Salsa yang mendapat kabar dari kakaknya bahwa sabtu malam ini akan bertunangan dengan kekasihnya, dengan terpaksa dan tak ada pilihan lain lagi Salsa mengajak Rudi untuk menghadiri acara pertunangan kakaknya.
Acara di adakan di sebuah gedung mewah di hari sabtu malam yang panjang, Salsa bisa saja datang sendirian tapi ia ingin menunjukkan kepada kedua orang tuanya agar tak perlu khawatir dengannya karena sudah ada yang menjaganya.
"Heiii, kamu baru datang? Kamu itu adik aku apa tamu sih sebenarnya?" rutuk Sandra begitu melihat sosok adiknya baru datang setelah ia telah selesai bertukaran cincin
"Maaf, Kak. Jalanan macet parah" Salsa memberi alasan
"Kenapa kamu gak pulang dari kemarin?" tuntut Sandra
"Kakak kan tau sekolah melarang buat bolos, apalagi sebentar lagi ujian semester. Gimana bisa pulang?"
Sandra mendengus kesal pada adiknya itu, tapi bola matanya memicing saat melihat sosok laki-laki yang berdiri di sisi adiknya. Bahkan sosok laki-laki itu melempar senyuman padanya.
"Ini siapa?" tanya Sandra seraya menggoda adiknya
"Hallo, Kak. Kenalin aku Rudi, pacarnya Salsa"
Rudi memperkenalkan diri sebagai pacarnya Salsa, padahal perjanjian sebelum pergi ke pertunangan kakaknya Salsa tadi, Salsa meminta dirinya untuk mengaku sebagai sahabat.
"Pacar" beo Sandra sembari menatap ke arah Salsa dengan tatapan minta penjelasan
"Hehehe"
Salsa menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal, dalam hati ia menggerutu pada Rudi mengapa bisa-bisa mengaku sebagai pacar membuat ia dalam masalah besar jika sudah begini.
"Don, lihat adik kamu udah berani bawa pacar sekarang" panggil Sandra pada Doni yang tengah menjamu teman-temannya
"Siapa yang bawa pacar?" goda Doni sembari menoel hidung Salsa
Salsa pura-pura tidak mengerti, namun Rudi justru memperkenalkan diri pada Doni membuat Salsa semakin menggerutu dalam hati pada Rudi. Tapi ternyata keduanya tampak akrab, apalagi Doni langsung merangkul Rudi.
Mengajak Rudi untuk pergi dari situ, karena ada urusan laki-laki yang harus Doni selesaikan pada Rudi. Sandra pun melakukan hal yang sama, ia menarik adiknya menghampiri kedua orang tua mereka.
Dengan ogah-ogahan di tarik kakaknya, Salsa tetap menurut. Ia jadi menyesal telah mengajak Rudi kesini, jika tau semuanya akan jadi seperti ini. Keluarganya tak akan marah, hanya saja pastinya penasaran latar belakang Rudi.
"Mama....." teriak Salsa sembari merentangkan kedua tangannya ke arah mamanya
Sudah lama ia tak pulang ke rumah, jika di hitung-hitung mungkin sekitar satu bulan. Padahal jarak rumahnya ke sekolahnya hanya tiga jam tapi ia begitu malas jika harus pulang tiap weekend.
"Ya ampun, Salsa.... Anak nakal, mama telepon dari kemarin kenapa baru pulang" omel Siti sembari menjitak kening anaknya itu
"Kejutan, Ma"
"Kejutan apaan, kamu itu bikin orang cemas tau. Kalau saja kamu gak ada saat ini, mama seret kamu biar pulang. Kakaknya tunangan tapi datang kayak tamu"
"Marahin aja, Ma" Sandra mengompori mamanya
Salsa bukannya merajuk, ia justru senang karena sangat merindukan omelan yang keluar dari mulut mamanya. Apalagi kakaknya yang suka sekali melihat ia di omelin, meski begitu semuanya saling menyayangi.
"Mama tau gak? Anak mama sok cantik ini bawa pacar datang kesini" aduh Sandra
"Pacar?" Siti melotot ke arah Sandra
"Bohong, Ma. Cuma temen kok" sahut Salsa
"Temen apaan, pake gandengan tangan segala" jelas Sandra tak mau kalah
"Sudah-sudah kenapa jadi berdebat begini, ayo mana pacar kamu mama mau lihat?"
Mau tak mau Salsa pun mengajak orang tuanya untuk bertemu Rudi yang saat ini asyik ngobrol dengan Doni, setelah bertemu dengan Rudi orang tuanya langsung suka padahal baru pertama ketemu.
Cara bicara Rudi yang begitu sopan dan cenderung penuh percaya diri, membuat Salsa diam-diam tersenyum melihat keakraban orang tuanya dan keluarganya pada Rudi.
.
.
Berapa hari kemudian
"Cie cantik amat kamu, nyet. Mau di ajak kemana, ketemu camer?" sindir Nabila pada Salsa yang sedang duduk di depan cermin besar tengah berdandan maksimal karena akan pergi dengan Rudi
"Rudi ngajakin pergi ke acara lamaran temannya" jawab Salsa tanpa menghentikan gerakannya yang terus memoles wajah
"HAH, serius?" Nabila langsung mendekat ke arah Salsa lalu duduk di samping Salsa
Selesai berdandan Salsa berdiri, kemudian melangkahkan kaki mendekati lemari yang menggantung semua jenis dress ber-merk yang belum sama sekali di pakainya karena jarang pergi ke sebuah acara resmi.
Nabila yang menunggu jawaban Salsa tadi kini memilih ikut berdiri, ia menghampiri Salsa karena belum puas tak mendapat jawaban, lalu berdiri di dekat Salsa yang sibuk mencoba sebuah dress satu persatu.
"Berarti kamu akan di kenalkan Rudi dengan semua temannya donk"
"Iya lah"
"Wahh, Rudi pasti sayang banget sama kamu. Sampai kamu di ajak ke acara lamaran temannya, tentu buat pamerin kamu dengan teman-temannya"
Salsa tersenyum bangga, ia pun tak menyangka kalau Rudi akan mengajaknya pergi ke acara penting temannya. Padahal mereka baru pacaran, pacaran pun seperti masih terasa aneh.
"Bagusan yang mana, Nabila?" tanya Salsa mengenai dua gaun yang ada di tangannya saat ini
Nabila memperhatikan kedua gaun yang ada di tangan sahabatnya itu, sembari mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di dagu Nabila seperti tengah menimang-nimang gaun mana yang bagus.
"Karena ini pertama kali kamu di ajak ke tempat umum yang semuanya kenalan Rudi, jadi kamu harus tampil paling the best" ujar Nabila
Kemudian ia ambil kedua gaun tersebut lalu di lemparkannya di atas kasur, ia pun mengeluarkan satu gaun yang masih terbungkus plastik transparan dari dalam lemari yang sama gaun berwarna merah.
"Pakek ini" titah Nabila sembari menyodorkan gaun yang ada di tangannya
"Nabila, kamu tau kan kalau gaun ini...."
"Mau nunggu momen apa lagi buat kamu pakai gaun ini, ini saatnya. Ini yang terbaik, semua orang akan memuji kamu dan Rudi juga semakin bangga"
Salsa pun mengambil gaun yang ada di tangan Nabila lalu membuka plastiknya, gaun yang warna menyala bahkan terlihat sexy dan yang terpenting gaun tersebut hadiah dari sang desainer ternama.
Salsa tak pernah memakai gaun itu bukan tak menyukainya, bahkan lebih dari suka. Salsa menganggapnya sangat berharga makanya ia ingin memakainya di waktu yang tepat, terus apa sekarang waktunya.
"Udah jangan ragu, ini udah pas banget momennya. Salsa" bujuk Nabila lagi
Salsa menoleh ke arah jam di dinding waktunya sudah terlewat dari rencana mereka, seharusnya ia sudah pergi dari tadi dan pastinya saat ini Rudi tengah menunggunya apalagi ia belum juga menampakkan diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments