BAB 10

“Tuan, kenapa anda memilihku setiap anda ke sini?” Naya bertanya takut-takut ke arah Noah yang sudah hampir sepuluh hari meminta dirinya untuk menemaninya.

“Kenapa? Kau tidak suka?”

“Bukan begitu, Tuan.”

“Kau seharusnya berterima kasih. Aku menjadi pelanggan tetapmu, dan utang suamimu sedikit terbayar,” jawabnya sambil menegak minuman dari gelas kristalnya.

Naya mengangkat wajahnya dengan terkesiap. “Bagaimana anda tau, saya memiliki suami dengan utang yang banyak?”

Bukannya menjawab, Noah malah tertawa. “Tidak ada yang aku tidak tau, Sayang.”

Noah kini menarik Naya kepelukannya dan meloloskan seutas tali pendek dari kedua bahu Naya. Naya menutup matanya. Ia selalu terlena dengan ciuman Noah, meskipun tidak ada cinta di sana. Hanya sekedar menuntaskan gairah seorang pria dewasa.

...----------------...

“Ra, hari ini aku pulang dulu, ya. Aku sekalian mau ngecek keadaan suamiku,” ucap Naya setelah melipat bajunya dan memasukkannya ke dalam tas kecil.

“Nay, ingat. Jangan sampai terlambat lagi. Aku tidak mau lihat kamu ditampar lagi seperti terakhir kali.”

Naya mengangguk sambil tersenyum.

“Kak Naya, hati-hati, ya.” Rose yang sedang membaca novel milik Clara tersenyum kearahnya.

Naya mengangguk dan membalas senyuman Rose. Naya bersyukur, Rose sudah mulai menerima takdirnya. Meskipun terkadang Rose masih menangis tiap malam.

Setelah meminta izin dari Mira, Naya menghentikan taksi dan menuju rumahnya. Sesampainya di sana, Naya kembali tidak menemukan Brian. Setelah lebih dari dua minggu Naya tidak pulang, rumah terlihat bersih. Tidak biasanya Brian membersihkan rumah. Setelah kepergian kedua orang tua Brian, hanya mereka berdualah yang tinggal di rumah berlantai dua itu.

Apakah mungkin Brian menyewa seorang pembantu? Naya menyusuri rumah mencari jika ada yang tinggal di kamar belakang. Tapi, kosong. Kamar itu masih menjadi gudang.

Naya tidak memusingkannya lagi. Ia segera menuju dapur dan mulai memasak. Brian yang masih belum pulang sampai jam lima sore membuat Naya uring-uringan. Ia sebenarnya sangat merindukan Brian, ia ingin dipeluk oleh Brian. Karena itu, ia bertahan untuk tidak beranjak padahal ia tinggal memiliki waktu sejam.

Bunyi kendaraan terdengar masuk ke halaman parkir rumah mereka. Naya mengintipnya dari tralis jendela. Mobil kelas SUV dengan plat yang masih baru, berhenti sempurna di depan sana. Naya mengerutkan dahinya, Brian tidak memiliki mobil, semua kendaraan dan aset mereka sudah habis dijual.

Naya terbelalak saat Brian keluar dari kursi pengemudi, dan seorang wanita yang sangat ia kenali keluar dari kursi penumpang. Yuki. Sahabatnya sejak SMA. Ia sebenarnya sudah hampir lost contact dengan sahabatnya itu. Setelah menikah dengan Brian, Yuki memutuskan kuliah di kota lain, sehingga ia sudah hampir tidak lagi pernah mendengar kabarnya.

Naya masih melihat dari balik jendela. Kenapa suaminya bisa bersama sahabatnya? Tapi, adegan di depan matanya menjawab pertanyaan Naya. Brian mencium Yuki tepat di bibirnya dengan penuh kebahagiaan. Naya mematung, mulutnya terbuka lebar, suaranya tercekat. Air matanya terjatuh tanpa aba-aba. Apa ini? kenapa mereka … otak Naya seakan kehilangan fungsi berpikirnya.

Hingga saat pintu rumah itu di buka. Brian dan Yuki sama-sama tidak sangka akan melihat Naya dibalik pintu itu. Tentu saja, kedua manusia itu segera melepaskan rangkulan mereka.

“Nay?” Yuki sama terkejutnya.

Naya tidak bergeming. Ia masih berdiri di tempatnya. Berusaha sekuat tenaga menahan lututnya yang melemas ingin jatuh.

“Apa … yang sebenarnya?” Suara Naya terputus-putus. Napasnya sangat tidak stabil.

“Nay. Aku bisa jelaskan.” Yuki mencoba melangkah mendekat lagi, tapi Brian memegang tangan Yuki. Lalu menarik Yuki kembali berdiri di sampingnya. Naya semakin meneteskan air matanya melihat itu. Ia bahkan membuang wajahnya. Hatinya seperti diiris oleh ribuan mata pisau.

“Aku, sudah lama bersama Yuki, Nay.” Brian bersuara.

Naya tertawa di sela tangisannya. “Sudah berapa lama?”

“Sejak kau membunuh anak kita,” jawab Brian tanpa ragu.

