Salsa memutuskan untuk pergi menjauh dari kehidupan Rudi, ia lelah dengan semua hal yang membingungkan dalam hidupnya dan harus di hadapinya setiap hari jika masih berada di dekat Rudi.
Jujur ia sangat mencintai Rudi tapi untuk berbagi dengan Husnul ia sangat-sangat tak sudi, apalagi di hati Salsa tak begitu yakin kalau Rudi memang menginginkannya atau mencintainya.
"Aku sudah kantongi tiket masuk ke SMA Labschool, tanpa tes" kata Nabila dengan bangga
Ya, Salsa dan Nabila memutuskan untuk pindah sekolah karena bagi mereka itulah cara satu-satunya yang bisa mereka lakukan agar Rudi tak menganggu hidup mereka lagi. Nabila yang setia, tak membiarkan Salsa sendirian.
"Nabila, kalau suatu saat aku goyah kami tampar aku ya. Biar aku sadar, kalau dia gak pantas buat aku" ujar Salsa sungguh-sungguh
"Tenang aja, kamu gak bakal ingat lagi tentang Rudi. Sekarang kamu Salsa yang baru, dengan kehidupan yang baru juga"
"Terima kasih, Nabila. Tanpa kamu, mungkin aku gak akan sekuat ini" Salsa memeluk Nabila sembari menitikkan air mata
"Itu gunanya sahabat, Salsa"
.
.
Tahun ajaran baru
"Kamu masuk kelas berapa, Salsa?" tanya Nabila penasaran
Karena ia tak bisa menerobos kerumunan untuk melihat papan pengumuman pembagian kelas yang tertempel di mading sekolah, di tambah tubuhnya yang agak pendek tak bisa melihat dari jarak jauh.
"XII Matematika 1" jawab Salsa
"Aku?"
Wajah Nabila tampak lucu saat ini, ia begitu berharap bisa satu kelas dengan Salsa karena ia tak bisa jauh-jauh dari sahabatnya itu. Salsa melengkungkan bibirnya ke bawah, tampak raut wajahnya tengah kecewa.
"Hem, gak sekelas ya?"
Nabila pun turut sedih, pasalnya sejak duduk di bangku SD mereka berdua tak pernah terpisahkan sekelas terus. Ibaratkan seperti sepatu yang satu pasang, sebelah kanan dan sebelah kiri.
"Sekelas" teriak Salsa sembari melompat memeluk Nabila
"Yeee....." Nabila ikut melompat senang, mereka terus berpelukan tanpa rasa malu.
SMA Labschool menjadi tempat singgahan mereka setelah pindah dari SMA Garuda, saat itu Salsa ingin mengakhiri kegilaannya mencintai Rudi. Ia ingin lepas dari bayang-bayang laki-laki itu.
Salsa memilih SMA Labschool karena sekolah ini memiliki aturan yang sangat ketat di asrama, ia ingin berubah menjadi lebih baik makanya ia memilih tinggal di asrama ketimbang ngekos.
Kini Salsa berhasil, ia menjadi murid paling cerdas di SMA Labschool. Di sayangi semua guru lantaran sikapnya yang selalu manis, berbeda dengan sikapnya semasa ia sekolah di SMA Garuda.
Jika dulu ia di kenal Salsa bad girl, maka disini ia di anggap Salsa adalah good girl. Menjalani setengah tahun kelas XI di SMA Labschool, membuat ia banyak kesibukan sehingga ia bisa melupakan sosok Rudi.
Ia belajar dengan giat karena SMA Labschool cara mendidik semua muridnya begitu disiplin, sama seperti Salsa hidup Nabila pun berubah dratis ia pintar tapi hanya mengandalkan itu saja.
Jika ia tak belajar maka nilainya akan turun drastis di SMA Labschool, dengan bersama Salsa ia mulai serius untuk bersaing dengan murid-murid pintar lainnya karena tak ada lagi yang namanya main-main seperti di SMA Garuda.
Tinggal di asrama Salsa dan Nabila tak bisa bebas lagi seperti dulu, pukul lima sore sudah harus berada di asrama. Asrama laki-laki dan asrama perempuan di pisah dengan jarak yang sangat jauh, di jaga sangat ketat.
Makanya siapa yang melanggar peraturan maka akan di keluar dari sekolah secara tak hormat, satpam yang menjaga tak bisa di sogok seperti satpam yang menjaga asrama sekolah lain.
"Ke kelas yuk" Salsa menarik tangan Nabila untuk masuk ke kelas baru mereka
"Duduk depan" ajak Nabila sembari duduk di bangku kosong di depan setelah keduanya berada di dalam kelas baru mereka
"Selamat pagi, semua" sapa Pak Ali
"Pagi, Pak" jawab Semua murid dengan kompak
"Bapak adalah wali kelas kalian, Bapak mengajar mata pelajaran Matematika. Sebelumnya Bapak ingin kalian mengenalkan nama kalian satu persatu"
Pak Ali berjalan memutari seisi kelas, kemudian ia berhenti tepat di hadapan murid yang duduk paling pojok dan paling depan.
"Silahkan perkenalkan diri kamu?" titah Pak Ali
Murid yang di minta Pak Ali memperkenalkan diri langsung berdiri.
"Hallo, semuanya. Perkenalkan nama Okta Apriyanti, biasa di sapa Okta"
"Terima kasih, Okta. Selanjutnya"
Kemudian tiga orang lainnya memperkenalkan diri dengan cara yang sama seperti yang di lakukan oleh Okta barusan, ketiga nama murid yang barusan mengenal nama adalah Siska, Bella, Joni.
"Selanjutnya"
Salsa berdiri
"Selamat pagi semuanya, perkenalkan nama sa......."
Deg
Jantung Salsa seraya ingin berhenti ketika melihat sosok yang berdiri di ambang pintu, bahkan tengah mengetuk pintu kelas mereka dan tersenyum pada Pak Ali.
"Maaf Pak, saya terlambat. Saya murid baru di kelas ini"
"Ohh iya, tidak masalah. Ayo, masuk" kata Pak Ali
Salsa memegang pundak Nabila begitu erat, agar posisi ia masih sanggup untuk berdiri. Tak lama kemudian Pak Ali meminta Salsa untuk melanjutkan memperkenalkan diri, Salsa mencoba untuk memasang wajah normal.
Ia sama sekali tak mau menatap kemana pun, kedua bola matanya fokus menatap ke depan dimana sosok yang tengah menatapnya berdiri kemudian Salsa menarik napas lalu menghembuskan secara perlahan.
"Perkenalkan nama saya Salsa, biasa di sapa Salsa"
"Oke! Terima kasih, Salsa. Silahkan duduk kembali" ujar Pak Ali
Salsa mengangguk sembari kembali duduk, kemudian Pak Ali meminta sosok yang berdiri di depan untuk memperkenalkan diri pada semua yang ada di dalam kelas. Sosok itu pun mengangguk.
"Perkenalkan nama saya Rudi, biasa di sapa Rudi. Saya pindah kesini karena ada masa depan saya disini" saat mengatakan itu, mata Rudi terus menatap lekat kedua bola mata Salsa
Bagaikan penyakit menular, semua murid perempuan yang ada di dalam kelas itu begitu terpesona dengan sosok Rudi bahkan mulai terdengar bisik-bisik pujian yang sampai ke telinga Salsa.
"Kenapa dia ada disini? Siapa yang kasih tau dia kalau kamu sekolah disini" bisik Nabila pada Salsa yang mematung
Salsa tak menjawab sama sekali, fokusnya tetap pada Rudi yang menatapnya seolah-olah sedang menyapanya saat ini. Bahkan ia juga bingung Rudi tau dari mana ia pindah ke sekolah ini.
Padahal tak ada satu pun yang mengetahui kepindahannya ke sekolah ini, kecuali ia dan Nabila. Pertanyaan itu terus berputar di kepala Salsa, membuat Salsa merasa pusing luar biasa.
Di saat ia sudah mulai bisa melupakan sosok Rudi, justru sosok itu sekarang ada di hadapannya saat ini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments