Bab 7

Salsa tampak ikhlas padahal sebenarnya ia tengah meremehkan laki-laki yang ada di hadapannya saat ini, yang tak akan sanggup membelikannya sebuah mobil sport yang super duper mahal tersebut.

Namun selang berapa detik Rudi justru menarik tangan Salsa untuk mendekati mobil yang di inginkan Salsa, keduanya mengelilingi mobil Ferrari California untuk melihat kemewahan lebih dekat.

"Kamu yakin mau mobil ini?" tanya Rudi ingin menyakinkan pilihan Salsa

Salsa menjawab dengan anggukan kepala sembari memasang wajah sok polosnya, padahal dalam hati ia berharap sekali Rudi mengakhiri ini semua agar tak perlu lagi ia berpura-pura terus menjadi pacar yang baik.

"OKE" detik berikutnya Rudi ternyata menyanggupi permintaan Salsa

Salsa sangat yakin, Rudi pasti tak akan benar-benar menyanggupi permintaannya dan ia diam saja membiarkan lebih dahulu Rudi yang saat ini melangkah ke arah tempat pembayaran.

Cukup lama Salsa memperhatikan Rudi dari jarak jauh yang saat ini tengah berbicara serius dengan pegawai showroom mengenai surat menyurat mobil Ferrari California yang akan di atas namakan kepada Salsa.

Salsa mulai gelisah, ia bisa melihat keseriusan Rudi yang ingin membelikannya mobil tersebut dan kini ia menganggap Rudi sudah gila karena bagaimana bisa laki-laki itu rela membelikannya mobil super mahal itu.

Saat Rudi mulai mengeluarkan kartu black card dari dompetnya, Salsa pun maju menghampiri Rudi kemudian menarik tangan Rudi agak menjauh dari tempat pembayaran tersebut.

"Sudah cukup, Rud. Kita pulang" kata Salsa dengan raut wajah yang tampak kesal

"Loh! Kenapa, kan belum di bayar"

"Aku sudah tak berminat buat minta beliin mobil itu, sekarang kita pulang" ketus Salsa

Semua pegawai showroom memperhatikan pertengkaran mereka berdua, seperti suami istri yang tengah meributkan sebuah mobil dengan pendapat berbeda membuat Salsa jadi malu.

Ia pun memilih melangkahkan kaki lebih dulu dari Rudi menuju mobil milik Rudi yang terparkir di depan showroom tersebut, ia benar-benar kesal dengan Rudi saat ini tiba di dekat mobil ia berdiri di dekat mobil dengan wajah di tekuk.

Cukup lama menunggu Rudi keluar dari showroom itu, akhirnya laki-laki itu kini berjalan pelan mendekati Selasa dengan kebingungan namun tetap menampakan gaya sok cool.

"Apa rencana kamu sebenarnya, sampai mau melakukan ini semua?" tanya Salsa langsung karena ia yakin semua ini pasti ada imbalan

Rudi langsung tersenyum, ia tak menyangka Salsa benar-benar cerdas bisa terpikirkan hal seperti itu, memang ia akui Salsa begitu pintar sudah bisa membaca rencana yang telah ia susun dengan apik.

"Bukan kah kamu suka bermain-main, makanya aku ikuti permainan kamu" jawab Rudi dengan tatapan seperti tengah mengimitasi

"Tapi mereka semua tak pernah sampai ke tahap ini, jadi mau kamu apa. Pasti kamu tak akan mau memberi semua ini dengan cuma-cuma, pasti ada udang di balik batu" Salsa menatap Rudi tak kalah tajam

Rudi terkekeh sembari maju selangkah kemudian merapikan anak rambut Salsa yang sedikit berantakan tertiup angin, lalu ia tatap kedua bola mata milik Salsa dengan jarak yang sangat dekat.

"Tentu ada imbalan donk, di dunia ini gak ada yang gratis" bisik Rudi

Salsa sedikit menjauh dari Rudi, kini ia paham kemana arah pembicaraan Rudi sekarang, keinginan Rudi ingin memberikan semuanya minta bayaran dengan tubuh yang di milikinya ini tentu Salsa tak mau.

Jantung Salsa berdegup kencang, ingin ia marah dengan Rudi namun sekuat tenaga ia tahan karena disini ia yang ingin mempermainkan Rudi justru ia yang kena dengan permainan sendiri.

Kemudian tanpa menjawab perkataan Rudi lagi, ia memutuskan masuk ke dalam mobil dengan ikuti Rudi, tiba di dalam mobil keduanya sama-sama diam dalam waktu yang cukup lama.

Rudi kembali melajukan mobil miliknya meninggalkan showroom mobil langganannya itu, sepanjang jalan sudah tak ada lagi yang mau mengeluarkan suara sama sekali bahkan Salsa memilih memalingkan wajahnya ke arah jendela.

Tiba-tiba Rudi menghentikan mobil miliknya di pinggir jalan, membuat Salsa menaikan alisnya karena ini belum tiba di kosannya tapi mengapa Rudi sudah menghentikan mobilnya lalu ia menoleh ke arah Rudi.

Cup

Ternyata Rudi telah memasang bibirnya sehingga tanpa sengaja mencium pipi Salsa, membuat Salsa merasakan desiran aneh pasalnya ini pertama kali ia mendapatkan ciuman dari laki-laki.

Selama ini meski ia seorang playgirl tapi ia tak pernah mau berciuman, hanya sebatas berpegangan tangan tak lebih karena sudah prinsipnya untuk menyerahkan tubuhnya untuk suaminya nanti.

Namun Rudi tak berhenti disitu, ia dengan paksa menarik tengkuk Salsa untuk lebih dekat ke arah wajahnya lalu dengan rakus ia ******* bibir mungil milik Salsa itu, sedangkan Salsa hanya bisa memukul dada bidang milik Rudi.

Ketika pangutan itu terlepas, keduanya dengan rakus meraup udara tapi Rudi kembali ******* bibir mungil milik Salsa

"Lepasin aku" Salsa terus memberontak di sela-sela Rudi melam*t bibirnya dengan rakus

Hiks....Hiks.....

Salsa langsung menangis setelah ciuman bibir itu terlepas, ia benar-benar tak menyangka ciuman pertama dibibirnya juga dicuri Rudi dengan paksa padahal ia selalu berharap ciuman bibir menjadi momen bahagia.

Dengan tangan menutup wajahnya Salsa masih terus menangis, Rudi langsung memegang tangan Salsa dan perlahan di lepasnya tangan yang menutupi wajah itu kemudian mengangkat dagu perempuan itu.

"Tunjukan padaku kalau kamu itu takut, makanya jadi perempuan jangan sombong selalu semena-menanya dengan kaum adam. Lihat bagaimana kalau aku nekat melakukan hal lebih dengan kamu, cara kamu selama ini salah" tegas Rudi

Salsa diam sembari mencerna kata-kata Rudi, ia sadar selama ini memang ia sudah salah sering mempermainkan semua laki-laki, kemudian Rudi merapikan rambut Salsa lalu di selipkannya di telinga.

"Belum 14 hari, kamu udah begini artinya kamu kalah dari aku" kata Rudi sembari mengelus rambut Salsa dengan lembut

Salsa langsung mengangkat kepalanya lalu menepuk pundak Rudi dengan kasar, sedangkan Rudi hanya bisa terkekeh melihat Salsa tak terima dengan kekalahannya sekarang.

"Kamu minta waktu 14 hari tapi sekarang sudah berakhir, tapi tenang aku tetap meminta kamu jadi pacar aku tanpa batas waktu. Dan ingat jika kamu perlu apa bilang dengan aku, jangan mencari pacar baru untuk memenuhi kebutuhan kamu karena aku tak suka di duain" kata Rudi sembari menangkup wajah Salsa dan menatap intens bola mata perempuan itu

Salsa langsung melongo mendengar perkataan Rudi, bahkan ia diam tak merespon sama sekali sudah mewakili sebagai jawaban, kemudian Rudi kembali ******* bibir mungil milik Salsa.

Namun kali ini lebih pelan dan sangat menuntut membuat Salsa lebih pasrah dan membiarkan lidah Rudi menerobos masuk ke dalam mulutnya untuk membelit lidahnya bahkan saling bertukar rasa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!