Sudah tidak terdengar lagi pertengkaran ayah khaira dan ibu tirinya.
Tadi sebelum kedatangan tukang loudry, tante dan tetangga khaira ikut memarahi ibu tiri khaira.
Karena selama ini mereka tahu sifat ibu tiri khaira itu.
Mereka sepakat melarang ibu tiri khaira dan anaknya untuk pulang, sampai acara kunjungan keluarga besan sekesai.
Semua sudah di serahkan ayah pada tante dan tetangga khaira, untuk menangani perjamuan kecil-kecilan itu.
Kamar khaira sudah terlihat rapi, semua pakaian dibawa ke loundry dan peralatan lain juga sudah di tata rapi.
Hanya ada meja belajar tempat buku dan alat rias khaira. Juga ada lemari kayu dua pintu.
Khaira mengambikan minum dan cemilan buat suaminya. Mereka duduk di ruang makan. Minum sambil menunggu azan ashar.
Tapi, saat azan ashar berkumandang. Sebuah mobil pick up membawa perabotan datang dan parkir di depan rumah.
Hal itu membuat ayah dan om khaira kaget.
"Kami mau mengantar kamar set pesanan mbak Khaira pak!". Ujar supir mobil itu.
Hingga Khaira di panggil ayahnya ke depan.
"Hah. Apa tidak salah alamat pak?. Kami tidak ada memesan kamar set". Jawab khaira.
Dia juga terkejut dengan kedatangan kamar set itu.
"Tapi ini alamatnya jelas mbak. Dan nama penerimanya mbak Khaira". Hawab supir itu.
"Tapi.. ".
"Bawa masuk kedalam saja pak. Kamar yang di bagian sana".
Tiba-tiba Nofri keluar.
Khaira dan semua yang ada di teras memandang Nofri heran.
"Baik pak!".
Ujarnya memberikan kertas pada Nofri. Dan Nofri memberikan pada khaira. Di nota itu tertulis lunas.
"Bang!... ".
"Siapkan tempatnya. Kamu ingin bagaimana penataannya. biar mereka tata pas di kamar". Jawab Nofri.
Langsung masuk kerumah, tanpa mendengar ucapan istrinya.
Khaira mengikuti langjah suaminya memasuki kamar. juga diikuti oleh bebera pekerja yang membawa perabot kamar set ke kamar Khaira.
"Arah tempat tidurnya kemana mbak?". Tanya pekerja itu.
Setelah mendapat dimana letak tempat tidur dan lemari di letakan. Maka semua menyusun sesuai ingin khaira.
Dan menyisakan tempat sholat di samping tempat tidur.
"Jadi sempit kamarnya bang". Ujar khaira.
Melihat kamar set memenuhi kamar. Kamar kontrakan ini tidak terlalu besar, karena bukan kamar utama.
lemarinya juga dua pintu. Hingga lemari baru dan lama bersisian di letakan.
"Tidak apa, yang penting ada tempat untuk sholat". Jawab Nofri.
"Tapi mubazir bang. Kita pasti jarang akan menempatinya". Ujar Khaira keberatan.
"Tidak mubazir kok. Nanti jika kita punya rumah, kita juga bisa bawa ke rumah baru kita.
Saat ini kita butuh untuk tidur disini. Kalau kita menginap, kita tidak perlu memikir bagaimana lagi untuk tidur. Sudah ada tempat tidur". Jawab Nofri enteng.
Tadi saat dia memasuki kamar istrinya, selain berantakan karena di buat kacau oleh seseorang.
Dia juga kasihan melihat kasur springbad singgel yang lusuh sudah sobek di sana-sini.
Tidak mungkin akan bisa di pakai lagi.
Makanya dia mengirim pesan, minta pada kenalan toko furniture mengirimkan kamar set sederhana untuk mengisi kamar istrinya itu. Karena kamarnya kecil.
Sebab tidak mungkin acara besok mereka tidak punya kamar disini. Apalagi tetangga sekitar juga di undang untuk menghadiri acara kunjungan mertua. Juga selamatan kecil-kecilan di rumah orang tua istrinya itu.
Dan mereka juga akan bermalam disini, karena mengundang tetangga sampai malam acaranya.
.
"Kurang ajar Khaira itu. Sudah dinikahi orang kaya, masih minta di bikin pesta pada ayahnya.
Ayahnya juga bodoh, mau habis- habisan untuk anak tidak tahu diri itu". Kesal ibu tiri khaira
Memasuki sebuah rumah.
"Siapa yang bodoh?. Kenapa kamu mengomel begitu". Tanya seorang laki-laki tua.
Mendengar gerutuan mama tiri khaira.
"Itu pak. khaira. Sudah menikah, malah minta di pestakan lagi di rumah. Padahal anakku butuh uang banyak karena sudah kelas tiga sma.
Ayahnya malah buang-buang uang untuk pesta yang tidak berfaedah". Omel ibu tiri khaira.
"Bukan mengadakan pesta, dia hanya mengadakan selamatan saja. Menanti besannya datang, dan mengundang tetangga sekitar untuk memberi tahu kalau anak gadisnya sudah menikah.
Lagian dia mau mengadakan pesta kamu tidak berhak melarang. Yang menikah anak kandungnya". Ujar bapak itu.
"Tapi anakku mau lulus pak. Dan akan melanjutkan kuliah.
Kalau uang dihambur-hamburkan bisa menipis uang untuk biaya kuliah pak". Ucapnya tidak terima.
"Kamu tidak berhak melarangnya. Kalau kamu butuh uang untuk biaya anakmu. Minta pada ayah kandungnya.
Karena iman hanya boleh membantu. Tidak menanggung semuanya.
"Bapak membela anak bapak?". Tanya ibu tiri khaira.
"Bukan membela. Hanya memberi tahu kamu. Anakku hanya bapak tiri anakmu. Dan dia tidak berhak menanggung semua keperluan anakmu. Anak tirinya.
Untuk tinggal bersama saja itu sudah melebihi tanggung jawabnya. Apalagi kebutuhan mereka yang bukan tanggung jawabnya dia penuhi selama ini.
Jadi kalau dia mau mengeluarkan uang untuk khaira, itu kewajiban dia sebagai bapak kandung". Ujar bapak itu.
Ya. Ibu tiri khaira mendatangi bapak mertuanya. melaporkan kalau dia tidak di bolehkan datang dan pulang beberapa hari ini, sampai sesai acara selamatan pernikahan khaira.
"Bapak membela mas Iman?. Apa bapak lupa kalau bukan saya siapa lagi yang mau dengannya.
Pria penyakitan". Oceh Ibu tiri khaira.
"Aku bukan membela iman. Aku hanya memberi kesempatan untuk khaira menikmati hari spesialnya tanpa gangguan dari kamu dan anak-anakmu.
Aku tidak menyangka, kamu ternyata menindas cucuku selama ini.
Aku mengizinkan anaku menikah denganmu untuk menjaga putraku, juga melindungi cucuku.
tapi kamu malah menjadikan dia pembantu". Marah kakek khaira pada ibu tirinya itu.
"Aku tidak menjadikannya pembantu. Aku menyuruhnya mengerjakan pekerjaan rumah agar dia tidak canggubg saat sudah menikah nanti.
Dia harus mandiri ketika mengikuti suaminya". Bela ibu tiri khaira.
"Tidak seperti yang aku dengar dari Iman dan tetangga kalian.
Untuk beberapa hari ini, pulanglah kamu kerumah ayahmu dulu, bawa anak-anakmu. Jangan Ganggu cucuku.
Selesai acara di rumah Iman. Kami akan menjemput kalian. Kita ajan selesaikan permasalahan yang kita hadapi nanti". Ujar kakek Khaira.
"Tidak mau. Aku dan anak-anakku harus tinggal disana. Tidak ada yang boleh melarangku". Tolak ibu tiri Khaira.
"Kalau kamu tidak mau keluar untuk beberapa hari. Selamanya kamu tidak boleh pulang kesana". Ujar kakek khaira tak terbantahkan.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments