"Kamu gak makan nasi dan lauk yang sehat, ingat kalau dengan aku gak ada istilah diet-diet" kata Rudi dengan tegas
"Iihh, Rudi aku kan cuma mau makan yang ini" protes Salsa
"Ini waktunya makan siang, Salsa. Jadi harus makan nasi, biar aku yang pilih kan"
Salsa mendengus kesal, ia melipat kedua tangannya di depan dada sembari menatap Rudi yang masih sibuk membolak-balik buku menu untuk menentukan makanan yang akan mereka makan siang ini.
Rudi melambaikan tangan pada pelayan restoran, kemudian menyebutkan menu apa yang ingin mereka pesan dan mengabaikan semua protes Salsa karena ia yang menentukan menu makan mereka.
"Rudi, aku gak pernah makan makanan itu"
"Mulai sekarang kamu harus makan makanan itu"
"Nanti aku gendut"
"Aku tidak peduli"
Salsa semakin menekuk wajahnya, selama ini tak pernah ada satu pun laki-laki yang mengatur soal makanannya. Kebanyakan dari mereka sangat suka dengan cara diet Salsa, sehingga menghasilkan tubuhnya yang bak gitar spanyol.
"Kenapa wajah kamu di tekuk begitu?" tanya Rudi
"Aku mau kita putus"
"Hanya aku yang bisa menentukan kapan kita putus" kata Rudi dengan santai
"Aku punya hak nentuin kita putus, ini hidup aku jadi aku gak suka di atur"
"Hanya karena ngelarang diet"
Salsa terdiam, menurutnya itu salah satu alasannya karena ia lebih suka hidupnya yang dulu tak ada yang mengatur-atur hidupnya makanya ia begitu keberatan saat Rudi mau mengatur hidupnya.
Rudi pun menjelaskan ia melakukan hal ini demi kesehatan Salsa, buat apa memiliki tubuh bagus kalau sakit dan ia juga mengatakan tetap mencintai Salsa meski Salsa gendut.
Mendengar penjelasan Rudi membuat hati Salsa jadi menghangat seperti di siram bara api, sehingga kehangatan itu menjalar sampai kedua pipi Salsa membuat kedua pipi itu jadi memerah.
Rudi tersenyum kemudian membelai pipi Salsa dengan lembut sembari menggoda bahwa ternyata pipi Salsa bisa memerah juga, mendengar itu Salsa langsung menampar tangan Rudi menjauh dari pipinya.
Tak lama setelah itu makanan yang di pesan Rudi pun datang, dua piring menu dengan lauk yang berlimpah ruah bahkan tampak sangat lezat seperti aromanya yang saat ini menyeruak di sekitar mereka.
"Ini makanan sehat, gak berlemak. Restoran mahal kayak gini, masaknya juga pasti berkualitas. Jadi gak perlu takut gendut" jelas Rudi
"Tetap saja semuanya berlemak"
"Sebelum makanan itu habis, kita gak akan pulang. Paham" tegas Rudi
Mau tak mau Salsa mengambil sendok dan garpu secara kasar, dalam hati ia bertekad ini terakhir kali ia makan makanan yang semuanya berlemak bukan menu diet yang biasa ia makan.
.
.
Selesai makan, Rudi dan Salsa mampir ke taman yang ada di dekat kosannya untuk menikmati waktunya bersama. Hari sudah sore, keduanya berjalan beriringan di atas kerikil menyelusuri aliran sungai buatan.
"Duduk disini aja" ajak Salsa ke bangku kosong yang baru saja di tinggalkan oleh orang lain
Rudi pun menurut, ia mengangkat satu kakinya dan duduk sembari bersandaran dengan gaya cool-nya. Salsa tanpa sadar memperhatikan Rudi, ia begitu mengagumi sosok tampan yang ada di hadapannya.
Mau di lihat dari sisi mana pun ketampanan Rudi tak akan ada yang bisa menandingi, apalagi ketika Rudi tersenyum maka perempuan mana pun akan bertekuk lutut dengan ketampannan sempurna yang Rudi miliki.
