"Enak ya mbak di pijitin begini". Ujar khaira.
"Mbaknya suka?". Tanya pegawai salon.
"Iya. Aku belum pernah perawatan ke salon. Potong rambut pun hanya salon di kampung saja". Jawab khaira jujur
Memang dia hanya kesalon saat potong rambut saja, itypun hanya salon dekat rumahnya.
Dia sampai ingin tidur rasanya menikmati pijitan oleh pegawai salon.
Tadi saat suaminya baru pergi, khaira melakukan perawatan. Mulai dari luluran tubuh dan wajah, Crembath hingga di pijiti.
Saat ini setelah luluran dan di pijiti, khaira berendan air hanggat bercampur rempah.
Sambil rilek menikmati tubuh yang terasa ringan.
Selesai berendam, khaira tiduran masih mamakai bathrobe. kepala dan rambutnya sedang di treatmen sambil di pijiti karena sudah selesai di crembath.
Sedang kuku-kukunya sedang di menipadi oleh karyawan salon yang lain.
Serasa menjadi ratu. dilayani dan dipijiti.
"Kalau begini rutin pasti kulitku bisa bagus dan glowing". Ucap Khaira dalam hati.
"Sudah selesai mbak. Silahkan mbak ganti bajunya lagi".
Ujar salah satu pegawai salon yang membantu khaira tadi.
Ada dua orang pegawai yang melayani Khara tadi.
Khaira merasa tubuhnya rileks dan segar. Dia menganti bajunya di ruang ganti, mamasang baju dan hijab lengkapnya.
"Selesai?". Tanya Nofri.
Ternyata dia sudah menunggu di ruang tunggu salon, sambil berbincang dengan yang dia panggil lusi tadi.
"Kamu pasti lebih semangat untuk menikmati tubuh istrimu setelah perawatan ini Nof, istrimu sudah segar lagi". Ujar lusi.
"Pasti itu, terima kasih ya sudah mau bantu istriku". Jawab Nofri.
"Sudah tugas kami melayani pelanggan. Jangan lupa istrimu untuk rutin perawatan". Ujar lusi.
"Ok. Tidak masalah". Jawab Nofri.
Setelah berbasa-basi, Nofri mengajak istrinya pergi.
"Sudah lama sampai tadi bang?. Perawatannya lama". ujar Khaira.
"Tidak juga. paling sekitar lima belas menit". Jawab Nofri.
"Memqng aku mibta lusi untuk melakukan perawatan yang bagus, tentu lama.
Oh ya, kamu lapar tidak?". Tanya Nofri melihat jam di pegelangan tangannya.
Sudah lewat pukul sebelas.
"Lumayan lapar". Jawab Khaira mengangguk.
"Kita makan dulu. Kamu mau makan apa?". Tanya Nofri.
"Aku ikut abang saja. Aku kurang tahu tempat majan enak". Jawab Khaira jujur.
"Ok. Kamu suka makan mi?. Bagaimana kalau kita kerestoran jepang. Majan ramen". Ujar Nofri.
"Boleh. Aku juga suka mi". Jawab Khaira.
"Kamu pernah makan ramen di restoran jepang yang di ujung jalan ini?!". Tanya Nofri.
"Pernah. Waktu itu aku pergi dengan teman toko, sepulang bekerja. Di traktir kak linda waktu itu". Jawab Khaira.
Nofri mengangguk. Diapun baru beberapa kali berkunjung ke restoran jepang ini. Pergi bersama temannya.
"Kamu tidak suka pedas?!". Tanya Nofri.
Saat Khaira memesan ramen pedas level biasa.
Mereka duduk berdampingan di meja khisus tamu berdua. Di sisi restoran menghadap taman.
"Suka. Hanya aku ingin menikmati yang biasa saja saat ini". Jawab khaira.
"Oo".
"Abang suka pedas ya?". Tanya khaira.
Karena Nofri memesan level yang agak tinggi.
"Tidak juga. Biasanya cewek suka pesan level sedang keatas, makanya aku pesan yang agak tinggi.
Eh tahunya kamu tidak pesan yang diatas sedang". Jawab Nofri jujur.
"Memang abang sering bawa cewek kesini ya?". tanya Khaira ingin tahu.
Tapi pertanyaan Khaira di salah artikan oleh Nofri, merasa di curigai atau istrinya itu cemburu.
"Lumayan. Tapi tidak sering.
Biasa kalau kumpul dengan teman alumni sma atau teman lain, sering kumpul disini.
Dengan Yulia juga ada dua kali makan disini". Jawab Nofri jujur.
"Kenapa kamu bertanya begitu. Apa kamu cemburu aku pergi dengan perempuan?". Tanya Nofri memandang Khaira.
Khaira sedikit risih di pandang suaminya. Apalagi dia seperti bertanya masa lalu suaminya.
"Tidak. Karena waktu itu abang bukan siapa-siapa aku.
Tapi mulai sekarang dan kedepan, awas kalau abang pergi dengan perempuan lain". Jawab Khaira.
Dia memandang tajam pada Nofri. Menantang, agar suaminya itu tudak berniat untuk pergi dengan perempuan lain.
Nofri juga memandang istrinya sambil tersenyum
"Ternyata istriku posesif juga. Aku suka!". Jawab Nofri.
Mengelus pucuk kepala istrinya yang tertutup jilbab. Membuat Wajah Khaira memanas. Malu.
Untung ramen pesanan mereka sampai, hingga khaira yang malu bisa menyibukan diri menghadapi mangkok ramennya.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments