Playgirl VS Playboy
"Sayang, kamu masih punya uang kan? Soalnya aku ngincer tas itu tuh, lucu banget. Ya..... limited edition sih, harganya paling lima belas juta. Murah bagi kamu pastinya"
Laki-laki yang Salsa panggil "Sayang" terus meneguk saliva. Dalam sehari uang di dalam ATM-nya nyaris ludes oleh Salsa, bahkan Salsa sudah banyak membeli barang seperti pakaian, sepatu, kosmetik, aksesoris dan sekarang minta tas limited edition.
"Sayang....."
Salsa menyenggol lengan laki-laki tersebut, jurus andalan Salsa jika sedang merayu adalah dengan mata di kerlap-kerlipkannya membuat siapapun melihat itu langsung mengatakan hal yang sangat Salsa suka.
"OKE! Ambil apapun yang kamu mau, Sayang" Julian namanya. Ia langsung merangkul pinggang Salsa, kemudian membawanya ke pajangan tas limited edition dari D1OR tersebut.
Senyum puas terukir di bibir mungil milik Salsa, ia menghela napas lega akhirnya tas yang di inginkan kemarin akhirnya ia dapat hari ini.
"Selamat siang, Mbak Salsa" seorang pegawai toko tas tersebut langsung menyapa Salsa dengan ramah.
Karena Salsa adalah pelanggan VIP di toko tas tersebut, hampir setiap produk terbaru yang limited edition Salsa pasti akan membelinya. Tentunya ia juga akan membawa pasangan yang berbeda-beda, semua itu tentu ada alasannya.
"Saya mau ambil tas yang ini, Mbak. Di bungkus yang rapi ya" pinta Salsa tak kalah ramah pada pegawai toko tas tersebut
"Baik, Mbak. Tunggu sebentar ya" Pegawai toko tas tersebut langsung membawa tas yang di inginkan Salsa ke meja kasir lalu segera melaksanakan apa yang di minta Salsa tadi
Salsa merangkul lengan Julian sembari tersenyum penuh rasa terima kasih.
Setelah puas berbelanja, Salsa yakin uang yang di dalam ATM milik Julian telah terkuras habis. Maka dengan penuh kebaikan Salsa mengajak Julian makan malam di restoran yang ada di MALL tersebut sebagai penutup.
Salsa diet? Tentu saja, ia makan makanan yang membuat tubuhnya tetap terlihat ideal seperti perempuan di luaran sana. Tapi meski begitu menu diet di restoran yang ada di MALL itu harganya hampir sama dengan harga daging.
"Sayang, besok temani aku ke pameran mobil ya" pinta Salsa dengan nada manja sembari mengenggaman tangan Julian
"Apa?" Julian begitu terkejut, ia bahkan berkeringat
Menemani Salsa sama dengan membelikan apa yang ia lihat, jika hari ini ia melihat barang di MALL dan membelinya, maka besok ia harus membelikan Salsa mobil juga.
"Iya, Sayang. Pergi ke pameran mobil" ulang Salsa
"Maaf, Sayang. Lebih baik kita putus saja"
Julian mengatakan dengan nada sangat lembut, seolah-olah tak ingin menyakiti Salsa. saat mengatakan kata putus, raut wajahnya sangat minta di mengerti.
"Loh, kenapa?" Salsa menghentikan makannya sejenak lalu menatap pada Julian
"Maaf, Sayang. Aku tau kamu udah bosan dengan aku, kamu harus dapatin cowok yang bisa menuruti semua yang kamu inginkan. Sedangkan aku tak bisa untuk memenuhi semua yang kamu butuhkan"
"Sayang....."
"Maaf"
Julian pun beranjak dari duduknya lalu merongoh saku celananya mengambil dompetnya, sebelum pergi ia mengeluarkan uang berwarna merah berapa lembar lalu meletakkan di atas meja.
"Untuk bayar makan malam ini" kata Julian kemudian berlalu
Salsa melipat kedua tangannya di dada sembari bersandar di kursi yang di duduknya dengan mata terus menatap punggung Julian yang semakin menjauh.
Satu menit
Dua menit
Tiga menit
"Hahaha" Salsa tertawa keras bahkan sampai memegangi perutnya saking tawanya meledak
Target nya sudah kena.
.
.
Keesokan harinya
"Wow, akhirnya kamu dapat juga tas ini" pekik Nabila begitu melihat Salsa datang ke sekolah dengan tas D1OR yang super mahal dan tentu bikin iri semua orang
"Salsa gitu loh...." ucap Salsa dengan bangga
"Gila! Bisa jatuh miskin tu Julian, setelah apa yang kamu perbuat"
"Bodoh amat, aku juga udah putus sama dia" kata Salsa dengan cuek
"Hem, demi apa?" tanya Nabila seperti tak percaya
"Demi Salsa yang akan cari target baru, Ayo kita ke kelas" Salsa menarik tangan Nabila untuk menuju ke kelas mereka
Tiba di kelas kedua sahabat itu selalu bikin heboh, mana mereka berdua duduk di bangku paling depan, dandanan selalu mencolok, dengan aksesoris serba biru yang begitu wajib ada di kepala dan di pergelangan tangan mereka.
"Jadi target kamu selanjutnya siapa?" tanya Nabila yang jadi penasaran
"Entahlah aku belum mencari, paling datang sendiri" jawab Salsa sembari mengangkat kedua bahunya
"Perasaan semua laki-laki tajir di sekolah ini dari kelas X sampai kelas XII sudah kamu sikat semua, emangnya siapa lagi yang belum?"
Salsa pun berpikir, mulai dari kelas X, kelas XI, sampai kelas XII, semua laki-laki yang kece dan tajir sudah pernah jadi pacar Salsa semua. Adapun yang belum jadi target Salsa yang bukan jadi kiterianya, membuatnya sedikit bingung juga siapa yang akan jadi targetnya selanjutnya.
Tok....Tok....Tok
Suara ketukan pintu membuat Salsa dan Nabila menghentikan obrolan mereka, bukan guru yang mengajar yang ternyata masuk melainkan kepala sekolah dengan wakil kepala sekolah.
"Selamat pagi anak-anak" sapa Pak Candra Kepala sekolah SMA Garuda
"Pagi, Pak" serentak Mereka semua menjawab
"Sebagian dari murid kelas ini besok akan ikut tour ke SMA Pancasila" jelas Pak Candra sembari membenahi kacamata yang melorot di hidungnya
Para murid langsung sibuk berbisik-bisik, khususnya para murid perempuan mereka semua tentu ingin ikut semua pergi tour ke SMA Pancasila.
"Ingat bukan semuanya, tapi hanya sebagian saja sebagai perwakilan kelas ini. Karena bukan hanya kelas ini saja, ada juga dari kelas lain untuk perwakilan untuk debat persahabatan di SMA Pancasila"
Murid-murid yang tadi begitu semangat jadi terdiam seribu bahasa, secara garis besar Pak Candra hanya meminta murid-murid berprestasi saja yang akan pergi tour ke SMA Pancasila.
"Tapi ingat, di sana tour persahabatan bukan ajang kecantikan" tegas Pak Candra
Secara tak langsung Pak Candra menyindir Salsa, karena Salsa murid berprestasi namun juga nakal.
"Salsa, Nabila, Habib, Amira, Nindi. Sebagai perwakilan kelas ini untuk pergi tour persahabatan di SMA Pancasila"
Nabila langsung menyenggol lengan Salsa, ia tersenyum lebar Dan tentunya sangat bersemangat, sementara Salsa terlihat datar dan biasa saja.
Setelah itu Pak Candra dan wakilnya pun keluar dari kelas rombongan Salsa, semua murid kembali ribut. Terutama membahas soal SMA Pancasila, SMA Pancasila yang tenar dengan murid laki-laki nya tampan semua.
"Salsa, besok kita harus tampil OKE. Kapan lagi bisa masuk sekolah itu" ujar Nabila yang paling antusias
Salsa menanggapinya hanya dengan anggukan kepala saja
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments