Semakin sore tamu undangan semakin ramai, karena banyaknya teman dan relasi bisnis pak Adrian yang datang memberi selamat.
"Aku capek". Gumam Khaira.
Tapi tidak di tanggapi oleh Nofri, dia malah sibuk tersenyum melayani tamu yang memberi selamat dan mengajak berfoto.
Sedari tadi mereka tidak sempat untuk duduk. Karena panjangnya antrian tamu undangan yabg datang.
Sepuluh menit menjelang magrib, barulah Khaira bisa beristirahat. Untuk sholat. Juga makan sambil selonjoran.
Karena pukul delapan Dia berganti pakaian penganten. Dia istirahat dan berganti pakaian masih di kamar tadi oagi dia di rias.
Tapi Nofri tidak ada, entah kemana.
Ayah dan pamannya tadi menjelang ashar sudah pamit pulang. Ibu sambung dan anaknya tidak kelihatan.
Hanya pagi tadi saja dia bertemu saat dia dirias. Tapi dia tidak ambil pusing.
Pak Adrian dan bu Eva juga tidak ada menemui khaira dari tadi. Hanya saat berfoto di mesjid selesai akad. Juga foto keluarga.
Selebihnya mereka sibuk menyapa tamu yang datang.
"Lipstiknya nanti saja pasang mbak. Aku lapar". Ujar khaira.
Khaira baru saja selesai di rapikan make upnya. Sekarang sedang membetulkan hijab dan mahkota pengantennya.
Dia menyambi makan dari tadi. Saat memasang baju dan hijab.
"Lapar ya mbak?". Tanya salah satu mua.
"Iya. Sangat lapar. Cuma makan tadi pagi saja". Jawab Khaira menyuap nasi kemulutnya.
"Tapi kok tidak dimakan lauknya. Cuma makan nasi, sayur dan mihun goreng saja?. Kan kasihan ayam dan rendangnya". Ujar mua itu.
Karena Khaira hanya makan nasi dan sayur. Di tambah mihun goreng.
"Buru-buru makan nanti dagingnya nyelat di gigi. Jadi susah bersihin". Jawab khaira.
Dia dengan lahap menyuap.
"Apa tadi siang saat pulang akad tidak makan bersama keluarga?". Tanya mua itu.
"Selesai foto-foto kan tadi aku langsung di suruh ganti baju. Buru-buru, jadi tidak sempat makan". Jawab Khaira.
"Iya. Tadi siang saat ganti pakaian. Mbaknya tidak sempat makan. Hanya minum saja". Jawab mua yang membantu Khaira dari pagi.
"Memang tidak ada yang menawarkan untuk ambil makanan?". Tanya mua yang lain.
"Mereka pun mungkin lupa untuk makan. Karena banyaknya tamu yang datang". Jawab Khaira santai.
Yang penting sekarang dia makan, dan kenyang. Urusan nanti terserahlah.
Pikir Khaira.
"Alhamdulillah". Ujar khaira menyelesaikan makannya.
"Minum dulu, Kita rapikan riasannya ya mbak". Ujar Mua itu.
Hingga riasan Khaira rapi, dan mereka membimbibg khaira menuju pelaminan.
Sang suami Nofri belum juga kelihatan. Entah kemana dia.
Tapi Khaira tidak ambil pusing, yang penting untuk hari ini selesai. Dan besok akan dia hadapi apapun yang akan terjadi.
Dia tidak terlalu berharap pada pernikahan ini. Namanya penganti tentu saja tidak ada yang spesial.
Baik atau buruk bisa saja terjadi. Tapi dia tidak mau menyalahkan takdir.
Cuma yang ada dalam fikiran Khaira, yang dia tahu semenjak rencana pernikahan putra sulung bosnya itu. kenapa akad nikah diadakan di mesjid dekat rumah pak Adrian.
Khaira dan teman-temannya sebagai karyawan toko pak Adrian sibuk semenjak dua hari yang lalu.
Semua karyawan punya tugas masing-masing. Mulai mengawasi pegugas WO, memasang pelaminan dan tenda, baik dadalam rumah. Maupun yang di halaman.
Hingga pagi tadi, mengawasi katering untuk hidangan saat menyambut tamu undangan saat akad atau resepsi. yang datang pasti pelanggan toko, juga relasi pak Adria.
Tidak ketinggalan teman istrinya juga teman dari putranya.
Memang sudah terjadwal demikian. Pesta pertama kali diadakan di rumah penganten pria.
Tidak seperti biasa, sepulang akad dari mesjid, rombongan akan pergi kerumah penganten wanita.
Karena pada saat akad di tempat mempelai wanita pesta pertama kali. Barulah besoknya atau beberapa hari lagi di tempat penganten pria pestanya.
Tapi ini sangat berbeda. Malah di tempat penganten pria diadakan pesta.
"Selamat ya cantik. Samawa sampai kakek benek ya". Ucap seorang ibu dan suaminya.
"Terima kasih buk, pak". Sambut Khaira sambil tersenyum ramah.
"Mana suaminya?". Tanya si bapak.
"Masih berganti pakaian pak, mungkin masih di ruang ganti". Jawab Khaira sekenanya.
Karena dia tidak melihat suaminya semenjak diantar Nofri ke kamar tamu tempat berganti pakaian.
Para tamu berganti menaiki pelaminan untuk mengucapkan selamat dan berfoto.
Tapi Khaira hanya sendiri. Menyalami tamu.
Hingga tidak berapa lama datanglah Nofri menaiki pelaminan. Walau terburu-buru dia tetap tersenyum.
"Maaf pak buk. Tadi saya lama. Karena sedang kebelakang". Jawan Nofri.
Dia tersenyum dan berbasa basi.
Hingga pukul sepuluh malam acara pesta pernikahan Nofri dan Khaira selesai.
Tinggalah keluarga dan kerabat saja yang sibuk beres-beres bersama orang katering.
"Buk. Aku tidur di kamar tamu tempat merias tadi bu. Pakaianku juga ada di sana". Uhar Khaira.
Khaira di bawa oleh ibu eva kekamar milik Nofri. Kamar yang ada di lantai tiga rumah toko milik pak Adrian.
Dan tentu saja Khaira belum pernah sampai kelantai tiga ini. Kelantai dua tempat tinggal pak Adrian saja baru beberapa kali dia tempuh.
"Sekarang jamu sedah istrinya Nofri. Ya tentu kamu tinggal dan tidur di kamar Nofri". Ujar Bu Eva.
"Tapi bu, kan pernikahan ini...".
"Apapun yang terjadi, sekarang kamu menantu kami. Dan Nofri suami kamu". Jawab Bu eva.
"Jangan pernah memikirkan yang tidak-tidak". Tambah Bu eva.
Khaira hanya mengangguk paham. Tapi tidak tahu yang akan dia hadapi nanti. Dikamar Nofri.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Nabil Az Zahra
maaf ya thoor,,ini pnulisanya msih acakadul.di perbaiki lg ya,,biar yg bca tmbh banyak💪
2023-10-14
0