Khaira dan Nofri sampai di rumah pak Adrian. Pihak WO belum membuka tenda dan pelaminan sisa pesta kemaren.
Masih terasa suasana pestanya.
Saat memasuki halaman ruko, ternyata ada sebuah mobil yang sedang terparkir. Hingga menghambat mobil Nofri untuk langsung masuk kegarase.
Maka Nofri memarkirkan di bagian tengah halaman di depan tenda saja.
Mereka berdua beriringan masuk. Melalui pintu samping, yang langsung menuju lantai dua ruko.
Tapi, dari luar terdengar pembicaraan yang sangat sengit, antara ayahnya dengan tamu. Entah siapa tamu yang datang.
Nofri dan Khaira berdiri di depan pintu samping. Mendengar pembicaraan mereka. Juga ingin mengetahui siapa yang datang.
Nofri menarik nafas pelan. Dia mengenal suara itu. Suara....
Lalu Nofri membimbing Khaira memasuki pintu samling ruang belakang ruko ini.
Dimana di ruang ini adalah ruang tamu untuk tamu toko yang ingin duskusi soal pembangunan. dan juga ada ruang kerja pak Adrian dan ruang kerja Nofri di bagian belakang ruko ini.
"Assalamualaikum".
Ucap Nofri dan Khaira, saat memasuki ruang tamu itu.
"Waalaikumussalam". Jawab yang ada di dalam.
"Bang Nofri, aku tidak menerima kalau abang sudah menikah. Aku sebagai calon istri abang merasa tertipu oleh abang". ujar Yulia.
langsung berdiri dari duduknya menuju Nofri yang masih berdiri di depan pintu.
Ternyata ada yulia. Mantan calon istrinya yang diketahui hamil pagi kemaren, sebelum melaksanakan ijab qobul.
Nofri dan papanya saling pandang tanpa dia melepaskan pegangan tangannya dari istrinya. Khaira.
"Awas kamu key!. Bang Nofri adakah calon suami saya.
Lancang kamu menikahinya tanpa persetujuan dariku". Ujarnya.
Mendorong kuat tubuh kecil Khaira.
Untung Nofri memegang tangan Khaira. Kalau tidak, bisa di pastikan tubuh khaira terjatuh kebelakang.
"Abang lepaskan saja dia, buat apa abang bela dia!". Ujar Yulia menarik tangan Nofri.
Tapi Nofri malah menepisnya keras. Membuat Yulia terjejut.
"Apa-apaan sih bang?". Marah Yulia.
"Kamu yang apa-apaan. Dia ini istriku, kamu tidak boleh menganggunya". ujar Nofri kesal.
"Bang. Yang calon istri abang itu aku, bukan dia". Bentak Yulia tidak terima.
"Iya aku tahu. Tapi itu kemaren sebelum aku tahu kamu hamil anak pria lain.
Dan sekarang aku sudah menikah dengan Khaira. Dan dia istri sah aku. Kamu tidak berhak untuk ikut campur urusan rumah tanggaku". Ucap Nofri dengan dingin.
Memandang Yulia. Wanita yang pernah di jodohkan dengannya. dan wanita yang namanya mulai dia sematkan di setiap do'a beberapa minggu kemaren. Sebagai calon istrinya.
Tapi Itu kemaren, sebelum tahu rahasia tentang wanita itu.
"Tapi bang, aku akan lakukan apa pun yang abang inginkan, asal abang menikahiku". Ujar Yulia.
Nofri tidak bergeming. Mana mungkin dia bernego dengan seseorang yang sudah membuatnya hampir tertipu.
Apalagi dengan hamil anak pria lain, padahal dia akan menikah.
"Maaf. Aku sudah menikah. Menikahlah dengan orang yang sudah menghamili kamu". Tolak Nofri.
"Abang bisa ceraikan saja dia, kan dia baru kemaren abang nikahi.
Pasti belum abang apa-apain kan?
Aku mau mengugurkan kandungan ini asal abang mau menikahiku. Dan juga aku tidak tahu benih siapa yang aku kandung". Ujar Yulia.
Nofri mengelengkan kepalanya, mendengar ucapan Yulia. menyimpulkan, pasti tidak satu orang saja yang menjamah tubuh yulia.
Hingga yulia tidak tahu dia hamil anak siapa.
Nofri bersyukur, tidak terjebak dengan keliaran Yulia. Dia bisa menyimpulkan dari pengakuan yulia yang mengatakan tidak tahu hamil anak siapa.
"Untuk kamu ketahui. walaupun aku baru menikah kemaren. Aku dan istriku sudah melakukannya semalam.
Dan aku yang pertama baginya. bukan bekas, Apalagi sedang hamil". Sindir Nofri.
Walaupun khaira tahu, suaminya hanya menyindir mantan calon istrinya, tapi Khaira tetap malu.
Saat suaminya membahas masalah ranjang. padahal mereka belum melaksanakan. mereka bersentuhan baru sebatas bersalaman saja.
Yulia dan semua kaget mendengar pengakuan Nofri.
"Aku tidak percaya. Aku ingin abang menikahiku juga, aku malu karena tidak jadi menikah. Aku malu...
Aku mau malam ini abang menikahiku. aku mau jadi istri sah abang". Ujar Yulia menggila.
Manarik-narik tangan Nofri.
Tapi Nofri menepis, menolak untuk di sentuh Yulia.
Hingga orang tua Yulia memegangi anaknya yang mengila.
Nofri membimbing istrinya mendekat ke arah mamanya. Berdiri di belakang sofa tempat pak Adrian dan bu Eva duduk.
"Aku mau menikah dengan bang Nofri ma!. Aku malu. Aku tidak mau di campakkan". Oceh Yulia.
"Key. Kamu pergilah ke kamar duluan. Abang ingin menyelesaikan....".
"Kalian berdua keatas saja. tidak perlu kalian ikut campur masalah mereka". Potong pak Adrian.
"Tapi..".
"Papa ingin mereka segera pulang. Papa tidak ingin tetangga menyangka yang bukan-bukan pada kita.
Mereka bukan urusan kita". tambah pak Adrian.
"Baik pa". Ujar Nofri.
Dia membimbing istrinya menuju tangga yang ada di samping meja dapur bersih, dimana tempat para karyawan membuat minuman, baik kopi atau teh. Juga terdapat beberapa cemilan.
"Bang Nofri, aku ingin menikah dengan abang. Aku mau kok di jadikan istri kedua, asal abang mau menikahi saya". Teriak Yulia.
Saat melihat Nofri dan istrinya menghilang di balik lemari menuju tangga.
"Maaf Yulia. Kami sangat keberatan jika Nofri menikahi kamu. kami tidak terima". Ucap bu Eva, mama Nofri.
"Saya akan menyuruh anak saya untuk mengugurkan kandungan ini bu, asal Nofri mau menikahi putri saya". Ucap papa Yulia.
"Maaf pak. kami tidak bisa. Mau Yulia tidak hamilpun kami sangat keberatan". Ujar mama Nofri.
"Bu..".
"Maaf pak, bu, yulia. Bukan kami tidak sopan. Sebaiknya bapak dan ibu pulang saja.
Kami ingin istirahat, karena masih capek". Potong bu Eva.
"Kami ingin kepastian bu, pak. Kapan nak Nofri bisa menikah....".
"Tidak akan terjadi pak. Kami minta maaf". Ucap bu Eva lembut.
Walaupun bu eva berbicara lembut, tapi dia berkata tegas.
"Baik. Kami akan pulang.
Tapi kami akan datang setelah Yulia selesai mengugurkan kandungan, dan bersih saat dinikahi oleh Nofri". Ucap papa Yulia.
"Maaf pak. Kami tidak menerima itu.
Seperti penjelasan istriku tadi, mau Yulia tidak hamilpun kami keberatan". Jawab paknAdrian.
"Apa alasan pak Adrian menolaknya. Saya sudah berusaha agar Yulia bersih dari kehamilan siakan ini. Agar bisa menikah dengan Nofri". Ucap papa Yulia marah.
"Tidak ada alasan dari kami pak. Semua alasan ada pada putri bapak". Jawab bu eva.
"Maaf. Kami harus segera istirahat". tambah bu eva.
Dia menarik tangan suaminya untuk berdiri.
"Maaf pak". Tambahnya lagi.
"Pak Jon. Masukan mobil Nofri ya pak. jangan lupa periksa pintu. Kami mau istirahat". Panggil bu eva pada supir pribadi suaminya.
Lalu dia membimbing suaminya menaiki tangga. Yang ada di belakang meja dan lemari pantri.
Sementara sang tamu masih terdiam duduk di kursi tamu ruang belakang ruko ini.
"Maaf pak, bu. Mari saya antar kedepan". Ujar pak Jon.
Supir pak Adrian.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Yurniati
tetap semangat terus update nya thorr
2023-11-28
0
Yurniati
ada ya cewek tak tau malu,hamil sama siap yang nangung siapa,,,,,,😄😄😄
2023-11-28
0