Bab 19

Flashback On

Bukan tak sengaja Rudi pindah ke SMA Labschool ia memang mencari sosok Salsa selama ini, mencari dalam keputusasaan yang begitu dalam hingga seperti mendapat sebuah titik terang.

Saat melihat sosok Salsa berada di siaran TV seakan memang takdir merencanakan, Salsa berada di siaran TV mengikuti olimpiade Matematika yang di tayangan langsung oleh siaran TV.

Rudi yang tengah makan siang bersama keempat sahabatnya di kantin, ia langsung berlari keluar dari lingkungan sekolah. Bahkan ia juga menerobos keamanan sekolah, yang melarang murid keluar sebelum jam pulang.

Saking lupa diri, Rudi sampai menabrak gerbang sekolah mengunakan mobil sport miliknya. Tiba di SMA Labschool, ia tetap duduk di dalam mobil menunggu jam pulang cukup lama.

Ia terus menunggu di depan gerbang sekolah SMA Labschool, berharap bisa melihat sosok yang baru saja di lihatnya di siaran TV.

Deg

Jantung Rudi berdegup sangat kencang, ketika melihat Salsa keluar dari gerbang sekolah bersama Nabila. Salsa tampak tertawa, mengikuti candaan Nabila yang memang selalu bisa membuat lelucon.

Terlihat sekarang Salsa tampak bahagia dan terlihat baik-baik saja, dengan tubuh yang indah serta wajah yang semakin menawan.

Flashback Off

.

.

Jam istirahat pertama telah berbunyi, rata-rata semua murid memilih tetap berada di dalam kelas karena mengerjakan tugas. Kantin bukanlah hal menarik bagi sebagian murid SMA Labschool.

Mereka semua lebih fokus pada pendidikan, begitu juga dengan Salsa dan Nabila. Tangan Salsa yang tengah menulis di buku terhenti ketika ada suara bariton tengah memanggilnya.

Tak perlu menoleh Salsa sudah kenal dengan suara bariton itu, justru malah Nabila yang menoleh kemudian mendongakkan kepala menatap Rudi dengan tatapan penuh kebencian.

"Kamu, siapa ya? Kita gak kenal" kata Nabila dengan sadis

Rudi menanggapi itu dengan tersenyum tipis, yanh penuh luka. Kemudian ia minta maaf pada Salsa dengan raut wajah penuh permohonan, sedangkan Salsa bertahan dengan memegang erat pena di tangannya.

Salsa berusaha tetap tak menoleh, karena ia takut ketika melihat wajah Rudi dinding pertahannya roboh padahal selama ini ia sudah setengah mati untuk bangkit dan melupakan semuanya.

"Maaf untuk semuanya" kata Rudi sekali lagi

Akhirnya Salsa pun menoleh, ia mendongak menatap Rudi yang terlihat berbeda dari Rudi yang di kenalnya. Tak ada wajah angkuh tergambar di wajah itu, seakan Rudi melalui harinya sangat berat selama ini.

"Kamu mau aku maafin kamu?" tanya Salsa

Nabila tak terima, ia menarik tangan Salsa untuk mengingatkan bahwa Rudi tak pantas untuk di maafin. Salsa meletakkan jari telunjuknya di bibir pertanda meminta Nabila untuk diam.

"Aku akan maafin kamu tapi memaafkan bukan kah sama seperti kita melupakan apa telah yang terjadi"

Rudi menunggu kelanjutan dari apa yang akan Salsa bicarakan, sehingga ia tetap diam tanpa merespon.

"Untuk itu aku akan lupain kalau kamu pernah nyakitin aku, jadi aku juga akan lupain kalau aku pernah kenal sama kamu" ucap Salsa merangkai kata demi kata

"Jadi sekarang jangan ganggu aku lagi" minta Salsa dengan tegas

Rudi terkejut mendengarnya, tapi ia tetap diam. Lalu Rudi menatap Salsa cukup lama, detik berikutnya ia mengangguk.

"Baiklah, aku gak akan ganggu kamu lagi" kata Rudi pelan

.

.

"Haii"

Salsa terlonjak kaget ada yang menyapanya pagi-pagi tepatnya di depan gerbang sekolah ketika ia hendak masuk, siapa lagi kalau bukan Rudi si manusia yang menampakkan senyum mautnya.

Ia berdiri di hadapan Salsa, seakan kemarin tak pernah terjadi apa-apa. Padahal Salsa masih ingat kata-kata yang di ucapkan Rudi, apa hari ini Rudi amnesia sehingga masih mengganggu Salsa.

Salsa tak membalas sapaan Rudi, ia hendak melanjutkan langkah kakinya tapi Rudi justru menghadang jalannya terus-menerus. Membuat Salsa jadi kesal, Salsa menghentakkan kakinya saat berhenti.

"Kemarin kamu bilang, anggap kita gak pernah kenal. Aku setuju" kata Rudi

Salsa hanya menatap Rudi datar tanpa berminat untuk menanggapi perkataan Rudi, namun berapa detik kemudian Rudi malah menjulurkan tangannya ke arah Salsa, membuat Salsa tambah bingung.

"Kalau gitu anggap ini pertemuan pertama kita, jadi ayo kita kenalan. Nama aku Rudi"

Salsa memandangi tangan Rudi yang terjulur ke arahnya, lalu menatap wajah tampan laki-laki itu yang saat ini tengah tersenyum pada Salsa, Salsa tetap diam. Rudi tersenyum penuh percaya diri, meski tak di respon.

"Pernah denger gak ada pepatah mengatakan kalau usaha tak pernah mengkhianati hasil" kata Rudi

"Aku percaya dengan pepatah itu, ke aku sendiri yang pernah buktiin. Aku yang gak pernah lelah mencari seseorang yang hilang tanpa kabar, ngilang gitu aja di saat aku memilih dia. Dan hasil dari usaha aku, sekarang aku disini bersamanya" lanjut Rudi

Mendengar itu, dada Salsa jadi bergemuruh hebat seakan ada yang menghantam. Baru saja Salsa hendak pergi lagi, Rudi menahan tangannya lalu mengusap bibirnya dengan lembut.

"Aku cinta sama kamu"

Jantung Salsa seakan ada yang menekan, sesak sekali. Salsa yang sudah tak bisa terkendali memilih mendorong tubuh Rudi ke samping, sehingga Rudi tak menghadang jalannya lagi.

"Cukup, Rudi. Kamu itu hanya masa laluku, masa lalu itu ada di belakang" kata Salsa sebelum melangkah jauh dari hadapan Rudi

"Aku gak akan berhenti, Salsa. Kamu benar aku ada di belakang...... ngikutin kamu" teriak Rudi

Semua murid yang ada disitu memandang heran ke arah Rudi, bisik-bisik pun terdengar. Banyak yang berkomentar kalau Salsa menolak Rudi, Salsa yang mendengar itu tak peduli dan terus melangkah.

.

.

Salsa memijit pangkal hidungnya, hari ini kepalanya terasa penuh oleh berbagai macam hal. Mulai dari pelajaran yang semakin berat, belum lagi Rudi yang sejak pelajaran pertama duduk di sebelahnya.

Kebetulan Nabila tak masuk sekolah hari ini, karena kedatangan kedua orang tuanya. Hal itu di manfaatkan oleh Rudi untuk menempati tempat duduk tersebut, dengan alasan agar konsentrasi menyimak penjelasan guru.

Salsa mana bisa melarang, tempat duduk itu bukan miliknya tentu siapa saja bisa menempatinya.

"Selamat pagi, anak-anak" sapa Bu Anisa, guru Biologi

"Pagi, Bu...."

"Apa kabar kalian semua? Apa dan yang gak hadir hari ini?"

"Nabila dan Joni, Bu. Yang berhalangan hadir, kedua ya izin" kata Ketua kelas memberi tahu

"Mungkin mereka berdua janjian" canda Bu Anisa, mengundang tawa seluruh murid di dalam kelas.

Kemudian Bu Anisa meminta semua murid untuk membuka buku Biologi, ingin menjelaskan tentang bab pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Semua murid pun sibuk mengeluarkan buku Biologi, dari dalam laci meja mereka.

"Berdua ya" pinta Rudi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!