
97
Perdebatan kakek
98
Kemarahan Kakek
99
Kewarung Khaira
100
Pulang Ke Warung
101
Mulai Membalas
102
Kerumah Khaira
103
Tidak menemukan
104
Apa Wanita Itu Khaira?
105
Cemas
106
Gagal Bertemu.
107
Sedih
108
Kecewa Lagi
109
Sakit Perut
110
Apa?
111
Bertemu
112
Bayi Kembar
113
Jangan Ganggu
114
Tawa Khaira
115
Yulia Lagi
116
Penolakan Nofri
117
Petuah Dari Papa
118
Kejujuran Nofri
119
Yulia Malu
120
Suami Istri
121
Biarkan Saja
122
Berdebat
123
Di Kunjungi Teman
124
Penyesalan Yulia
125
Acara
126
Usilnya Nofri
127
Ambisi Yulia
128
Bertambah Malu
129
Amukan Mama Yulia
130
Bertemu
131
Penyakit Yulia
132
Curhat
133
Tangis Yulia
134
Rencana
135
Hari - Hari Yulia
136
Nofri
137
akhirnya
138
Rutinitas
139
END
140
Extra part 1
141
Extra part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!