“Aku tidak membunuhnya. Aku juga terluka, Brian. Aku juga…,” lirihnya. Suaranya sudah parau. Ia semakin sulit bernapas. Hatinya teriris dan tercabik-cabik mendengan ucapan Brian.

Naya mengepalkan tangannya kuat, kuku jarinya menusuk telapak tangannya sendiri. Menyalurkan rasa sakit yang sudah tidak bisa hatinya tampung.

“Kau adalah penyebab semuanya, Nay. Aku berusaha bertahan. Tapi tidak bisa.”

“Lalu, bagaimana denganku?! Kau pikir aku baik-baik saja? Aku berusaha Brian, Aku berusaha tegar untukmu…,” Naya mengusap matanya yang mengaburkan penglihatannya. “Karena aku tidak mau kehilanganmu juga.”

“Aku tau aku salah karena mencari pelarian. Tapi, aku tidak tahan melihatmu, Nay … aku melihat anak, ibu, dan ayahku yang meninggal setiap melihatmu.”

Naya terkesiap. Ia tidak mengerti dengan ucapan itu.

“Ayah dan ibuku mengalami kecelakaan saat akan bertemu denganmu. Kau merengek ingin bertemu mereka. Aku sudah melarang mereka pergi, tapi, kau bilang sangat ingin bertemu mereka. Kenapa bisa kau tidak sadar?”

Naya tidak pernah tau. Air matanya kembali mengalir deras. Ia menutup mulutnya yang berusaha berteriak menyangkalnya. Tapi, tidak bisa. Naya ingat kejadian itu. Saat setelah dirinya pulang dari rumah sakit karena operasi. Ia ingin bertemu dengan kedua orang tua Brian. Meminta maaf kepada mereka. Tapi ternyata permintaan itu adalah penyebab kecelakaan mereka.

Kaki Naya tidak lagi mampu menampung beban itu, ia jatuh terduduk di atas sofa. Pandangannya menjadi tidak fokus. Ia mengingat semuanya, dengan sangat jelas.

Yuki tidak bisa melihat Naya yang sudah sangat kacau. Ia berlari menghampiri Naya, ingin meminta maaf. Tapi, Naya dengan refleks mendorong Yuki hingga ia terjatuh. Brian tentu terkejut lalu langsung membantu Yuki yang masih tersungkur.

“Kau tidak apa-apa?” tanya Brian dengan khawatir.

Yuki mengangguk sambil memegang perutnya. Naya melihat interaksi itu, Naya kini paham, ia hanya bisa tersenyum sedih. Senyuman yang terpaksa keluar karena sudah tidak mampu lagi memberontak. Naya kini sadar, ia adalah penyebab semua kesialan di keluarganya.

“Sudah berapa bulan?”

Yuki kedapatan. Ia menunduk, tapi Brian merangkulnya.

Brian dan Yuki sama-sama tidak menjawab. Tapi Naya bisa melihat perut Yuki yang masih rata, ia bisa memperkirakan mereka baru saja mendapatkan hasilnya. Naya tidak lagi berbicara. Ia mengusap air matanya, lalu berdiri dan melewati kedua manusia itu yang masih saling menempel erat.

“Jangan sok polos, Nay. Kau juga tidur setiap malam dengan pria yang berbeda.”

Naya menghentikan langkahnya lalu berbalik, Naya tidak lagi menangis, tapi darahnya mendidih marah. Tangannya melayang di udara dan menampar keras pipi Brian. Telapak tangannya perih, tanda kalau ia menampar sangat kuat.

“Kau yang menjualku, Brian. Kau yang menjualku di sana. Dan kau tau? Selamat melunasi utangmu sendiri. Aku berhenti.”

Brian malah terkekeh dengan kalimat Naya.

“Kau tidak bisa berhenti, Nay. Madam Riya akan mencarimu.”

Naya tersentak, bagaimana Brian bisa tau siapa Madam Riya.

“Kau boleh membenciku seumur hidup, Nay. Karena aku juga akan melakukan hal yang sama.”

Naya tidak bisa berbicara lagi. Semua perasaan cintanya untuk Brian entah sudah meluap kemana. Perasaan penuh cinta itu berubah menjadi benci dan amarah. Kenapa dirinya yang harus dijual? Kenapa dirinya yang harus menerima semuanya? Sementara Brian hidup bahagia dengan sahabatnya?

Naya menolehkan wajahnya melihat Yuki yang masih menunduk, tidak berani melihat Naya.

“Aku harap kalian bahagia. Selamat atas kehamilanmu, Ki.”

Naya lalu kembali menoleh ke arah Brian yang juga masih menatapnya.

“Kirimkan surat perceraian kita. Kau tau harus mengirim kemana, kan?”

Brian tidak menjawab. Naya lalu berbalik bersamaan dengan kepingan hatinya yang sudah luluh-lantah. Naya sudah tidak pernah bisa mencintai siapa pun lagi. Hatinya seperti telah mati menerima semua serangan dan hantaman bertubi-tubi malam itu.

...****************...

Terpopuler

Comments

rista_su

rista_su

semoga anak hasil selingkuhmu jg keguguran krna malu hrs jd anakmu.

2024-01-29

0

rista_su

rista_su

bener bener sekebon binatang ini

2024-01-29

0

rista_su

rista_su

luar biasa laki laki

2024-01-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!