Bab 6

"Wah, bagus ya tasnya?" Salsa bertanya dengan Rudi mengenai tas yang ada di hadapan mereka

"Bagus, ambil aja. Cocok banget buat kamu" titah Rudi tanpa ragu

Kemudian Salsa mengambil tas merk ch@nel itu sembari melihat bandrol harga yang tertera disitu, lalu ia tunjukkan ke Rudi bahwasanya harga tas tersebut sangat fantastis.

"Tak masalah, bungkus" ujar Rudi tak mempermasalahkan mengenai harga tas tersebut

Salsa langsung menyunggingkan senyuman ia merasa puas dengan jawaban Rudi, kemudian di ambilnya tas itu dan di serahkannya pada pegawai toko agar di bungkus rapi.

Ini adalah tas termahal yang pernah di belinya dari sekian tas yang di belikan oleh setiap laki-laki yang berbeda, ia yakin jika di ukur soal kekayaan Rudi memang sangat kaya dari laki-laki yang pernah jadi korbannya sebelumnya.

Selesai berbelanja tas kini Salsa memutuskan mengajak Rudi ke toko perhiasan, sebenarnya ia hanya ingin menguji Rudi saja agar laki-laki itu segera mengatakan "Salsa sebaiknya kita putus saja" itu artinya ia yang menang taruhan.

Tiba di toko perhiasan, Salsa melihat ke arah jejeran perhiasan-perhiasan putih itu yang tampak cantik-cantik sampai matanya tertuju dengan satu buah kalung berlian yang ada bandul tetesan air.

Namun bandul pada kalung itu bisa di taksir dengan harga ratusan juta, apalagi terlihat taburan berlian memenuhi tetesan air tersebut, tapi Salsa tidak ingin membeli hanya ingin menakut-nakuti Rudi saja.

"Mbak, boleh lihat kalung yang ini" tunjuk Salsa pada kalung yang ia kagumi dari tadi

Dengan ramah pegawai toko perhiasan itu mengambilkan kalung yang di maksud Salsa lalu di berikannya pada Salsa, Salsa pun langsung menerimanya dengan hati-hati kemudian menempelkan di leher jenjangnya.

"Bagus gak?" tanya Salsa pada Rudi

Rudi hanya menjawab dengan anggukan kepala dan ekspresi datar

Salsa tersenyum samar, raut wajah Rudi menunjukkan bahwa laki-laki itu akan segera menyerah, karena laki-laki mana yang rela merogoh uangnya cuma-cuma hanya untuk seorang pacar yang baru di kenal.

Dengan senang hati Salsa bermain-main lalu benar-benar memasang kalung tersebut ke leher jenjangnya, kalung itu tampak cantik di leher Salsa apalagi harga kalung itu juga sangat mahal.

Salsa yang tengah bercermin menatap Rudi melalui cermin tersebut namun yang di tatap justru memalingkan wajahnya ke arah lain, cukup lama menunggu Salsa masih belum mendengar sebuah kata yang terucap di mulut Rudi untuk menyerah.

Lalu Salsa melepas kalung yang ada di lehernya baru saja melepas kalung itu, ia di kejutkan dengan Rudi yang memasangkan ia kalung yang harganya lebih fantastis dari kalung yang di pegangnya.

"Nah yang ini lebih cocok buat kamu" bisik Rudi tepat di dekat daun telinga Salsa

Membuat Salsa sedikit merinding dan terkejut, namun sebisa mungkin ia kembalikan ekspresi keterkejutannya lalu mengulas senyuman ke arah cermin yang melihat Rudi yang tengah menatapnya.

Ia telah kalah, Rudi bahkan membelinya kalung berlian yang harganya sangat mahal itu, meski hatinya sangat jengkel saat ini ia tetap menerima keputusan Rudi yang membelikannya kalung tersebut.

.

.

Di restoran paling mewah di kota ini Salsa dari tadi diam tak bersuara seperti biasanya, melihat hal itu Rudi justru tersenyum puas karena telah merusak mood Salsa soalnya ia belum menyerah.

Sebelum melakukan nge-dat ia dan sahabat-sahabatnya sempat mencari tau tentang Salsa, saat ia tau Salsa sama sepertinya suka ganti-ganti pacar setelah puas membuat pacarannya jatuh miskin.

Permainan Salsa sudah level tinggi, ingin mundur tak mungkin karena ia begitu penasaran belum lagi di balik itu ada seseorang yang memintanya untuk mengalahkan Salsa.

Rudi juga sudah tau sepak terjangnya tentang gaya pacaran Salsa yang suka moroti semua uang pacar-pacarnya karena ia di beri tahu oleh seseorang, dan kalau Salsa pikir ia akan menyerah setelah menghabiskan uang banyak itu salah besar.

"Setelah makan kamu masih mau belanja lagi, gak?" tanya Rudi seraya semakin menantang Salsa

"Memang kalau aku belanja lagi, kamu gak keberatan?" tanya Salsa dengan wajah setenang mungkin

"Tentu, semua yang kamu mau akan aku turuti" jawab Rudi yakin

Salsa menghela napas panjang kemudian menatap Rudi dengan tatapan sinis dan tajam, yang di tatap juga membalas dengan tatapan serupa bahkan Rudi mengulas senyuman tulus kepada Salsa.

"Lebih baik pulang dulu, masih ada hari esok bukan untuk mendapat kejutan yang lebih fantastis dari hari ini" kata Salsa semakin menantang Rudi

"Baiklah, tapi bagaimana kalau besok aku yang nentuin kita kemana" tawar Rudi

Mendengar perkataan Rudi, Salsa langsung menaikan sebelah alisnya tak mengerti maksud Rudi dan ingin tau tempat apa yang akan mereka datangi jika Rudi yang menentukan.

"Besok kita ke showroom mobil langganan aku, kamu boleh pilih mau mobil mana dan bukan kah itu yang kamu mau"

Salsa terdiam, bagaimana bisa Rudi tau apa yang ada di pikirannya buat rencana hari esok dan lebih luar biasanya lagi laki-laki di hadapannya menawarkan diri untuk membelikan sebuah mobil.

"Kamu yakin?" tanya Salsa dengan kedua mata menatap bola mata Rudi yang berwarna coklat seperti mata elang itu

"Sangat yakin, Sayang" jawab Rudi sembari meraih tangan kanan Salsa kemudian di kecupnya punggung tangan Salsa dengan sangat lembut

Entah mengapa untuk kali ini Salsa jadi tak berminat sama sekali untuk membeli apapun, meski Rudi sudah menawarkan diri dengan suka rela untuk menuruti semua apa yang ia inginkan.

.

.

Keesokan harinya Rudi benar-benar menepati janjinya untuk mengajak Salsa ke showroom mobil sport, keduanya di sambut dengan ramah oleh pegawai disitu karena ternyata Rudi salah satu pelanggan VIP disitu.

Salsa tak percaya kalau Rudi begitu serius ingin membelikannya mobil semahal itu, namun Salsa yakin Rudi pasti ingin mempermainkannya saja atau ingin mempermalukan dirinya.

Jadi ia juga harus bisa menyeimbangi cara main Rudi, kemudian Salsa menghampiri Rudi sembari merangkul lengan Rudi dengan manja lalu menyandarkan kepalanya di atas pundak Rudi.

"Rudi...." panggil Salsa dengan manja

"Hemm"

"Kalau aku meminta mobil Ferrari California apa kamu akan belikan?" pancing Salsa

Rudi memperhatikan mobil Ferrari California berwarna merah yang terlihat begitu mewah, itu salah satu mobil termahal di showroom mobil sport ini bahkan harganya mencapai angka 6 miliyar.

"Tapi kalau kamu gak mau, gak apa-apa kok. Aku paham mobil itu kan harganya sangat mahal, pasti kamu gak akan rela beliin aku mobil itu" Salsa dengan sangat pintar memainkan peran nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!