Bab 17

Ting....Tong

Terdengar bunyi bel di rumahnya, Rudi yang baru selesai mandi bergegas mendekati pintu utama untuk membukanya. Wajahnya seketika berubah malas saat tau siapa pagi-pagi bertamu ke rumahnya.

Seorang perempuan berpakaian sexy dengan wangi yang menyeruak penciuman manusia dari jarak 10 meter, Rudi pun berbalik saat perempuan yang bertamu itu langsung merangkul lengannya.

"Good morning, Sayang" sapa Husnul dengan senyum mengembang di wajahnya

Rudi tersenyum tipis saat Husnul menyapanya, ia terus melangkahkan kaki masuk ke dalam dengan di ikuti Husnul yang terus menempel ke tubuhnya bak prangko dan amplop surat.

"Rudi, semalam kamu kemana? Kok aku telepon gak bisa?" tanya Husnul duduk di atas kasur empuk yang ada di kamar Rudi

"Kumpul sama sahabat-sahabatku" jawab Rudi seadanya

"Selalu saja mereka, padahal aku mau aja kamu jalan"

"Maaf" ucap Rudi tapi seakan terpaksa karena tak ingin masalah kecil jadi besar

"Kamu kenapa sih jadi dingin banget dengan aku?" hardik Husnul

Rudi menghela napas, entah sejak kapan ia jadi malas dengan sikap temperamen Husnul sekarang. Padahal dulu-dulu sebelum mereka resmi menjalin hubungan, ia biasa saja dengan sifat Husnul itu.

Parahnya Rudi jadi tertular dengan sifat semacam itu, padahal jelas dulu Rudi tak pernah memiliki sifat pemarah atau jadi temperamen tapi lama-kelamaan ia seperti memiliki jati diri ganda.

"Rudi, kamu tau kan semalam malam minggu? Harusnya kamu sama aku bukan sama mereka"

"Sejak kapan kalau malam minggu aku harus sama kamu? Bukan kah selama ini kamu mentingin dunia kamu sendiri?" kata Rudi

"Sejak aku dan kamu tunangan" jawab Husnul

"Itu bukan tunangan Husnul, acara kemarin buat kamu mempermalukan Salsa" jelas Rudi sembari tersenyum kecut

Husnul semakin emosi karena Rudi tak pernah memanggilnya dengan nama seperti orang kebanyakan, Rudi selalu memanggilnya dengan sangat lembut dengan nama sebutan Tia.

"Ohh jadi sekarang kamu bahas Salsa? Kenapa kamu suka sama dia?"

Rudi tak menjawab sama sekali, ia justru mengambil kunci mobilnya. Membuat Husnul jadi semakin marah, Husnul menarik tangan Rudi secara kasar agar mereka bisa berhadapan.

"Kamu suka sama Salsa?" teriak Husnul tepat di depan wajah Rudi

"Iya, aku cinta sama Salsa"

Rudi juga ikut berteriak karena ikut terpancing emosi akan sikap Husnul, Husnul menatap Rudi dengan tatapan tajam serta hembusan napas naik turun menggambar bahwa ia benar-benar tengah emosi.

"Gak mungkin, kamu cuma cinta sama aku. Bahkan demi mendapatkan aku, kamu rela mengunakan Salsa"

"Itulah bodohnya aku, pada akhirnya aku sadar bahwa aku hanya terobsesi dengan kamu karena tertantang buat dapatin kamu" jelas Rudi sembari tersenyum miring

"Dan kamu tau kan, obsesi dengan cinta itu beda jauh. Jadi kalau kita hanya terobsesi setelah mendapatkannya maka setelah itu akan di buang" lanjut Rudi

"Jadi maksud kamu?"

"Kita putus"

Terasa bak di sambar petir di siang bolong, tak pernah terpikirkan olehnya bahwa Rudi akan memutusakan hubungan mereka. Napas Husnul semakin naik turun, ia tak terima dengan perkataan Rudi barusan.

Rudi sudah tak peduli ia memilih pergi dari hadapan Husnul membuat sifat temperamen Husnul muncul lagi, ia mengamuk dengan air mata mengalir deras bahkan ia juga membuang semua barang yang ada di dekatnya ke lantai.

.

.

Hari senin, Rudi datang ke SMA Garuda satu jam sebelum waktu pulang. Ia bahkan kabur dari SMA Pancasila untuk lebih dulu sampai ke SMA Garuda, karena takut Salsa pulang dan ia tak bertemu.

Kedua bola mata Rudi terus menelisik semua murid SMA Garuda, ia sama sekali tak melihat Salsa maupun Nabila sejak tadi. Padahal sekolah sudah bubar, murid-murid lain bahkan sudah pada pulang.

"Maaf, mau tanya kalian kenal Salsa?" Rudi terpaksa menghentikan salah satu rombongan murid perempuan yang baru saja keluar dari gerbang sekolah

"Kamu Rudi, anak SMA Pancasila kan? Pacarnya Salsa, tapi kok sebagai pacar gak tau kalau Salsa udah pindah sekolah" kata Salah satu murid perempuan yang di berhentikan Rudi barusan

"Salsa pindah sekolah, sejak kapan?"

Rudi tentu sangat terkejut dengan berita ini, ia sama sekali tak menyangka kalau Salsa sampai harus pindah sekolah hanya karena ingin menghindarinya.

"Dari kemarin sih" jawab Murid perempuan itu lagi

"Nabila?"

"Ikut pindah juga lah, mereka kan kembar siam" jawab Murid perempuan yang satunya

"Oke, thanks"

Rudi langsung pergi dan masuk ke dalam mobil miliknya, Rudi mengemudi mobil miliknya dengan kecepatan tinggi meninggalkan SMA Garuda. Ia mengepalkan tangannya menahan emosi.

Di perjalanan HP-nya berbunyi di liriknya HP-nya yang terletak di tempat duduk sebelahnya, nama Tia terpampang di layar HP. Rudi sudah mati rasa dengan Tia entah sejak kapan mungkin sejak kenal Salsa, hanya ia yang tak menyadari.

.

.

Ibra dan yang lain menatap Rudi yang sudah mabuk berat dengan pandangan penuh tanda tanya, Rudi sering minum tapi tak pernah sampai semabuk ini, terlihat sekali kalau Rudi tengah stress saat ini.

"Dia kenapa?" tanya Robin

"Kayaknya karena Salsa deh" sahut Andi

"Emang ada apa dengan Salsa?"

"Aku denger sih Salsa pindah sekolah, jadi tak tau dimana sekarang"

"Kenapa gak tanya dengan temennya yang kayak kaleng rombengan itu?" saran Robin

Andi, Anwar dan Ibra terkekeh mendengar perkataan Robin yang memberi julukan pada Nabila kaleng rombengan, bahkan hanya Robin yang tampak sangat membenci Nabila, padahal mereka semua biasa saja.

"Justru itu, Nabila ikut pindah juga" jawab Andi memecahkan rasa penasaran mereka semua

"Ahh, emang parasit kerjanya nempel mulu di tubuh Salsa" cibir Robin

"Arrrgghhhh....."

Prang.....

Rudi melempar botol kosong ke lantai hingga pecah berantakan kemana-mana, beberapa orang yang ada disitu melihat kemudian menjauh karena takut jika Rudi kemungkinan akan mengamuk.

Keempat sahabat Rudi berusaha menenangkannya, namun Rudi justru meracau menyalahkan dirinya sendiri karena telah membuat Salsa menangis waktu kejadian malam itu.

"Ada keributan apa disini?" tanya Seorang laki-laki yang bertubuh kekar menghampiri Rudi dan kawan-kawan sembari melihat pecahan botol berceceran

"BACOT"

Rudi yang lepas kendali langsung melayangkan pukulan di wajah laki-laki di hadapannya itu, lalu jadilah keributan saat laki-laki itu tak terima dengan pukulan yang di layangkan Rudi.

Para keamanan khusus club' langsung berdatangan untuk melerai perkelahian, sahabat-sahabat Rudi menarik Rudi keluar dari club' karena mereka telah di usir.

Rudi yang mabuk berat ia melupakan segala kan sehatnya yang ada di pikirannya saat ini hanya Salsa. Robin dan Anwar menarik Rudi ke mobil miliknya.

Terpopuler

Comments

Kosong

Kosong

Bunuh diri sekalian
Kan mantap tu Kadal bersisik

2024-02-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!