"Ngapain lihatin aku dari tadi?" tanya Rudi yang langsung menoleh ke arah Salsa
Salsa yang kepergok langsung mengalihkan pandangannya ke aliran sungai, jantungnya jadi berdegup tak karuan. Melihat itu Rudi justru tersenyum geli, lalu ia meraih tangan Salsa dan menggenggamnya dengan erat.
Keduanya bergurau untuk menikmati waktu bersama lalu Rudi merangkul tubuh Salsa lebih dekat ke arahnya, Salsa yang sudah nyaman ada di dekat Rudi dengan berani ia menyandarkan kepalanya di dada bidang milik Rudi.
Rudi mengusap lengan Salsa naik turun dengan lembut, kemudian Rudi menceritakan bahwa menurutnya selama ia pacaran dengan perempuan mana pun hanya Salsa yang sepertinya begitu berbeda.
Entah mengapa ia sepertinya tak bisa melepaskan Salsa begitu saja, mendengar itu Salsa kembali menghangat bahkan kedua pipinya memerah lagi dan bibirnya terasa lelah terus menahan senyum dari tadi.
"Sekarang kamu donk yang cerita" paksa Rudi
Salsa menghembuskan napasnya perlahan agar ia bisa bercerita dengan lancar, ia memandangi tangan Rudi yang terus menerus mengusap lengannya dengan lembut.
"Selama ini aku yang selalu dominan dalam setiap hubungan, aku yang atur mereka harus bagaimana dan hubungan kami harus seperti apa. Aku gak suka di atur, tapi semenjak sama kamu entah mengapa aku senang aja kalau ada yang mengatur hidup aku. Kayak tadi meski aku kesal tapi aku senang kamu ngelarang aku diet"
Rudi tertawa kecil, bukan hanya lengan Salsa yang di usapnya tapi pipi perempuan di hadapannya ini juga. Salsa pun tersenyum dan merapatkan tubuhnya ke Rudi lebih dekat lagi, inilah rasanya jatuh cinta.
.
.
Rudi pun mengajak Salsa pulang karena hari juga semakin sore, ia tak mau mengantar Salsa sampai kemalaman lagi seperti hari-hari sebelumnya, keduanya segera beranjak dari tempat duduk mereka.
Kemudian berjalan beriringan lagi dengan tangan bertautan. Tiba di kosan Salsa, Rudi menyuruh Salsa untuk segera masuk dan dengan patuh Salsa melangkah masuk sembari melambaikan tangan pada Rudi.
Rudi pun pergi dari kosan Salsa dan menuju mobil sport miliknya yang terparkir tak jauh dari situ, setelah Salsa benar-benar masuk ke dalam kosan Rudi pun masuk ke dalam mobil sport miliknya lalu melaju meninggalkan kosan Salsa.
"Hem" tegur Nabila saat Salsa pulang dengan raut wajah yang berseri
"Apaan sih" sewot Salsa
"Gak lagi sedih, gak lagi bahagia. Perasaan muka itu judes terus dengan sahabat sendiri, jadi pusing kepala barbie" Nabila memutar kepalanya
Salsa masih memasang wajah judesnya, kemudian mengambil handuk milik ya yang tergantung. Ia pun meninggalkan sahabatnya begitu saja, kemudian masuk ke dalam kamar mandi hendak membersihkan tubuhnya.
Nabila yang di tinggal oleh Salsa begitu saja menggerutu dan mengatai Salsa teman tak ada akhlak, ia kemudian memilih menyibukkan diri untuk bermain HP membuka sosial media.
Hanya berapa belas menit Salsa sudah keluar dari kamar mandi dan telah memakai piyama tidur, ia ikut duduk di samping sahabatnya yang tengah berbaring di atas kasur dengan HP di tangannya.
Nabila dan Salsa pun akhirnya sibuk dengan HP mereka masing-masing, Nabila sibuk berselancar di sosial media sedangkan Salsa sibuk berkirim pesan dengan Rudi yang ternyata sudah tiba di rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments