Bab 13

"OKE" jawab Salsa kemudian membawa gaun itu ke depan cermin besar

Nabila tersenyum senang, ia membantu Salsa untuk memakai gaun tersebut. Demi apapun selama bersahabat dengan Salsa, ia belum pernah melihat Salsa mencoba gaun tersebut satu kali pun.

Bahkan Nabila takut untuk menyentuh gaun tersebut karena Salsa menganggap gaun tersebut sangat berharga, gaun yang di rancang dari tangan desainer sendiri yang mana hanya orang-orang tertentu bisa mendapatkannya.

"Wah, kamu benar-benar cantik. Salsa" pekik Nabila

"Apa ini gak berlebihan, Nabila?" tanya Salsa untuk memastikan kembali

"Tentu tidak, kamu akan pergi ke acara pertunangan kan"

Salsa mengangguk sembari kedua bola matanya terus menatap dirinya di pantulan cermin besar yang ada di kamar mereka, ia memang tampak sangat cantik tapi ia takut ini berlebihan.

"Udah, kalau pergi ke pasar mungkin berlebihan"

Salsa tertawa kemudian ia memeluk Nabila karena merasa sangat bahagia, Nabila adalah sahabatnya yang selalu mendukungnya untuk urusan apapun bahkan selalu ada di saat suka maupun duka.

"Kok Rudi belum jemput kamu?" tanya Nabila

"Dia gak bisa jemput, katanya bantu acara temannya itu. Jadi aku datang sendiri kesana"

Nabila mengerutkan keningnya kemudian ia menawarkan diri untuk mengantar Salsa, karena ia tak tega membiarkan Salsa naik taksi sendiri apalagi sudah berdandan cantik begini.

Salsa begitu senang sahabatnya tak rela membiarkan ia pergi sendirian, bahkan Salsa lagi-lagi memeluk Nabila. Nabila tersenyum sembari menepuk-nepuk pundak Salsa dengan pelan.

.

.

"Kamu yakin ini tempatnya?" tanya Nabila menyakinkan

"Bener kok, ini Rudi barusan nge-chat aku. Dia suruh aku langsung masuk" jawab Salsa sembari memperlihatkan chat dari Rudi

"Ya udah, semoga berhasil ya" pekik Nabila antusias

"Memangnya aku yang tunangan"

Salsa menjontor kepala sahabatnya itu agar sedikit menjauh, apalagi suara pekikan sahabatnya membuat telinganya terasa sakit dan berdenging bisa-bisa telinganya jadi tuli ulah sahabatnya.

Nabila justru tertawa, kemudian Salsa turun sembari melambaikan tangan pada sahabatnya dan tentunya di balas sahabatnya dengan lambaian tangan juga lalu ia melangkah masuk ke area pesta di gelar.

Semua mata memang tertuju padanya, bagaimana tidak. Gaun yang di kenakan Salsa luar biasa indah, di tambah dengan bentuk tubuh Salsa bak gitar spanyol itu jadi terlihat semakin OKE penampilannya malam ini.

Salsa tersenyum pada semua orang yang menatapnya, ia menaiki anak tangga yang berlapis karpet merah satu persatu untuk sampai ke tempat acara dan saat masuk ke dalam ruangan yang di dekorasi sangat megah.

Kedua bola mata Salsa langsung mencari sosok Rudi, di dalam ruangan itu ia tak mengenal siapa pun. Terlalu malu jika ia harus bertanya, Salsa pun memutuskan menghubungi Rudi.

Sambungan telepon terhubung namun tak kunjung di terima oleh Rudi untuk yang ke berapa kali, ia pun memilih mengirim chat kepada Rudi bahwa ia sudah berada di dalam ruangan acara.

Berharap segera mendapat balasan namun tak kunjung ada balas, ia pun memasukkan kembali HP-nya dalam tas lalu ia memilih untuk melangkah mendekati kerumunan yang menghadap panggung.

"Rudi dimana sih?" omel Salsa yang mulai bete karena sudah setengah jam ia menunggu Rudi, bahkan ia tampak seperti tamu yang salah alamat

"Selamat malam untuk para tamu yang hadir malam ini" MC sudah membuka acara

Salsa mendengus kesal ingin rasanya ia pulang saja, ia merasa tak nyaman karena sendirian di sebuah acara yang sama sekali tak di kenalnya, ia seperti orang bodoh berdiri di keramaian.

"Malam ini adalah acara spesial pertunangan teman kita, acara yang paling istimewa dan di nanti oleh keduanya sejak lama. Hahaha"

Semua tamu yang hadir di acara itu tertawa begitu pun Salsa, tertawa kecut.

"Untuk mempersingkat waktu, mari kita sambut..... Rudi dan Husnul Atiah"

Prok....Prok....Prok

Salsa merasa telinganya berdenging, jantungnya berdegup kencang dan kepalanya terasa sangat pusing. Ia pasti salah dengar, mana mungkin nama Rudi yang di sebut oleh MC barusan.

Dengan refleks Salsa melangkah mendekati panggung, menerobos kerumunan secara paksa. Salsa tak peduli lagi tatapan aneh orang-orang disitu, ia ingin membuktikan bahwa apa yang di dengarnya salah.

Begitu sampai di depan panggung air mata Salsa menitik begitu saja, Rudi laki-laki itu tengah memasangkan cincin pada seorang perempuan yang di pastikan perempuan itu adalah.....

"Husnul" lirih Salsa dengan mata terus menatap keduanya

Salsa masih berdiri sampai acara tukar cincin itu selesai, meski rasanya seluruh kekuatannya hilang. Salsa tetap masih ingin berdiri disitu, ia ingin tau alasan apa membuat Rudi melakukan ini padanya.

Selang berapa detik, mata Rudi dan Husnul menatap Salsa. Rudi menatap dengan ekspresi datar, sedangkan Husnul menatap dengan tatapan mengejek seraya tersenyum jahat pada Salsa.

"Hem, test...." Husnul yang berhasil merebut mikrofon dari tangan MC mencoba mikrofon itu untuk permulaan

"Sepertinya di acara pertunangan saya malam ini, ada tamu yang tak di undang datang tapi karena saya baik hati. Jadi saya tidak akan mengusirnya soalnya kebetulan saya mengenalnya, tapi kalian semua harus kenal donk"

Husnul turun dari panggung untuk menuntaskan rasa penasaran semua tamu yang hadir, lalu ia menghampiri Salsa yang berdiri memang tak jauh dari panggung dan tepat berada di tengah kerumunan.

"Salsa, perempuan yang sudah berhasil membuat semua laki-laki jatuh miskin jika pacaran dengannya" ucap Husnul dengan ekspresi liciknya

Salsa menatap Husnul dengan tatapan tajam dan kilatan marah.

"Salsa, perempuan yang sudah merebut cinta pertama saya yang sudah saya perjuangin dan saya tunggu sejak lama. Nyatanya seorang Salsa menjadikannya sebagai gudang uang sampai laki-laki itu meninggal dunia"

Salsa mengepalkan tangannya di kedua sisi tubuhnya, semua orang mulai berbisik-bisik membicarakan Salsa. Bisik-bisik jahat pun terdengar di telinga Salsa, membuat Salsa semakin berang.

"Gimana rasanya sakit, Salsa? Gak enak kan, sama aku bahkan lebih dari ini" bentak Husnul

"Kamu dengan pedenya datang kesini berharap Rudi pamerin kamu sebagai pacarnya, hahaha"

Meski saat ini ia di tertawakan semua orang tapi sekuat yang ia bisa, Salsa tetap berdiri.

"Apa kamu gak ngaca kalau Rudi gak mungkin suka sama kamu, aku yang nyuruh dia buat deketin kamu bikin kamu jatuh cinta dan sekarang kamu disini...."

Salsa menatap Rudi dengan tatapan yang sulit di mengerti, kecewa, marah, benci dan sakit semua bercampur jadi satu dengan tatapannya saat ini.

Ia tak peduli dengan hujatan semua orang, sungguh. Saat ini fokusnya menatap ke arah Rudi yang tak merasa salah sama sekali.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!